Anda di halaman 1dari 2

Sebuah Gerakan Untuk Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan sebuah aset penting bagi bangsa karena akan menentukan
karakteristik suatu bangsa kedepannya. Indonesia sendiri menarapkan wajib belajar 12 tahun,
namun kenyataannya penerapannya belum maksimal. Hal hal ini dikarenakan beberapa
faktor, salah satunya jumlah masyarakat yang sangat banyak dan kondisi geografis yang
sangat luas sehingga, belum menjangkau semua masyarakat itu sendiri.

Pemerataan pendidikan juga belum merata, pada daerah yang tertinggal dan terjauh jumlah
guru dan sekolah yang ada sangat kurang sehinnga, anak anak yang ingin sekolah harus
berjalan ke kota yang ada sekolahnya dengan jarak berkilo kilo meter. Hal ini juga yang
menyebabkan wajib 12 tahun belajar kurang berhasil penerapanya.

Sekolah yang terletak di pelosok pelosok juga tertinggal fasilitas dan sarana. Buku, seragam,
ruang kelas, ruang perpustakan, dan lain lainya sangat lah jauh perbedaannya dengan yang
ada di kota. 1 sekolah terkadang hanya memiliki 1 ruang kelas yang dipakai bersama untuk
beberapa jenjang, padahal jumlah anak yang ada di daerah dekat sekolah itu yang ingin
belajar jumlahnya membutuhkan lebih dari 1 kelas.

Maka dari itu gerakan gerakan para relawan dari komunitas atau apapun itungat penting
perannya dalam membantu pendidikan di Indonesia ini. Walaupun, gerakan yang dilakukan
sangat kecil namun hasil ataupun efek yang diterima masyarakat sangatlah besar. Seperti
relawan relawan membantu mengatasi buta huruf, atau pun menjadi relawan pendidik di
pelosok pelosok. Atau hal lain yang bisa dilakukan adalah memberikan buku buku
pembelajaran atau ATK untuk anak anak di daerah yang kekurangan. Atau memperbaiki
gedung sekolah itu sendiri dengan membangun ruang kelas tambahan atau ruang perpustakan
yang sederhana.

Relawan pendidik juga sangat besar manfaatnya. Jumlah murid dan guru sangat lah timpang
khususnya yang ada di pelosok pelosok. Dengan adanya relawan relawan dari komunitas
yang ada. Maka hal itu dapat membantu sekolah yang ada di pelosok. Dan juga bias
menjadikan pertukaran ilmu ilmu pengetahuan terhadap guru guru yang ada di daerah
pelosok, karena guru guru itu juga terkadang kekurangan berita atau hal hal yang baru dalam
pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai