Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu


kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya.
Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi
kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi
kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair
yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan.
Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam
peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Menurut J.W.
Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang
barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong
orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65
tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih
dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia,
lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60
tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal
kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai asuhan keluarga dengan usia
dewasa akhir.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori dewasa akhir ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada usia dewasa akhir ?
BAB II
ISI
A. Pembahasan Teori

Tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan


perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia.
Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan
bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang
puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu
singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia
adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan
fisik.

Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan


tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan
orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong
orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun
keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang
yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada
umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai
tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi


menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh
puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun
hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa
lanjut yang lebih muda.
1. Ciri-ciri dewasa akhir:

a. Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan


oleh faktor fisik dan psikologis.
b. Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap
periode ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang
menganggapnya sebagai hukuman.
c. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan
masa tua tidaklah menyenangkan.
d. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat
menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena
energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih
menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap
berjasa bagi masyarakat sekitar
e. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang
negatif tentang usia lanjut.
f. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih muda.
g. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri
yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
h. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara
untuk memperlambat penuaan.

2. Tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:


a. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di
hari tua.
b. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
c. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
d. Saling merawat sebagai suami-istri
e. Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap
yang positif (menjadi janda atau duda).
f. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
g. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi
B. Perkembangan Dewasa Akhir

1. Perkembangan Fisik

Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang


bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis
yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran
tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap
kondisi psikologis.

Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan


pada usia dewasa akhir, diantanya adalah :
a. Daerah kepala
b. Daerah Tubuh
c. Daerah persendian

2. Perkembangan Kognitif

Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa


dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut
kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan
dalam ingatannya. Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan
menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini.
Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas
menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa
segi substansial.

3. Perkembangan Psikis dan Intelektual

Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran


kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan
organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55
tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus
mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan
sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor,
seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan
intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah
satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah
satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat
merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta
dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.

4. Perkembangan Emosional

Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap


menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan
para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih,
tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru
seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan,
merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak
yang harus dihadapi lanjut usia.

Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional,


keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia
semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut
usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah
kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan
akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang
dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai
dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang
tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.
5. Perkembangan Spiritual

Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan


agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup,
harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat
berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para
Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan
besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan
mental.

6. Perkembangan Minat

a. Minat dalam diri sendiri: orang menjadi semakin dikuasai oleh


diri sendiri apabila semakin tua

b. Minat terhadap pakaian: minat terhadap pakaian tergantung pada


sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan social

c. Minat terhadap uang: pensiun atau pengangguran mungkin akan


menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan
mungkin tanpa pendapatan samasekali.

d. Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan sering


dilakukan karena memang tidak dapat dielakkan

e. Minat keagamaan, dalam hal ini beberapa penelitian


menunjukkan bahwa orang usia lanjut temyata tidak harus selalu
semakin kuat kehidupan keagamaannya. Disimpulkan bahwa
kehidupan beragama ini akan sangat ditentukan oleh bagaimana
individu tersebut menjalankan kehidupan beragama di masa
sebelumnya
f. Minat untuk mati, beberapa pertanyaan sering kali banyak
menghinggapi pikiran para lanjut usia ini antara lain, kapan saya
akan mati ?, apa yang menyebabkan kematian saya nanti ?, apa
yang bisa saya lakukan terhadap kematian seperti yang saya
inginkan ?, atau apakah saya dibenarkan untuk bunuh diri ?,
bagaimana saya dapat mati dengan cara yang baik?.

g. Minat untuk makan sering kali sangat berkurang. Hal ini banyak
disebabkan karena masalah gigi, gusi dan sistem pencemaan.
Sehingga ini juga menyebabkan terjadinya ketegangan dengan
mereka yang mengurus/menyediakan makanan tersebut.

Perkembangan dan perubahan yang terjadi ini mengakibatkan


interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan
terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran
ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya
komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa
dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman,
generatif, dan integritas. Menurut Erikson, perkembangan
psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala
penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.[4]
7. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan
orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang
yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan
terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki
masa dewasa akhir.
8. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang
dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika
seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai
jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang
kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak
muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak
orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian
prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu
yang masih tersisa.
9. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang
terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang
dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,
produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan
penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam
menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup
menjelang kematian.
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian dilakukan mulai hari Sabtu, tanggal 7 Januari 2006 sampai hari Senin,
tanggal 9 Januari 2006 di rumah keluarga Ny. M
A. Data Umum
1. Nama KK : Ny. M
2. Umur : 55 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : IRT
5. Alamat : RT 08 RW XII
6. Daftar Anggota Keluarga
No Nama Hub Umu L Status Pendidi Pekerja Keterang
dg r / Perkawi kan an an
KK P nan Imunisai

1. Ny. M Istri 55th P Kawin SD IRT -


2. Nn. S Anak 20th P Belum SMK Belum -
Kawin Bekerja
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny M adalah Singgle parent
8. Budaya
a. Suku bangsa : Jawa
b. Bahasa yang digunakan : bahasa jawa
9. Kegiatan rutin keagamaan di rumah.
Ny.M mengatakan “Kami semua anggota keluarga beragama Islam, tapi
semenjak sakit saya tidak menjalankan ibadah sholat lima waktu, kalau
anak saya aktiv mengikuti pengajian remaja”
10. Status sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga dengan status social ekonomi menengah bawah
11. Kebutuhan rekreasi
a. Rekreasi yang digunakan di dalam rumah
Ny.M megatakan ia tidak pernah rekreasi kemana-mana“ Kami hanya
menonton TV la gimana, saya tidak bisa pergi kemana-mana
b. Rekreasi yang dilakukan di luar rumah
Kami tidak pernah rekreasi bersama, paling anak saya pergi ke rumah
neneknya di kediri” Ny.M megataka bahwa itu rumah nenek dari
ayahnya.
B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahapan perkembangan keluarga
Keluarga Ny. M sekarang pada tahap perkembangan keluarga dengan
lanjut usia. Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh
keluarga adalah mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami istri dan saling
merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
dan melakukan “life review” Ny. M pisah rumah dengan Tn.S sudah
semenjak sakit lumpuh ± 9 tahun yang lalu. “ bapak punya istri lagi mbak
semenjak saya sakit lumpuh seperti ini”

2. Tugas Tahapan perkembangan yang belum terpenuhi


Saling merawat sebagai suami-istri

3. Riwayat keluarga inti


Menurut keterangan Ny.M “Saya asli semarang, bapak asli Klaten, dari
pertama menikah saya sudah tingal di sini”
4. Riwayat keluarga sebelumnya.
a. Riwayat Hubungan Keluarga
“ saya kadang-kadang masih bertemu dengan saudara –saudara saya
karena rumahnya khan dekat-dekat, tapi sama keluarga suami tidak
pernah , Ny.M mengatakan Sauda suami sudah meninggal semua
b. Konflik antar pasangan.
“ ya itu, sejak saya sakit bapak punya istri lagi, dia tidak pernah tingal
di sini, Ny.M mengatakan ia tidak mau tinggal serumah dengan Tn. S
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Status rumah
Status rumah merupakan rumah dengan status hak milik atas nama
Tn. S
b. Perincian Denah Rumah
Jenis bangunan permanent dengan ukuran 15x10 m, yang terdiri dari :
1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur. Lantai
diplester. Ruang tamu memiliki 1 jendela yang selalu dibuka. Atap
terbuat dari genting. Dapur terletak dibelakang dekat kamar mandi.
MCK terletak didalam rumah, sumber air dari sumur dengan sanyo.
Keluarga memiliki tempat penampungan air.

c. Keadaan Rumah
Kondisi lantai bersih, kondisi ruangan kurang teratur, lantai terbuat
dari plester, atap terbuat dari genting, tidak dipasang eternit.
d. Kebiasaan Keluarga Dalam perawatan Rumah
Ny. M mengatakan “Biasanya anak saya atau kadang rewang saya
yang menyapu dan mengepel ”
e. Sistem Pembuangan Sampah
Menurut keterangan ny.M “ Pembuangan sampah di taruh di tong
kemudian dibakar ”.
f. Sistem drainage air
Keluarga Ny. M memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga
dan selokan tersebut bermuara sampai ke sungai, selokannya terbuka
dan lancer.
g. Penggunaan jamban
Keluarga memiliki jamban jenisnya kloset duduk yang letaknya
didalam rumah, tempat penampungan jamban tersebut dengan sumber
air jaraknya lebih dari 10 M
h. Kondisi Air
Keluarga memakai sumber air dari sumur menggunakan sanyo untuk
pemenuhan kebutuhan sehari – hari, kondisi air bersih, tidak berbau,
berasa ataupun berwarna
i. Pengetahuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang berkaitan
dengan Lingkungan.
Ny. M mengatakan : “ ya kalau lingkungan kotor akan mengakibatkan
masyarakat mudah sakit ”.
2. Karakteristik tetangga dan Komunitas
a. Adat dan istiadat komunitas sekitar
Nn. S “Tetangga sekitar mempunyai kebiasaan mengaji bersama,
apabila ada salah satu tetangganya yang sakit mereka saling bantu-
membantu"
“Setiap bulan pada minggu pertama diadakan pertemuan PKK tingkat
RT dan keesokan harinya dilakukan kerjabakti ibu-ibu bersama untuk
membersihkan lingkungan sekitar rumah masing-masing dan
membakar sampah di penampungan sampah umum”
b. Pola pergaulan keluarga
Ny. M menagatakan tetangga baik-baik “Menurut saya hubungan
keluarga dengan tetangga baik-baik saja, tapi karna saya sakit saya
tidak pernah pergi kemana-mana. Saya dulu pernah belajar berjalan
menggunakan tongkat tapi semenjak jatuh saya takut lagi, semenjak
itu kalau tidak dipapah saya tidak mau berjalan
c. Persepsi Keluarga terhadap komunitas
“Kami merasa nyaman hidup ditengah-tengah masyarakat, menurut
keluarga mereka layaknya keluarga sendiri, saling membantu jika ada
kesulitan” NY.M menerangkan
d. Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan
Dengan Komunitas
Ny. Tampak dengan kebingungan “Masalah kesehatan yang muncul
dalam kehidupan ditengah masyarakat secara khusus saya belum tahu,
tapi sekarang ini lagi musim demam berdarah ya
3. Mobilitas Geografis Keluarga
a. Alat transportasi Di daerah
Menurut keterangan ny.M alat transportasi yang ada didaerah banyak
seperti angkutan kota, bis namun untuk masuk sampai rumahnya
belum ada kendaraan umum yang masuk, jalan satu-satunya adalah
naik ojek atau jalan kaki.
b. Alat Transportasi yang biasa digunakan Oleh keluarga
Ny. M mengatakan “ saya tidak pernah kemana-mana. Paling anak
saya kalau keluar pakai sepeda motor”
4. Perkumpulan keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
a. Peran serta keluarga Dalam perkumpulan di masyarakat
Ny. M mengatakan keluarganya tdak aktiv dalam organisasi
kemasyarakatan apapun“Kami hanya warga biasa”
b. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan Di masyarakat
Nn.S mengatakan “Perkumpulan di masyarakat memang banyak
manfaatnya selain berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi
yang lebih erat sambil cerita dan bercanda bersama”
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
“Kami selalu menyarankan agar saling terbuka dan saling membantu bila
ada masalah” ny. M menerangkan
2. Struktur Kekuatan keluarga
Menurut keterangan ny. M “…..keputusan dengan musyawarah”. Tapi
keputusan tetap melibatkan Tn.S walaupun tidak tinggal serumah
3. Struktur peran
Walau tidak tinggal dalam satu rumah Tn. S tetap berperan sebagai
pencari nafkah karena Ny.M tidak bisa bekerja dan anaknya belum
bekerja.
4. Nilai dan norma budaya
Ny. M mengatakan anaknya rajin mengikuti kegiatan keagamaan yang
ada diwilayah RT seperti pengajian bersama,kalau Ny.M tidak pernah
mengikuti. Keluarga mengatakan dalam keluarga menghormati satu sama
lain namun tetap menjaga agar suasana rumah bisa hidup dengan saling
menghargai namun jika ada masalah keluarga membicarakan dengan
serius antar anggota.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny.M sangat menyayangi anak-anaknya, sebenarnya Tn.S juga
menyayangi anaknya.tapi Ny.M mengatakan tidak mau berkumpul lagi
dengan Tn.S karena memili istri lagi.
2. Fungsi Sosial
Ny. M mengatakn “Kami saling menyayangi, bapak juga sayang sama
anak-anak, tapi saya tidak mau dia tinggal disini, biar dia tinggal dirumah
istri mudanya.
3. Fungsi Reproduksi
“Saya sudah tidak menstruasi, dan suami saya sekarang tinggal dengan
istri mudanya, ny. M mengatakan
4. Fungsi sosialisasi.
Ny. M mengatakan “saya tidak pernah bergaul dengan tetangga , karena
saya tidak bisa ke mana-mana, tetapi hubungna saya dengan tetangga
baik-baik saja, mereka juga mau membantu memapah saya jalan bila tidak
ada anak saya.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga Mengenal masalah kesehatan
Nn. S tahu penyakit yang diderita Ny.M adalah lumpuh, dan keluarga
tau sebenarnya Ny.M harus diterapi, tetapi Ny.M tidak mau karena
merasa putus asa
b. Kemampuan keluarga Mengambil keputusan mengenai tindakan
keperawatan
Nn. S mengatakan kalau masalah biaya pengobatan selalu diusahan,
keluarga menyadari ada masalah dengan anggota keluarganya yaitu
Ny.M yang mengalami kelumpuhan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Nn. S mengatakan “Kami sebenarnya sudah mengupayakan untuk
kesembuhan ibu, kami membawa ke rumah sakit untuk dilatih gerakan,
tapi ibu akhirnya ndak mau, akhirnya saya memanggil seorang suster
untuk di lakukan perawatan di rumah dan ibu akhirnya bosan ibu
mintanya langsung bisa jalan”. Lalu keluarga mencoba melatih
gerakan sendiri seperti yang dilakkan oleh suster. Keluarga juga
membawa klien ke akupuntur tapi tidak ada perubahan.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
Menurut keterangan Nn. S, Keluarga sudah membuatkan tempat untuk
BAB/BAK dengan menggunakan kursi yang di lobangi tengahnya agar
Ny.M tidak kesulitan
e. Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Nn. Smengatakan, :”dulu rajin membawa Ny.M ke rumah sakit atau
dokter praktek, karena tidak ada kemajuan (Ny.M ingin segera bisa
jalan), Akhirnya ibu minta pengoobatan dihentikan”
6. Fungsi Ekonomi
NY. M mengatakan “Uang jatah dari bapak ya hanya cukup untuk makan
sehari-hari
F. Stress Dan Koping Individu
1. Stressor jangka pendek
Ny. M mengatakan anaknya sudah mencari kerja tapi belum dapat
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny.S sudah berusaha mencari kerja,” saya akan berusaha sungguh-
sungguh biar bisa membantu keuangan keluarga”
3. Strategi Koping Yang digunakan
Ny. M mengatakan “Jika ada masalah keluarga kami lebih suka berunding
bersama, dan pasrah kepada Allah”
4. Harapan keluarga pada perawat
Ny.M dan Nn. S berharap bisa mendapatkan berbagai informasi kesehatan
dan mampu memberikan penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga
5. Persepsi keluarga terhadap perawat
Ny. M dan Nn. S menganggap sosok perawat adalah seseorang yang
mampu membantu jika ada masalah kesehatan yang muncul.
G. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Ny. M Nn.S
1. Kepala

a. Rambut a. Beruban, tidak rontok a. Hitam, bersih tidak


rontok

b. Mata b. Tidak anemis b. Tidak anemis

c. Hidung c. Simetris,tidak ada polip c. Simetris,tidak ada


polip
d. Telinga d. Aurikula simetris,
bersih, tidak terdapat d. Aurikula simetris,
penumpukan serumen bersih, tidak terdapat
penumpukan
e. Gigi sudahada yang
serumen
e. Mulut tanggal, mulut bersih.
e. Gigi utuh, mulut
f. Tidak ada lesi, tidak
bersih.
f. Leher terdapat pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada
kesulitan menelan . f. Tidak ada lesi, tidak
terdapat pembesaran
kelenjar tiroid, tidak
ada

kesulitan menelan .

2. Dada
Bentuk Simetris Simetris

3. Paru
a. Inspeksi a. Gegakan dada ritmis a. Gegakan dada ritmis
b. Auskultasi b. Wheezing terdengar b. Suara dasar Vesikuler
c. Perkusi c. Redub c. Sonor
d. Palpasi d. Fremitus positif d. Suara dasar Vesikuler
4. Jantung Tidak tampak ictus cordis Tidak tampak ictus
cordis
Suara S1-S2 terdengar
Suara S1-S2 terdengar
normal, Sonor
normal, Sonor

5. Abdomen
a. Bentuk a. Datar a. Datar
b. Inspeksi b. Gerakan napas ritmis b. Gerakan napas
c. Auskultasi c. Peristaltik terdengar ritmis
10-20 kali/menit c. Peristaltik terdengar
8-15 kali/menit
d. Redup
d. Perkusi d. Redup e. Tidak teraba hepar
e. Palpasi e. Tidak teraba hepar dan dan tidak ada nyeri
tidak ada nyeri tekan tekan
f. ROM maksimal
f. Ekstremitas atas f. Mengalami kekuatan otot sama,
dan bawah ketrbatasan gerakan ROM maksimal
pada tangan kanan dan tidak ada edema,
kaki kanan, kekuatan kekuatan sama dan
tonus otot 1, tidak ada tidak ada
edema kelemahan otot
6. Tanda-tanda vital
a. TD a. 140/90 mmHg a. 120/80 mmHg
b. Suhu b. 36,5oC b. 36,8oC
c. Nadi c. 88 kali/menit c. 80 kali/menit
d. Pernapasan d. 20 kali/menit d. 20 kali/menit
e. Tinggi badan e. 143 Cm e. 150 cm
f. Berat badan f. 60 Kg f. 43 Kg
H. Harapan keluarga
terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi Ny. M dan Nn.
S mengatakan ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai kesehatan
demi menjaga kesehatan anggota keluarga.
I. Analisa Data
Data Etiologi Problem
DS : Ketidakmampuan Gangguan mobilitas fisik
- Ny. .M mengatakan dia keluarga merawat pada Ny. M
tidak bisa beraktifitas anggota keluarga yang
apa-apa, ia mau menderita stroke
beraktifitas bila ada yang
memapah
- Ny. M mengatakan “
Saya dulu pernah belajar
berjalan menggunakan
tongkat tapi semenjak
jatuh saya takut lagi,
semenjak itu kalau tidak
dipapah saya tidak mau
berjalan
- Dulu pas sakit mulut
saya mencong mbak

DO :
- Ny.M hanya tiduran di
tempat tidur atau duduk
dikursi
- Tidak mau dilakukan
latihan ROM pasif

DS : Ketimampuan keluarga Resiko cedera pada Ny.


- Ny. M mengatakan memodifikasi lingkungan M
pernah jatuh

DO
- Lantai kamar mandi
licin
- Penerangan kurang
- Belum ada pegangan di
kamar mandi

J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik pada Ny. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke
2. Resiko cidera pada Ny. M berhubungan dengan Ketimampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
K. Skoring
1. Diagnose keperawatn : hambatan mobilitas fisik pada keluarga Tn. S
kususnya pada Ny. M b/d ketidaktahuan merawat anggota keluarga dengan
penyakit stroke

Kriteria Skore Total Pembenaran


1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah gangguan
Aktual ( tidak mobilitas sudah terjadi
sakit )

2. Kemungkinan ½x1 1 Tingkat pengetahuan


masalah dapat keluarga dan Ny. M
diubah : sebagian tidak mau dilakukan
terapi , tetapi keluarga
sudah berusaha
mengobati
3. Kemungkinan 1/3 x 1 1/3 Masalah sudah
masalah dapat berjalaan lama dan
dicegah sudah terjadi gangguan
pada Ny.M
4. Menonjolnya 0/2 X 1 0 Masalah gangguan
masalah : mobilitas fisik tidak
masalah tidak dirasakan oleh
dirasakan keluaraga karena sudah
berjalan lama
JUMLAH 21/3
2. Diagnosa keperawatan : resiko cidera pada keluarga Tn.S kususnya Ny.M
b/d ketidak tahuan keluarga memodifikasi lingkungan
Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi
resiko ( ancaman tetapi ada riwayat
kesehatan tidak pernah jatuh, sehingga
sehat ) diperlukan upaya
pencegahan supaya
tidak terjadi cidera
2. Kemungkinan ½x1 1 Masalah tidak terlalu
masalah dapat mudah diubah karena
diubah : sebagian dana dan kemauan
keluarga untuk
mengatasi masalah
3. Kemungkinan 2/3 x 1 2/3 Dalam masalah ini
masalah dapat keluarga sudah
dicegah : cukup melakukan sebagian
upaya pencegahan
cedera dengan membuat
WC duduk dari kursi
4. Menonjolnya ½x1 ½ Ny.M pernah jatuh dan
masalah : menimbulan trauma
masalah berat psikologis
hasur segera
ditangani
Jumlah 25/ 6

L. Penetapan Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga


Prioritas Diagnose keperawatan Skor
1. Diagnosa keperawatan : resiko cidera pada 25/ 6
keluarga Tn.S kususnya Ny.M b/d ketidak
tahuan keluarga memodifikasi lingkungan

2. Diagnose keperawatn : hambatan mobilitas 21/ 3


fisik pada keluarga Tn. S kususnya pada Ny. M
b/d ketidaktahuan merawat anggota keluarga
dengan penyakit stroke

M. Rencana tindakan keperawatan


Diagnosis keperawatan NOC NIC

Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi


00035 resiko cidera pada Keluarga mampu Keluarga mampu
keluarga Tn.S mengenal mengenal
kususnya Ny.M masalah tentang masalah tentang
b/d ketidak tahuan pengetahuan pengetahuan
keluarga kesehatan dan kesehatan dan
memodifikasi perilaku sehat : perilaku sehat :
lingkungan
Pengetahuan : Pendidikan
1809 5510
Keamanan kesehatan
pribadi 1. Ajarkan
1. Strategi strategi
pencegah yang dapat
an jatuh digunakan
dipertaha untuk
nkan menolak
pada perilaku
pengetah yang tidak
uan sehat atau
sedang beresiko
(3) daripada
ditingkat memberik
akan ke an saran
banyak untuk
(4) menghind
2. Strategi ari atau
penguran merubah
gan perilaku
resiko 2. Gunakan
dipertaha strategi
nkan dan
pada intervensi
tingkat utama
terbatas dalam
( 2 ) di program
tingkatka pendidika
n ke n
sedang
(3)
3. Pengguna
an alat
bantu
yang
benar di
pertahana
kan pada
pengguna
Keluarga mampu Keluarga mampu
memutusakan memutusakan
untuk merawat , untuk merawat ,
meningkatkan meningkatkan
atau atau memperbaiki
memperbaiki kesehatan :
kesehatan :

Perilaku
Terapi latihan :
1909 pencegahan 0221
ambulasi
jatuh
1. Bantu
1. Menemp
atkan pasien
penghala
untuk
ng untuk
mencega berpindah
h jatuh
sesuai
dipertaha
nkan kebutuha
pada
jarang 2. Intruksika
menunju
kan ( 2 ) n pasien
di untuk
tingkatka
n ke memposisi
sering kan diri
menunju
kan ( 4 ) sepanjang
2. Menggun proses
akan
prosedur pemindaha
pemindah n
an yang
aman di
pertahank
an pada
kadang-
kadang
menunju
kan ( 3 )
di
tingkatka
n ke
sering
menunju
Keluarga mampu Keluarga mampu
merawat anggota merawat anggota
keluarga untuk keluarga untuk
meningkatakan meningkatakan
kesehatan : kesehatan :

0212 Koordinasi 0200 Peningkatan


latihan
pergerakan
1. Lakukan
bersama
1. Gerakan individu
kea rah jika
yang di diperlukan
inginkan 2. Dukung
dipertaha individu
nkan untuk
pada memulai
banyak latihan
tergangg 3. Damping
u(2) individu
ditingkat pada saat
kan ke mengemba
cukup ngkan
tergangg program
u(3) latihan
2. Gerakan untuk
dengan memenuhi
waktu kebutuhan
yang
diinginka
n
dipertaha
nkan
pada
cukup
tergangg
u(3)
ditingkat
kan ke
sedikit
tergangg
u(4)
Keluarga mampu Keluarga mampu
memodifikasi memodifikasi
lingkungan : lingkungan :

Perilaku 5380 Peningkatan


pencegahan
keamanan
jatuh :

1. Menggun 1. Sediakan
akan lingkunga
pegangan n yang
tangan tidak
seperti menganca
yang m
diperluka 2. Bantu
n pasien /
ditingkat
kan ke keluarga
sering mengident
menunju
kan ( 3 ) ifikasi
ditingkat factor apa
kan
banyak yang
menunju meningkat
kan ( 4 )
2. menyedia kan rasa
kan keamanan
ketinggia
n tempat
tidur
sesuai
yang
diperluka
n
dipertaha
nkan ke
tingkat
sering
menunju
kan ( 3 )
ditingkat
kan ke
banyak
menunju
kan ( 4 )
3. Menemp
atakan
Keluarga mampu Keluarga
memanfaatkan memanfaatkan
fasilitas fasilitas kesehatan
kesehatan : :

Kepuasan Rujuan
3000 8100
klien : akses
terhadap 1. Hubungi
sumber-sumber instansi
3000
keperawatan yang
03
1. Ketersedi berwenang
an atau
perawata penyedia
n yang layanan
dibutuhk perawatan
an untuk kesehatn
perawata
n 2. Identifikas
diipertah i
ankan rekomend
pada asi
agak puas pelayanan
(2) kesehatan
ditingkat terkait
kan ke rujukan
3000
cukup yang
7
puas ( 3 ) diperlukan
2. Bantuan 3. Evaluasi
dengan kemampua
akses n
pelayana mengakses
n kebutuhan
kesehatan lingkunga
dipertaha n bangi
nkan pasien
pada dirumah
cukup atau
puas ( 3 ) komunitas
di
tingkatka
n ke
sangat
puas ( 4 )

Diagnosis keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

00085 Keluarga mampu Keluarga mampu


mengenal mengenal
Hambatan mobilitas fisik
masalah tentang masalah tentang
pada keluarga Tn. S
pengetahuan pengetahuan
kususnya pada Ny. M b/d
kesehatan dan kesehatan dan
ketidaktahuan merawat
perilaku sehat : perilaku sehat :
anggota keluarga dengan
penyakit stroke 1823 Pengetahuan : 0224 Terapi Latihan :
Promosi
Mobilitas Fisik
Kesehatan
1823 1. Perilaku 1. Bantu
14 untuk pasien
mencegah mendapatk
cedera yang an posisi
tidak tubuh
disengaja yang
dipertahanka optimal
n pada untuk
pengetahuan pergeraka
terbatas (2) n sendi
ditingkatkan pasif
ke maupun
pengetahuan aktif
sedang (3) 2. Bantu
2. Latihan rutin pasien
1823 yang efektif untuk
20 dipertahanka membuat
n pada jadwal
pengetahuan latihan
terbatas (2) ROM aktif
ditingkatkan
ke
pengetahuan
sedang (3)
Keluarga mampu Keluarga mampu
memutusakan memutusakan
untuk merawat , untuk merawat ,
meningkatkan meningkatkan
atau atau memperbaiki
memperbaiki kesehatan :
kesehatan : Pengajaran
5612
Pengetahuan : peresepan
1811 Aktifitas Yang latihan :
Disarankan
1. Aktivitas 1. Informasik
18110 yang an pasien
1 disaranka mengenai
n aktivitas
dipertaha yang
nkan sesuai
pada dengan
pengetah kondisi
uan fisiknya
terbatas 2. Bantu
(2) pasien
ditingkat menentuka
kan ke n tujuan
pengetah dalam
uan latihan
sedang dengan
(3) perlahan
2. Strategi dan
untuk meningkat
18111 ambulasi pasti
6 yang 3. Intruksika
aman n pasien
dipertaha bagaimana
nkan melakukan
pada latihan
pengetah yang di
uan resepkan.
terbatas
(2)
ditingkat
kan ke
Keluarga mampu Keluarga mampu
merawat anggota merawat anggota
keluarga untuk keluarga untuk
meningkatakan meningkatakan
kesehatan kesehatan

Ambulasi Terapi latihan


0200 0221
ambulasi :
1. Berjalan
0200 dengan 1. Bantu
02 langkah pasien
yang untuk
efektif menghilan
dipertaha gkan alas
nkan kaki yag
pada memfasilit
cukup asi pasien
tergangg untuk
u (2) berjalaln
ditingkat dan
kan ke mencegah
sedikit cidera.
tergangg 2. Bantu
u(3) pasien
2. Berjalan untuk
0200 dengan berdiri dan
03 pelan ambulasi
dipertaha dengan
nkan jarak
pada tertentu
cukup 3. Monitor
tergangg penggunaa
u (2) n alat
ditingkat bantu
kan ke berjalan.
sedikit 4. Gunakan
tergangg sabuk
u(3) berjalan
untuk
membantu
perpindah
an dan
ambulasi
sesuai
kebutuhan
.

Keluarga mampu 6486 Keluarga mampu


memodifikasi memodifikasi
lingkungan lingkungan

Status Manajemen
2009 kenyamanan : lingkungan :
lingkungan keselamatan
1. Modifikasi
2009 1. Lingkung lingkunga
03 an yang n untuk
kondusif meminima
untuk lkan bahan
tidur berbahaya
dipertaha dan
nkan beresiko
pada 2. Bantu
cukup pasien saat
tergangg melakukan
u (3) perpindah
ditingkat an
kan ke kelingkun
sedikit gan yang
tergangg lebih
u (4) aman
2. Tempat 3. Sediakan
tidur alat untuk
yang beradaptas
nyaman i
dipertaha
nkan
pada
cukup
tergangg
u (3)
ditingkat
kan ke
sedikit
tergangg
u (4)

Keluarga Keluarga
memanfaatkan memanfaatkan
fasilitas fasilitas kesehatan
kesehatan
Manajemen
Memanajemen pengobatan :
3102 diri : penyakit
kronik

1. Mencari
3102
informasi
05
tentang
cara
untuk
mencega
h
komplika
si
Dipertaha
nkan
pada
jaranng
menunju
kan (2)
ditingkat
kan ke
kadang-
3102 kadang
47 menunju
kan (3)
2. Menggun
akan
pelayana
n
kesehatan
sesuai
kebutuha
n
dipertaha
nkan
pada
kadang-
kadang
menunuja
n (3)
ditingkat
kan ke
sering
menunuj
kan (4)
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tahap terakhir dalam perkembangan usia dewasa akhir dibagi menjadi usia
lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun
dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir
kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74
tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan
orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang
lebih muda.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2102731-teori-perkembangan-
psikososial-erik-erikson/

http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-
akhir.html

http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html

Anda mungkin juga menyukai