Anda di halaman 1dari 28

Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 55

BAB III

Bilangan Kabur dan Operasi-Operasi


Aritmetikanya

3.1 Bilangan Kabur


Di antara berbagai jenis himpunan kabur, maka himpunan kabur yang
didefinisikan pada himpunan bilangan rill  mempunyai arti yang khusus.
Himpunan kabur yang demikian mempunyai makna kuantitatif dan disebut
sebagai bilangan kabur. Bilangan kabur merupakan suatu bilangan yang tidak
persis (imprecise) dalam garis rill , misalnya “kira-kira 10”, “mendekati 5”,
“sekitar 20”, dan sebagainya.
Suatu bilangan kabur dapat dipandang sebagai suatu perluasan dari
interval kepercayaan. Akan tetapi, bilangan kabur bukanlah suatu variabel
acak. Variabel acak merupakan suatu data objektif yang diperoleh dari hasil
pengamatan sedangkan bilangan kabur merupakan suatu data subjektif yang
diperoleh dari hasil penilaian.
Agar bilangan kabur yang merupakan suatu himpunan kabur tersebut
dapat dilakukan operasi-operasi aritmetika kepadanya, maka dilakukan
beberapa pembatasan-pembatasan pada himpunan kabur tersebut, sehingga
bilangan kabur didefinisikan secara formal sebagai berikut:
Definisi 3.1
Misalkan A adalah suatu himpunan kabur yang didefinisikan pada bilangan
rill . Maka A adalah suatu bilangan kabur jika memenuhi sekurang-
kurangnya tiga sifat berikut:
(i). A adalah himpunan kabur normal
56 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

(ii). A adalah himpunan kabur konveks


(iii). A merupakan suatu interval tertutup [0, 1]
Fungsi keanggotaan segitiga dan trapezium sering digunakan sebagai
fungsi keanggotaan bilangan kabur. Akan tetapi, bentuk-bentuk fungsi
keanggotaan yang lain dapat juga digunakan sebagai fungsi keanggotaan
bilangan kabur.
Contoh 3.1
Misalkan A adalah himpunan kabur “bilangan-bilangan rill yang dekat ke 6”
dengan fungsi keanggotaan
 x6 ; 0x 6
12 x
μ A (x )   6 ; 6  x  12 , x,
 0 yang lain

Dengan mudah dapat diperlihatkan bahwa syarat-syarat untuk suatu bilangan
kabur dipenuhi oleh himpunan kabur A , sehingga “bilangan-bilangan rill yang
dekat ke 6” adalah suatu bilangan kabur dalam .

Contoh 3.2
Misalkan B = bilangan-bilangan bulat sekitar 4, adalah suatu himpunan
kabur yang didefinisikan pada bilangan bulat , yaitu:
B = {(-6, 0.1), (-5, 0.1), (-4, 0.2), (-3, 0.3), (-2, 0.3), (-1, 0.5), (0, 0.5),
(1, 0.6), (2, 0.8), (3, 0.9), (4, 1), (5, 0.9), (6, 0.7), (7, 0.4), (8, 0.4),
(9, 0.3), (10, 0.2), (11, 0.2), (12, 0.1) }.
Himpunan kabur B tersebut merupakan suatu bilangan kabur “bilangan-
bilangan bulat sekitar 4”.
Suatu bilangan kabur dalam  dapat ditransformasi ke suatu bilangan
kabur dalam , yaitu dengan meningkatkan pendiskritan (descretezation)
sehingga fungsi keanggotaannya menjadi kontinu sesepenggal (piecewise
continuous) dan semua potongan- nya merupakan interval tertutup dalam
. Sebagai contoh, pandang kembali Contoh 3.2, bilangan kabur B dalam
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 57

 dapat ditransformasi ke bilangan kabur dalam , sehingga fungsi


keanggotaannya seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.1

Gambar 3.1 Bilangan kabur “sekitar 4” dalam 

3.2 Interval dan Operasi-operasi Aritmetikanya

Suatu interval tertutup dalam , yaitu [a, b], adalah semua bilangan rill
yang lebih besar atau sama dengan a dan lebih kecil atau sama dengan b,
yang dinyatakan sebagai:
[a, b] = {x | a ≤ x ≤ b}

Bilangan c dapat dipandang sebagai interval tertutup dalam , yaitu [c, c].
Sebagai contoh, bilangan 5 adalah interval tertutup pada , yaitu 5 = [5, 5].

Suatu interval tertutup [a, b] pada  (himpunan bilangan bulat), didefinisikan


sebagai
[a, b] = {x | a ≤ x ≤ b}
58 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

Sebagai contoh, A = [-3, 2] adalah interval tertutup dalam , maka A = {-3, -2,
-1, 0, 1, 2}. Demikian juga, interval tertutup [a, b] pada  (bilangan asli),
didefinisikan sebagai
[a, b] = {x| a ≤ x ≤ b}

Misalkan  menyatakan operasi aritmetika pada interval tertutup, yang


meliputi penjumlahan (+), pengurangan (–), perkalian (), dan pembagian (:),
maka [a, b][d, e] = { fg|a ≤ f ≤ b, d ≤ g ≤ e} merupakan sifat umum dari
semua operasi aritmetika interval tertutup kecuali [a, b] : [d, e] tidak dide-
finisikan jika 0[d, e].
Keempat operasi aritmetika pada interval tertutup didefinisikan sebagai
berikut:
 [a, b] + [d, e] = [a+d, b+e],
 [a, b] – [d, e] = [a-e, b-d],
 [a, b] · [d, e] = [min(ad, ae, bd, be), max(ad, ae, bd, be)],
 [a, b] : [d, e] = [a, b] · [1/e, 1/d] = [min(a/e, a/d, b/c, b/d), max(a/e,
a/d, b/e, b/d)] untuk 0[d, e].
Berikut ini diberikan beberapa sifat dari operasi aritmetika interval
tertutup pada :
Misalkan A=[a1, a2], B=[b1, b2], C=[c1, c2], 0=[0, 0], 1=[1, 1], maka
1. A+B = B+A
A·B = B·A (kekomutatifan)
2. (A+B) + C = A + (B + C)
(A·B)·C = A·( B·C) (keassosiatifan)
3. A = 0 + A = A + 0
A = 1· A = A·1 (identitas)
4. A·( B +C)  A·B + A·C (subdistributif)
Jika b·c ≥ 0 bB dan cC, maka A·( B +C) = A·B + A·C
5. 0  A – A dan 1 A : A
6. Jika A  E dan B  F, di mana E dan F juga adalah interval tertutup, maka
A + B  E+F
A–BE–F
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 59

A·B  E·F
A:BE:F

3.3 Operasi Aritmetika Bilangan Kabur


Pada bagian ini dibahas operasi-operasi aritmetika bilangan kabur,
seperti operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, dan
operasi pembagian. Pengoperasian aritmetika bilangan kabur tersebut
menggunakan dua metode, yaitu metode potongan- dan metode prinsip
perluasan.

3.3.1 Metode potongan-

Metode ini didasarkan pada aritmetika interval dan Teorema


Dekomposisi. Misalkan I dan J adalah himpunan kabur, dan misalkan 
adalah operasi aritmetika (+), (–), (), dan (:). Kemudian didefinisikan suatu
himpunan kabur I  J pada  yang potongan- nya didefinisikan sebagai
(I  J) = I  J , [0, 1]. Dengan Teorema Dekomposisi, I  J dapat
direpresentasikan sebagai I  J = (I*J ) . Karena (IJ) merupakan
 [ 0,1]

suatu interval tertutup untuk setiap   [0, 1] dan I , J bilangan kabur,


maka I  J juga bilangan kabur.
Operasi Penjumlahan
Contoh 3.3
Misalkan bilangan kabur I dan J masing-masing mempunyai fungsi
keanggotaan sebagai berikut:
0 ; x  5 atau x  1
x 5
μ I (x )   3  3 ; 5  x  2 , x (3.1)
  x  1 ; 2  x 1
3 3
60 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

0 ; x  3 atau x  12
x 3
dan μ J (x )   7  7 ; 3  x  4 , x (3.2)
  x  12 ; 4  x  12
8 8

Dari (3.1), diperoleh


a ( ) 5 a 2( ) 1
= 1  dan  = 
3 3 3 3
sehingga potongan- untuk bilangan kabur I adalah
I = [a1( ), a 2( ) ] = [3 - 5, -3 + 1]
Dari (3.2), diperoleh
b ( ) 3 b2( ) 12
= 1  dan  = 
7 7 8 8
sehingga potongan- untuk bilangan kabur J adalah
J = [b1( ), b2( ) ] = [7 - 3, -8 + 12]
Dengan demikian, I + J = [a1( ), a 2( ) ] + [b1( ), b2( ) ]
= [3 - 5, -3 + 1] + [7 - 3, -8 + 12]
= [10 - 8, -11 + 13]
Misalkan c1( )  10 - 8 dan c 2( )  -11 + 13, maka
c1( ) 8 c 2( ) 13
=  dan  = 
10 10 11 11
sehingga diperoleh
0 ; x  8 atau x  13
x
 I  J ( x )  10  10 ; 8  x  2
8
, x.
  x  13 ; 2  x  13
 10 10
Gambar 3.2 memperlihatkan grafik fungsi keanggotaan I + J
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 61

 (x )

 I (x )  J (x )

 I  J (x )

Gambar 3.2 Penjumlahan dua bilangan kabur (Contoh 3.3)

Contoh 3.4
Misalkan A dan B adalah bilangan kabur dalam , yang didefinisikan
sebagai berikut:
A ={(1, 0.1), (2, 0.3), (3, 0.8), (4, 1), (5, 0.7), (6, 0.3)} dan
B ={(1, 0.3), (2, 0.6), (3, 1), (4, 0.7), (5, 0.2), (6, 0.1)}
Potongan- untuk A dan B dapat diperoleh sebagai berikut:
A0.1 = {1, 2, 3, 4, 5, 6} = [1, 6] B0.1 = {1, 2, 3, 4, 5, 6} = [1, 6]
A0.2 = {2, 3, 4, 5, 6} = [2, 6] B0.2 = {1, 2, 3, 4, 5} = [1, 5]
A0.3 = {2, 3, 4, 5, 6} = [2, 6] B0.3 = {1, 2, 3, 4} = [1, 4]
A0.4 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.4 = {2, 3, 4} = [2, 4]
A0.5 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.5 = {2, 3, 4} = [2, 4]
A0.6 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.6 = {2, 3, 4} = [2, 4]
A0.7 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.7 = {3, 4} = [3, 4]
A0.8 = {3, 4} = [3, 4] B0.8 = {3} = [3, 3]
A0.9 = {4} = [4, 4] B0.9 = {3} = [3, 3]
A1 = {4} = [4, 4] B1 = {3} = [3, 3]
62 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

Misalkan C = A + B , maka C=A+B, sehingga diperoleh:


C0.1 = [1, 6] + [1, 6] = [2, 12] = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}
C0.2 = [2, 6] + [1, 5] = [3, 11] = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11}
C0.3 = [2, 6] + [1, 4] = [3, 10] = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
C0.4 = [3, 5] + [2, 4] = [5, 9] = {5, 6, 7, 8, 9}
C0.5 = [3, 5] + [2, 4] = [5, 9] = {5, 6, 7, 8, 9}
C0.6 = [3, 5] + [2, 4] = [5, 9] = {5, 6, 7, 8, 9}
C0.7 = [3, 5] + [3, 4] = [6, 9] = {6, 7, 8, 9}
C0.8 = [3, 4] + [3, 3] = [6, 7] = {6, 7}
C0.9 = [4, 4] + [3, 3] = [7, 7] = {7}
C1 = [4, 4] + [3, 3] = [7, 7] = {7}
Misalkan didefinisikan himpunan kabur C yang fungsi keanggotaannya
μC (x ) =  μC (x ) x, maka diperoleh

C 0.1 = {(2, 0.1), (3, 0.1), (4, 0.1), (5, 0.1), (6, 0.1), (7, 0.1), (8,0.1), (9, 0.1),
(10, 0.1), (11, 0.1), (12, 0.1)}
C0.2 = {(3, 0.2), (4, 0.2), (5, 0.2), (6, 0.2), (7, 0.2), (8, 0.2), (9,0.2), (10, 0.2),
(11, 0.2)}
C 0.3 = {(3, 0.3), (4, 0.3), (5, 0.3), (6, 0.3), (7, 0.3), (8, 0.3), (9, .3),(10, 0.3)}
C0.4 = {(5, 0.4), (6, 0.4), (7, 0.4), (8, 0.4), (9, 0.4)}
C 0.5 = {(5, 0.5), (6, 0.5), (7, 0.5), (8, 0.5), (9, 0.5)}
C0.6 = {(5, 0.6), (6, 0.6), (7, 0.6), (8, 0.6), (9, 0.6)}
C0.7 = {(6, 0.7), (7, 0.7), (8, 0.7), (9, 0.7)}
C 0.8 = {(6, 0.8), (7, 0.8), (8, 0.8), (9, 0.8)}
C0.9 = {(7, 0.9)}
C1 = {(7, 1)}
Dengan menggunakan Teorema Dekomposisi, maka diperoleh
C = C 0.1  C0.2  C 0.3 … C1
= {(2, 0.1), (3, 0.3), (4, 0.4), (5, 0.6), (6, 0.8), (7, 1), (8, 0.8), (9, 0.7),
(10, 0.3), (11, 0.2), (12, 0.1)}.
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 63

Operasi Pengurangan
Contoh 3.5
Misalkan bilangan kabur I dan J masing-masing mempunyai fungsi
keanggotaan sebagai berikut:
0 ; x  7 atau x  19
x
μ I (x )   7  1 ; 7  x  14 , x (3.3)
  x  19 ; 14  x  19
5 5

0 ; x  3 atau x  10
x 3
dan μ J (x )   2  2 ; 3 x 5 , x (3.4)
  x  10 ; 5  x  10
5 5

Dari (3.3), diperoleh


a1( ) a 2( ) 19
=  1 dan  = 
7 5 5
sehingga potongan- untuk bilangan kabur I adalah
I = [a1( ), a 2( ) ] = [7 + 7, -5 + 19]

Dari (3.4), diperoleh


b1( ) 3 b2( ) 10
=  dan  = 
2 2 5 5
sehingga potongan- untuk bilangan kabur J adalah
J = [b1( ), b2( ) ] = [2 + 3, -5 + 10]
Dengan demikian, I – J = [a1( ), a 2( ) ] – [b1( ), b2( ) ]
= [7 + 7, -5 + 19] – [2 + 3, -5 + 10]
= [12 - 3, -7 + 16]
Misalkan c1( )  12 - 3 dan c 2( )  -7 + 16, maka
c1( ) 3 c 2( ) 16
=  dan  = 
12 12 7 7
64 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

sehingga diperoleh
0 ; x  3 atau x  16
x
μ I+J (x )  12  12 ; 3  x  9
3
, x.
  x  16 ; 9  x  16
7 7

Gambar 3.3 memperlihatkan grafik fungsi keanggotaan I - J


 J~ x   J~ x 

 I~ J~ x 

Gambar 3.3 Pengurangan dua bilangan kabur (Contoh 3.5)

Contoh 3.6
Misalkan A dan B adalah bilangan kabur dalam , yang didefinisikan
sebagai berikut:
A = {(-2, 0.1), (-1, 0.3), (0, 0.7), (1, 0.9), (2, 1), (3, 0.5)} dan
B = {(-1, 0.1), (0, 0.6), (1, 1), (2, 0.8), (3, 0.3)}
Potongan- untuk A dan B dapat diperoleh sebagai berikut:
A0.1 = {-2, -1, 0, 1, 2, 3} = [-2, 3] B0.1 = {-1, 0, 1, 2, 3} = [-1, 3]
A0.2 = {-1, 0, 1, 2, 3} = [-1, 3] B0.2 = {0, 1, 2, 3} = [0, 3]
A0.3 = {-1, 0, 1, 2, 3} = [-1, 3] B0.3 = {0, 1, 2, 3} = [0, 3]
A0.4 = {0, 1, 2, 3} = [0, 3] B0.4 = {0, 1, 2} = [0, 2]
A0.5 = {0, 1, 2, 3} = [0, 3] B0.5 = {0, 1, 2} = [0, 2]
A0.6 = {0, 1, 2} = [0, 2] B0.6 = {0, 1, 2} = [0, 2]
A0.7 = {0, 1, 2} = [0, 2] B0.7 = {1, 2} = [1, 2]
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 65

A0.8 = {1, 2} = [1, 2] B0.8 = {1, 2} = [1, 2]


A0.9 = {1, 2} = [1, 2] B0.9 = {1} = [1, 1]
A1 = {2} = [2, 2] B1 = {1} = [1, 1]
Misalkan C = A – B , maka C=A– B, sehingga diperoleh:
C0.1 = [-2, 3] – [-1, 3] = [-5, 4] = {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4}
C0.2 = [-1, 3] – [0, 3] = [-4, 3] = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}
C0.3 = [-1, 3] – [0, 3] = [-4, 3] = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}
C0.4 = [0, 3] – [0, 2] = [-2, 3] = {-2, -1, 0, 1, 2, 3}
C0.5 = [0, 3] – [0, 2] = [-2, 3] = {-2, -1, 0, 1, 2, 3}
C0.6 = [0, 2] – [0, 2] = [-2, 2] = {-2, -1, 0, 1, 2}
C0.7 = [0, 2] – [1, 2] = [-2, 1] = {-2, -1, 0, 1}
C0.8 = [1, 2] – [1, 2] = [-1, 1] = {-1, 0, 1}
C0.9 = [1, 2] – [1, 1] = [0, 1] = {0, 1}
C1 = [2, 2] – [1, 1] = [1, 1] = {1}
Misalkan didefinisikan himpunan kabur C yang fungsi keanggotaannya
μC (x ) =  μC (x ) , x, maka diperoleh

C 0.1 = {(-5, 0.1), (-4, 0.1), (-3, 0.1), (-2, 0.1), (-1, 0.1), (0, 0.1), (1, 0.1),
(2, 0.1), (3, 0.1), (4, 0.1)}
C0.2 = {(-4, 0.2), (-3, 0.2), (-2, 0.2), (-1, 0.2), (0, 0.2), (1, 0.2), (2, 0.2), (3, 0.2)}
C 0.3 = {(-4, 0.3), (-3, 0.3), (-2, 0.3), (-1, 0.3), (0, 0.3), (1, 0.3), (2, 0.3), (3, 0.3)}
C0.4 = {(-2, 0.4), (-1, 0.4), (0, 0.4), (1, 0.4), (2, 0.4), (3, 0.4)}
C 0.5 = {(-2, 0.5), (-1, 0.5), (0, 0.5), (1, 0.5), (2, 0.5), (3, 0.5)}
C0.6 = {(-2, 0.6), (-1, 0.6), (0, 0.6), (1, 0.6), (2, 0.6)}
C0.7 = {(-2, 0.7), (-1, 0.7), (0, 0.7), (1, 0.7)}
C 0.8 = {(-1, 0.8), (-1, 0.8), (0, 0.8), (1, 0.8)}
C0.9 = {(0, 0.9), (1, 0.9)}
C1 = {(1, 1)}
Dengan menggunakan Teorema Dekomposisi, maka diperoleh
C = C 0.1  C0.2  C 0.3 … C1 = {(-5, 0.1), (-4, 0.3), (-3, 0.3), (-2, 0.7),
(-1, 0.8), (0, 0.9), (1, 1), (2, 0.6), (3, 0.5), (4, 0.1)}.
66 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

Operasi Perkalian
Contoh 3.7
Misalkan bilangan kabur I dan J masing-masing mempunyai fungsi
keanggotaan sebagai berikut:
0 ; x  2 atau x  5

μ I (x )   x  2 ; 2  x  3 , x+ (3.5)
 x  5 ; 3  x  5
2 2
0 ; x  3 atau x  6
x 3
dan μ J (x )   2  2 ; 3 x 5 , x+ (3.6)
x  6 ; 5  x  6

Dari (3.5), diperoleh


a 2( ) 15
 = a1( )  2 dan  = 
2 2

sehingga potongan- untuk bilangan kabur I adalah


I = [a1( ), a 2( ) ] = [ + 2, -2 + 5]
Dari (3.6), diperoleh
b ( ) 3
= 1  dan  = b2( )  6
2 2
~
sehingga potongan- untuk bilangan kabur J adalah
J = [b1( ), b2( ) ] = [2 + 3, - + 6]
Dengan demikian, I · J = [a1( ), a 2( ) ] · [b1( ), b2( ) ]
= [ + 2, -2 + 5] · [2 + 3, - + 6]
= [22 + 7 + 6, 22 - 17 + 30]
Misalkan c1( )  22 + 7 + 6 dan c 2( )  22 - 17 + 30, maka
7  1  8c1( ) 17  49  8c 2( )
= dan  =
4 4
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 67

sehingga diperoleh
0 ; x  6 atau x  30

μ I J (x )   7 418 x ; 6  x  15 , x  +
 17 498 x
 4
; 15  x  30
Gambar 3.4 memperlihatkan grafik fungsi keanggotaan I . J

 x 

 I~ x   J~ x 
 I~J~ x 

Gambar 3.4 Perkalian dua bilangan kabur (Contoh 3.7)

Contoh 3.8
Misalkan A dan B adalah bilangan kabur dalam , yang didefinisikan
sebagai berikut:
A = {(3, 0.4), (4, 1), (5, 0.7)} dan B = {(3, 0.1), (4, 0.8), (5, 1), (6, 0.3)}
Potongan- untuk A dan B dapat diperoleh sebagai berikut:
A0.1 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.1 = {3, 4, 5, 6} = [3, 6]
A0.2 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.2 = {4, 5, 6} = [4, 6]
A0.3 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.3 = {4, 5, 6} = [4, 6]
A0.4 = {3, 4, 5} = [3, 5] B0.4 = {4, 5} = [4, 5]
A0.5 = {4, 5} = [4, 5] B0.5 = {4, 5} = [4, 5]
A0.6 = {4, 5} = [4, 5] B0.6 = {4, 5} = [4, 5]
A0.7 = {4, 5} = [4, 5] B0.7 = {4, 5} = [4, 5]
A0.8 = {4} = [4, 4] B0.8 = {4, 5} = [4, 5]
A0.9 = {4} = [4, 4] B0.9 = {5} = [5, 5]
68 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

A1 = {4} = [4, 4] B1 = {5} = [5, 5]


Misalkan C = A · B , maka C=A · B, sehingga diperoleh:
C0.1 = [3, 5] · [3, 6] = [9, 30] = {9, 10, …, 30}
C0.2 = [3, 5] · [4, 6] = [12, 30] = {12, 13, …, 30}
C0.3 = [3, 5] · [4, 6] = [12, 30] = {12, 13, …, 30}
C0.4 = [3, 5] · [4, 6] = [12, 25] = {12, 13, …, 25}
C0.5 = [4, 5] · [4, 5] = [16, 25] = {16, 17, …, 25}
C0.6 = [4, 5] · [4, 5] = [16, 25] = {16, 17, …, 25}
C0.7 = [4, 5] · [4, 5] = [16, 25] = {16, 17, …, 25}
C0.8 = [4, 4] · [4, 5] = [16, 20] = {16, 17, 18, 19, 20}
C0.9 = [4, 4] · [5, 5] = [20, 20] = {20}
C1 = [4, 4] · [5, 5] = [20, 20] = {20}
Misalkan didefinisikan himpunan kabur C yang fungsi keanggotaannya
μC (x ) =  μC (x ) , x, maka diperoleh

C 0.1 = {(9, 0.1), (10, 0.1), …, (30, 0.1)}


C0.2 = {(12, 0.2), (13, 0.2), …, (30, 0.2)}
C 0.3 = {(12, 0.3), (13, 0.3), …, (30, 0.3)}
C0.4 = {(12, 0.4), (13, 0.4), …, (25, 0.4)}
C 0.5 = {(16, 0.05), (17, 0.5), …, (25, 0.5)}
C0.6 = {(16, 0.6), (17, 0.6), …, (25, 0.6)}
C0.7 = {(16, 0.7), (17, 0.7), …, (25, 0.7)}
C 0.8 = {(16, 0.8), (17, 0.8), (18, 0.8), (19, 0.8), (20, 0.8)}
C0.9 = {(20, 0.9)}
C1 = {(20, 1)}
Dengan menggunakan Teorema Dekomposisi, maka diperoleh
C = C 0.1  C0.2  C 0.3 … C1
= {(9, 0.1), (10, 0.1), (11, 0.1), (12, 0.4), (13, 0.4), (14, 0.4), (15, 0.4),
(16, 0.8), (17, 0.8), (18, 0.8), (19, 0.8), (20, 1), (21, 0.7), (22, 0.7),
(23, 0.7), (24, 0.7), (25, 0.7), (26, 0.3), (27, 0.3), (28, 0.3), (29, 0.3),
(30, 0.3)}.
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 69

Operasi Pembagian
Contoh 3.9
Misalkan bilangan kabur I dan J masing-masing mempunyai fungsi keang-
gotaan sebagai berikut:
0 ; x  18 atau x  33
 x 18
μ I (x )   4  4 ; 18  x  22 , x+ (3.7)
  x  3 ; 22  x  33
 11
0 ; x  5 atau x  8

dan μ J (x )  x  5 ; 5  x  6 , x+ (3.8)
 x  4 ; 6  x  8
2
Dari (3.7), diperoleh
a1( )  18 a 2( )
= dan  = 3
4 11
sehingga potongan- untuk bilangan kabur I adalah
I = [a1( ), a 2( ) ] = [4 + 18, -11 + 3]
Dari (3.8), diperoleh
b2( )
 = b1( )  5 dan  = 4
2
sehingga potongan- untuk bilangan kabur J adalah
J = [b1( ), b2( ) ] = [ + 5, -2 + 8]
Dengan demikian, I : J = [a1( ), a 2( ) ] : [b1( ), b2( ) ]
= [4 + 18, -11 + 3] : [ + 5, -2 + 8]
 4  18 11  33 
=  ,
 2  8   5 
4  18 11  33
Misalkan c1( )  dan c 2( )  , maka
2  8  5
8c1( )  18 33  5c 2( )
= dan  = ,
4  2c1( ) c 2( )  11
70 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

sehingga diperoleh
0 ; x  18 atau x  33
 8 5
 (8 x 18)
μ I:J (x )   (42x ) ; 188
 x  22
6
, x+
 (335 x )
 ( x 11) ; 6  x  33
22
5

Gambar 3.5 memperlihatkan grafik fungsi keanggotaan I : J

 x 

 I~:J~ x   J~ x   I~ x 

Gambar 3.5 Pembagian dua bilangan kabur (Contoh 3.9)

Contoh 3.10
Misalkan A dan B adalah bilangan kabur seperti dalam Contoh 3.8 dan
misalkan C = A : B , maka C=A : B, sehingga diperoleh
C0.1 = [3, 5] : [3, 6] = [ 63 , 53 ] = { 63 , 3
5 , 3
4 , 1, 4
3 , 4
5 , 4
6 , 5
6 , 5
4 , 53}
C0.2 = [3, 5] : [4, 6] = [ 63 , 54 ] = { 63 , 53 , 64 , 43 , 54 , 56 , 1, 34 , 54}
C0.3 = [3, 5] : [4, 6] = [ 63 , 54 ] = { 63 , 53 , 64 , 43 , 54 , 56 , 1, 34 , 54}
C0.4 = [3, 5] : [4, 5] = [ 53 , 54 ] = { 53 , 64 , 43 , 4
5 , 56 , 1, 4
3 , 5
4 }
C0.5 = [4, 5] : [4, 5] = [ , ] = { , , 1,
4
5
5
4
4
5
5
6
4
3
5
, }
4

C0.6 = [4, 5] : [4, 5] = [ , ] = { 54 , 65 , 1, 34 , 54 }


4
5
5
4

C0.7 = [4, 5] : [4, 5] = [ 54 , 54 ] = { 54 , 65 , 1, 34 , 54 }


Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 71

C0.8 = [4, 4] : [4, 5] = [ 54 ,1] = { 54 , 56 , 1}


C0.9 = [4, 4] : [5, 5] = [ 54 , 54 ] = { 54 }
C1 = [4, 4] : [5, 5] = [ 54 , 54 ] = { 54 }
Misalkan didefinisikan himpunan kabur C yang fungsi keanggotaannya
μC (x ) =  μC (x ) x, maka diperoleh

( 63 ,
0.1), ( 53 , 0.1), ( 34 , 0.1), (1, 0.1), ( 34 , 0.1), 
C 0.1 =  4 
 ( 5 , 0.1), ( 6 , 0.1), ( 6 , 0.1), ( 4 , 0.1), ( 3 , 0.1)
5 5 5

4

( 63 , 0.2), ( 53 , 0.2), ( 34 , 0.2), (1, 0.2), ( 34 , 0.2),


C0.2 =  4 
( 5 , 0.2), ( 6 , 0.2), ( 6 , 0.2), ( 4 , 0.2)
5 5

4

( 63 , 0.3), ( 53 , 0.3), ( 34 , 0.3), (1, 0.3), ( 43 , 0.3),


C 0.3 =  4 
( 5 , 0.3), ( 6 , 0.3), ( 6 , 0.3), ( 4 , 0.3)
5 5

4

( 53 , 0.4), ( 64 , 0.4), ( 34 , 0.4), ( 54 , 0.4),


C0.4 =  5 
( 6 , 0.4), (1, 0.4), ( 3 , 0.4), ( 4 , 0.4) 
4 5

C 0.5 = {( 54 , 0.5), ( 65 , 0.5), (1, 0.5),( 34 , 0.5), ( 54 , 0.5)}


C0.6 = {( 54 , 0.6), ( 65 , 0.6), (1, 0.6),( 34 , 0.6), ( 54 , 0.6)}
C0.7 = {( 54 , 0.7), ( 65 , 0.7), (1, 0.7), ( 34 , 0.7), ( 54 , 0.7)}
C 0.8 = { ( 54 , 0.8), ( 56 , 0.8), (1, 0.8) }
C0.9 = {( 54 , 0.9)}
C1 = {( 54 , 1)}
Dengan menggunakan Teorema Dekomposisi, maka diperoleh
C = C 0.1  C0.2  C 0.3 … C1
= {( 63 , 0.3), ( 53 , 0.4), ( 64 , 0.4), ( 34 , 0.4), ( 54 , 1),( 56 , 0.8), (1, 0.8),
( 43 , 0.7), ( 54 , 0.7), ( 53 , 0.1)}
72 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

3.3.2 Metode Prinsip Perluasan

Berikut ini akan diberikan teorema yang tidak akan dibuktikan dan akan
digunakan untuk mendapatkan operasi aritmetika bilangan kabur.
Teorema 3.1
Jika I dan J adalah bilangan kabur pada  yang fungsi keanggotaannya
masing-masing adalah μ I (x ) dan μ J ( y ) , maka dengan menggunakan
prinsip perluasan pada operasi biner  :     , diperoleh fungsi
keanggotaan bilangan kabur I  J sebagai berikut:
μ I J (z )  max {min [μ I (x ), μ J (y )]} , (3.9)
z=x y

di mana  = {+, –, . , :}.


Dari Teorema 3.1 kita dapat memperoleh fungsi keanggotaan operasi-
operasi aritmetika bilangan kabur, sebagai berikut:
Penjumlahan bilangan kabur
Misalkan I dan J adalah bilangan kabur pada dengan fungsi
keanggotaan masing-masing adalah μ I (x ) dan μ J ( y ) , maka fungsi
keanggotaan bilangan kabur I + J adalah:
μ I+J (z )  max {min [μ I (x ), μ J (y )]} (3.10)
z=x+y

Contoh 3.11
Misalkan bilangan kabur 1 didefinisikan sebagai berikut:
1 = {(0, 0.2), (1, 1), (2, 0.2)}
maka bilangan kabur 1 + 1 dapat diperoleh sebagai berikut:
μ11 (0) = max[min{0.2, 0.2}] = 0.2
μ11 (2) = max[min{0.2, 0.2}, min{1, 1}, min{0.2, 0.2}] = 1
μ11 (1) = max[min{0.2, 1}, min{1, 0.2}] = 0.2
μ11 (3) = max[min{1, 0.2}, min{0.2, 1}] = 0.2
μ11 (4) = max[min{0.2, 0.2}] = 0.2
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 73

sehingga bilangan kabur


1 + 1 = {(0, 0.2), (1, 0.2), (2, 1), (3, 0.2), (4, 0.2)}

Pengurangan bilangan kabur


Misalkan I dan J adalah bilangan kabur dengan fungsi keanggotaan
masing-masing adalah μ I (x ) dan μ J ( y ) , maka fungsi keanggotaan
bilangan kabur I - J adalah:
μ I-J (z )  max {min [μ I (x ), μ J (y )]} (3.11)
z=x-y

Contoh 3.12
Misalkan bilangan kabur 3 dan 1 masing-masing didefinisikan sebagai
berikut:
3 = {(1, 0.1), (2, 0.5), (3, 1), (4, 0.7), (5, 0.3)}
1 = {(0, 0.2), (1, 1), (2, 0.2)}
maka bilangan kabur 3 - 1 dapat diperoleh sebagai berikut:
μ 3-1(1) = max[min{0.1, 0.2), min{0.5, 1}, min{1, 0.2}] = 0.5
μ 3-1(0) = max[min{0.1, 1), min{0.5, 0.2}= 0.2
μ 3-1(2) = max[min{0.5, 0.2), min{1, 1}, min{0.7, 0.2}] = 1
μ 3-1(3) = max[min{1, 0.2), min{0.7, 1}, min{0.3, 0.2}] = 0.7
μ3-1(1) = max[min{0.1, 0.2}] = 0.1
μ 3-1(4) = max[min{0.7, 0.2), min{0.3, 1}] = 0.3
μ 3-1(5) = max[min{0.3, 0.2}] = 0.2
sehingga bilangan kabur
3 – 1 = {(-1, 0.1), (0, 0.2), (1, 0.5), (2, 1), (3, 0.7), (4, 0.3), (5, 0.2)}
Perkalian Bilangan Kabur
Misalkan I dan J adalah bilangan kabur pada  dengan fungsi
keanggotaan masing-masing adalah μ I (x ) dan μ J ( y ) , maka fungsi
keanggotaan bilangan kabur I . J adalah:
74 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

μ I.J (z )  max {min [μ I (x ), μ J (y )]} (3.12)


z=x.y

Contoh 3.13
Misalkan bilangan kabur 3 dan 2 masing-masing didefinisikan, sebagai
berikut:
3 = {(1, 0.1), (2, 0.5), (3, 1), (4, 0.7), (5, 0.3)}
2 = {(1, 0.2), (2, 1), (3, 0.5)}
maka bilangan kabur 3 · 2 dapat diperoleh sebagai berikut:
μ 3.2 (1) = max[min{0.1, 0.2}] = 0.1
μ 3.2 (2) = max[min{0.1, 1}, min{0.5, 0.2}] = 0.2
μ 3.2 (3) = max[min{0.1, 0.5}, min{1, 0.2}] = 0.2
μ 3.2 (4) = max[min{0.5, 1}, min{0.7, 0.2}] = 0.5
μ 3.2 (5) = max[min{0.3, 0.2}] = 0.2
μ 3.2 (6) = max[min{0.5, 0.5}, min{1, 1}] = 1
μ 3.2 (8) = max[min{0.7, 1}] = 0.7
μ 3.2 (9) = max[min{1, 0.5}] = 0.5
μ3.2 (10) = max[min{0.3, 1}] = 0.3
μ3.2 (12) = max[min{0.7, 0.5}] = 0.5
μ3.2 (15) = max[min{0.3, 0.5}] = 0.3

Sehingga diperoleh:
3 · 2 = {(1, 0.1), (2, 0.2), (3, 0.2), (4, 0.5), (5, 0.2), (6, 1), (8, 0.7),
(9, 0.5), (10, 0.3), (12, 0.5), (15, 0.3)}
Dari hasil perkalian bilangan kabur tersebut, ternyata hasilnya tidak konveks.
Ketidakkonveksan ini disebabkan oleh penyimpangan yang berkaitan dengan
angka dari pendiskritan (descretization) bilangan kabur 3 dan 2 , bukan
disebabkan oleh masalah dalam prinsip perluasan. Permasalahan ini dapat
diatasi dengan mentransformasikan bilangan kabur 3 dan 2 dalam 
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 75

menjadi bilangan kabur dalam , atau dengan kata lain pendiskritannya


dinaikkan sehingga fungsi keanggotaan hasil perkaliannya akan monoton naik
di sebelah kiri nilai normal ( = 1) dan monoton turun di sebelah kanan nilai
normal.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Pada bilangan yang lebih kecil daripada bilangan yang fungsi
keanggotaannya sama dengan satu, gunakan semua pasangan perkalian
x.y di mana x.y  z.
 Pada bilangan yang lebih besar daripada bilangan yang fungsi
keanggotaannya sama dengan satu, gunakan semua pasangan perkalian
x.y di mana x.y  z.
Dengan demikian, dari Contoh 3.13 perkalian bilangan kabur 3 dan 2 dapat
diperoleh melalui proses berikut:
Bilangan yang fungsi keanggotaannya sama dengan satu adalah 6, yaitu:
μ 2.3 (6) = max[min(0.5, 0.5), min(1, 1)] = 1
 11

μ 2.3 (1)  max min  0.1, 0.2   =0.1

 
 
 11 21 12

μ 2.3 (2)  max min  0.1, 0.2  , min  0.5, 0.2  , min  0.1, 1  = 0.2

 
 
 11 12 21

min  0.1, 0.2  ,min  0.1, 1 , min  0.5, 0.2  ,
μ 2.3 (3)  max  13 31
 = 0.2
 
 min  0.1, 0.5  , min 1, 0.2  
76 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

 11 12 21



min  0.1, 0.2  , min  0.1, 1 , min  0.5, 0.2  , 
 
31 13 22
 
μ 2.3 (4)  max  min 1, 0.2  , min  0.1, 0.5  , min  0.5, 1 ,  =0.5
 41

 
 min  0.7, 0.2  
 
 
 11 12 21

min  0.1, 0.2  , min  0.1, 1 , min  0.5, 0.2  , 
 
13 13 22
 
μ 2.3 (5)  max  min 1, 0.2  ,min  0.1, 0.5  , min  0.5, 1 ,  = 0.5
 41 51

 
 min  0.7, 0.2  , min  0.3, 0.2  
 
 
μ2.3 (6)  1
 42 43 33

min  0.7, 1 , min  0.7, 0.5  , min 1, 0.5  ,
μ 2.3 (7)  max  52 53
 = 0.7
 
min  0.3, 1 ,min  0.3, 0.5  
 42 43 33

min  0.7, 1 , min  0.7, 0.5  , min 1, 0.5  ,
μ 2.3 (8)  max  52 53
 = 0.7
 
min  0.3, 1 , min  0.3, 0.5  
 33 43 52

min 1, 0.5  , min  0.7, 0.5  , min  0.3, 1 ,
μ 2.3 (9)  max  53
 = 0.5
 
 min  0.3, 0.5  
 43 52 53

μ 2.3 (10)  max min  0.7, 0.5  , min  0.3, 1 , min  0.3, 0.5   = 0.5
 
 
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 77

 43 53

μ 2.3 (11)  max min  0.7, 0.5  , min  0.3, 0.5   = 0.5

 
 
 43 53

μ 2.3 (12)  max min  0.7, 0.5  , min  0.3, 0.5   = 0.5
 
 
 53

μ 2.3 (13)  max min  0.3, 0.5   = 0.3
 
 
 53

μ 2.3 (14)  max min  0.3, 0.5   = 0.3
 
 
 53

μ 2.3 (14)  max min  0.3, 0.5   = 0.3
 
 
sehingga :
(1, 0.1), (2, 0.2), (3, 0.2), (4, 0.5), (5, 0.5), (6, 1), 
 
3 · 2 = (7, 0.7), (8, 0.7), (9, 0.5),(10, 0.5),(11, 0.5),(12, 0.5),
(13, 0.3),(14, 0.3), (15, 0.3) 
 

Pembagian bilangan kabur


Misalkan I dan J adalah bilangan kabur pada  dengan fungsi
keanggotaan masing-masing adalah μ I (x ) dan μ J (y ) , maka fungsi
keanggotaan bilangan kabur I : J adalah:
μ I:J (z )  max {min [μ I (x ), μ J (y )]} (3.13)
z=x:y

Contoh 3.14
Pandang kembali bilangan kabur 3 dan 2 pada Contoh 3.13. Dengan
menaikkan pendiskritan seperti pada Contoh 3.13 maka bilangan kabur 3 : 2
dapat diperoleh melalui proses berikut:
78 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

 1
3 
μ 3:2 ( 3 )  max min  0.1, 0.5   = 0.1
1 
 
 
 1
3
1
2 
μ 3:2 ( 2 ) = max min  0.1, 0.5  , min  0.1, 1  = 0.1
1 
 
 
 1
3
1
2
2
3 
μ 3:2 ( 3 ) = max min  0.1, 0.5  , min  0.1, 1 , min  0.5, 0.5   = 0.5
2 
 
 
 1
3
1
2
2
3 
min  0.1, 0.5  , min  0.1, 1 , min  0.5, 0.5  ,
μ3:2 (1) = max   = 0.5
 1
1
2
2
3
3 
 
 min  0.1, 0.2  ,min  0.5, 1 , min 1, 0.5  
μ 3:2 ( 32 ) = 1
 4
3
5
3
2
1 
min  0.7, 0.5  ,min  0.3, 0.5  , min  0.5, 0.2  ,
 
 4
2
5
2
3
1 
 
μ 3:2 ( 3 ) = max min  0.7, 1 , min  0.3, 1 , min 1, 0.2  ,
4
 = 0.7
 4
1
5
1 
 
min  0.7, 0.2  , min  0.3, 0.2  
 
 5
3
2
1
4
2 
min  0.3, 0.5  , min  0.5, 0.2  , min  0.7, 1 ,
 
 5
2
3
1
4
1 
 
μ3:2 ( 3 ) = max min  0.3, 1 ,min 1, 0.2  , min  0.7, 0.2  ,  = 0.7
5

 5
1 
 
min  0.3, 0.2  
 
Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 79

 2
1
4
2
5
2 
min  0.5, 0.2  , min  0.7, 1 , min  0.3, 1 , 
μ 3:2 (2) = max   = 0.7
 3
1
4
1
5
1 
 
min 1, 0.2  , min  0.7, 0.2  , min  0.3, 0.2  
 5
2
3
1
4
1 
min  0.3, 1 , min 1, 0.2  , min  0.7, 0.2  ,
μ 3:2 ( 52 ) = max   = 0.3
 5
1 
 
 min  0.3, 0.2  
 
3 4 5
1 1 1


μ 3:2 (3) = max min 1, 0.2  , min  0.7, 0.2  , min  0.3, 0.2  
 
 
= 0.2
 4
1
5
1 

μ 3:2 (4) = max min  0.7, 0.2  , min  0.3, 0.2   = 0.2
 
 
μ 3:2 (5) = max min  0.3, 0.2  = 0.2

sehingga diperoleh:
~ ~ ( 3 , 0.1), ( 2 , 0.1), ( 3 , 0.5), (1, 0.5), ( 2 , 1), ( 3 , 0.7),
1 1 2 3 4
3 :2=  5 
( 3 , 0.7),(2, 0.7), ( 2 , 0.3), (3, 0.2),(4, 0.2), (5, 0.2) 
5
80 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

Soal-Soal Latihan
3.1. Yang manakah dari himpunan kabur yang fungsi keanggotaannya
didefinisikan berikut termasuk bilangan kabur:
sin x ; 0  x  
i). μ A (x )  
0 ; x yang lain
x ; 0  x  10
ii). μ B (x )  
0 ; x yang lain
1 ; 0  x  10
iii). μC ( x )  
0 ; x yang lain
min(1, x ) ; x  0
iv). μ D (x )  
0 ; x <0
1 ; x 5
v). μ E (x )  
0 ; x yang lain
3.2. Hitunglah
a) [-1, 2] + [1, 3]
b) [-2, 4] - [3, 6]
c) [-3, 4]  [-3, 4]
d) [-4, 6] : [1, 2]
3.3. Misalkan A dan B adalah bilangan kabur dengan fungsi
keanggotaan
 (x  2 )
 2 ; 2 x 0

 (2  x )
μ A (x )   ; 0x 2 , x+,
 2
0 x yang lain


Bilangan Kabur dan Operasi Aritmetikanya 81

 (x  2)
 2 ; 2x 4

 (6  x )
μ B (x )   ; 4  x  6 , x+.
 2
0 x yang lain


Hitunglah A + B , A – B , A  B dan A : B dengan menggunakan
metode potongan-.
3.4. (a). Misalkan bilangan kabur “sekitar 4” dan “sekitar 3” dalam 
didefinisikan sebagai berikut:
4  {(1, 0.1), (2, 0.3), (3, 0.8), (4, 1), (5, 0.7), (6, 0.3)}
3  {(1, 0.3), (2, 0.6), (3, 1), (4, 0.7), (5, 0.2), (6, 0.1)}
Hitunglah 4 + 3 dengan menggunakan metode potongan- dan
prinsip perluasan.
(b). Misalkan bilangan kabur “sekitar 2” dan “sekitar 1” dalam
didefinisikan sebagai berikut:

2  {(-2, 0.1), (-1, 0.3), (0, 0.7), (1, 0.9), (2, 1), (3, 0.5)}
1  {(-1, 0.1), (0, 0.6), (1, 1), (2, 0.8), (3, 0.3)}
Hitunglah 2 – 1 dengan menggunakan metode potongan- dan
prinsip perluasan.
(c). Misalkan bilangan kabur “sekitar 4” dan “sekitar 5” dalam +
didefinisikan sebagai berikut:
4  {(1, 0.1), (2, 0.3), (3, 0.8), (4, 1), (5, 0.7), (6, 0.3)}
5  {(1, 0.3), (2, 0.6), (3, 1), (4, 0.7), (5, 0.2), (6, 0.1)}
Hitunglah 4  5 dan 4 : 5 dengan menggunakan metode
potongan- dan prinsip perluasan.
3.5. Buktikan bahwa jika A dan B adalah bilangan kabur dalam , maka
A + B dan A  B adalah himpunan kabur dalam  yang normal.
(gunakan metode potongan-)
82 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur

Anda mungkin juga menyukai