Artikel, Menaklukan Rasa Takut
Artikel, Menaklukan Rasa Takut
Paling tidak sekali dalam hidup kita, kita pernah merasa takut. Entah itu berbicara didepan
orang banyak, wawancara kerja, kencan pertama anda, dan masih banyak lagi. Apapun alasannya,
kita semua merasa takut. Namun ternyata ada orang-orang yang menghadapi rasa takut dengan
cara berbeda, mereka mendekati situasi berisiko tinggi tak bedanya saat sedang berjalan di taman.
Apa rahasia mereka ? Bagaimana mereka mengatasi rasa takutnya ? Apakah anda bisa menjadi
seperti mereka ? Didasari buku “Fear is Power: Turn Your Fear Into Success” oleh Anthony Gunn,
artikel ini akan membahas definisi rasa takut, miskonsepsi tentang rasa takut, mengelola rasa takut,
dan cara menaklukan rasa takut anda menjadi kekuatan.
Nyatanya, rasa takut adalah emosi yang sangat manusiawi—bahkan hewani. Rasa
takut dihasilkan oleh bagian kecil otak bernama amigdala sebagai respon primitif
terhadap ancaman. Dengan memiliki rasa takut, kita otomatis akan berusaha
mencari cara untuk mempertahankan diri dan bertahan hidup. Singkatnya, ribuan
tahun evolusi mengajarkan spesies manusia untuk menghindar dari kepunahan.
Bagaimanapun, rasa takut itu sendiri bisa jadi sangat menakutkan ketika datang
secara ekstrem. Bagi orang-orang yang mengalami fobia alias ketakutan berlebihan
terhadap suatu hal, rasa takut bisa mengganggu kenyamanan, menyulitkan
kehidupan sehari-hari, bahkan mengancam nyawa. Jadi, sangat wajar ketika
mereka bertanya-tanya apakah kondisi mereka bisa disembuhkan.
Persepsi atau cara pandang kita terhadap sesuatu sangat berpengaruh dengan rasa
takut yang akan kita alami. Melalui beberapa penelitian, orang-orang dengan
akrofobia atau ketakutan pada ketinggian terbukti melihat bidang vertikal lebih
tinggi dari kebanyakan orang. Untuk itu, sejak awal kita bisa mencoba untuk
mengubah cara pandang terhadap hal yang paling ditakutkan. Kita bisa memulai
dengan berhenti membayangkan kemungkinan-kemungkinan terburuk secara
berlebihan.
Dengan bantuan psikiater, seseorang dengan fobia juga bisa mulai menjalani
terapi. CBT (Cognitive Behavioral Therapy) misalnya, membantu pasien melalui
konseling untuk mengeksplorasi perasaan, pikiran dan sikap terhadap hal yang
ditakutkan. Dari sini, pasien belajar untuk mengenali sumber rasa takut dan pelan-
pelan menghadapinya. Flooding treatment menghadapkan pasien pada kondisi
yang ditakuti hingga serangan panik yang dialami mereda perlahan-lahan.
Bagaimanapun, penelitian yang baru-baru ini dilakukan secara terpisah oleh tim
Thomas Ågren dari Universitas Uppsala dan Daniella Schiller dari Universitas
New York menunjukkan hasil awal yang menjanjikan: rasa takut ternyata bisa
dilenyapkan sama sekali.
Masih ingat salah satu adegan film animasi Inside Out dimana memori yang
awalnya bahagia bisa diingat kembali sebagai memori yang menyedihkan? Saat
mengingat sebuah memori, otak kita mengalami proses perombakan emosi.
Akibatnya, perasaan yang muncul pada saat itu ditentukan oleh bagaimana terakhir
kali memori tersebut kita ingat.
Dengan memanipulasi proses ini, rasa takut nantinya bisa dihilangkan sama sekali
dari memori tertentu. Hanya saja, satu-satunya cara untuk bisa memanipulasi
ingatan tentunya dengan terlebih dahulu mengingat setiap detail memori tersebut
secara keseluruhan. Sudah sewajarnya kita menghindari hal yang kita takuti, tapi
hanya dengan berani menghadapi maka kita punya kesempatan untuk menaklukkan
ketakutan yang kita alami.