Anda di halaman 1dari 8

Proposal Skripsi

PENGARUH KONSUMSI RUMPUT LAUT DALAM TERAPI


PENDAMPING HIPOTIROID

Naufal Wildan Askandar


G0018156

PRODI S-1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1) Epidemiologi , mengapa hipotiroid menjadi masalah?
Salah satu masalah yang masih dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah penyakit
dengan ketidakcukupan gizi. Di Indonesia banyak sekali daerah, terutama di desa yang
penduduknya tidak mampu mencukupi kebutuhan gizinya. Hal ini yang menjadi faktor
yang berujung pada penyakit gizi buruk. Penyakit akibat ketidakcukupan gizi salah satunya
adalah hipotiroid. Hipotiroid merupakan masalah gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKI). Gangguan akibat kekurangan iodium sangat sering terjadi di daerah endemik
hipotiroid yang mana penduduk secara ekonomi tidak mampu mencukupi kebutuhan
iodium dari makanan yang mereka konsumsi. (Sukandar & Kusrini, 2009)
Hipotiroid mengakibatkan infertilitas, nayi lahir mati, kegagalan laktasi, dan
kelainan menstruasi. Sebanyak 750 juta penduduk dunia memiliki resiko untuk GAKI.
Berdasarkan penilitian lain, penderita hipotiroid lebih banyak 5-10 kali lipat pada
perempuan dibanding laki-laki pada usia reproduksi. Kekurangan iodium mengakibatkan
produksi tiroid menjadi berkurang karena keberadaan iodium sangat penting dalam proses
pembentukan hormon tiroid. Oleh karena proses pembentukan hormon tiroid yang
terganggu, TSH (Tiroid Stimulating Hormone) yang berfungsi untuk merangsang kerja
hormon prolaktin terus meningkat. Sebagai akibatnya prolaktin yang berfungsi dalam
inhibisi atau penghambat dari pembentukan GnRH (Gonadothropin Releasing Hormone)
sebagai hormon perangsang hormon pematang folikel ovarium akan meningkat. Proses
gangguan tiroid yang berkesinambungan tersebut akan mengganggu juga proses
pematangan folikel. (Sukandar, et al., 2013)
2) Penggunaan rumput laut dalam terapi

Hipotiroid sebenarnya adalah penyakit yang berasal dari kekurangan iodium. Iodium
berfungsi sebagai prekursor pembentukan tirosin dan tridotironin. Jika kedua hormon tiroid
itu memiliki kadar yang tidak normal atau kurang maka terjadi kelainan dalam fungsi dan
kerja organ. Iodium berasal dari nutrisi yang kita makan sehari-hari. Akan tetapi, di daerah
endemik gondok iodium sangat sulit terpenuhi mengingat faktor ekonomi untuk membeli
makanan yang beriodium. (Hastuti, et al., 2018)
Rumput laut diketahui adalah jenis sayuran yang memiliki kadar mineral lebih
banyak daripada sayuran yang ada di darat. Mineral terbanyak yang terkandung dalam
rumput laut adalah iodin dan kalsium. Seperti yang kita tahu, kebutuhan penderita
hipotiroid akan iodin pastinya lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan iodin orang
normal. Dalam kepentingan kesehatan, kita dapat memanfaatkan kelimpahan iodin yang
terkandung dalam rumput laut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi penderita. Oleh karena
itu, rumput laut bisa memungkinkan untuk konsumsi pendamping penggunaan obat.
(Suparmi & Sahri, 2009)
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah ada perbedaan dalam masa penyembuhan pemberian rumput laut
sebagai terapi pendamping pada pasien hipotiroid?
2) Bagaimana efektivitas rumput laut sebagai terapi pendamping pada pasien
hipotiroid?

C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui keberhasilan pemberian rumput laut dalam
mempercepat masa penyembuhan pasien hipotiroid.
Setelah mengetahui peran nutrient, cara pengolahan yang benar, dan
prosedur pemberian yang tepat, maka kita dapat menguji keefektifan terapi
rumput laut sehingga kita dapat mendapatkan hasil yang paling kita
harapkan dari terapi ini.

D. MANFAAT
Sebagai negara maritim, Indonesia tentunya keberadaan rumput laut
sangat melimpah dan mudah didapatkan sehingga harga rumput laut di Indonesia
dijual murah sehingga penderita hipotiroid yang umumnya dari golongan yang
tidak mampu dapat menggunakan rumput laut sebagai pembantu dalam memenuhi
nutrisi.

E. TINJAUAN PUSTAKA
1) Hipotiroid
a. Definisi
Hipotiroid adalah keadaan dimana di dalam tubuh memiliki hormon
tiroid dalam kadar di bawah normal. Hipotiroid secara etiologi memiliki 3
kemungkinan, yang pertama adalah kegagalan tiroid itu sendiri, bisa juga
karena defisiensi TSH (Thyroid Releasing Hormone) atau bahkan
keduanya, kemungkinan ketiga adalah karena kekurangan iodin. (Sukandar,
2013)

b. Klasifikasi & Etiologi


a) Hipotiroid kongenital
Hipotiroid kongenital dapat didefinisikan sebagai kekurangan hormon T3
dan T4 sejak lahir atau pada sebelumnya. Kadar hormon T3 dan T4 di
sirkulasi darah di bawah normal dengan diikuti kadar TSH yang lebih dari
normal. Kelainan ini dianggap sebagai penyebab keterbelakangan mental
dan cacat fisik pada anak-anak. (Rastogi & LaFranchi, 2010)
b) Hipotiroid dapatan
Hipotiroid dapatan merupakan hipotiroid yang terjadi setelah anak
menginjak usia >6 bulan. Hipotiroid jenis ini dapat dibedakan lagi
berdasarkan penyebabnya menjadi hipotiroid primer yang disebabkan oleh
kelenjar tiroidnya sendiri, hipotiroid sekunder yang disebabkan
hipofisisnya, dan hipotiroid tersier yang disebabkan karena kerusakan
hipothalamusnya. Pada hipotiroid primer bisa disebabkan oleh karena
defisiensi dari iodin. (Sukandar, 2013)

c. Patofisiologi
Gangguan hipotiroid dapat terjadi karena adanya gangguan dalam
mekanisme penghasilan tiroid hormon. Pada awalnya hipothalamus
mensintesis TRH(thyrosin releasing hormone) yang berfungsi untuk
merangsang hormon TSH( thyrosin stimulating hormone ). TSH berfungsi
untuk merangsang tiroid untuk membentuk T3 dan T4. T3 dan T4 inilah
yang nantinya berfungsi untuk metabolisme, konsumsi oksigen, fungsi
syaraf, dan produksi panas tubuh. Dalam pembentukan T3 dan T4 tiroid
membutuhkan bahan untuk memproduksinya, yaitu iodin. (Faizi, et al.,
2012)

F. KERANGKA PEMIKIRAN

G. HIPOTESIS
a. Hipotesis nol
Konsumsi rumput laut sebagai terapi pendamping tidak berpengaruh
terhadap kecepatan rehabilitasi penderita hipotiroid
b. Hipotesis kerja
Konsumsi rumput laut sebagai terapi pendamping berpengaruh terhadap
kecepatan rehabilitasi penderita hipotiroid

H. METODE
a. Jenis penelitian
Penelitian kuantitatif
b. Lokasi penelitian
Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang
c. Populasi dan subjek penelitian
Warga Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang dengan sampel
penelitian adalah warga yang terjangkit penyakit hipotiroid
d. Teknik sampling
Simple Random Sampling
e. Besar sample
Jika populasi diketahui maka rumus yang digunakan

Sumber : https://www.statistikian.com/2012/08/menghitung-besar-
sampel-penelitian.html

Jika populasi tidak diketahui jumlahnya :

Sumber :

https://www.statistikian.com/2012/08/menghitung-besar-sampel-
penelitian.html

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan = derajat kepercayaan


p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N
yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi:
f. Desain penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan eksperimen atau memberi perlakuan
pada sampel. Terdapat dua kelompok dalam eksperimen ini, yaitu kelompok
yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi perlakuan sebagai
pembanding. Sampel diberi perlakuan berupa pemberian rumput laut
sebagai terapi pendamping levotiroksin. Hasil dari perilaku dinilai dengan
menghitung perbedaan clinical scoring berdasarkan Billewicz score dari
sebelum dan sesudah mengonsumsi rumput laut selama sebulan.
g. Variable penelitian
Terdapat 3 variabel dalam penelitian ini, antara lain:
1. Variabel kontrol : Jangka waktu pemberian terapi, jumlah rumput
laut yang diberikan per harinya
2. Variabel bebas : Pemberian rumput laut/perbedaan perlakuan
3. Variabel terikat : Kecepatan waktu dalam pemulihan (dinilai dengan
Billewicz score)
h. Alat/bahan
1. Alat tulis untuk mencatat hasil
2. Rumput yang sudah dimasak
3. Prosedur mengonsumsi rumput laut untuk penggunaan yang teratur
i. Cara pengambilan data
Setelah pemberian perlakuan terhadap sampel selama 30 hari, hasil dari
perkembangan kondisi penderita hipotiroid dapat dinilai dengan
menghitung selisih berdasarkan Billewicz score. Billewicz score menilai 8
gejala dan 6 tanda untuk menilai derajat keparahan tiroid dan untuk
mendiagnosis hipotiroid, seperti pada tabel berikut.
(Kalra, et al.2011)
Jangkauan score pada Billewicz score dapat dimulai dari +67 sampai -47.
Semakin tinggi score, maka semakin tinggi pula derjat keparahannya dan
begitu pula sebaliknya.

I. DAFTAR PUSTAKA
Chandra, A. & Rahman, S., n.d. Fungsi Tiroid Pasca Radioterapi Tumor Ganas Kepala-
Leher. http://jurnal.fk.unand.ac.id, pp. 745-751.
Hastuti, P. et al., 2018. Status Mineral dan Hormon Tiroid Pada Penderita Hipotiroidisme.
Journal of Community for Empowerment Health, I(1), pp. 54-60.

Jonklaas, J., Bianco, A. C., Bauer, A. J., Burman, K. D., Cappola, A. R., Celi, F. S., …
Sawka, A. M. (2014). Guidelines for the Treatment of Hypothyroidism. 24(12),
1670–1751. https://doi.org/10.1089/thy.2014.0028

Kalra, S., Khandelwal, S. K., & Goyal, A. (2011). Review Article Clinical scoring scales
in thyroidology : A compendium. 15. https://doi.org/10.4103/2230-8210.83332
Kusrini, I., Mulyantoro, D. K., Sukandar, P. & Budiman, B., 2015. Hipotiroidisme Pada
Ibu Hamil di Daerah Replete dan Non-Replete Gondok di Kabupaten Magelang. pp.
49-59.
Prasetyowati & Ridwan, M., 2015. Hipotiroid Kongenital. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai, III(2), pp. 70-74.

Rastogi, M. V, & Lafranchi, S. H. (2010). Congenital hypothyroidism. 1–22.

Sukandar, P. B., Kumorowulan, S. & Wibowo, A., 2013. Siklus Estrus Dan Struktur
Histologis Ovarium Tikus Sprague dawley Hipotiroid Dengan Induksi
Propylthiouracil. IV(2), pp. 109-120.
Sukandar, P. B. & Kusrini, I., 2009. Hubungan Antara Status Iodium Dengan Status Gizi
Pada Anak Riwayat Hipotiroid. Media Gizi Mikro Indonesia, I(1), pp. 31-38.
Suparmi & Sahri, A., 2009. Mengenal Potensi Rumput Laut : Kajian Pemanfaatan
Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan. Sultan Agung,
XLIV(118), pp. 95-116.
Yuda, K. Y., 2017. Risiko Hipotiroidisme oleh Paparan Pestisida pada Pekerja
Agrikultur. Medula, VII(V), pp. 9-13.
ZM, A. P., Ernawati & Erlansari, A., 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tiroid
Menggunakan Metode Naive Bayes Berbasis Android. Jurnal Rekursif, V(3), pp.
270-284.

Anda mungkin juga menyukai