Anda di halaman 1dari 36

2017

ANATOMI & FISIOLOGI


REPRODUKSI

SMKS Kes. BHAKTI


KENCANA GARUT
Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

BAB VII
Sistem Reproduksi

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, para siswa diharapkan mampu:


a. Memahami tentang anatomi sistem Reproduksi
b. Memahami tentang fisiologi sistem Reproduksi
c. Memahami tentang berbagai gangguan pada sistem Reproduksi

Uraian Materi

A. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi manusia dibedakan atas sistem reproduksi pria dan wanita. Pria
dan wanita memiliki ciri-ciri berbeda. Ciri-ciri tersebut meliputi ciri kelamin primer
dan sekunder. Ciri kelamin primer adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan
kemampuan menghasilkan gamet. Pada pria, ciri kelamin primernya adalah
memiliki testis penghasil sperma dan organ reproduksi pria lainnya. Pada wanita,
ciri kelamin primernya adalah memiliki ovarium penghasil ovum dan organ
reproduksi wanita lainnya. Ciri kelamin sekunder adalah ciri yang tampak dari luar
sehingga kita mampu membedakan antara pria dan wanita. Pada pria, ciri kelamin
misalnya adalah berjakun, bersuara besar, berkumis dan berpinggul ramping.
Pada wanita, ciri kelamin sekundernya antara lain bersuara nyaring, berpinggul
besar dan memiliki kelenjar susu.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 1

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

B. Alat Reproduksi Pria

Gambar 1: Alat Reproduksi Pria

1. Alat kelamin dalam pria terdiri atas:


a. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Berjumlah sepasang,
dan berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam suatu kantung
pelindung yang disebut skrotum (kantong buah zakar) dan terletak diluar
rongga perut, berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Testis
banyak mengandung pembuluh halus disebut tubulus seminiferus. Dinding
sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan epitelium dan jaringan
ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat:
1) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma
2) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
3) Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testosteron.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 2

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari
suhu tubuh. Oleh karena itu menjelang kelahiran testis turun dari dalam
rongga tubuh menuju kantong pelir (skrotum).

Gambar 2: Testis

b. Saluran reproduksi, terdiri atas:


1) Epididimis, yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat di dalam
skrotum yang keluar dari testis. Setiap testis mempunyai satu
epididimis, sehingga jumlahnya sepasang, kanan dan kiri. Di dalam
epididimis ini sperma disimpan untuk sementara dan menjadi matang
sehingga dapat bergerak.

2) Vas deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis.


Bagian ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi vas
deferens ialah sebagai jalan sperma dari epididimis ke kantung sperma
(vesicula seminalis).

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 3

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 3: Epididimis dan Vas deferens

a. Kelenjar kelamin
Di samping saluran kelamin, alat kelamin dilengkapi dengan kelenjar kelamin,
yang bertugas menghasilkan sekrit (getah) yaitu:
1) Vesicula seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan menjadi
satu kantong. Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna
kekuningan yang banyak mengandung makanan untuk sperma.
2) Kelenjar prostat : kelenjar yang bertugas untuk membuat cairan yang
bersama dengan cairan yang diproduksi oleh vesikula seminalis. Getah
yang dihasilkan dialirkan ke saluran sperma.
3) Kelenjar bulbo uretra : menghasilkan getah
4) Kelenjar Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang diproduksi
berupa lendir dan dialirkan ke urethra.
Sperma bersama getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin tadi akan
membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen ini akan
dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat di dalam penis (alat kelamin
luar pria).

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 4

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 4: Kelenjar kelamin

b. Urethra
Urethra ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua
fungsi, yaitu:
 Sebagai saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria) keluar tubuh
 sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 5

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 5: Uretra

2. Alat kelamin luar pria terdiri atas:


a. Penis
Merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi
adalah hubungan kelamin (senggama) antara pria dan wanita yang
bertujuan untuk memindahkan semen ke dalam rahim wanita. Dari dalam
penis terdapat uretra berupa saluran yang dikelilingi oleh jaringan yang

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 6

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

banyak mengandung rongga darah (korpus cavernosum). Apabila karena


sesuatu hal korpus cavernosum itu penuh berisi darah, maka penis akan
tegang dan mengembang disebut ereksi. Hanya dalam keadaan ereksilah
penis dapat melakukan tugas sebagai alat kopulasi. Alat reproduksi pada
pria mulai berfungsi semenjak masa puber (± 14 tahun) sampai tua selama
manusia itu dalam keadaan sehat.

Gambar 6: Anatomi penis

b. Scrotum
Merupakan kantung tempat kedua testis berada.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 7

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 7: Organ Reproduksi Pria

Tugas 2

Organ reprodukasi dalam laki-laki

Sebutkan organ reproduksi dalam pada laki-laki berdasarkan petunjuk pada gambar
dibawah ini!

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 8

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

C. Alat reproduksi wanita

Ketika dilahirkan normalnya seorang anak wanita telah mempunyai organ


reproduksi yang lengkap. Akan tetapi belum berfungsi sepenuhnya dengan
sempurna. Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita
telah memasuki masa pubertas dimana ditandai, dimana ditandai dengan
perubahan-perubahan pada organ seks seperti pembesaran payudara, pinggul
dan keluar darah haid (menstruasi).

Anatomi organ reproduksi wanita terdiri dari vulva, vagina, serviks, rahim (uterus),
saluran telur (tuba falopi) dan indung telur (ovarium).

Gambar 8: Organ Reproduksi Wanita

Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita juga terdiri atas alat kelamin luar dan
alat kelamin dalam.

1. Alat kelamin luar wanita terdiri atas:


a) Celah luar yang disebut vulva.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 9

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri


atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, daerah
ujung luar vagina dan saluran kemih.

b) Mons pubis: gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah


perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh
rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak
dewasa.

c) Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir
besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).

d) Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit


(klitoris), yang sejarah terjadinya sama dengan perkembangan penis pada
pria.

e) Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (urethra) dan
saluran kelamin (vagina).

Gambar 9: Organ Reproduksi Wanita Eksternal

2. Alat kelamin dalam wanita terdiri atas

a. Ovarium (indung telur)


Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga badan,
didaerah pinggang, bentuknya seperti telur. Ovarium terletak pada kiri dan
kanan ujung tuba (fimbria/ umbai-umbai) dan terletak di rongga panggul.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 10

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Ovarium merupakan kelenjar yang memproduksi hormon estrogen dan


progesteron. Ukurannya 3x3x2 cm, tiap ovarium mengandung 150.000 –
200.000 folikel primordial. Sejak pubertas setiap bulan secara bergantian
ovarium melepas satu ovum dari folikel degraaf (folikel yang telah matang),
peristiwa ini disebut ovulasi.

b. Saluran reproduksi
 Saluran telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri rahim
sepanjang 10 cm yang menghubungkan uterus dengan ovarium melalui
fimbria. Pada bagian pangkalnya berbentuk corong yang disebut
infundibulum. Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang
disebut fimbria dan berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah
masak dan lepas dari ovarium. Dari fimbria telur akan digerakkan oleh
rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke
dalam rahim.

 Rahim (uterus), merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam


reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi hingga melahirkan.
Bentuknya seperti buah pir, berongga dan berotot. Sebelum hamil
beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm
kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi pada saat hamil
mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram.
Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1) Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang
berhubungan dengan rongga perut
2) Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong
bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
3) Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat
menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari
lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.

 Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat


dalam vulva dan merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena
fungsinya yang penting yakni untuk melahirkan bayi, maka organ ini
banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini mempermudah wanita pada
waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut tidak sobek.
Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang berkelenjar,
salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini.

Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm


dan berakhir pada rahim. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina
ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput
dara. Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan
robek pada saat bersenggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang
terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 11

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 10: Hymen

Jenis-jenis selaput dara (hymen):


 Annual hymen, bentuk selaput dara ini melingkari penuh lubang
vagina.
 Septate hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa
lubang yang terbuka.
 Cibriform hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa
lubang yang terbuka, tapi lubang ini lebih kecil dan jumlahnya lebih
banyak.
 Introitus, pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam
hubungan seksual bisa saja lubang selaputnya membesar, namun
masih menyisakan jaringan selaput dara.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 12

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 11: Organ Reproduksi Wanita Eksternal

3. Mekanisme Pembentukan Sperma

Proses pembentukan sperma manusia disebut spermatogonesis dipengaruhi


oleh hormon-hormon:
a. Hormon gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar otak) yang merangsang
kelenjar hipofisis bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH
dan LH.
b. FSH (folikel stimulating hormon)
Berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus
seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (androgen binding
protein atau protein pengikat androgen) yang memacu pembentukan
sperma.
c. LH (luteinizing hormon)
Berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel leydig) agar mensekresikan
hormon testosteron (androgen).
d. Hormon testosteron
Dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ
seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan
alat reproduksi dan ciri alat kelamin sekunder (misalnya jambang, kumis,
jakun, suara membesar serta memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan
mendorong spermatogenesis. Spermatogenesis dimulai dari pembelahan
mitosis sel-sel induk sperma (spermatogonium) beberapa kali hingga
dihasilkan lebih banyak spermatogonium.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 13

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Setengah dari sel-sel spermatogonium tersebut terus melanjutkan


pembelahan mitosis, sedangkan setengah yang lain membesar menjadi
spermatosit primer. Oleh karena pembentukan spermatosit primer melalui
pembelahan mitosis, maka hasilnya memiliki kromosom diploid (2n) sama
dengan spermatogoniumnya.

Spermatosit primer berikutnya membelah secara meiosis (tahap I)


menghasilkan spermatosit sekunder dengan kondisi kromosom haploid (n).
Spermatosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis (tahap II)
menghasilkan dua sel yang juga haploid yang disebut spermatid sehingga
diperoleh 4 spermatid. Sel-sel spermatid akan mengalami diferensiasi
(perubahan bentuk) menjadi sel spermatozoa atau sperma. Perubahan itu
meliputi pembentukan kepala, badan (bagian tengah), dan ekor (flagela).
Peristiwa perubahan sel spermatid menjadi sprema disebut
spermiogenesis.

Gambar 12: Struktur Sperma

Struktur sperma:
1. Kepala: mengandung inti sel, pada bagian ujungnya terdapat akrosom
yang dibentuk dari badan Golgi. Akrosom menghasilkan enzim yang
berfungsi membantu sperma menembus sel telur.
2. Bagian tengah: terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel
untuk membentuk energi sehingga sperma dapat bergerak aktif.
3. Ekor: sebagai alat gerak sperma agar mencapai ovum.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 14

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 13: Struktur sperma

4. Mekanisme Produksi Ovum.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 15

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 14: Mekanisme Produksi Ovum

Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber
sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun.
Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami
menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat
reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi
hormon kelamin.

Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan
hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai
berikut.
1) Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating
Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam
ovarium.

2) Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen.


Fungsi hormon estrogen ialah:
 Merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
 Menghambat produksi fsh oleh pituitari
 Memacu pituitari untuk memproduksi hormon lh (luteinizing hormone).
Keluarnya lh dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari
dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 16

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

 Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, lh mengubah folikel


menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan
sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu
memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi
untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan
endometrium.

 Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen
terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat
rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi lh juga
menurun. Penurunan produksi lh menyebabkan korpus luteum tidak
dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam
darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat
dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan.
Inilah yang disebut menstruasi.

 Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang
terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada
endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi
janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan
hcg (human chorionic gonadotropic) yang akan menggantikan peran
progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan
perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 17

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gambar 15: Uterus

Selaput pembungkus embrio terdiri dari amnion, korion, sakus vitelinus dan
alantois.

Amnion
Merupakan selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio.
Dinding amnion menghasilkan cairan berupa air ketuban yang berguna untuk
menjaga agar embrio tetap basah dan tahan goncangan.

Korion
Merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois
akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding
rahim. Jonjot-jonjot korion menempel pada dinding rahim. Di dalamnya
terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran
darah ibu dengan perantaraan plasenta.
Sakus vitelinus (kantong kuning telur)
Sakus vitelinus (kantong kuning telur), terletak di antara amnion dan plasenta,
merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah
yang pertama. Selaput-selaput tersebut berfungsi untuk:
 Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan-goncangan.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 18

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

 Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya


selama kehidupannya didalam rahim.

Alantois
Terletak di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap
adalah pembuluh-pembuluh darahnya yang berfungsi untuk menghubungkan
sirkulasi embrio dengan plasenta. Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh
tali pusat. Di dalamnya terdapat 2 buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh
balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah di dalam plasenta.
Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah induknya melalui plasenta ke
tali pusat dan selanjutnya ke pembuluh darah embrio. Sedang zat sisa
metabolisma dan CO2 dari pembuluh darah embrio, ke tali pusat, terus ke
plasenta, dan akhirnya dialirkan ke pembuluh darah ibu. Bila pertumbuhan dan
perkembangan janin telah sempurna, janin akan keluar melalui vagina.
Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya plasenta.

Gambar 16: Proses Nidasi


5. Siklus menstruasi.

enstruasi adalah proses normal yang harus dialami oleh semua wanita

M subur, yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina karena


terjadi pengelupasan dinding rahim (endometrium). Peristiwa ini erat
kaitannya dengan produksi ovum (telur). Itu sebabnya jika ada
gangguan siklus menstruasi orang banyak mengaitkannya dengan
terjadinya gangguan kesuburan.

Untuk memahami bagaimana terjadinya menstruasi, kita harus kembali ke


masalah hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis. Mekanisme produksi ovum
diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh bagian otak yang disebut
hipofisis/pituitary. Ceritanya begini: pada saat tertentu hipofisis menghasilkan

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 19

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormon yang merangsang


pembentukan folikel. Pembentukan folikel terjadi di dalam ovarium (indung
telur), umumnya yang aktif adalah ovarium sebelah kiri. Di dalam folikel inilah
terdapat calon ovum.

Folikel yang sedang tumbuh tersebut menghasilkan hormon estrogen yang


berfungsi merangsang pertumbuhan endometrium (penebalan dinding rahim).
Sejalan dengan perkembangan folikel, maka estrogen yang dihasilkan akan
semakin banyak, sehingga pada kadar tertentu akan merangsang hipofisis
untuk menghasilkan hormon LH (Luteinizing Hormone) yang menyebabkan
folikel pecah sehingga ovum keluar dan masuk ke dalam tuba fallopi/oviduct
(saluran telur). Peristiwa inilah yang disebut ovulasi. Umumnya ovulasi terjadi
sekitar hari ke-14 dihitung sejak awal terjadinya menstruasi (lihat gambar).
Inilah yang disebut dengan masa subur wanita.

Folikel yang telah pecah tersebut akah berubah menjadi berwarna kekuningan
dan disebut korpus luteum. Badan kuning ini selanjutnya mengeluarkan
hormon progesteron yang berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan
pertumbuhan endometrium. Untuk diketahui bahwa pada endometrium
(penebalan dinding rahim) inilah kelak zigot (calon bayi) akan tumbuh dan
memperoleh makanan dari ibunya melalui plasenta (ari-ari/tembuni).
Endometrium dibentuk dari jalinan kapiler darah dan jaringan lain yang hangat
dan lembut.

Terus kemana nasib si ovum tadi? Ada dua kemungkinan nasibnya. Pertama,
bila ovum yang telah keluar tadi dibuahi sehingga terbentuk zigot, kemudian
melakukan penempelan (nidasi) pada endometrium dan selanjutnya
berkembang menjadi embrio, akhirnya menjadi janin. Selama masa
perkembangan tersebut janin membentuk plasenta yang dia gunakan untuk
mengambil makanan dan oksigen dari ibunya. Nah, hebatnya plasenta ini bisa
menghasilkan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang berfungsi
mempertahankan penebalan endometrium yang digunakan janin sebagai
media pertumbuhannya. Jadi HCG berfungsi menggantikan peran hormon
progesteron, karena hormon ini tidak bisa diproduksi terus oleh korpus luteum.

Kedua, jika ovum tidak dibuahi akan mati dalam waktu sekitar 24 jam.
Sementara itu karena progesteron tidak dapat terus diproduksi oleh korpus
luteum, akibatnya kadarnya terus turun. Ini berakibat endometrium tidak bisa
dipertahankan, dan akhirnya mengelupas. Jaringan endometrium akan
meluruh bersama darah yang dikeluarkan melalui vagina. Inilah proses yang
disebut menstruasi.

Ada masalah lain yang lebih gawat! Beberapa hari menjelang menstruasi,
hampir semua wanita tahu kalau sang tamu mau datang karena ada tanda-
tandanya: badan sakit semua, mudah capek, payudara terasa lebih kencang
dan sakit, perut bagian bawah sakit (dilep), gampang emosi, mudah
tersinggung, pokoknya tanda-tanda semacam itulah! Nah, itulah yang disebut

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 20

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

pre menstrual syndrome (PMS). Gejala ini akan hilang setelah selesai
menstruasi, dan psikis sang wanita kembali normal.

Gambar 17: Proses Menstruasi


6. Struktur dan Fungsi Payudara

Gambar 18: Struktur Payudara

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 21

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih
200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :


1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah
2) Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
3) Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada
tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus)
4) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
5) Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
6) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
7) Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu

7. Fisiologis laktasi

Gambar 19 : reflek pada laktasi

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 22

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI


Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.
Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero
menurun drastik, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai
terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan
putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih
lancar.

Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin
dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena
hisapan oleh bayi.

a. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu
lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen
dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting
susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan
pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu
sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu
tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin
akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh
psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.

b. Reflek let down


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior
(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah
hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari
sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk
melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Kontraksi.dari.sel.akan.memeras.air.susu.yang.telah.terbuat, keluar.dari.

8. Penyakit dan kelamin

Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh


virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia
Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 23

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan


melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun
wanita.

a. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda
sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir;
pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh
tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan
dan telapak kaki.

Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit


tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak
sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik
secara cepat.

b. Gonore (kencing nanah)


Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore,
antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas
dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke
seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan
dapat mengakibatkan kemandulan.

Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan


penggunaan antibiotik secara cepat.

c. Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes
genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis,
antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya
luka yang terbuka atau lepuhan berair.

9. Gangguan dan Masalah Haid dalam Sistem Reproduksi

Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan
dalam :
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
b. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
c. Perdarahan di luar haid : Metroragia
d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension
(ketegangan pra haid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
dan Dismenorea.

Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya Perdarahan Pada Haid


Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 24

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

a. Hipermenorea atau Menoragia

Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu
menstruasi.

Sebab-sebab
1) Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea,
menoragia. Terapi : uterotonika
2) Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika,
roborantia.
3) Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum
uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
4) Hipertensi
5) Dekompensio cordis
6) Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7) Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8) Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

Tindakan Perawat/Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk
pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan
lengkap.

b. Hipomenorea

Definisi
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari
biasa.
Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang
akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

Tindakan Bidan/perawat :
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap

Kelainan Siklus

1) Polimenorea atau Epimenoragia

Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum
Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 25

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa


disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek
atau karena keduanya.

Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan
stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan
progesteron.

2) Oligomenorea

Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
perdarahan tetap sama.

Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua
stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC

Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi,
sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.

3) Amenorea

Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
a) Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18
tahun.
b) Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau
pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.

Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi
maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal;
penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang
mempunyai nilai gizi lebih.

Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat
diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium
dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi
dan istirahat.

Perdarahan di luar haid


Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 26

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

1) Metroragia

Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid.

Klasifikasi
a. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan
ektopik.
b. Metroragia diluar kehamilan.

Sebab-sebab
a. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari
haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis
haemorrhagia); hormonal.
b. Perdarahan fungsional :
1) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan
gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
2) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit
akut ataupun kronis.

Terapi : kuretase dan hormonal.


Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid

1) Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)

Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan


sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan
hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual
tension terjadi pada umur 30-40 tahun.

Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional;


gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan
sakit; terkadang merasa tertekan

Terapi Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol);


mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi
ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli,
KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.

2) Mastodinia atau Mastalgia

Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 27

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air
dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.

3) Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)

Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi.
Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam
bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan
yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan
ektopik yang pecah.

4) Dismenorea

Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan
memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai
sekarang belum jelas.

Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun
fungsional); adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak
terdapat kelainan pada alat kandungan.

Sebab : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic


sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar
prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).

Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan
paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan
emosi labil.

Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.

Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak


mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma
submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata,
gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.

Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya).

Hubungan sistem reproduksi manusia dengan sistem yang lain dalam


tubuh.
Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 28

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

ebelum membicarakan tentang hubungan sistem reproduksi manusia

S dengan sistem tubuh yang lain, akan sangat penting kita membicarakan
hal-hal fisiologis yang terjadi pada sisitem reproduksi. Hal yang pertama
kita bahas mengenai siklus haid, karena ini nanti akan terkait dengan
pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan oleh ovarium terhadap
sistem tubuh yang lain.

Siklus Haid
iklus haid melibatkan kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofise, kelenjar

S ovarium dan endometrium. Keempatnya ini akan saling mengirim signal


dan saling mempengaruhi. Hipotalamus yang berada di sella tursika
menghasilkan hormon Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang
terdiri dari FSH-RH dan LH-RH.

Pertama FSH-RH dihasilkan dan efeknya akan memberi pengaruh pada


hipofise sehingga hipofise menghasilkan FSH. FSH ini akan mempengaruhi
ovarium, yang mengakibatkan terjadinya gametogenesis (Oogenesis). Pada
proses oogenesis, follikel akan berkembang dari follikel primer sampai dengan
follikel de graff. Saat pada follikel ini sudah terbentuk apisan-lapisan (teka
follikel) maka sel-sel pada teka interna akan menghasillkan hormon estrogen.

Hormon estrogen ini akan menimbulkan proliferasi dari dinding endometrium.


Apabila sel telur sudah matang (sudah menjadi follikel de garff) atau saat garis
tengah follikel mencapai 18 – 22 µm dan konsentrasi estrogen mencapai 600-
1200 pmol/lt, hipotalamus akan menerimanya sebagai signal bahwa follikel
sudah matang dan diperlukan proses selanjutnya, sehingga hipotamus
mengeluarkan GnRH kedua yaitu LH-RH, dan mengakibatkan hipofise
mengeluarkan hormon LH dan terjadi lonjakan kadar LH, yang berakibat
pecahnya follikel de graff atau terjadi OVULASI. Bekas cangkak dari follikel de
graff yang sudah pecah akan tetap di dalam ovarium dan disebut Corpus
Luteum. Corpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron.

Hormon ini akan menyebabkan dinding endometrium menjadi berkelok-kelok


dan semakin menebal (fase sekresi). Penebalan dinding rahim ini disiapkan
untuk proses implantasi hasil konsepsi. Jika tidak terjadi konsepsi, corpus
luteum hanya akan bertahan dalam waktu pendek (14 hari), dan setelah itu
berdegenerasi menjadi corpus albicans. Dan hormon progesteron tidak
dihasilkan lagi sehingga proses penebalan dinding endometrium terhenti, dan
terjadilah peluruhan dinding rahim yang disebut menstruasi/haid.

Dari uraian diatas, sangat jekas keterkaitan antara sistem reproduksi dengan
sistem endokrin. Fungsional dari sistem endokrin sangat dipengaruhi oleh
fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofise. Dapat dibayangkan jika hipotalamus
atau hipofise tidak dapat berfungsi dengan baik. Dan harus diingat bahwa
hipotamus dan hipofise tidak hanya berpengaruh pada reprpoduksi wanita tapi
juga reproduksi pria. Pada pria hipofise mengeluarkan hormon FSH unutk

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 29

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

merangsang proses spermatoenesis dan LH untuk pembentukan hormon


Testesteron.

Setelah memahami bagaimana proses terjadinya siklus haid, kita akan bahas
lebih bagaimana pengaruh hormon estrogen dan progesteron bagi tubuh, yang
tidak terbatas hanya pada sistem repoduksi.

Efek Hormon Estrogen Pada Tubuh :


1) Mempertahankan fungsi otak
2) Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
3) Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel
jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
4) Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita
yang feminin.
5) Memproduksi sel pigmen kulit. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi
darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur,
menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu
menahan air.

Efek Hormon Progesteron :


Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan
kulit tetapi sedikit banyak ada pengaruhnya karena merupakan pengembangan
estrogen dan kompetitor androgen.
Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:

1) Mengatur siklus haid.


2) Mengembangkan jaringan payudara.
3) Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
4) Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.

Selain estrogen dan progesteron, wanita juga menghasilkan hormon


testoseteron dalam jumlah yang sangat sedikit, hormon ini berfungsi untuk
merangsang dorongan seksual dan merangsang pembentukan otot, tulang,
kulit, organ seksual dan sel darah merah. Hormon ini selain dihasilkan oleh
ovarium juga dihasilkan oleh kelenjar endokrin.

Fungsi hormon testosteron Pada Pria :

1) Memacu pertumbuhan penis dan testis/karakteristik seks primer pria.


2) Memacu pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki
3) Memacu spermatogenesis.
4) Mempengaruhi perilaku seksual laki-laki.

Dari uraian diatas jelas bahwa Estrogen dan progesteron berpengaruh pada
seluruh tubuh tidak hanya pada sistem reproduksi, misalnya sistem integumen
(kulit dan mukosa, termasuk rambut), muskoloskeletal, urogenital, kejiwaan,
kardiovaskular. Sehingga jika seseorang mengalami menopause akan terjadi
gangguan pada sistem lain.
Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 30

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Gangguan yang dapat terjadi pada Sistem Integumen jika seorang wanita tidak
menghasilkan estrogen dan progesteron antara lain kulit menjadi kering,
menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-gatal, mata kering, selaput lendir pada mulut
kering dan mudah terjadi luka, mukosa vagina menjadi kering sehingga sakit
saat berhubungan. Rambut menipis dan tumbuh bulu diatas bibir.
Gangguan yang dapat terjadi pada pada Sistem Muskoloskeletal yaitu
terjadinya kerapuhan pada tulang (osteoporosis), gigi rapuh, selain itu terjadi
nyeri sendi dan otot mengendor. Semuanya ini terjadi karena estrogen
berperan dalam pengaruh regenerasi sel tulang pada wanita sehingga pada
menopause terjadi kerapuhan pada tulang (osteoporosis), gigi rapuh, selain itu
sering terjadi nyeri sendi, otot mengendor.

Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular, dapat terjadi peningkatan kolesterol,


HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena
terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL
dalam kondisi normal.

Gangguan Pada sistem Urogenital, dapat terjadi kerentanan pada nfeksi


saluran kencing karena mukosa yang kering, dan selain itu sering timbul
keluhan nyeri saat coitus.

Hubungan Lain Sistem Repoduksi Dengan Sistem Lain :

1) Sistem Reproduksi Dan Sistem Kardiovaskular


Sistem reproduksi wanita dan laki-laki diperdarahi oleh pembuluh darah
yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh,
dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat kelainan ada jantung
maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi, misalnya pada
laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mamuan dalam melakukan
hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat aktifitas coitus.
Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat,
akibatnya jika sudah ada penyakit janutng maka penyakitnya jantungnya
akan bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan
komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR,
kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin.

2) Sistem Reproduksi Dan Sistem Syaraf


Sistem reproduksi dipersyarafi oleh syaraf yang merupakan cabang dari
saraf yang keluar dari tulang belakang dengan koordinasi pada otak. Jika
terjadi kelainan ada syarat tersebut maka akan mengakibatkan gangguan
pada sistem reporduksi, misalnya disfungsi ereksi, dan gangguan
ejakulasi.

3) Sistem Reproduksi Dan Sistem Urinaria

Keduanya sangat berhubungan khususnya secara anatomi, pada laki-laki


uretra bergabung dengan tempat penyaluran keluar sperma, pada wanita
Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 31

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

uretra berdekatan dengan vagina dan terletak pada vestibulum di vulva,


selain itu vesica urinaria berada di depan uterus.
Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan mudah pula terjadi
infeksi pada sistem reproduksi atau sebaliknya.

Rangkuman

1) Alat reproduksi terdiri dari testis, epididimis, vasa vasdeferens, duktus


ejakulatorius, kelenjar prostat dan penis.
2) Peristiwa pembentukan sperma di dalam testis disebut spermatogenesis.
3) Alat reproduksi wanita bagian luar disebut vulva yang terdiri atas labia mayora dan
labia minora, klitoris, lubang saluran kencing dan vagina.
4) Alat reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari mulut rahim, uterus (rahim),
saluran telur dan sepasang ovarium.
5) Proses pembentukan telur di dalam ovarium disebut oogenesis.
6) Hormon-hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita adalah FSH, LH
estrogen dan progesteron. Hormon-hormon utama yang berperan dalam sistem
reproduksi pria adalah FSH, LH dan testosteron.
7) Fertilisasi atau pembuahan terjadi karena peleburan antara inti sel telur dengan
satu inti sperma yang terjadi di saluran oviduk dan menghasilkan sel zigot.
8) Gangguan sistem reproduksi yang terjadi antara lain: gonorea, sifilis, herpes
genital, kandidiasis vagina, gangguan menstruasi.

Tugas

ORGAN REPRDUKSI DALAM WANITA


1. Sebutkan organ reproduksi dalam pada wanita
sesuai dengan
Petunjuk gambar dibawah ini !

2. Sebutkan Peran organ tersebut pada wanita?

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 32

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Tes Formatif

1) Saluran telur pada sistem reproduksi wanita disebut...


A. Ovarium
B. Oogonium
C. Tuba falopi
D. Uretra
E. Vulva

2) Lepasnya sel terus dari folikel de graaf yang masak disebut...


A. Fertilisasi
B. Menopouse
C. Menstruasi
D. Ovulasi
E. Konjugasi

3) Testis pada janin tersimpan di dalam...


A. Rongga perut
B. Skrotum
C. Rongga tubuh
D. Skrotum dan rongga tubuh
E. Skrotum dan rongga perut

4) Hormon yang merangsang ovulasi dan membentuk estrogen adalah...


A. Tirotropin
B. Prolaktin
C. Adrenotropin
D. Gondotropin
E. Oksitosin

5) Gangguan sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri Neisseria


gonorrhoeae disebut...
A. Sifilis
B. Klamidia
C. Herpes genital
D. Kandidiasis vagina
E. Gonorea

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 33

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja 1

Aktivitas:
a. Mengamati,
b. Mendeskripsikan
c. Mengkomunikasikan

Lakukan pengamatan pada ibu hamil!

Diskusikan bersama kelompok, perubahan fisik apa sesuai dengan fisiologi organ
reproduksi pada wanita!

.................................................................................................................
.................................................................................................................

Lembar Kerja 2

1. Aktivitas
2. Mengobservasi
3. Mengasosiasi
4. Menyusun pertanyaan
5. Menyimpulkan
6. Mengkomunikasikan

Kasus:
Lakukan pengkajian pada seorang remaja laki-laki dan Perempuan terhadap
perubahan pada sistem reproduksi masing-masing!

Berdasarkan pengkajian tersebut, diskusikan tentang perubahan fisik pada organ


reproduksi yang terjadi (Anatomi) dan bagaimana proses tersebut terjadi
(Fisiologi)!

.................................................................................................................

Proses : (Sikap)

1) ....................................................................................................
2) ....................................................................................................
3) ....................................................................................................

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 34

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut


Anatomi Fisiologi Reproduksi 2017

DAFTAR PUSTAKA

Evelyn Pearce.(2010). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis


Argosy.(2009). Visible Body : Discover Human Anatomy Like Never Before.
Suratman S.Kep, Laily Dayang, S.Kep.(2013). Anatomi & Fisiologi Jilid 2. Dirjen
Kemendikbud.

Gilang Sawawa Hasannudin, S.Kep Page 35

gilang240188@gmail.com – SMK Kes. Bhakti Kencana Garut

Anda mungkin juga menyukai