Rangkuman UAS PPKN Yeah
Rangkuman UAS PPKN Yeah
Pasal 11 ayat 5 UU 17/2003 disebutkan bahwa belanja pemerintah pusat dirinci menurut:
1. ORGANISASI
Dari total 86 Bagian Anggaran, K/L dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan
bidang, yaitu:
1) K/L dalam lingkup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (34 K/L)
2) K/L dalam lingkup Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (32 K/L)
3) K/L dalam lingkup Kemeterian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (20 K/L)
2. FUNGSI (Materii Kuis Pak RH)
Meliputi 11 fungsi yang menggambarkan aspek penyelenggaraan pemeritahan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan untuk pertumbuhan kesejahteraan rakyat. Sebelas
fungsi tersebut meliputi:
1) Fungsi pelayanan umum
2) Fungsi pertahanan
3) Fungsi ketertiban dan keamanan
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi lingkungan hidup
6) Fungsi perumahan dan fasilitas umum
7) Fungsi kesehatan
8) Fungsi pariwisata dan budaya
9) Fungsi agama
10) Fungsi pendidikan
11) Fungsi perlindungan sosial
3. JENIS (Materii Kuis Pak RH)
Rincian belanja pemerintah pusat menurut jenis terbagi atas:
1) Belanja pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau
barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik
kepada pejabat negara, PNS, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang
berkaitan dengan pembentukan modal.
2) Belanja barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan
barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja
perjalanan.
3) Belanja modal (Materii Kuis Pak RH)
Adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan midal yang sifatnya menambah
aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya
adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah
masa manfaat serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Aset tetap tersebut
dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.
4) Pembayaran bunga utang
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga atas kewajiban penggunaan pokok utang
baik utamg dalam maupun luar negeri.
5) Subsidi
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada perusahaan negara,
lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual, mengekspor atau
mengimpor barang dan jasa untuk memeuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya
dapat dijangkau masyarakat.
6) Belanja hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat tidak
wajib yang secara spesifiktelah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengiat serta tidak terus
menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan serta organisasi internasional.
Belanja hibah merupakan belanja pemerintah pusat dlam bentuk uang, barang, atau jasa dari
pemerintah kepada pemerintah negara lain, lembaga/organisasi internasional, dan pemerintah
daerah khsusnya pinjaman dan/atau hibah luar negeri yang diterushibahkan ke daerah.
Karakteristik belanja hibah:
- Tidak perlu dibayar kembali
- Bersifat tidak wajib, tidak mengikat
- Tidak secara terus-menerus
- Bersifat sukarela
- Dilakukan dengan naskah perjanjian antara pemberi hibah dan penerima hibah
7) Bantuan sosial
Pengeluaran ini dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.
8) Belanja lain-lain
PEMBIAYAAN ANGGARAN
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
sumber-sumber pembiayaan untuk menutup deficit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.
Pembiayaan terdiri dari :
1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN (Materii Kuis Pak RH)
Dapat berasal dari Pinjaman dan Hasil Divestasi. Pembiayaan dalam negeri adalah semua
penerimaan pembiayaan yang berasal dari perbankan dan nonperbankan dalam negeri
Terdiri atas : (penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman + saldo anggaran lebih +
hasil pengelolaan aset + penerbitan surat berharga negara neto + pinjaman dalam negeri)
dikurangi pengeluaran pembiayaan yg terdiri dari (alokasi investasi pemerintah, penyertaan
modal negara, dana bergulir, dana pengembangan pendidikan nasional, dan kewajiban yg timbul
akibat penjaminan pemerintah)
2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh Pemerintah
DANA DESA
adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi
Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan
masyarakat, dan kemasyarakatan.
b. Pajak Kabupaten/Kota
- Pajak hotel
- Pajak restoran
- Pajak hiburan
- Pajak reklame
- Pajak penerangan jalan
- Pajak mineral bukan logam dan batuan
- Pajak parkir
- Pajak air tanah
- Pajak sarang burung walet
- PBB P2 (Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2)
- BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) (Materii Kuis Pak RH, contoh
taxing power, semula pajak pusat, dialihkan ke daerah jadi pajak daerah)
2. RETRIBUSI DAERAH
Adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau Badan.
Retribusi dibagi menjadi 3 yaitu: (Materii Kuis Pak RH)
a. Jasa Umum
Adalah Jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
Contoh:
- Retribusi Pelayanan Kesehatan;
- Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
- Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;
- Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
- Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
- Retribusi Pelayanan Pasar;
- Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
- Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
- Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
- Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
- Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
- Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;
- Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
- Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
b. Jasa Usaha
Jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Contoh:
- Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
- Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
- Retribusi Tempat Pelelangan;
- Retribusi Terminal;
- Retribusi Tempat Khusus Parkir;
- Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
- Retribusi Rumah Potong Hewan;
- Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
- Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; Retribusi Penyeberangan di Air; dan
- Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
c. Perizinan Tertentu
Kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi
atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan. Contoh:
- Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
- Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (IT-PMB);
- Retribusi Izin Gangguan (IG/HO-Hinder Ordonantie);
- Retribusi Izin Trayek; dan
- Retribusi Izin Usaha Perikanan
Lembaga
Pemerintah Pusat/ Daerah Pemerintah Daerah Saja
Pemungut
3. PINJAMAN DAERAH
Semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat
yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar
kembali.
a. Pinjaman jangka pendek (Paling lama 1 tahun anggaran. Hanya untuk menutup kekurangan
arus kas)
b. Pinjaman jangka menengah (Lebih dari 1 tahun anggaran untuk membiayai pelayanan publik
yang tidak menghasilkan penerimaan)
c. Pinjaman jangka panjang (Lebih dari 1 tahun anggaran untuk membiayai kegiatan investasi
prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan public)
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah Lain
c. Lembaga Keuangan Bank
d. Lembaga Keuangan bukan Bank
e. Masyarakat (obligasi)
4. HIBAH
Pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada
Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan
dilakukan melalui perjanjian. Hibah kepada Pemerintah Daerah yang bersumber dari luar negeri
dilakukan melalui Pemerintah. Hibah Daerah dilakukan melalui perjanjian.
a. Hibah kepada pemerintah daerah, dapat berasal dari:
- Pemerintah;
- Badan, lembaga, atau organisasi dalam negeri; dan/atau
- Kelompok masyarakat atau perorangan dalam negeri.
b. Hibah dari pemerintah daerah dapat diberikan kepada:
- Pemerintah;
- Pemerintah Daerah lain;
- Badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah; dan/atau
- badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.
5. INVESTASI DAERAH
adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang (12 bulan atau lebih)
oleh Pemda untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya sehingga
dapat meningkatkan kemampuan Pemda dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Penempatan dana dan/atau barang tersebut dalam bentuk penyertaan modal Pemda dan
pemberian pinjaman daerah pada sisi pengeluaran pembiayaan dalam APBD.
Penyertaan modal Pemda dimaksud dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan telah ditetapkan dalam Perda tentang penyertaan
modal tersebut. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman dapat dilakukan dengan:
a. BUMN,
b. BUMD, dan/atau
c. Badan usaha swasta dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) atau non-KPS.
Untuk KPS, dana dapat digunakan untuk pengelolaan aset daerah dan penyediaan
infrastruktur di daerah.
PEMBIAYAAN ANGGARAN
Pembiayaan anggaran adalah semua penerimaan negara dalam tahun tertentu yang harus
dibayar kembali/ pengeluaran negara dalam tahun tertentu yang akan diterima kembali.
Pembayaran kembali atau penerimaan kembali tersebut dapat terjadi baik pada tahun anggaran
berkenaan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan Pembiayaan:
LUAR NEGERI
pinjaman program dan pinjaman proyek
DALAM NEGERI
perbankan (Saldo Anggaran Lebih, Rekening Pemerintah Lain dan Rekening Dana Investasi)
Non perbankan (Penerimaan : Privatisasi, HPA. Pengeluaran: SBN, Pinjaman DN, PMN,
Dana Pendidikan)
Pengeluaran:
1. Pembiayaan investasi
2. Kewajiban penjaminan
3. Pembayaran cicilan pokok utang, atau pemberian pinjaman
Tujuan Pengeluaran:
1. Menutup defisit
2. Kewajiban pemerintah (buyback dan cicilan pokok)
3. Pengeluaran pembiayaan (PMN, investasi, dana bergulir)
“Utang pemerintah per Juni 2017 sebesar Rp3.706,5 triliun; pembiayaan anggaran dalam postur
APBN 2017, di dalamnya termasuk utang pemerintah, tercatat hanya sebesar Rp330,2 triliun.
Jumlah utang sebesar Rp3.706,5 triliun tersebut merupakan utang tercatat (outstanding) sampai
dengan akhir bulan Juni 2017. Jadi, angka sebesar Rp3.706,5 triliun merupakan akumulasi utang-
utang pemerintah beberapa tahun ke belakang yang masih belum lunas. Sementara besaran
pembiayaan anggaran sebesar Rp330,2 triliun merupakan rencana alokasi pembiayaan anggaran
hanya pada tahun 2017 saja, termasuk di dalamnya rencana pemerintah untuk utang.”
2. NON PERBANKAN
a. Privatisasi
Privatisasi adalah penjualan saham atau aset-aset yang dimiliki sebuah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) kepada perusahaan Swasta, baik dalam jumlah sebagian maupun
keseluruhan.
Tujuan:
Peningkatan kinerja dan nilai tambah dari Badan Usaha
Perbaikan struktur keuangan dan manajemen
Penciptaan struktur industri yang sehat dan kompetitif
Pemberdayaan BUMN yang mampu bersaing dan berorientasi global
Penyebaran kepemilikan oleh publik
Pengembangan pasar modal domestik
b. Hasil Pengelolaan Aset
Hasil pengelolaan aset dalam APBN adalah penjualan aset-aset milik negara yang berasal
dari aset perbankan yang masuk dalam program penyehatan perbankan nasional
(restrukturisasi perbankan).
Pihak pengelola aset:
DJKN
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Peraturan Menteri Keuangan No. 184/PMK.01/2010)
PT. Perusahaan Pengelolaan Aset
didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2008 (PMK
No.32/PMK.06/2006).
e. Kewajiban Penjaminan
Kewajiban Penjaminan adalah kewajiban yang menjadi beban Pemerintah akibat pemberian
jaminan kepada BUMN dan/atau BUMD dalam hal BUMN dan/atau BUMD dimaksud tidak
dapat membayar kewajibannya kepada kreditor sesuai perjanjian pinjaman.
Penjaminan PT. PLN
Penjaminan PDAM
Penjaminan Proyek Infrastruktur
B. PEMBIAYAAN UTANG
Instrumen Pembiayaan Utang
a. Surat Berharga Negara
- SUN (Surat Utang Negara)
SUN adalah Surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dalam mata uang
rupiah atau valuta asing yang dijamin pembayaran bunga pokoknya oleh Negara
Republik Indonesia, sesuai masa berlakunya
Contoh: Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Obligasi Negara (ON), Obligasi
Negara Ritel (ORI), Saving Bond Ritel (SBR)
Peranan SBN:
- Menutup defisit APBN
- Menutup kekurangan kas jangka pendek
- Pengelolaan portofolio utang
- Pengembangan pasar keuangan domestik
- Pinjaman Tunai
Pinjaman luar negeri dalam bentuk devisa dan/atau Rupiah yang digunakan untuk
pembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolio.
Pinjaman Tunai (Rp) = Rencana Penarikan (Valas) x Asumsi Kurs
Pinjaman Tunai merupakan bagian dari pinjaman luar negeri yang penggunaannya
dimanfaatkan untuk dukungan anggaran dan pencairannya dikaitkan dengan
terlaksananya suatu kebijakan pemerintah (policy matrix) di bidang kegiatan dalam
kerangka mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, pemberantasan
korupsi), pemberdayaan masyarakat, atau kebijakan terkait dengan perubahan
iklim dan infrastruktur.
Policy Matrix merupakan kegiatan atau program prioritas Pemerintah yang wajib
dilaksanakan pada tahun berjalan
PENGAWASAN APBN
segala kegiatan-kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan penerimaan-penerimaan negara, dan
penyaluran pengeluaran-pengeluaran negara tidak menyimpang dari rencana yang terdapat di
dalam anggaran.
LATAR BELAKANG :
Anggaran adalah alat:
1. Akuntabilitas
Pengeluaran anggaran hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil
berupa output dari dana yang dibelanjakan.
2. Instrumen Kebijakan Ekonomi
Anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan
3. Manejemen
Penganggaran selayaknya dapat membantu aktifitas berkelanjutan untuk memperbaiki
efektifitas dan efisiensi program pemerintah
TUJUAN:
1. Untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar dapat dijalankan
2. Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan pengeluaran negara
sesuai dengan Anggaran
3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
JENIS-JENIS
1. Menurut Objek
Penerimaan Pengeluaran
Contoh : Contoh :
Pengawasan terhadap penerimaan Perpajakan Pengawasan terhadap pembayaran gaji dan
yang pemungutannya dilakukan oleh DJP tunjangan pegawai yang sumbernya dari
Pengawasan terhadap Bea Masuk dan Bea APBN
Keluar yang pemungutannya dilakukan oleh
DJBC
2. Menurut Sifat
Pengawasan Preventif Pengawasan Detektif
Oleh aparat yang berasal dari Internal Oleh suatu unit pengawas yang berasal
lingkungan Departemen atau Lembaga yang dari lingkungan eksternal
diawasi
Oleh Pimpinan atau atasan langsung suatu Oleh aparat pengawas fungsional baik yang
organisasi atas suatu unit kerja di bawahnya berasal dari Internal Pemerintah maupun
Eksternal Pemerintah
Contoh : Contoh :
Kepala Kantor Bea dan Cukai Madura Pengawasan Laporan Keuangan Kantor
melakukan pengawasan mengenai dokumen Pajak Pondok Aren oleh BPK
pembayaran pengadaan jamuan makan siang
pejabat Eselon II yang sedang bertugas di
Madura
EKSTERNAL
1. DPR
Amanat UUD 1945 Pasal 20A, Secara Operasional dilakukan oleh alat-alat kelengkapan DPR
sesuai dengan lingkup tugasnya antara lain lewat komisi XI (bid. Keuangan dan perbankan) yang
ada di DPR melalui proses yang telah ditetapkan. Tindak lanjut oleh DPD, dapat melakukan
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya
alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama. (Ps
46 UU 22/2003)
Fungsi DPR
a. Fungsi Legislatif
b. Fungsi Anggaran
c. Fungsi Pengawasan
2. BPK
Berdasarkan Pasal 23E ayat 1 dan 2 UUD 1945:
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai
kewenangannya
Fungsi BPK:
a. Audit dan Operasional
Melaksanakan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara dan pelaksanaan APBN
b. Yudikatif
Melaksanakan peradilan komptabel dalam hal tuntutan perbendaharaan
c. Rekomendasi
Memberi saran dan/atau pertimbangan kepada pemerintah bilamana dipandang perlu untuk
kepentingan negara atau hal lainnya yang berhubungan dengan keuangan negara.
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas pelaksanaan APBN pada Kementerian atau
Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) diserahkan kepada menteri/pimpinan
lembaga bersangkutan segera setelah kegiatan pemeriksan selesai. LHP Pemeriksaan Keuangan
akan menghasilkan opini.
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi dilakukan secara independen, objektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaan.
Tujuan:
a. untuk menilai kebenaran,
b. kecermatan,
c. kredibilitas, dan
d. keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
b. pemeriksaan kinerja
Aspek ekonomi dan efisiensi, serta efektivitas pengelolaan keuangan negara serta
memberikan rekomendasi untuk memperbaiki aspek tersebut. Tujuannya
mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan.
Hasil pemeriksaan:
- Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP.
- Tindak lanjut atas rekomendasi dapat berupa pelaksanaan seluruh atau sebagian
dari rekomendasi. Dalam hal sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat
dilaksanakan, pejabat wajib memberikan alasan yang sah.
- Hasil pengujian dan penilaian menjadi masukan bagi pemerintah untuk
memperbaiki pelaksanaan sistem pengendalian dan kinerja pemeriksaan intern
Pemeriksaan: Proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. KONKRIT
TUJUAN:
- Menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan penggunaan sumber daya dan dana
yang tersedia.
- Mengenali aspek-aspek yang perlu diperbaiki.
- Mengevaluasi aspek-aspek tersebut secara mendalam, memaparkan perlunya
perbaikan, serta mengemukakan saran-saran perbaikan yang perlu dilakukan.
3. MASYARAKAT
Pada Pasal 1 ayat 2 UUD 1945
“Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.”
Dalam bentuk:
a. Hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi mengenai penyelenggara negara
b. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara
c. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan
penyelenggara negara
d. Hak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan hak-hak tersebut
INTERNAL
1. BPKP
Keppres 64/2005 j.o Keppres 103/2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian
BPKP → Pengawasan keuangan dan pembangunan
Dilaporkan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan → bahan pertimbangan
Juga diperlukan oleh penyelenggara pemerintahan lainnya contohnya:
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota → pencapaian dan peningkatan kinerja
instansi
Sekarang pengawasan BPKP berupa Pendekatan Preventif atau pembinaan,seperti
contohnya kegiatan sosialisasi, asistensi atau pendampingan, dan evaluasi
Pengawasan represif digunakan sebagai dasar untuk mencegah moral hazard atau
potensi penyimpangan (fraud).
Tugas perbantuan kepada penyidik POLRI, Kejaksaan dan KPK untuk menuntaskan
penanganan Tindak Pidana Korupsi
2. ITJEN KEMENTERIAN
Perpres 94/2006
Itjen menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan
b. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
petunjuk Kementerian Keuangan
c. Pelaksanaan urusan administrasi Itjen
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan
PERTANGGUNGJAWABAN
LAPORAN KEUANGAN
DEFINISI
Disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan sesuai Standard Akuntansi
Pemerintahan.
Penyusunan dilakukan oleh:
a. Entitas akuntansi
Pengelola anggaran, kekayaan, kewajiban
b. Entitas pelaporan
Terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
Menurut peraturan wajib menyampaikan laporan keuangan
KEGUNAAN
1. Membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggarang yang
telah
2. Menilai kondisi keuangan
3. Mengevaluasi efektivitas dan efisisensi suatu entitas pelaporan
4. Menyajikan kekayaan bersih pemerintah, mencakup ekuitas awal, surplus/defisit, dampak
kumulatif akibat perubahan kebijakan dan kesalahan mendasar
5. Informasi ini sebagai penilaian terhadap kemampuan entitas menyelenggarakan pemerintahan
di masa mendatang
6. Informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode
akuntasi dan saldo kas dan setara kas pada tangal pelaporan
7. Membantu dalam memperkirakan hasil operasi dan pengelolaan aset
FUNGSI ANGGARAN MEMPUNYAI PENGARUH PENTING, KARENA ANGGARAN:
1. Merupakan pernyataan kebijakan publik
2. Target fiskal yang menggambarkan keseimbangan belanja, pendapatan, pembiayaan
3. Landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum
4. Mrmbreri landasan penilaian kinerja pemerintah
5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam LK
1. Laporan arus kas hanya disajikan oleh entitas fungsi perbendaharaan umum (unit yang
ditetapkan sebagai BUN/BUD)
2. Laporan Perubahan SAL hanya disajikan oleh BUN dan entitas pelaporan tertentu (yang
menyusun laporan keuangan konsolidasinya)
3. Laporan Pelaksaan Anggaran (Budgetary reports) Terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Perubahan SAL
4. Laporan finansial Terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan
anggaran maupun laporan finansial dan tidak terpisahkan dari kedua laporan tersebut
3. NERACA
Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu.
Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aktiva dan pasiva harus seimbang atau
sama. Artinya, jumlah aktiva (aset) harus sama dengan kewajiban (liabilities) dan
modal (ekuitas)
ASET Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan
yang diharapkan dapat diperoleh. Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi
ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Aktiva lancar.
b. Aktiva tetap.
c. Aktiva lainnya.
KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
Dibagi menjadi:
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
dibayar dalam waktu diatas 12 (dua belas) bulan
EKUITAS Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan kewajiban
pemerintah
4. LAPORAN OPERASIONAL
salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan
Laporan Operasional menyajikan pos-pos sebagai berikut:
- Pendapatan-LO dari kegiatan operasional
- Beban dari kegiatan operasional ;
- Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;
- Pos luar biasa, bila ada;
- Surplus/defisit-LO.
CaLK meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam LRA, Laporan
Perubahan SAL, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan
LAK.
Mencakup:
a. Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lain-nya
e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan
f. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan