Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Kimia Dasar I

KECEPATAN REAKSI

RAHMAT HIDAYAT ZAKIR

H061 19 1019

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I


UNIT PELAKSANA TUGAS MATA KULIAH UMUM
LABORATORIUM KIMIA DASAR
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa hubungan termokimia mendasar yang relevan dalam

perawatan matematika reaktor kimia. Untuk menghitung panas reaksi karena reaksi

reversibel, pengetahuan tentang koefisien kecepatan maju dan mundur suatu reaksi

diperlukan. Demikian pula keseimbangan spesies yang membutuhkan pengetahuan

tentang reaksi kimia dalam reaktor untuk memperhitungkan perubahan komposisi

dan konstanta kesetimbangan yang terdapat dalam suatu reaksi, misalnya di larutan

tertentu (Gargurevich, 2016).

Ada tiga sifat termokimia penting dari molekul stabil yang diperlukan input

dalam model matematika reaktor, yakni panas pembentukan, entropi absolut, dan

panas spesifik. Metode konvensional untuk memperkirakan sifat termokimia

termasuk metode yang sangat empiris, seperti yang didasarkan pada berbagai

bentuk prinsip-prinsip tambahan, serta yang didasarkan pada penggunaan

perhitungan statistik mekanis. Ada juga metode empiris berdasarkan prinsip-prinsip

aditivitas. Tingkat pertama dalam hirarki metode aditif adalah aditif ikatan. Dalam

pendekatan ini, sifat-sifat molekuler dapat dianggap sebagai terdiri dari kontribusi

aditif dari ikatan individu dalam molekul melalui metode yang berlaku untuk

pengujian reaksi suatu bahan kimia tertentu dalam suatu kadar percobaan yang

berbeda (Gargurevich, 2016).

Pada kecepatan reaksi ini, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi

proses berlangsungnya, seperti suhu, konsentrasi, luas permukaan, pengaruh fisik,


faktor katalis, dan lain sebagainya. Maka melalui beberapa metode yang

disebutkan, proses kecepatan reaksi dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah:

1. Mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

2. Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi.

2. Mempelajari pengaruh suhu pada kecepatan reaksi.

3. Menentukan orde reaksi untuk pengaruh konsentrasi Na2S2O3 dan untuk

pengaruh konsentrasi H2SO4.

4. Menentukan energi aktivasi pada percobaan pengaruh suhu.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah pengukuran kecepatan reaksi berdasarkan

pengaruh konsentrasi dan pengaruh suhu dengan menggunakan stopwatch.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan Reaksi

Kecepatan suatu peristiwa didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi

dalam interval waktu tertentu. Artinya, bahwa setiap kali kita membahas tentang

kecepatan, kita selalu membawa gagasan tentang waktu. Misalnya, kecepatan mobil

dinyatakan sebagai perubahan posisi mobil pada suatu waktu tertentu. Unit

kecepatan ini biasanya bermil-mil per jam. Kuantitas yang berubah (posisi diukur

dalam mil) dibagi dengan interval waktu (diukur dalam jam). Demikian pula

kecepatan reaksi kimia, laju reaksinya adalah perubahan dalam konsentrasi reaktan

atau produk per unit waktu. Satuan untuk laju reaksi adalah molaritas per detik

dimana perubahan konsentrasi diukur dalam molaritas dibagi dengan interval waktu

yang diukur dalam detik (Brown dkk., 2012).

Kecepatan reaksi (V) dapat dinyatakan dengan rumus (Siregar, 2008):

v = -d f [A] dt (2.1)

v = +d [B] dt (2.2)

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Ada sejumlah variabel yang mempengaruhi laju reaksi, yang utamanya

adalah sebagai berikut (Siregar, 2008):

a. Konsentrasi

Paling sedikit ada satu reaktan dalam suatu reaksi. Untuk terbentuknya suatu

produk akibat reaksi katalisis atau autokatalisis. Adakala suatu produk boleh
menghambat suatu reaksi, hal ini tidak diinginkan, karena reaksi tidak menyajikan

hasil yang sempurna.

b. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu

tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu

katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis

memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada

suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis

menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis

dapat mengurangi energi dalam berlangsungnya reaksi (Purnami dkk., 2015).

c. Kondisi Fisika

Suhu dan tekanan mempengaruhi laju reaksi. Kedua-duanya biasanya dijaga

agar tetap konstan konstan. Faktor tersebut salah hatu yang menjadi sifat fisika

suatu laju reaksi.

d. Intensitas Radiasi

Sinar matahari atau sinar lampu juga dapat mempengaruhi laju reaksi.

Umumnya pengaruh ini sedikit diperhatikan hanya untuk mempelajari pengaruh

fotokimia.

e. Sifat-Sifat Pelarut

Laju reaksi tergantung dari kepolaran pelarut, viskositas, jumlah donor elektron,

dan sebagainya. Penambahan suatu elektrolit dapat memperkecil atau menaikkan

suatu laju reaksi dan demikian pula adanya buffer.


Setiap dari variabel-variabel ini akan dibahas dalam buku ini. Dimulai

dengan konsentrasi, karena penentuan bentuk hukum laju reaksi dalam besaran

konsentrasi dan variabel yang lain dijaga konstan. Kemungkinan ketergantungan

konsentrasi dalam langkah suatu reaksi berhubungan dengan perjalanan langkah

reaksi elementer menuju senyawa antara. Beberapa pengarang, terutama ahli

biokimia, menyatakan kinetika mekanisma reaksi sebagai mekanisma kimia.

Selanjutnya, mekanisma reaksi dapat pula menggambarkan stereokimia beserta

aliran elektronnya pada suatu larutan yang beda sifatnya telah dapat diamati

(Siregar, 2008).

Hukum kecepatan reaksi meliputi pembahasan jumlah keadaan transisi atau

kompleks teraktivasi. Keadaan transisi menerangkan atom-atom pada keadaan kritis

dan konfigurasi pada energi potensial barier tertinggi yang memisahkan antara

reaktan dan produk. Dari beberapa keadaan transisi ada langkah-langkah reaksi

tetapi hanya keadaan transisi yang mempunyai energi bebas tertinggi yang

signifikan. Karakteristik ini mengikuti aturan keadaan transisi, menunjukkan bahwa

setiap langkah tunggal dalam mekanisme reaksi disebut langkah pengontrolan laju

reaksi (Siregar, 2008).

2.3 Orde Reaksi

Hukum laju yang telah dikaji sejauh ini memungkinkan perhitungan laju

reaksi, konstanta laju, dan konsentrasi reaktan. Hal tersebut dapat dikonversi

menjadi persamaan yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi reaktan atau

produk dan waktu. Penerapan konversi ini dilihat dari tingkat paling sederhana,

yaitu reaksi yang berada di urutan pertama keseluruhan, reaksi yang berada di
urutan kedua secara keseluruhan, dan reaksi yang berada di nol secara keseluruhan

(Brown dkk., 2012).

1. Orde reaksi pertama

Reaksi orde pertama adalah reaksi yang bergantung pada konsentrasi reaktan

tunggal dinaikkan ke kekuatan pertama.

2. Orde reaksi kedua

Reaksi orde kedua adalah laju reaksi yang bergantung pada konsentrasi reaktan

dinaikkan ke kekuatan kedua atau pada konsentrasi dua reaktan masing -

masing dinaikkan kekekuatan pertama.

3. Orde reaksi nol

Reaksi orde nol adalah reaksi di mana tingkat hilangnya reaktan tidak

tergantung pada konsentrasi reaktan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Konsentrasi dapat mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi konsentrasi

suatu zat yang direaksikan maka akan semakin cepat laju reaksinya. Hal

tersebut terjadi karena jumlah partikel dalam reaktan semakin banyak.

Sehingga, tumbukan antar partikel lebih sering terjadi dan reaksi semakin

cepat.

2. Suhu dapat mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi suhu maka akan

semakin cepat perubahan laju reaksi tersebut. Hal tersebut terjadi karena energi

kinetik bertambah dan mudah terjadi tumbukan yang dapat mempercepat

reaksi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Sebaiknya alat-alat dan bahan yang telah rusak di laboratorium dapat diganti

atau diperbaiki.

5.2.2 Saran Untuk Praktikum

Sebaiknya praktikum dapat terlaksana lebih baik lagi kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Brown, T.L., dkk., 2012, Chemistry The Central Science, Pearson, United State of
America.
Gargurevich, I.A., 2016 Chemical Reaction Thermodynamics and Reaction Rate
Theory, Journal Of Chemical Engineering & Process Technology, 7(2): 2-11
Purnami, Wardana, Veronika K., 2015, Pengaruh Pengunaan Katalis Terhadap Laju
Dan Efisiensi Pembentukan Hidrogen, Jurnal Rekayasa Mesin, 6(1): 1-12
Siregar, T.B., 2008, Kinetika Kimia, USU PRESS, Medan.

Anda mungkin juga menyukai