Tugas Rangkuman Course
Tugas Rangkuman Course
PJK PJK
TOTAL
OLAHRAGA + –
250
50 200
(a+b)
AKTIF (a) (b)
750
TIDAK 50 750
(c+d)
AKTIF (c) (d)
1000
TOTAL 100 900
Prevalens 1
= a / (a+b) = 50 / 250
= 20%
adalah proporsi PJK diantara orang2 yg aktif OR
Prevalens 2
= c / (c+d) = 50 / 750
= 6,7%
adalah proporsi PJK diantara orang2 yg tidak aktif OR
2. Studi cross sectional analitik
Studi cross sectional analitik mengumpulkan data prevalensi paparan dan
penyakit untuk tujuan perbandingan perbedaan-perbedaan penyakit antara kelompok
terpapar dan kelompok tak terpapar, dalam rangka meneliti hubungan antara paparan dan
penyakit. Perbandingan terhadap perbedaan kelompok merupakan komponen analitik dari
desain ini. Studi ini membandingkan proporsi orang-orang terpapar yang mengalami
penyakit.[4]
Contoh studi kasus :
Contoh penelitian Cross sectional bersifat analitik yang dikutip dalam Budiarto
(2004) yaitu hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan melahirkan dilakukan pemeriksaan Hb
kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya. Kriteria inklusi adalah persalinan
normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup bulan. Batasan untuk anemia adalah Hb
kurang dari 11gr%.
Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhadap BBLR 2 kali
lebih besar dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA) = 0,15 – 0,08 = 0,07.
Ini berarti bahwa resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila tidak terjadi anemia pada ibu
hamil sebesar 0,007.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-Square. Uji
Chi-Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal
dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal
lainnya (Wijayanto, 2009).
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara anemia dan BBLR. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross
sectional karena pengumpulan data dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan, tetapi
bersifat analitis karena dilakukan analitis seperti penelitian kohor. Kelemahan penelitian
ini antara lain tidak diketahui apakah anemia terjadi sebelum hamil atau setelah hamil
dan komparabilitas kedua kelompok tidak dapat dilakukan, misalnya tingkat pendidikan,
makanan yang dikonsumsi, sosial ekonomi, dan lain-lain yang mungkin berpengaruh
terhadap terjadinya anemia (Budiarto, 2004).[5]
v Pemilihan Sampel
Studi cross sectioanl dianjurkan untuk menggunakan prosedur pencuplikan
random (random sampling) agar deskripsi dalam sampel mewakili (representatif)
populasi sasaran. Mekanisme dasar pencuplikan random adalah pencuplikan random
sederhana (simple random sampling), dimana masing-masing anggota populasi memiliki
probabilitas yang sama dan independen untuk masuk ke dalam sampel. Karena peneliti
mencuplik sampel random dari populasi (pada satu titik waktu), maka status paparan dan
status penyakit dari subyek penelitian terbuka untuk bervariasi, disebut non-fixed
sampling.
Studi ini juga dapat menggunakan teknik pencuplikan random kompleks,
misalnya pencuplikan random berstrata (cluster random sampling) dan pencuplikan
random klaster dengan pembagian populasi menurut strata, lalu pencuplikan sampel
random dari masing-masing strata. Pencuplikan random klaster dimulai dengan
penentuan klaster sebagai unit pencuplikan, lalu mencuplik klaster-klaster tersebut secara
random. Teknik pencuplikan random tersebut lebih efisien daripada pencuplikan random
sederhana.
Prosedur pencuplikan random sederhana dapat digunakan pada studi cross sectional
analitik jika frekuensi paparan maupun penyakit cukup tinggi. Sebab prosedur itu akan
memberikan sampel berpenyakit (kasus) dan tak berpenyakit (kontrol) dalam jumlah
yang cukup banyak untuk dapat dibandingkan dalam status paparan. Sebaliknya prosedur
random sederhana tidak tepat dipilih jika frekuensi paparan maupun penyakit rendah,
sebab sampel yang diambil random akan memuat subyek berpenyakit maupun subyek tak
berpenyakit.
Daftar Pustaka
Budiharto (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. EGC. hlm. 31–36. ISBN 978-979-
448-887-4.
Sukandar, P. B. & Kusrini, I., 2009. Hubungan Antara Status Iodium dengan Status Gizi
Pada Anak Riwayat Hipotiroid. Media Gizi Mikro Indonesia, I(1), pp. 31-38.