Anda di halaman 1dari 22

BIG THANKS TO :

Kelas 3-4 D3BC AP


Segenap Tim PIC PPKN

PIC : Aldo (082119761465)


Materi ini sifatnya hanya tambahan, apabila terdapat
kesalahan, silahkan dapat menelepon, pesan singkat,
whatsapp ke nomor terlampir
Terimakasih.
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
Belanja Negara adalah Kewajiban Pemerintah Pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih yang terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Pasal 11 ayat 5 UU 17/2003 disebutkan bahwa belanja pemerintah pusat dirinci menurut:

1. ORGANISASI
Dari total 86 Bagian Anggaran, K/L dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan
bidang, yaitu:
1) K/L dalam lingkup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (34 K/L)
2) K/L dalam lingkup Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (32 K/L)
3) K/L dalam lingkup Kemeterian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (20 K/L)
2. FUNGSI (Materii Kuis Pak RH)
Meliputi 11 fungsi yang menggambarkan aspek penyelenggaraan pemeritahan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan untuk pertumbuhan kesejahteraan rakyat. Sebelas
fungsi tersebut meliputi:
1) Fungsi pelayanan umum
2) Fungsi pertahanan
3) Fungsi ketertiban dan keamanan
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi lingkungan hidup
6) Fungsi perumahan dan fasilitas umum
7) Fungsi kesehatan
8) Fungsi pariwisata dan budaya
9) Fungsi agama
10) Fungsi pendidikan
11) Fungsi perlindungan sosial
3. JENIS (Materii Kuis Pak RH)
Rincian belanja pemerintah pusat menurut jenis terbagi atas:
1) Belanja pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau
barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik
kepada pejabat negara, PNS, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang
berkaitan dengan pembentukan modal.
2) Belanja barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan
barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja
perjalanan.
3) Belanja modal (Materii Kuis Pak RH)
Adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan midal yang sifatnya menambah
aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya
adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah
masa manfaat serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Aset tetap tersebut
dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.
4) Pembayaran bunga utang
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga atas kewajiban penggunaan pokok utang
baik utamg dalam maupun luar negeri.
5) Subsidi
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada perusahaan negara,
lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual, mengekspor atau
mengimpor barang dan jasa untuk memeuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya
dapat dijangkau masyarakat.
6) Belanja hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat tidak
wajib yang secara spesifiktelah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengiat serta tidak terus
menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan serta organisasi internasional.
Belanja hibah merupakan belanja pemerintah pusat dlam bentuk uang, barang, atau jasa dari
pemerintah kepada pemerintah negara lain, lembaga/organisasi internasional, dan pemerintah
daerah khsusnya pinjaman dan/atau hibah luar negeri yang diterushibahkan ke daerah.
Karakteristik belanja hibah:
- Tidak perlu dibayar kembali
- Bersifat tidak wajib, tidak mengikat
- Tidak secara terus-menerus
- Bersifat sukarela
- Dilakukan dengan naskah perjanjian antara pemberi hibah dan penerima hibah
7) Bantuan sosial
Pengeluaran ini dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.
8) Belanja lain-lain

BELANJA DAERAH (TRANSFER KE DAERAH):


1. DANA PERIMBANGAN (Materii Kuis Pak RH)
Adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana perimbangan dibagi 3, yaitu:
a. DANA BAGI HASIL (DBH) (Materii Kuis Pak RH)
Adalah bagian daerah yang bersumber dari penerimaan yang dihasilkan oleh daerah, baik
penerimaan perpajakan ataupun penerimaan sumber daya alam, ditujukan untuk
mengoreksi ketimpangan vertikal yaitu perbedaan kapasitas fiskal antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah.
DBH berasal dari PPh Pasal 21, PPh Pasal 25 dan 29 WP OP Dalam Negeri, dan penerimaan
yang berasal dari sumber daya alam seperti kehutanan, perikanan, pertambangan umum,
pertambangan migas.
b. DANA ALOKASI UMUM (DAU) (Materii Kuis Pak RH)
Adalah dana yang disediakan oleh pusat untuk dialokasikan kepada daerah dengan tujuan
untuk mengatasi ketimpangan horizontal akibat perbedaan kapasitas fiskal antara pemda
yang satu dengan yang lainnya.
 DAU dialokasikan untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota
 Besaran DAU ditetapkan sekurang – kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri
(PDN) Netto yang ditetapkan dalam APBN
 Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan
sesuai dengan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota
c. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) (Materii Kuis Pak RH)
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan tertentu untuk membantu mendanai kebutuhan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan Prioritas nasional.
Kriteria kebutuhan khusus:
- Kebutuhan yang tidak dapat diperhitungka dengan menggunakan rumus DAU
- Kebutuhan yang merupakan prioritas nasional
- Kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan daerah penghasil

PEMBIAYAAN ANGGARAN
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
sumber-sumber pembiayaan untuk menutup deficit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.
Pembiayaan terdiri dari :
1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN (Materii Kuis Pak RH)
Dapat berasal dari Pinjaman dan Hasil Divestasi. Pembiayaan dalam negeri adalah semua
penerimaan pembiayaan yang berasal dari perbankan dan nonperbankan dalam negeri
Terdiri atas : (penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman + saldo anggaran lebih +
hasil pengelolaan aset + penerbitan surat berharga negara neto + pinjaman dalam negeri)
dikurangi pengeluaran pembiayaan yg terdiri dari (alokasi investasi pemerintah, penyertaan
modal negara, dana bergulir, dana pengembangan pendidikan nasional, dan kewajiban yg timbul
akibat penjaminan pemerintah)
2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh Pemerintah

BELANJA DAERAH (TRANSFER KE DAERAH):


1. DANA PERIMBANGAN (Materii Kuis Pak RH)
Adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

2. DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN (Materii Kuis Pak RH)


Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan dana
penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.
Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah Nangroe Aceh Darussalam dan
Papua (Papua dan Papua Barat).
Penggunaan dana ini diutamakan untuk pembiayaan Pendidikan dan Kesehatan.
Dana Penyesuaian ditujukan untuk mendukung program kebijakan tertentu yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatannya sudah menjadi urusan daerah
Misalnya:
a. Tunjangan Profesi Guru PNSD
b. Tambahan Penghasilan Guru PNSD
c. Bantuan Operasional Sekolah
d. Dana Insentif Daerah (DID), dan
e. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi

3. DANA KEISTIMEWAAN DIYogyakarta (Materii Kuis Pak RH)


Diperuntukkan bagi dan dikelola oleh pemerintah daerah DIY yang pengelokasian dan
penyalurannya melalui mekanisme Transfer ke Daerah. Dana keistimewaan DIY disediakan dan
dialokasikan oleh Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan urusan keistimewaan DIY sesuai
UU No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

DANA DESA

adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi
Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan
masyarakat, dan kemasyarakatan.

PAJAK DAERAH / RETRIBUSI DAERAH /


PINJAMAN DAERAH / HIBAH / INVESTASI
DAERAH
1. PAJAK DAERAH (Materii Kuis Pak RH)
Pemberian kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk memungut pajak (taxing power)
merupakan instrumen penting dalam pelaksanaan desentralisasi. Kewenangan pemungutan
pajak ini diatur pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak daerah terdiri dari 2:
a. Pajak Provinsi
- Pajak kendaraan bermotor
- Bea balik nama kendaraan bermotor
- Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
- Pajak air permukaan
- Pajak rokok (Materii Kuis Pak RH, contoh taxing power, semula pajak pusat, dialihkan
ke daerah jadi pajak daerah)

b. Pajak Kabupaten/Kota
- Pajak hotel
- Pajak restoran
- Pajak hiburan
- Pajak reklame
- Pajak penerangan jalan
- Pajak mineral bukan logam dan batuan
- Pajak parkir
- Pajak air tanah
- Pajak sarang burung walet
- PBB P2 (Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2)
- BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) (Materii Kuis Pak RH, contoh
taxing power, semula pajak pusat, dialihkan ke daerah jadi pajak daerah)

2. RETRIBUSI DAERAH
Adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau Badan.
Retribusi dibagi menjadi 3 yaitu: (Materii Kuis Pak RH)
a. Jasa Umum
Adalah Jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
Contoh:
- Retribusi Pelayanan Kesehatan;
- Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
- Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;
- Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
- Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
- Retribusi Pelayanan Pasar;
- Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
- Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
- Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
- Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
- Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
- Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;
- Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
- Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
b. Jasa Usaha
Jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Contoh:
- Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
- Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
- Retribusi Tempat Pelelangan;
- Retribusi Terminal;
- Retribusi Tempat Khusus Parkir;
- Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
- Retribusi Rumah Potong Hewan;
- Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
- Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; Retribusi Penyeberangan di Air; dan
- Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
c. Perizinan Tertentu
Kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi
atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan. Contoh:
- Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
- Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (IT-PMB);
- Retribusi Izin Gangguan (IG/HO-Hinder Ordonantie);
- Retribusi Izin Trayek; dan
- Retribusi Izin Usaha Perikanan

Kriteria PAJAK RETRIBUSI

Pembayar retribusi menerima


Pembayar pajak tidak menerima
Balas Jasa imbalan/
imbalan langsung
manfaat dari penerima retribusi

Objek Objek pajak bukan merupakan objek retribusi

Perhitungan self assessment, official assessment,


Official assessment
Pungutan dan withholding

Yuridis (wajib ke org2 yang Wajib hanya untuk yang


Sifat Paksaan
memenuhi UU yg wajib pajak) menggunakan jasa pemerintah

Lembaga
Pemerintah Pusat/ Daerah Pemerintah Daerah Saja
Pemungut

3. PINJAMAN DAERAH
Semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat
yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar
kembali.

- Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Daerah.


- Pinjaman Daerah harus merupakan inisiatif Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan
kewenangan Pemerintah Daerah.
- Pinjaman daerah merupakan alternatif sumber pendanaan APBD yang digunakan untuk
menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan, dan/atau kekurangan kas.
- Pemerintah Daerah dilarang melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri.
- Pemerintah Daerah tidak dapat memberikan jaminan terhadap pinjaman pihak lain.
- Pendapatan daerah dan/atau barang milik daerah tidak boleh dijadikan jaminan pinjaman
daerah.
- Proyek yang dibiayai dari Obligasi Daerah beserta barang milik daerah yang melekat dalam
proyek tersebut dapat dijadikan jaminan Obligasi Daerah.
- Seluruh penerimaan dan pengeluaran dalam rangka Pinjaman Daerah dicantumkan dalam
APBD.
Prinsip pengelolaan Pinjaman Daerah:
a. Taat perturan perundang-undangan
b. Transparan
c. Akuntabel
d. Efisien dan efektif
e. Kehati-hatian
Jenis pinjaman daerah:

a. Pinjaman jangka pendek (Paling lama 1 tahun anggaran. Hanya untuk menutup kekurangan
arus kas)
b. Pinjaman jangka menengah (Lebih dari 1 tahun anggaran untuk membiayai pelayanan publik
yang tidak menghasilkan penerimaan)
c. Pinjaman jangka panjang (Lebih dari 1 tahun anggaran untuk membiayai kegiatan investasi
prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan public)

Sumber pinjaman daerah: (Materii Kuis Pak RH)

a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah Lain
c. Lembaga Keuangan Bank
d. Lembaga Keuangan bukan Bank
e. Masyarakat (obligasi)

4. HIBAH
Pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada
Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan
dilakukan melalui perjanjian. Hibah kepada Pemerintah Daerah yang bersumber dari luar negeri
dilakukan melalui Pemerintah. Hibah Daerah dilakukan melalui perjanjian.
a. Hibah kepada pemerintah daerah, dapat berasal dari:
- Pemerintah;
- Badan, lembaga, atau organisasi dalam negeri; dan/atau
- Kelompok masyarakat atau perorangan dalam negeri.
b. Hibah dari pemerintah daerah dapat diberikan kepada:
- Pemerintah;
- Pemerintah Daerah lain;
- Badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah; dan/atau
- badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.

5. INVESTASI DAERAH
adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang (12 bulan atau lebih)
oleh Pemda untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya sehingga
dapat meningkatkan kemampuan Pemda dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Penempatan dana dan/atau barang tersebut dalam bentuk penyertaan modal Pemda dan
pemberian pinjaman daerah pada sisi pengeluaran pembiayaan dalam APBD.
Penyertaan modal Pemda dimaksud dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan telah ditetapkan dalam Perda tentang penyertaan
modal tersebut. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman dapat dilakukan dengan:
a. BUMN,
b. BUMD, dan/atau
c. Badan usaha swasta dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) atau non-KPS.
Untuk KPS, dana dapat digunakan untuk pengelolaan aset daerah dan penyediaan
infrastruktur di daerah.
PEMBIAYAAN ANGGARAN
 Pembiayaan anggaran adalah semua penerimaan negara dalam tahun tertentu yang harus
dibayar kembali/ pengeluaran negara dalam tahun tertentu yang akan diterima kembali.
Pembayaran kembali atau penerimaan kembali tersebut dapat terjadi baik pada tahun anggaran
berkenaan maupun pada tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan Pembiayaan:
LUAR NEGERI
 pinjaman program dan pinjaman proyek
DALAM NEGERI
 perbankan (Saldo Anggaran Lebih, Rekening Pemerintah Lain dan Rekening Dana Investasi)
 Non perbankan (Penerimaan : Privatisasi, HPA. Pengeluaran: SBN, Pinjaman DN, PMN,
Dana Pendidikan)

Pengeluaran:
1. Pembiayaan investasi
2. Kewajiban penjaminan
3. Pembayaran cicilan pokok utang, atau pemberian pinjaman

Tujuan Pengeluaran:
1. Menutup defisit
2. Kewajiban pemerintah (buyback dan cicilan pokok)
3. Pengeluaran pembiayaan (PMN, investasi, dana bergulir)

“Utang pemerintah per Juni 2017 sebesar Rp3.706,5 triliun; pembiayaan anggaran dalam postur
APBN 2017, di dalamnya termasuk utang pemerintah, tercatat hanya sebesar Rp330,2 triliun.
Jumlah utang sebesar Rp3.706,5 triliun tersebut merupakan utang tercatat (outstanding) sampai
dengan akhir bulan Juni 2017. Jadi, angka sebesar Rp3.706,5 triliun merupakan akumulasi utang-
utang pemerintah beberapa tahun ke belakang yang masih belum lunas. Sementara besaran
pembiayaan anggaran sebesar Rp330,2 triliun merupakan rencana alokasi pembiayaan anggaran
hanya pada tahun 2017 saja, termasuk di dalamnya rencana pemerintah untuk utang.”

A. PEMBIAYAAN NON UTANG


1. PERBANKAN DALAM NEGERI
a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman
b. Saldo Anggaran Lebih (SAL)
c. Rekening Pembangunan Hutan
d. Rekening Pemerintah Lainnya

2. NON PERBANKAN
a. Privatisasi
Privatisasi adalah penjualan saham atau aset-aset yang dimiliki sebuah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) kepada perusahaan Swasta, baik dalam jumlah sebagian maupun
keseluruhan.
Tujuan:
 Peningkatan kinerja dan nilai tambah dari Badan Usaha
 Perbaikan struktur keuangan dan manajemen
 Penciptaan struktur industri yang sehat dan kompetitif
 Pemberdayaan BUMN yang mampu bersaing dan berorientasi global
 Penyebaran kepemilikan oleh publik
 Pengembangan pasar modal domestik
b. Hasil Pengelolaan Aset
Hasil pengelolaan aset dalam APBN adalah penjualan aset-aset milik negara yang berasal
dari aset perbankan yang masuk dalam program penyehatan perbankan nasional
(restrukturisasi perbankan).
Pihak pengelola aset:
 DJKN
 merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Peraturan Menteri Keuangan No. 184/PMK.01/2010)
 PT. Perusahaan Pengelolaan Aset
 didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2008 (PMK
No.32/PMK.06/2006).

c. Dana Investasi Pemerintah


Pengeluaran pembiayaan yang tidak dilakukan reguler, namun kebijakan pemerintah bersifat
ad-hoc dalam periode tertentu
Terdiri atas
 Pusat investasi pemerintah
 Penyertaan Modal Negara
 Dana bergulir

d. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional


Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah anggaran pendidikan yang
dialokasikan untuk pembentukan dana abadi pendidikan yang bertujuan untuk menjamin
keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk
pertanggungjawaban antargenerasi yang pengelolaannya menggunakan mekanisme dana
bergulir dan dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas
pendidikan yang rusak akibat bencana alam, yang dilakukan oleh BLU pengelola dana di
bidang pendidikan.

e. Kewajiban Penjaminan
Kewajiban Penjaminan adalah kewajiban yang menjadi beban Pemerintah akibat pemberian
jaminan kepada BUMN dan/atau BUMD dalam hal BUMN dan/atau BUMD dimaksud tidak
dapat membayar kewajibannya kepada kreditor sesuai perjanjian pinjaman.
 Penjaminan PT. PLN
 Penjaminan PDAM
 Penjaminan Proyek Infrastruktur

f. Pinjaman kepada PT. PLN


Dilakukan oleh PIP

B. PEMBIAYAAN UTANG
Instrumen Pembiayaan Utang
a. Surat Berharga Negara
- SUN (Surat Utang Negara)
SUN adalah Surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dalam mata uang
rupiah atau valuta asing yang dijamin pembayaran bunga pokoknya oleh Negara
Republik Indonesia, sesuai masa berlakunya
Contoh: Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Obligasi Negara (ON), Obligasi
Negara Ritel (ORI), Saving Bond Ritel (SBR)

- SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) / Sukuk Negara


SBSN adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing.
Contoh: Islamic Fixed Rate (IFR), SPN Syariah, Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI),
Project Base Sukuk (PBS), Sukuk Ritel, Sukuk Tabungan

Peranan SBN:
- Menutup defisit APBN
- Menutup kekurangan kas jangka pendek
- Pengelolaan portofolio utang
- Pengembangan pasar keuangan domestik

b. Pinjaman Luar Negeri


Menurut jenis, dibagai menjadi:
- Pinjaman Kegiatan
Pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu. Pinjaman
Kegiatan/Proyek digunakan untuk mendanai kegiatan/proyek pada
Kementerian/Lembaga dan/atau diteruspinjamkan kepada BUMN dan Pemda,
dan/atau dihibahkan kepada Pemda.

- Pinjaman Tunai
Pinjaman luar negeri dalam bentuk devisa dan/atau Rupiah yang digunakan untuk
pembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolio.
Pinjaman Tunai (Rp) = Rencana Penarikan (Valas) x Asumsi Kurs
Pinjaman Tunai merupakan bagian dari pinjaman luar negeri yang penggunaannya
dimanfaatkan untuk dukungan anggaran dan pencairannya dikaitkan dengan
terlaksananya suatu kebijakan pemerintah (policy matrix) di bidang kegiatan dalam
kerangka mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, pemberantasan
korupsi), pemberdayaan masyarakat, atau kebijakan terkait dengan perubahan
iklim dan infrastruktur.

Policy Matrix merupakan kegiatan atau program prioritas Pemerintah yang wajib
dilaksanakan pada tahun berjalan

Perbedaan dengan SBN


Pemanfaatan pinjaman tunai pada umumnya dilakukan menjelang akhir tahun
anggaran. Hal ini karena timing pencairan pinjaman tunai dipengaruhi kesiapan
policy matrix dan siklus tahun anggaran pemberi pinjaman yang mempengaruhi
jadwal persetujuan pinjaman. Sedangkan SBN pemanfaatannya dapat dilakukan
sepanjang tahun.

Kesulitan penyusunan pinjaman tunai


- Kesulitan dalam mengidentifikasi kebijakan-kebijakan reform yang telah dan akan
dilaksanakan
- Kesulitan untuk mendapatkan komitmen dan dukungan kementerian/lembaga
untuk berpartisipasi dalam penyiapan dan pemenuhan policy matrix

Pinjaman luar negeri neto


Pinjaman Luar Negeri Neto adalah semua pembiayaan yang berasal dari penarikan
pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan dikurangi
dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.

c. Pinjaman Dalam Negeri


Setiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri
yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa
berlakunya.
PDN diutamakan untuk:
- Pengadaan Barang yang Diproduksi Dalam Negeri
- Mendorong Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dalam Negeri
- Meningkatkan produktivitas Industri Strategis di Dalam Negeri

PENGAWASAN APBN
 segala kegiatan-kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan penerimaan-penerimaan negara, dan
penyaluran pengeluaran-pengeluaran negara tidak menyimpang dari rencana yang terdapat di
dalam anggaran.

LATAR BELAKANG :
Anggaran adalah alat:
1. Akuntabilitas
Pengeluaran anggaran hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil
berupa output dari dana yang dibelanjakan.
2. Instrumen Kebijakan Ekonomi
Anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan
3. Manejemen
Penganggaran selayaknya dapat membantu aktifitas berkelanjutan untuk memperbaiki
efektifitas dan efisiensi program pemerintah

TUJUAN:
1. Untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar dapat dijalankan
2. Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan pengeluaran negara
sesuai dengan Anggaran
3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat dipertanggungjawabkan

JENIS-JENIS
1. Menurut Objek
Penerimaan Pengeluaran

Contoh : Contoh :
Pengawasan terhadap penerimaan Perpajakan Pengawasan terhadap pembayaran gaji dan
yang pemungutannya dilakukan oleh DJP tunjangan pegawai yang sumbernya dari
Pengawasan terhadap Bea Masuk dan Bea APBN
Keluar yang pemungutannya dilakukan oleh
DJBC

2. Menurut Sifat
Pengawasan Preventif Pengawasan Detektif

Sebelum pengeluaran keuangan Meneliti dan mengevaluasi dokumen


pertanggungjawaban Bendaharawan
Contoh : Contoh :
Pengawasan dokumen pengadaan dan proses Rekonsiliasi dokumen pembayaran Dengan
pemasangan lampu taman di Kantor Bea dan Laporan bulanan pertanggungjawaban
Cukai Merak oleh Biro Perencanaan Keuangan Bendahara Pengeluaran
Kemenkeu

3. Menurut Ruang Lingkup


Pengawasan Internal Pengawasan Eksternal

Oleh aparat yang berasal dari Internal Oleh suatu unit pengawas yang berasal
lingkungan Departemen atau Lembaga yang dari lingkungan eksternal
diawasi

4. Menurut Metode Pengawasan


Pengawasan Melekat Pengawasan Fungsional

Oleh Pimpinan atau atasan langsung suatu Oleh aparat pengawas fungsional baik yang
organisasi atas suatu unit kerja di bawahnya berasal dari Internal Pemerintah maupun
Eksternal Pemerintah

Contoh : Contoh :
Kepala Kantor Bea dan Cukai Madura Pengawasan Laporan Keuangan Kantor
melakukan pengawasan mengenai dokumen Pajak Pondok Aren oleh BPK
pembayaran pengadaan jamuan makan siang
pejabat Eselon II yang sedang bertugas di
Madura

RUANG LINGKUP PENGAWASAN


SISTEM PENGAWASAN EKTERNAL APBN: (Materii Kuis Pak RH)
1. DPR
2. BPK
3. MASYARAKAT
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL APBN:
1. BPKP
2. ITJEN KEMENTERIAN

EKSTERNAL
1. DPR
Amanat UUD 1945 Pasal 20A, Secara Operasional dilakukan oleh alat-alat kelengkapan DPR
sesuai dengan lingkup tugasnya antara lain lewat komisi XI (bid. Keuangan dan perbankan) yang
ada di DPR melalui proses yang telah ditetapkan. Tindak lanjut oleh DPD, dapat melakukan
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya
alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama. (Ps
46 UU 22/2003)

Tugas dan Wewenang:


a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah terkait
keuangan
b. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan
agama)

Fungsi DPR
a. Fungsi Legislatif
b. Fungsi Anggaran
c. Fungsi Pengawasan

2. BPK
Berdasarkan Pasal 23E ayat 1 dan 2 UUD 1945:
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai
kewenangannya

Fungsi BPK:
a. Audit dan Operasional
Melaksanakan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara dan pelaksanaan APBN
b. Yudikatif
Melaksanakan peradilan komptabel dalam hal tuntutan perbendaharaan
c. Rekomendasi
Memberi saran dan/atau pertimbangan kepada pemerintah bilamana dipandang perlu untuk
kepentingan negara atau hal lainnya yang berhubungan dengan keuangan negara.

BPK mendapat laporan dari Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


BPK juga diberi kewenangan untuk mendapatkan data, dokumen, dan keterangan dari pihak
yang diperiksa, kesempatan untuk memeriksa secara fisik setiap aset yang berada dalam
pengurusan pejabat instansi yang diperiksa, termasuk melakukan penyegelan untuk
mengamankan uang,barang, dan/atau dokumen pengelolaan keuangan negara pada saat
pemeriksaan berlangsung.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas pelaksanaan APBN pada Kementerian atau
Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) diserahkan kepada menteri/pimpinan
lembaga bersangkutan segera setelah kegiatan pemeriksan selesai. LHP Pemeriksaan Keuangan
akan menghasilkan opini.
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi dilakukan secara independen, objektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaan.

Tujuan:
a. untuk menilai kebenaran,
b. kecermatan,
c. kredibilitas, dan
d. keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara

Jenis Pemeriksaan BPK: (Materii Kuis Pak RH)


a. Pemeriksaan keuangan
Pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah Pusat dan Daerah
Memberikan opini tentang kewajaran informasi dalam laporan keuangan tsb

b. pemeriksaan kinerja
Aspek ekonomi dan efisiensi, serta efektivitas pengelolaan keuangan negara serta
memberikan rekomendasi untuk memperbaiki aspek tersebut. Tujuannya
mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan.

c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu


memberikan kesimpulan sesuai dengan tujuan pemeriksaan yang ditetapkan. PDTT
dapat berbentuk pemeriksaan kepatuhan dan pemeriksaan investigatif.
Menurut tujuan pemeriksaan BPK terdiri atas:
- Penguasaan dan pengurusan
- Ketaatan pada peraturan perundangan
- Kehematan dan efisiensi
- Efektivitas pencapaian tujuan

Pelaporan hasil pelaksanaan


Kriteria opini:
- kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;
- kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);
- kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan; dan
- efektivitas sistem pengendalian intern.
Jenis opini yang dihasilkan: (Materii Kuis Pak RH)
- Unqualified Opinion (wajar tanpa pengecualian)
- Qualified opinion (wajar dengan pengecualian)
- Adverse opinion (tidak wajar)
- Disclaimer of opinion (menolak memberikan opini)

LHP = Pemeriksaan Keuangan yang memuat Opini


Pemeriksaan Kinerja menghasilkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu menghasilkan kesimpulan,

LHP → K/L → diproses K/L → Koreksi dan Penyesuaian → Pemutakhiran Data



Rapat Paripurna ← DPR ← HAPSEM

Hasil pemeriksaan:
- Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP.
- Tindak lanjut atas rekomendasi dapat berupa pelaksanaan seluruh atau sebagian
dari rekomendasi. Dalam hal sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat
dilaksanakan, pejabat wajib memberikan alasan yang sah.
- Hasil pengujian dan penilaian menjadi masukan bagi pemerintah untuk
memperbaiki pelaksanaan sistem pengendalian dan kinerja pemeriksaan intern

PEMERIKSAAN SEBAGAI TINDAK LANJUT PENGAWASAN


Pengawasan : Proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut.  ABSTRAK / RELATIF

Pemeriksaan: Proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.  KONKRIT

TUJUAN:
- Menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan penggunaan sumber daya dan dana
yang tersedia.
- Mengenali aspek-aspek yang perlu diperbaiki.
- Mengevaluasi aspek-aspek tersebut secara mendalam, memaparkan perlunya
perbaikan, serta mengemukakan saran-saran perbaikan yang perlu dilakukan.

SEGI YANG MENJADI FAKTOR KEBERHASILAN PEMERIKSAAN KEUANGAN:


- Kebenaran formal
Pemeriksaan yang berhubungan dengan ketaatan terhadap peraturan atau
ketentuan yang berlaku
- Kebenaran materiil
Pemeriksaan mengenai maksud dan tujuan penggunaan anggaran belum
dilaksanakan sepenuhnya oleh aparat pemeriksa

3. MASYARAKAT
Pada Pasal 1 ayat 2 UUD 1945
“Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.”
Dalam bentuk:
a. Hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi mengenai penyelenggara negara
b. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara
c. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan
penyelenggara negara
d. Hak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan hak-hak tersebut

INTERNAL
1. BPKP
Keppres 64/2005 j.o Keppres 103/2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian
 BPKP → Pengawasan keuangan dan pembangunan
 Dilaporkan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan → bahan pertimbangan
 Juga diperlukan oleh penyelenggara pemerintahan lainnya contohnya:
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota → pencapaian dan peningkatan kinerja
instansi
 Sekarang pengawasan BPKP berupa Pendekatan Preventif atau pembinaan,seperti
contohnya kegiatan sosialisasi, asistensi atau pendampingan, dan evaluasi
 Pengawasan represif digunakan sebagai dasar untuk mencegah moral hazard atau
potensi penyimpangan (fraud).
 Tugas perbantuan kepada penyidik POLRI, Kejaksaan dan KPK untuk menuntaskan
penanganan Tindak Pidana Korupsi
2. ITJEN KEMENTERIAN
Perpres 94/2006
Itjen menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan
b. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
petunjuk Kementerian Keuangan
c. Pelaksanaan urusan administrasi Itjen
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan

Rocankeu – Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan


Terkait Fungsi Pengawasan, Rocankeu menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan rencana strategis atau jangka menengah dan rencana tahunan atau
jangka pendek
b. penelaahan, penyusunan, dan penyerasian rencana lintas Kementerian, pinjaman dan hibah
c. pengelolaan dan analisis kinerja dan risiko
d. pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan
e. pelaksanaan akuntansi anggaran serta pelaporan keuangan

HASIL PEMERIKSAAN BPKP + ITJEN


Hasil pemeriksaan yang menunjukkan penyimpangan hukuman disiplin pegawai, tindakan
tuntutan perdata, tindakan pengaduan tindakan pidana, serta tindakan penyempurnaan aparatur
pemerintah di bidang kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan.
Hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya prestasi kerja memberikan penghargaan

PERTANGGUNGJAWABAN
LAPORAN KEUANGAN
DEFINISI
Disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan sesuai Standard Akuntansi
Pemerintahan.
Penyusunan dilakukan oleh:
a. Entitas akuntansi
Pengelola anggaran, kekayaan, kewajiban
b. Entitas pelaporan
Terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
Menurut peraturan wajib menyampaikan laporan keuangan

KEGUNAAN
1. Membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggarang yang
telah
2. Menilai kondisi keuangan
3. Mengevaluasi efektivitas dan efisisensi suatu entitas pelaporan
4. Menyajikan kekayaan bersih pemerintah, mencakup ekuitas awal, surplus/defisit, dampak
kumulatif akibat perubahan kebijakan dan kesalahan mendasar
5. Informasi ini sebagai penilaian terhadap kemampuan entitas menyelenggarakan pemerintahan
di masa mendatang
6. Informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode
akuntasi dan saldo kas dan setara kas pada tangal pelaporan
7. Membantu dalam memperkirakan hasil operasi dan pengelolaan aset
FUNGSI ANGGARAN MEMPUNYAI PENGARUH PENTING, KARENA ANGGARAN:
1. Merupakan pernyataan kebijakan publik
2. Target fiskal yang menggambarkan keseimbangan belanja, pendapatan, pembiayaan
3. Landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum
4. Mrmbreri landasan penilaian kinerja pemerintah
5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam LK

1. Laporan arus kas  hanya disajikan oleh entitas fungsi perbendaharaan umum (unit yang
ditetapkan sebagai BUN/BUD)
2. Laporan Perubahan SAL  hanya disajikan oleh BUN dan entitas pelaporan tertentu (yang
menyusun laporan keuangan konsolidasinya)
3. Laporan Pelaksaan Anggaran (Budgetary reports)  Terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Perubahan SAL
4. Laporan finansial  Terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan  Penjelasan lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan
anggaran maupun laporan finansial dan tidak terpisahkan dari kedua laporan tersebut

LAPORAN KEUNGAN PEMERINTAH PUSAT TERDIRI DARI 7 LAPORAN: (Materii Kuis


Pak RH)
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber,alokasi, dan pemakaian sumber daya
ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Mencakup :
a. Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b. Transfer
Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada
entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
c. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
d. Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

2. LAPORAN PERUBAHAN SAL


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya. Di samping itu, penyajian rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Mencakup:
a. SAL awal
b. Penggunaan SAL
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Tahun Anggaran Berjalan
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
e. Lain-lain
f. SAL akhir

3. NERACA
Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu.
Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aktiva dan pasiva harus seimbang atau
sama. Artinya, jumlah aktiva (aset) harus sama dengan kewajiban (liabilities) dan
modal (ekuitas)

ASET  Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan
yang diharapkan dapat diperoleh. Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi
ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Aktiva lancar.
b. Aktiva tetap.
c. Aktiva lainnya.

KEWAJIBAN  Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
Dibagi menjadi:
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
dibayar dalam waktu diatas 12 (dua belas) bulan

EKUITAS  Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan kewajiban
pemerintah

4. LAPORAN OPERASIONAL
salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan
Laporan Operasional menyajikan pos-pos sebagai berikut:
- Pendapatan-LO dari kegiatan operasional
- Beban dari kegiatan operasional ;
- Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;
- Pos luar biasa, bila ada;
- Surplus/defisit-LO.

5. LAPORAN ARUS KAS


laporan keuangan perusahaan yang melaporkan arus kas masuk dan keluar dari suatu
perusahaan selama satu periode akuntansi
kegunaan:
a. Untuk memperkirakan arus kas pada masa yang akan datang berdasarkan laporan arus kas
yang dibuat sekarang
b. Untuk membantu manajemen melakukan evaluasi terhadap kegiatan operasional dan
aktivitas keuangan pada tahun berjalan
c. Untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memperbaiki kinerja
perusahaan.
d. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.

Aktivitas arus kas


a. Aktivitas operasional
Menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk
membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar.
b. Aktivitas investasi
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam rangka perolehan dan pelepasan
daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah
kepada masyarakat di masa yang akan mendatang.
c. Aktivitas pendanaan
Menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan pendanaan defisit dan
penggunaan surplus anggaran
d. Aktivitas transitoris
Menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran
pendapatan,belanja, dan pembiayaan pemerintah

6. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang kurangnya pos-pos:
a. Ekuitas awal
b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas
- koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya;
- perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap
d. Ekuitas akhir

7. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca, dan Laporan Arus Kas (LAK) dalam rangka pengungkapan yang memadai.

CaLK meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam LRA, Laporan
Perubahan SAL, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan
LAK.

Mencakup:
a. Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lain-nya
e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan
f. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai