Pandeglang berupa dataran aluvial dan material pariwisata menurut Peraturan Pemerintah Nomor
hasil proses vulkanik. Hal ini memungkinkan akan 26 Tahun 2012. Seiring dengan penetapan KEK di
terjadi dampak yang besar pada kerusakan wilayah tersebut maka perkembangan dan
infrastruktur, bangunan dan fasilitas penting pembangunan infrastruktur di wilayah Tanjung
lainnya jika terjadi bahaya gempa (Gambar 1). lesung menjadi semakin pesat. Dengan demikian
informasi mengenai bahaya seismik di kawasan
Beberapa kejadian gempa berpusat di sekitar Selat
tersebut menjadi sebuah kebutuhan sebagai salah
Sunda diantaranya yaitu gempa Sukabumi dengan
satu acuan dalam pengembangan wilayah tersebut.
besaran 5,5 Mw, gempa Cijeruk dengan 5,4 Mw,
gempa Pandeglang dengan magnitude 6,8 Mw Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan salah
(Hidayat et al., 2012), gempa Liwa 6,9 Mw satu alat yang memiliki peranan penting dalam
(Nuryanto, 2008). Gempa Pandeglang pada pengelolaan data dan informasi spasial. Teknologi
tanggal 4 November 2015 dengan besaran 5,2 Mw SIG merupakan sebuah alat untuk menyimpan,
yang tidak menimbulkan kerusakan (Tarmizi, mengorganisasikan, analisis dan menampilkan
2015). Hal tersebut menggambarkan adanya data spasial terkait dengan bahaya seismik
aktifitas tektonik di daerah sekitar Selat Sunda. Kabupaten Pandeglang dengan baik. Saat ini,
Dan berdasarkan pengukuran GPS di sekitar Selat teknologi SIG telah digunakan dalam mengolah
Sunda disimpulkan adanya pergeseran ke arah informasi di semua aspek kehidupan termasuk
timur, dengan kecepatan pergeseran berkisar 1,4 dalam pengelolaan dan menyelesaikan
cm/tahun (Hidayat et al., 2012). permasalahan berkaitan dengan keadaan
alam/kebencananaan serta aktivitas manusia
Wilayah Tanjung lesung Kabupaten Pandeglang
(Jayarthna, 2017, Rahman, 2015).
merupakan salah satu kawasan yang yang secara
khusus dikembangkan untuk KEK/Kawasan Tulisan ini akan menguraikan penggunan metode
Ekonomi Khusus (Mulyadi, 2016) untuk zona AHP yang diaplikasikan dalam SIG untuk
38
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Desember 2018, 37-48
memetakan ancaman bahaya seismik di Tanjung gelombang yang dicerminkan oleh bentuk
lesung - Panimbang Kabupaten Pandeglang. morfologi pematang pantai yang sejajar pantai
Dengan menghitung parameter PGA, likuifaksi, berarah barat daya – timur laut dan endapan
litologi, morfologi dan ketinggian. aluvial yang berasal dari aliran sungai.
LOKASI DAN GEOLOGI DAERAH Daerah Tanjung lesung dan sekitarnya ditinjau
PENELITIAN dari geologi dan tektonik merupakan zona
rendahan dan jalur sesar berarah barat laut –
Daerah penelitian wilayah Tanjung lesung-
tenggara yang diisi oleh endapan sedimen laut
Panimbang merupakan daerah dataran sampai
(Sudana D. dan Santosa S, 1992).
perbukitan yang terletak pada koordinat 6 0 27’–
6037’ Lintang Selatan dan 105036’-105049’ Bujur Geologi daerah penelitian (Gambar 3) Geologi
Timur dengan ketinggian antara 0 sampai 150 dan stratigrafi daerah penelitian telah disusun
meter diatas permukaan laut (dpl) (Gambar 2). secara baik oleh Lumbanbatu dan
Poedjoepradjitno (1992) dari tua ke muda, yaitu
Wilayah Tanjung lesung - Panimbang sebagai
Formasi Bojongmanik merupakan perselingan
daerah pesisir merupakan suatu paparan dataran
batupasir dengan batu lempung gampingan dan
pantai, fluviatile, pematang pantai, laguna pesisir
batupasir tufaan berselingan dengan lignit. Umur
dan alluvium, dicirikan oleh endapan dataran pada
formasi ini adalah Miosen akhir – awal Pliosen.
patai Holosen yang berhadapan dengan Samudera
Selanjutnya diatasnya diendapkan Formasi
Hindia.
Cipacar secara selaras, terdiri dari batupasir
Penyebaran endapan kuarter di daerah ini tufaan, pasir gampingan, batu lempung pasiran.
mengikuti pola morfologi purba, kompleks delta Diatasnya secara tidak selaras diendapkan batuan
di Tanjung lesung ini didominasi oleh pengaruh produk vulkanik dan aluvium yang mencerminkan
39
Mulyadi et al. / Aplikasi Analitik Hirarki Proses untuk Ancaman Bahaya Gempa di daerah Tanjung lesung-Panimbang,
Pandeglang
pola pematang pantai. Endapan Gunungapi parameter yang dihitung dan diimplementasikan
Danau, lower tuff Banten, Gunungapi Karang, dalam Sistem Informasi Geografis atau SIG,
Gunungapi Pulosari dan Gunungapi Asupan serta (Gambar 4).
endapan aluvium menutupi daerah penelitian. Pola
AHP merupakan salah satu metode yang sangat
struktur geologi berdasarkan kelurusan struktur
populer dalam pemodelan bahaya dan dapat
berarah hampir barat daya – timur laut.
digunakan untuk analisa parameter yang
Geomorfologi daerah penelitian merupakan kompleks untuk pengambilan keputusan
dataran seluas 85,07% dari luas keselurahan berdasarkan kriteria kuantitatif (Saaty 1990, Chen
Kabupaten Pandeglang dan 15,03% merupakan et al., 2011). Metode ini dapat menciptakan hirarki
dataran tinggi pengunungan. Dari data hasil parameter dan kemudian membandingkan
pemboran memperlihatkan endapan sedimen pasangan yang mungkin dalam matriks sehingga
berumur kuarter, dengan lingkungan pengendapan terdapat rasio bobot yang konsisten untuk setiap
terdiri dari endapan banjir, endapan cekungan elemen parameter (Saaty 1988, Saaty 2008,
banjir, endapan rawa dan endapan pantai. Estoque 2012). Teknik ini telah berhasil
digunakan untuk memetakan zonasi bahaya
METODE
seismik di berbagai belahan dunia (Malczewski
Metode yang dilakukan dalam pemetaan ancaman 1999, Panahi et al., 2014, Quadrio et al., 2015).
bahaya seismik dilakukan dalam beberapa tahapan
AHP mendefinisikan masalah dan menentukan
yaitu pengumpulan data, persiapan peta tematik,
jenis pengetahuan yang akan dicari serta
menentukan peringkat dan pembobotan dengan
menentukan hirarki keputusan dan parameter.
menggunakan AHP, adalah menggunakan metode
Setelah pembentukan hirarki, matriks
AHP untuk merumuskan bobot dan peringkat tiap
perbandingan berpasangan untuk setiap kriteria di
40
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Desember 2018, 37-48
setiap tingkat dikonstruksi. Setiap kriteria menghitung nilai perhitungan bobot indikator
dibandingkan terhadap kriteria lain dalam tingkat evaluasi dengan menggunakan analisis spasial
yang sama, dan berkorelasi dengan tingkat di atas intersection terhadap nilai indikator setiap
dan di bawah posisinya. Seluruh skema parameter sehingga menghasilkan peta potensi
digabungkan secara matematis, menghasilkan bahaya seismik.
pernyataan prioritas untuk masing-masing
Untuk menentukan penyimpangan atau tingkat
individu atau kelompok. Konsistensi suatu matriks
konsistensi dari penentuan bobot untuk setiap
dapat diperiksa dengan menghitung nilai eigen
indikator parameter digunakan indeks konsistensi
utama, λ max. Batas atas nilai eigen adalah ukuran
atau Consistency Index (CI) sebagai acuan
yang sama dengan matriks elemen (Saaty 2008).
sehingga perhitungan bobot dapat dilakukan
Dampak dari bahaya gempa dipengaruhi oleh dengan konsisten (Saaty 1988, Saaty 1990).
kriteria/parameter geomorfologi tanah yang terdiri
Pengumpulan Data
dari geologi, geomorfologi dan data geoteknik
selanjutnya dibutuhkan juga parameter percepatan Untuk melakukan pemetaan potensi ancaman
tanah puncak (PGA), likuifaksi dan ketinggian. bahaya seismik di daerah Tanjung lesung
Kabupaten Pandeglang berkaitan dengan berbagai
Metode AHP digunakan untuk menghitung bobot
data spasial yaitu PGA, likuifaksi, geologi,
dan peringkat yang mempengaruhi ancaman
morfologi dan topografi (Lumbanbatu, 2012).
bahaya seismik secara kuantitatif untuk penentuan
Data yang dikumpulkan berasal dari berbagai
zonasi. Parameter/kriteria yang mempengaruhi
sumber yang berbeda dan dalam format yang
bahaya geologi dapat dihitung dengan perhitungan
berbeda. Data spasial tersebut kemudian
dan analisis spasial ArcGIS (Childs 2004) yang
diintergrasikan dalam SIG dengan format
dapat dijadikan indikator kuantitatif penilaian
geodatabase di ArcGIS.
bahaya. Indikator evaluasi bahaya gempa dipilih
berdasarkan data geografi dasar (elevasi, Geodatabase merupakan database spasial
ketinggian, pola morfologi), data geologi, litologi, digunakan dalam mengelola data dan informasi
kegempaan (PGA) dan likuifaksi. Bobot setiap spasial sehingga integrasi, konsistensi, keakuratan
indikator (parameter) ini ditentukan oleh proses terjaga dan memudahkan dalam analisis spasial
hirarki analitik. Perangkat lunak ArcGIS (ESRI (Nur et al., 2015). Dalam geodatabase tersebut
2013) digunakan untuk menghitung dan dikelola data spasial PGA, likuifaksi, geologi,
41
Mulyadi et al. / Aplikasi Analitik Hirarki Proses untuk Ancaman Bahaya Gempa di daerah Tanjung lesung-Panimbang,
Pandeglang
42
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Desember 2018, 37-48
43
Mulyadi et al. / Aplikasi Analitik Hirarki Proses untuk Ancaman Bahaya Gempa di daerah Tanjung lesung-Panimbang,
Pandeglang
Gambar 5. Peta Peak Ground Acceleration (PGA) daerah Tanjung lesung (sumber: Peta
Pusgen tahun 2017).
Gambar 6. Peta Likuifaksi daerah Tanjung lesung (Sumber: modifikasi Lumbanbatu 2012).
Morfologi
44
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Desember 2018, 37-48
Tanjung Lesung
45
Mulyadi et al. / Aplikasi Analitik Hirarki Proses untuk Ancaman Bahaya Gempa di daerah Tanjung lesung-Panimbang,
Pandeglang
Gambar 8. Peta Morfologi daerah Tanjung lesung, sumber: pengolahan dari SRTM 30 m.
Gambar 9. Peta Potensi ancaman bahaya seismik daerah Tanjung lesung-Panimbang, sumber: hasil
analisis.
47
Mulyadi et al. / Aplikasi Analitik Hirarki Proses untuk Ancaman Bahaya Gempa di daerah Tanjung lesung-Panimbang,
Pandeglang
Kementerian Pekerjaaan Umum dan Schmidts Meriam, 2013. Esri ArcGis Desktop
Perumahan Rakyat. ISBN 978-602-5489- Associate Sertification Study Guide, Esri
01-3.376 pp. Press, ISBN: 9781589483514, 450 pp
Publikasi Statistik, 2016. Badan Statistik Santosa, S., 1991. Peta Geologi Lembar Anyer,
Kabupaten Pandeglang, 2016, https:// Jawa Barat, Pusat Penelitian dan
pandeglangkab.bps.go.id/ Pengembangan Geologi. Republik
Indonesia, Bandung.
Sudana D dan Santosa S., 1992. Peta Geologi
Cikarang, Pusat Survey Geologi, Pusat Svob, Sienna & Arroyo, Pablo & Kalacska,
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Margaret 2014. The Development Of A
Republik Indonesia, Bandung. Forestry Geodatabase For Natural Forest
Management Plans In Costa Rica. Forest
Saaty. T. L., 1990. How To Make A Decision: The
Ecology And Management. 327, 240-250.
Analytic Hierarchy Process, European
10.1016/j.foreco.2014.05.024.
Journal of Operational Research, 48 (1), 9-
26. Rahman, Naima & Ansary, Mehedi & Islam,
Ishrat. (2015). GIS Based Mapping Of
Saaty, T. L., 2008. Decision Making with the
Vulnerability To Earthquake And Fire
analytic hierarchy process. International
Hazard In Dhaka City, Bangladesh.
Journal Services Sciences, 1 (1), 88-98.
International Journal of Disaster Risk
https://doi.org/10.1504/IJSSci.2008.01759.
Reduction. 13, 291-300. 10.1016/j.ijdrr
Saaty, T. L., dan Vargas, L. G., 2012. Models, .2015.07.003.
Methods, Concepts & Applications of the
Analytic Hierarchy Process 2nd Edition.
Springer US, New York. http://dx.doi.
org/10.1007/978-1-4615-1665-1, 346 pp.
48