Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kedokteran keluarga merupakan salah satu bidang ilmu mengenai pemberian
pelayanankesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh terhadap
individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktorlingkungan,
ekonomi dan sosial budaya.
Pada kedokteran keluarga, pelayanan kedokteran yang diberikan adalah
menyeluruhyang memfokuskan pelayanan keluarga sebagai suatu unit, dimana
tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur
ataujenis kelamin pasien, maupun organ tubuh atau jenis penyakittertentu.
Dengan mempelajari laporan ini, diharapkan mampu mewakili beberapa informasi
yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami prinsip dasar ilmu kedokteran
keluarga yang mencakup dokter keluarga, konsep layanan kesehatan, dan tata cara rujukan
dari sistem pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.

1.2. Tujuan
Pada laporan ini akan dibahas mengenai kedokteran keluarga yang membahas
tentang dokter keluarga, konsep layanan kesehatan, dan tata cara rujukan dari sistem
pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 1


BAB II

ISI

SKENARIO

Sistem Rujukan

Seorang laki-laki umur 50 tahun datang di RS AWS dengan keluhan batuk darah
sejak 3 hari, disertai rasa meriang dan keringat dingin terutama dini hari. Keluhan
seperti ini sudah dialami beberapa kali. Sebelumnya beberapa tahun yang laku
dengan keluhan yang sama berobat di Dokter Keluarga dari perusahaan tempat dia
bekerja. Saat itu dia dirujuk ke RS AWS dan oleh dokter disarankan ke Puskesmas
untuk pemeriksaan sputum dan memperoleh pengobatan lanjutan
(OAT).Pengobatan di Puskesmas hanya dijalani selama 2 bulan dan berhenti
berobat (dropout) karena sudah merasa enakan dan batuk-batuk berkurang dan
darah bersama batuk tidak adalagi.

STEP I

Identifikasi Istilah Sulit

1. Dokter keluarga :dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan
sistim pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua
masalah yang mungkin dihadapi pasien.
Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas
dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti
secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya

2. Rujukan :penyerahan tanggung jawab dan wewenang secara timbal balik


kepada fasilitas layanan kesehatan yang lebih memadai

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 2


STEP II
Identifikasi Masalah
1. Apaitu dokter keluarga?
2. Apa tugas dokter keluarga?
3. Apaperbedaan dokter umum dan dokter keluarga?
4. Bagaimana sistem rujukan yang benar?
5. Bagaimana cara menjadi dokter keluarga? Apa saja standar kompetensi dokter
keluarga?
6. Apa prinsip-prinsip dokter keluarga?
7. Apa itu sistem kesehatan nasional? Apa saja sub sistemnya?
8. Apa saja komponen sistem pelayanan kesehatan?

STEP III
Curah Pendapat/ Brainstorming
1. Dokter keluarga merupakan lini pertama sistem kesehatan yang menangani pasien
bukan hanya sebagai individu tapi juga sebagai kesatuan keluarga secara menyeluruh.
Dokter keluarga bekerja secara holistik, komprehensif, dan continue. Dokter keluarga
adalah dokter umum yang menekankan pada promosi kesehatan yang bisa bekerja sama
dengan mitra kesehatan lain untuk menangani unit keluarga.
2. Tugas dokter keluarga :
Care provider
Communicator
Decision maker
Manager
Community Leader
Selain itu dokter keluarga juga bertugas mengupayakan pelayanan kesehatan secara :
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Pelayanan kesehatan aktif dan pasif
3. Perbedaan dokter umum dan dokter keluarga
Dokter keluarga adalah dokter umum yang mengikuti pelatihan sebagai dokter
keluarga.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 3


Dokter Umum Dokter Keluarga
Pelayanan terbatas Pelayanan lebih luas
Penanganan sesuai keluhan Penanganan secara menyeluruh
Tidak continue Pengamatan continue
Bersifat kuratif Bersifat promotif, preventif, kuratif, dan
Tidak melibatkan keluarga pasien rehabilitatif
Hubungannya hanya dokter dan Melibatkan keluarga pasien
pasien. Hubungan yang ada : dokter, pasien,
konsulen, dan keluarga

4. Alur Rujukan

Tertiary
(RS tipe A)

Secondary (RS tipe C,


B)

Primary (Puskesmas)

Self care

5. Standar kompetensi dokter keluarga


Kompetensi dasar
Ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama
Ketrampilan klinis primer lanjut
Ketrampilan pendukung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 4


Ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu pelengkap
Ilmu dan ketrampilan manajemen klinik
6. Prinsip-prinsip dokter keluarga :
Komprehensif dan holistik
Kontinu
Mengutamakan pencegahan
Koordinatif dan kolaboratif
Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
Menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
Sadar biaya dan sadar mutu
Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan
7. Sistem kesehatan nasional terdiri atas beberapa subsistem, yaitu :
Subsistem upaya kesehatan
Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
Subsistem pembiayaan kesehatan
Subsistem SDM kesehatan
Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan kesehatan
Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
Subsistem pemberdayaan masyarakat kesehatan
8. Sistem pelayanan kesehatan adalah merupakan komponen dari sistem kesehatan
nasional. Ruang lingkup sistem pelayanan kesehatan di Indonesia meliputi layanan :
Primer : Puskesmas
Sekunder : RS tipe B, C
Tersier : RS tipe A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 5


STEP IV
Strukturisasi Konsep/ Mind Map

Tertiary
Sistem Pelayanan
(RS tipe A)
Kesehatan
Secondary (RS
tipe C, B)

Primary (Puskesmas)

Self care (Dokter Keluarga)

STEP V
Tujuan Pembelajaran/ Learning Objectives
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
Sistem pelayanan dokter keluarga yang meliputi :
1. Definisi dokter keluarga
2. Prinsip dokter keluarga
3. Standar kompetensi dokter keluarga
4. Tujuan dokter keluarga
5. Manfaat dokter keluarga
6. Tugas dan kewajiban dokter keluarga
7. Standar pelayanan dokter keluarga
8. Fungsi dokter keluarga
9. Ruang lingkup dokter keluarga
10. Perbedaan dokter umum dan dokter keluarga
Sistem rujukan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 6


STEP VI
Belajar Mandiri

Dalam step 6 ini, mahasiswa melakukan proses belajar mandiri sejak tanggal 8 Desember
2015 sampai 10 Desember 2015.

STEP VII
Laporan/ Sintesis Masalah

7.1 Sistem Pelayanan Dokter Keluarga

Defnisi

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan


primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif,
mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan
keilmuan yang mapan. Sedangkan, menurut IDI (1982) dokter keluarga adalah dokter
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik
berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

Prinsip
Prinsip – prinsip pelayanan dokter keluarga Indonesia mengikuti anjuran WHO dan
WONCA .prinsip – prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan
pelayanan kedokteran. Prinsip – prinsip pelayanan/ pendekatan kedokteran keluarga adalah
memberikan / mewujudkan :
1. Pelayanan yang komprehensif dan holistik
2. Pelayanan yang Kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang Koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
8. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggung jawabkan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 7


9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
Dengan melihat pada prinsip pelayanan yang harus dilaksanakan , maka disusun
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk dapat disebut sebagai dokter
keluarga

Kompetensi
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi
Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006
adalah
1. Kompetensi Dasar
a. Ketermapilan Komunikasi Efektif
b. Keterampilan Klinik Dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar – dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.
d. Keterampilaan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistic, berkesinambungan,
terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.
f. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat.
g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d. Kesehatan Anak
e. Mata
f. Kulit dan kelamin
g. Psikiatri
h. Saraf
i. Kedokteran Komunitas
3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a. Keterampilan melakukan “health screening”
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 8


d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Keterampila Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternative
6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinik
a. Manajemen klinik dokter keluarga.

Tujuan
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) :
1. Tujuan Umum
 Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan
kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya
keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus
 Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua
macam:
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan
dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam
menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada
keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia
seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan
lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor
yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat
dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah
kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 9


dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit
serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti
angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada
gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal
yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang
seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan
kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu
bersifat terbatas.

Manfaat
Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan
banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge
Research Institute, 1976) :
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah
lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun
keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang
lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya
kesehatan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 10


8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.

Kompetensi
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang
lulusan fakultas kedokteran pada umumnya.kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
Dokter Keluarga secara garis besarnya ialah :
a. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga
b. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam
pelayanan kedokteran keluarga
c. Menguasai ketrampilan berkomunikasi
Dan diharapkan dapat menyelenggarakan hubungan profesional dokter-pasienuntuk :
d. Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan
perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga
e. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana
menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan
keluarga
f. Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada
penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

Tugas
Tugas Dokter Keluarga, meliputi :
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit,
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
6. Menangani penyakit akut dan kronik,
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 11


8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS,
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Kewajiban
Wewenang Dokter Keluarga:
1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan
primer,
7. Melakukan perawatan sementara,
8. Menerbitkan surat keterangan medis,
9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,
10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

Fungsi
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu:
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam
wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun
tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 12


b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju
sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap
memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat dan menjadi panutan masyarakat.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok
yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik CMC :

 Jenispelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran


yang dikenal di masyarakat.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 13


 Tata carapelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-
putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan
berkesinambungan (kontinu).
 Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
 Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi
saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi
fisik, mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan
dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga
sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang
dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap
masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga

Perbedaan Dokter Umum dan Dokter Keluarga

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter
keluarga:

DOKTER PRAKTEK
DOKTER KELUARGA
UMUM

Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas

Menyeluruh, Paripurna,
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang
dikeluhkan

Kasus per kasus dengan


Kasus per kasus dengan
Cara Pelayanan berkesinambungan
pengamatan sesaat
sepanjang hayat

Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah


Jenis Pelayanan
penyakit tertentu pencegahan, tanpa

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 14


mengabaikan pengobatan
dan rehabilitasi

Lebih diperhatikan dan


Peran keluarga Kurang dipertimbangkan
dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Dokter – pasien – teman


Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien
sejawat dan konsultan

Secara individual sebagai


bagian dari keluarga
Awal pelayanan Secara individual
komunitas dan
lingkungan

7.2 Sistem Rujukan

Definisi Dan Ketentuan Umum


A. Definisi
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh
peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas
kesehatan.

B. Ketentuan Umum
1. Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
2. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan spesialistik

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 15


yangdilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.
4. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan sub
spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis
yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik
5. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku
6. Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem
rujukan dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan
prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.
7. Fasilitas Kesehatan yang tidak menerapkan sistem rujukan maka BPJS Kesehatan
akan melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan tersebut dan
dapat berdampak pada kelanjutan kerjasama
8. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.
9. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
10. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke
tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
11. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau subspesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.
12. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan
yang lebih rendah dilakukan apabila :
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik
dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 16


pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan
pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.

Tata Cara Pelaksanaan System


Rujukan Berjenjang
1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan
medis, yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes primer.
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.
2. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier
hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya, merupakan
pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.
3. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi:
a. terjadi keadaan gawat darurat;
Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku
b. bencana;
Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah
c. kekhususan permasalahan kesehatan pasien;untuk kasus yang sudah ditegakkan
rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
lanjutan
d. pertimbangan geografis; dan
e. pertimbangan ketersediaan fasilitas
4. Pelayanan oleh bidan dan perawat

a. Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan
tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 17


b. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam kondisi gawat darurat
dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien, yaitu kondisi di luar kompetensi
dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama
5. Rujukan Parsial
a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang
merupakan satu rangkaian perawatan pasien di Faskes tersebut.
b. Rujukan parsial dapat berupa:

1) pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan


2) pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
c. Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 18


III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dokter keluarga adalah dokter
praktek umum yang menjalankan tugas sebagai penyedia layanan kesehatan primer
sehingga, merupakan yang pertama kali berkontak dengan pasien. Dalam sistem rujukan,
dokter keluarga menempati posisi sebagai garis depan lini pelayanan kesehatan sehingga
diharapkan dokter keluarga dapat secara menyeluruh dalam menangani pasien mulai dari
tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Konsep pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari tiga tingkatan mulai dari
penyedia layanan primer, sekunder, dan tersier. Masing-masing memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing serta saling bekerja sama dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang paling efektif dan efisien bagi pasien sehingga, muncullah sistem rujukan
seperti yang telah disebutkan di dalam laporan ini.

3.2 Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi
kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai tutor maupun dosen yang
memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan angkatan 2011 dan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan laporan ini.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 19


DAFTAR PUSTAKA

Arsita Eka Prasetyawati, d. M. (2011). Kedokteran keluarga dan Wawasannya. UNS


Journal

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

Cambridge Research Institute (1976). Trends affecting thinks health care system.
Aspen System Coop. Germantown. MD.

http://rsmargono.jatengprov.go.id/home/downloadfile/Panduan_Praktis_Sistem_Rujukan_
Berjenjang.pdf diakses pada hari Jumat, 11 Desember 2015 pukul 23.55 WITA
Depkes RI. (2012). Dokter Keluarga. Retrieved 12 5, 2013, from Depkes Ri:
http:www.ppjk.depkes.go.id

Gan G.L, Azwar A, Wonodirekso S. A Primer On Family Medicine Practice.Singapore:


Singapore International Foundation.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015 20

Anda mungkin juga menyukai