Anda di halaman 1dari 2

Adsorpsi hidrofobik

Pendekatan lain adalah penggunaan interaksi hidrofobik. Pendekatan ini bukan berasal dari
pembentukan ikatan kimia melainkan sebuah interaksi yang didorong secara entropis yang
terjadi. Adsorpsi hidrofobik telah digunakan sebagai prinsip kromatografi selama lebih dari tiga
dekade. Faktor yang mempengaruhi bergantung pada beberapa variabel seperti pH, konsentrasi
garam, dan suhu Kekuatan interaksi keduanya bergantung pada hidrofobisitas adsorben dan
protein. Hidrofobik dari adsorben dapat diatur dari tingkat degree of substituion dan oleh ukuran
molekul ligan hidrofobik.

Affinity binding

Manfaat utama dari metode ini yaitu selektivitas yang luar biasa Namun, prosedur ini
membutuhkan ikatan kovalen dari afinitas ligan yang mahal (contoh : antibodi atau lektin)

Metal Binding

Garam logam transisi atau hidroksida diendapkan pada permukaan senyawa organik menjadi
terikat oleh ikatan koordinasi nukleofilik pada matriks. Terutama garam titanium dan zirkonium
dikenal sebagai metal link immobilization. Garam logam atau hidroksida diendapkan ke dalam
support (mis., selulosa, kitin, asam alginat) oleh pemanasan atau netralisasi. Karena faktor sterik,
tidak mungkin matriks untuk menempati semua posisi koordinasi logam dan beberapa posisi
tetap bebas untuk berkoordinasi dengan kelompok dari enzim. Metode ini cukup sederhana
dengan cara ini tingkat imobilisasi enzim relatif tinggi sekitar (30-80%) Namun, tingkat
kestabilan operasional yang dicapai sangat bervariasi dan hasilnya tidak mudah direproduksi.
Alasan kurangnya reproduktifitas ini mungkin terkait dengan keberadaan adsorpsi yang tidak
seragam dan untuk kebocoran ion logam yang signifikan dari support. Untuk meningkatkan
pembentukan adsorpsi. Ligan chelator dapat diimobilisasi pada support padat dengan adanya
ikatan kovalen yang stabil. Ion logam kemudian diikat dengan ikatan koordinasi, dan kompleks
stabil yang terbentuk dapat digunakan untuk retensi protein. Elusi ikatan protein didapat dengan
penurunan pH. Support selanjutnya diregenerasi dengan mencuci dengan chelator yang kuat
seperti EDTA (etilen diamino tetraacetic acid disodium salt). Suport logam chelated ini bernama
IMA (Imobilisasi Logam-Ion Affinity) yang sering digunakan dalam kromatografi protein
Pendekatan menggunakan IMA-gel yang berbeda sebagai support untuk imobilisasi enzim telah
dipelajari menggunakan E. coli β-galactosidase sebagai model

Formation of disulfide bonds

Metode-metode ini unik karena, meskipun ikatan kovalen terbentuk antara matriks dan enzim,
ikatan ini bisa putus oleh reaksi dengan agen yang sesuai seperti dithiothreitol (DTT). Selain itu,
karena reaktivitas tiol dapat dirubah dengan mengubah pH, hasil aktivitas metode yang
melibatkan pembentukan ikatan disulfide biasanya tinggi, bila menggunakan adsorben tiol-yang
memiliki tingkat reaktifitas yang tinggi.
Sifat enzim imobilisasi

Sifat enzim imobilisasi ditentukan oleh karakteristik bahan pembawa serta oleh sifat dan jumlah
interaksi antara enzim dan support. Sifat enzim biasanya berubah, sebagian besar disebabkan
oleh lingkungan mikro dan modifikasi yang diberlakukan oleh pendukung matriks. Modifikasi
ini dapat disebabkan oleh perubahan aktivitas intrinsik dari enzim yang diimobilisasi atau oleh
interaksi antara enzim dan substrat berlangsung dalam lingkungan mikro yang berbeda. Jadi,
salah satu masalah utama terkait dengan menggunakan enzim imobilisasi adalah hilangnya
aktivitas katalitik, terutama ketika enzim bekerja pada makromolekul substrat.Karena
keterbatasan akses media ke sisi aktif enzim, aktivitas dapat dikurangi untuk diakses hanya pada
permukaan media saja. Ada beberapa cara untuk menghindari masalah sterik seperti: pemilihan
support tersusun oleh jaringan rantai makromolekul terisolasi, pemilihan residu enzim yang
terlibat dalam imobilisasi

Perubahan yang diamati dalam sifat katalitik setelah imobilisasi mungkin juga karena perubahan
konformasi protein yang dipicu oleh pengikatan enzim ke matriks. Ketika enzim diimobilisasi,
kestabilannya terjadi pada suhu yang lebih tinggi dan dengan adanya pelarut organik sangat
ditingkatkan

Imobilisasi enzim tiruan biologi

Meskipun ilmu imobilisasi enzim telah berkembang banyak orang harus mengakui bahwa
keuntungan memiliki enzim yang melekat pada permukaan telah dieksploitasi oleh sel hidup
selama ada kehidupan. Dari segi biologis imobilisasi enzim dapat memberikan beberapa
pelajaran untuk para bioteknologi. Bahkan ada bukti eksperimental bahwa imobilisasi adalah
paling umum untuk enzim di lingkungan alami mereka. Dalam sebuah upaya untuk meniru
biologi, ko-imobilisasi sejumlah biokatalis yang bekerja sama pada support yang sama
digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan stabilitas dan meningkatkan reaksi kinetika.
Keterikatan enzim dengan surface yang tepat memastikan bahwa mereka tinggal di lokasi di
mana aktivitas mereka berada yang dibutuhkan. Imobilisasi ini meningkatkan konsentrasi pada
lokasi yang tepat, dan juga dapat melindungi enzim dari keberadaan hancur. Sebuah contoh yang
luar biasa adalah ko-imobilisasi peroksidase dan glukosa oksidase menjadi karbon nanotube
untuk digunakan sebagai glukosa biosensor

Anda mungkin juga menyukai