Skripsi BAB I 10406241005
Skripsi BAB I 10406241005
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang-
Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden
terbentuk karena diwilayah Cirebon dihuni oleh beragam masyarakat dan sebutan
terasi udang dan petis, masakan berbahan dasar air rebusan udang/cai-rebon 3 .
pantai/ pesisir dan Caruban Girang. 4 Letak Cirebon yang berada dipesisir Pantai
para pedagang dari luar negeri. Para pedagang yang singgah di pelabuhan Cirebon
1
Walangsungsang adalah putra sulung dari Raja Pajajaran, Prabu
Siliwangi dan Permaisuri Subang Larang. Dalam perannya membangun kekuatan
Islam di Cirebon, beliau membangun Dalem Agung Pakungwati dan menjabat
sebagai kuwu Cirebon kedua dengan gelar Pangeran Cakrabuana/Cakrabumi.
(lihat Aria, 1972: 12)
2
Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra (Kumpulan
Makalah Diskusi Ilmiah). (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1997), hlm. 9.
3
“Cai” berasal dari bahasa Sunda yang berarti air, dan “rebon” berarti
udang kecil. Dalam penggunaannya, kata “cai” disingkat menjadi “ci” sehingga
menjadi ci-rebon.
4
P. S. Sulendraningrat, Sejarah Cirebon. (Cirebon: Lembaga Kebudayaan
Wilayah Tingkat III Cirebon, 1978), hlm. 26.
1
2
umunya adalah pedagang Islam yang berasal dari China, Arab, dan Gujarat yang
kemudian menetap. Oleh karena itu menurut Tome Pires, seorang pedagang
Portugis yang pernah mengadakan pelayaran disepanjang pantai Utara Jawa pada
Kerajaan Sunda Pajajaran sendiri pada saat itu di pimpin oleh raja yang
bergelar Sri Paduka (Baduga) Maharaja atau yang lebih dikenal dengan nama
Siliwangi dan Permaisuri Nyai Subang Larang yang beragama Islam. Dari
pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang lahir tiga keturunan
Pajajaran untuk memperdalam ilmu Islamnya disusul kemudian oleh adiknya Lara
5
M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, Sejarah Kerajaan
TradisionalCirebon.(Jakarta: Suko Rejo Bersinar, 2001),hlm. 6.
6
P. S. Sulendraningrat, op. cit.,hlm. 15.
3
Muara Jati dan Dukuh Pasambangan. Orang pertama yang mengenalkan Islam
adalah Syekh Idlofi/Syekh Datuk Kahfi/Syekh Nurul Jati yang kemudian menetap
Geulis yang kemudian berguru pada Syekh Nurul Jati membuka pedukuhan di
daerah Tegal Alang-Alang. Lambat-laun para pribumi yang tertarik dengan ajaran
Syarif Abdillah Bin Nurul Alim, Sultan Mesir yang bergelar Sulthon Makhmud
Syarif Abdullah dari keluarga Bani Hasyim. Agar mudah diterima kemudian
nama Lara Santang diubah menjadi Syarifah Muda’im. Dari pernikahan ini
Syarifah Muda’im melahirkan dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah dan
Cirebon dan menjadi salah satu diantara Wali Songo, para penyebar agama Islam
di Jawa.
Mekah tahun 1448 M dari pernikahan Syarif Abdullah dengan Syarifah Mudaim
atau Lara Santang. Pada usia 120 tahun, Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada
7
M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, loc.cit.,
4
Agung Gunung JatiCirebon. 8 Kesultanan Cirebon lahir setelah Sunan Gunung Jati
Mesir, dan Siria berkumpul dipulau Jawa dalam rangka ekspansi agama Islam 9 ,
penyebar Islam di Jawa, dikenal dengan istilah Walisongo telah lama melihat
Gunung Jati sebagai orang yang dianggap memiliki riwayat mumpuni sebagai
orang yang ilmu agama Islamnya tinggi dianggap bisa mewujudkan misi
mendapat restu Pangeran Cakrabuana dan dewan Walisongo yang diketuai Sunan
Pajajaran dan menjadi Kerajaan yang berdaulat. Setelah Sunan Gunung Jati
8
P. S. Sulendraningrat, op.cit.,hlm. 33.
9
Misi ekspansi agama Islam ke Indonesia merupakan pengembangan Islam
di Pulau Jawa yang dilakukan dengan jalan damai, bukan jalan
kekerasan.Pengembangan Islam di daerah Malaya dan Indonesia tidak
menghapuskan pengaruh India tapi merupakan konversi antara budaya Hindu
dengan Islam. (Toynbee, 2006: 620)
10
P. S. Sulendraningrat, op.cit.,hlm. 20.
11
Ibid.,hlm. 15.
5
nyata terjadi. Hal itu terlihat dari wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon, antara
revolusioner, tetapi dengan cara yang mudah diterima yakni dengan memperbaiki
masih bisa kita lihat. Selain itu, contoh percampuran budaya juga terlihat sangat
unik dalam ornamen keagamaan seperti di Masjid Agung Sang Ciptarasa yang
pasca proses Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati masih terlihat hingga
saat ini. Proses maupun hasil dari Islamisasi Sunan Gunung Jati memiliki
keunikan tersendiri dan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Berdasarkan uraian
tersebut, penelitian ini mengkaji dakwah Sunan Gunung Jati dalam proses
B. Rumusan Masalah
Islam?
Kesultanan Cirebon?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Jati.
7
Islamisasi di Cirebon.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
Khususnya.
Cirebon.
1479-1568 M.
2. Bagi Penulis
sejarah.
8
Islamisasi di Cirebon.
E. Kajian Pustaka
karya sejarah atau pun penulisan sejarah selalu berdampingan dengan penggunaan
penulis. Mengenai hal ini, sangatlah diperlukan kajian pustaka guna memperoleh
data atau pun informasi yang terdapat dari berbagai literatur yang ada.
merupakan daerah pesisir di utara Pulau Jawa yang berada di bawah pengaruh
merasakan suasana kehinduan, salah satunya adanya sistem kasta yang merugikan
kalangan tertentu. Sebagai daerah pesisir, kehidupan di Cirebon tidak lepas dari
juga tidak lepas dari fungsinya sebagai pintu masuk agama Islam di Jawa bagian
barat.
12
Daliman, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi. (Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Sejarah FISE UNY, 2006), hlm. 3.
9
Cirebon. Selain itu, digunakan juga buku Cirebon Sebagai Bandar Jalur
oleh Susanto Zuhdi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini
sebagai pintu masuknya Islam di Jawa Barat dengan tokohnya yang terkenal,
Pada rumusan kedua sekilas tentang Sunan Gunung Jati, dimana ada
Gunung Jati bernama asli Syarif Hidayatullah merupakan putra sulung dari Sultan
Mesir Syarif Abdullah dan Syarifah Muda’im atau Lara Santang. Setelah Syarif
Abullah meninggal, Sunan Gunung Jati menyerahkan tahta Mesir kepada adiknya,
Syarif Nurullah dan mengikuti ibunya untuk menjadi mubaligh di tanah Jawa.
Pada waktu yang telah ditentukan, Sunan Gunung Jati dinikahkan dengan
dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pustaka lain yang digunakan penulis yaitu kitab
Purwaka Caruban Nagari yang ditulis Pangeran Aria Carbon dan telah
10
tentang kelahiran daerah yang disebut Cirebon. Dalam buku ini juga membahas
tentang latar belakang Sunan Gunung Jati menurut tradisi Cirebon. Sunan Gunung
Jati, seperti kebanyakan tokoh sejarah pada masanya memiliki beragam penafsiran
terhadap nama, asal, dan silsilah keluarganya. Oleh karena itu, dengan adanya
silsilah Sunan Gunung Jati dalam buku ini membantu penulis menemukan
meliputi wilayah, metode, dan sarana yang digunakannya. Dakwah Sunan Gunung
Jati di Pulau Jawa meliputi berbagai wilayah di Jawa umumnya, Jawa Barat
khususnya hingga daerah Sunda Kelapa. Metode dakwah yang dipakai Sunan
Gunung Jati bisa terbagi kedalam dua yaitu metode struktural yaitu Sunan
Gunung Jati sebagai Sultan dan metode kultural yaitu Sunan Gunung Jati sebagai
Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi selain berbagai alat seni, digunakan
juga keraton sebagai pusat kegiatan dakwahnya, dan masjid agung sebagai pusat
pengajaran agamanya.
Pustaka yang digunakan penulis berjudul Sunan Gunung Jati yang ditulis
oleh Dadan Wildan. Buku ini berisi tentang Kesultanan Cirebon dan sosok Sunan
Cirebon dengan berita-berita asing. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang pola-
pola dakwah yang dilakukan walisongo pada umumnya, Sunan Gunung Jati pada
11
dengan kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Pola dakwah Sunan Gunung Jati
bahkan meninggalkan bekas yang hingga sekarang bisa kita saksikan antara lain
Sunan Gunung Jati dalam menarik masyarakat memeluk Islam. Selain itu, penulis
juga menggunakan buku Sejarah Daerah Jawa Barat.Buku ini berisi lahirnya
Cirebon sebagai pusat kekuatan Islam di Jawa Barat.Dalam buku ini juga
membahas mengenai peran politik Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Cirebon
yang ikut membantu Demak dalam melawan Portugis di Banten dan Sunda
Sunan Gunung Jati dibahas juga dalam buku ini.Sebagai tambahan, buku Sejarah
Cirebon dan Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra juga digunakan dalam
Pada rumusan keempat tentang pengaruh dakwah Sunan Gunung Jati yang
memerdekakan diri dari pengaruh Pajajaran. Sebagai raja dan ulama, peran Sunan
Gunung Jati dalam bidang agama sangat terasa, dakwah yang penuh hikmah dan
sendirinya, perpaduan budaya yang disempurnakan untuk tujuan Islam bisa kita
lihat hingga saat ini baik dalam seni bangunan maupun acara tradisi.
12
Sejarah Cirebon, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, dan Sunan Gunung Jati.
Pustaka lain yang digunakan adalah buku berjudul Sejarah Kerajaan Tradisional
Cirebon karya Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiyah. Dalam buku ini dijelaskan
Cirebon yang terasa dalam berbagai bidang yaitu dalam bidang politik, agama,
ekonomi, dan sosial budaya. Dakwah Islam Sunan Gunung Jati tidak semata-mata
soal agama, akan tetapi perannya sebagai seorang Sultan pertama di Cirebon
Cirebon. Perannya sebagai Sultan juga tentu memengaruhi kondisi ekonomi dan
sosial budaya Cirebon terlihat dari perkembangannya sebagai kerajaan Islam yang
Indonesia yang ditulis oleh Prof. A. Daliman. Buku ini mengkaji tentang
membangun karakteristik kerajaan Islam, tata letak kota dan kondisi sosio-kultur
masyarakat Indonesia dari awal Islam masuk hingga masa jaya kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia.
yang diusahakan Sunan Gunung Jati meninggalkan dampak yang nyata terhadap
contohnya gapura berbentuk candi bentar dan bentuk limasan pada bangunan-
Makam Walisongo di Jawa yang ditulis oleh Dr. Machi Suhandi. Buku yang
memuat beragam peninggalan Islamisasi di Jawa yang dilakukan para Wali dari
Jawa. Dalam buku ini juga menjelaskan kondisi geografis makam Sunan Gunung
Jati.Selain itu, buku Sunan Gunung Jati digunakan juga oleh penulis dalam
rekonstruksi peristiwa sejarah melalui analisis dan kritis mengenai data dan fakta
masyarakat Cirebon sebelum, selama dan setelah Islam masuk dan proses
adalah dimana Sunan Gunung Jati selain sebagai penyebar agama Islam di
13
Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer Of Historical
Method.Dalam buku Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah.(Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 1975),hlm. 32.
14
Gunung Jati dalam Kasultanan Cirebon Tahun 1479-1568 yang ditulis oleh Fajar
Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan mengenai latar belakang Sunan Gunung Jati
Kesultanan Cirebon dan menjabat sebagai Sultan pertama. Selain itu, poin penting
lain dari skripsi ini adalah pengaruh Sunan Gunung Jati Selama memerintah di
Fajar Gunawan adalah dimana penekanan skripsi ini pada dakwah yang dilakukan
Sunan Gunung Jati.Fokus skripsi ini bukan dalam peranan secara meluas, tetapi
mengerucut pada dakwah dan metode pengislaman yang dilakukan Sunan gunung
1. Metode Penelitian
berikut:
a. Pemilihan Topik
yang akan diteliti. Perlu diingat, bahwa dalam mencari topik tidak boleh
bersifat kompilasi terhadap karya yang sudah ada. Akan tetapi memberi
Seperti yang kita tahu, Cirebon sebelum Islam masuk merupakan daerah
14
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya, 1995),hlm. 64.
15
Ibid.,hlm. 89.
16
Ibid.,hlm. 91.
16
Sunan Gunung Jati dan Proses Islamisasi yang terjadi di Jawa Barat,
orang yang terlibat langsung, maupun hasil dari tulisan lain. Hasil tulisan
Perpustakaan lainnya.
17
Main Umar, Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,1997),hlm. 173.
17
1) Sumber Primer
sebagai sumber asli (orisinil), yaitu evidensi atau bukti sejaman dengan
2) Sumber Sekunder
sekunder adalah sumber dari seorang yang tidak hadir pada saat
18
Nugroho Notosusanto, op. cit.,hlm. 35.
19
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah.(Jakarta: Depdikbud, 1996),hlm.
80.
20
Kuntowijoyo, op.cit.,hlm. 98.
18
c. Verifikasi
1) Kritik Ekstern
terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang berupa asal-usul dan
21
Helius Sjamsuddin,Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak,
2012),hlm. 104.
19
kapan, dimana, siapa dan dalam bentuk apa sumber itu dibuat. 22
2) Kritik Intern
d. Interpretasi
agar memiliki bentuk dan struktur. Pada tahap ini, penulis sejarah dituntut
e. Penulisan (Historiografi)
22
ADB Rahman Hamid dan Mohammad Saleh,Pengantar Ilmu Sejarah.
(Yogyakarta: Ombak, 2011),hlm. 48.
23
Ibid.,hlm. 50.
20
2. Pendekatan Penelitian
diperlukan. Hal ini dilakukan guna memberi gambaran yang lebih jelas
mengenai apa yang diteliti, darimana cara memandangnya, dari dimensi mana
agar gambaran dari sumber sejarah yang diperoleh menjadi lebih utuh dan
tersebut. 27
suatu refleksi kritis dan sistematis yang dilakukan oleh penganut agama
terhadap agamanya. 28
penelitian ini difokuskan kepada peranan dan tindakan yang dilakukan Sunan
Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Cirebon. Perilaku Sunan Gunung Jati
sebagai pemuka agama Islam akan banyak dibahas dalam penulisan ini.
27
Ibid.,hlm. 87.
28
K. Barnet, Pengantar Teologi.(Jakarta: Gunung Mulia, 1981),hlm. 13.
29
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu.(Jakarta: Bhratara,
1966),hlm. 32.
30
Surjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar.(Jakarta: Rajawali,
1992),hlm. 469.
22
H. Sistematika Pembahasan
Guna memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam skripsi ini,
maka akan dijelaskan garis besar skripsi ini dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
skripsi ini.
Dalam bab ini diberikan pembahasan tentang riwayat Sunan Gunung Jati,
latar belakang kehidupannya sebagai seorang Sunan yang juga merupakan Sultan
pertama di Cirebon.
Bab ini merupakan inti penulisan skripsi dimana dalam bab ini diberikan
meliputi wilayah dakwah Sunan Gunung Jati, metode serta sarana dakwah yang
Dalam bab ini dijelaskan tentang pengaruh dakwah Islam yang dilakukan
Dalam bab ini dijelaskan tentang akhir hayat Sunan Gunung Jati. Akhir
hayat beliau juga meninggalkan jejak yang dikategorikan dalam bentuk seni
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang disertai