Cara Mengukur Tahanan Konduktor
Cara Mengukur Tahanan Konduktor
(Conductor Resistance)
Mengukur tahanan konduktor wajib hukumnya bagi produsen listrik (Cable Manufacturer) sebelum proses produksi
dilanjutkan. Nilai tahanan konduktor/penghantar harus berada dibawah standard yang ditentukan atau paling maksimal
adalah sama, tidak boleh lebih. Jika nilai tahanan yang diukur lebih dari nilai standard, hal itu biasa dinamakan “Rmax”
(Tahanan maksimum). Tahanan maksimum pada konduktor saat aplikasinya di lapangan, akan menyebabkan “losses”
pada arus listrik dan mengakibatkan panas. Bahaya yang paling fatal adalah menjadi sebab terjadinya kebakaran. Isolasi
konduktor yang meleleh akibat panasnya konduktor bisa “melahap” apa saja yang ada disekitarnya.
Pernah kah anda membeli kabel listrik dari Produsen kabel listrik ? Distributor besar ? atau di toko kabel listrik ?
Mari kita perdalam,…..bagaimana sebenarnya pabrikan kabel listrik memastikan tahanan konduktor masuk dalam
spec/standard sebelum sampai ke konsumen sebagai berikut :
Sebelumnya anda harus mengetahui perbedaan dari Konduktor dan kabel listrik untuk mencegah penafsiran yang
keliru.
Konduktor bisa menjadi bagian tersendiri seperti pada type Konduktor Telanjang (Bare Conductor). Konduktor
telanjang (ssst….jangan berfikir yang bukan-bukan) artinya adalah konduktor tanpa isolasi (sperti ACSR, BCC-Soft,
BCC-Hard, ACCC/TW, ACCR, Gap Conductor, ACSS, HVCRC dll.) yang digantung pada tower/menara transmisi.
Sedangkan untuk Kabel yang berisolasi, biasa kita sebut Kabel Berisolasi atau Insulated Cable, konduktor yang ada
pada kabel berisolasi bukan menjadi bagian tersendiri lagi, namun sudah menjadi komponen dari kabel listrik (salah
satu komponen dari berbagai komponen lain yang ada, tergantung type kabel tersebut). Sebagai contoh sederhana,
untuk kabel NYY 1 x 240 mm2 Rm (type round) komponen kabel adalah : (N) adalah komponen nomor 1, yaitu
konduktor (tembaga) dan (Y) adalah komponen ke-2 sebagai pelapis pertama (isolasi PVC) dan (Y) yang terakhir
adalah komponen ke-3 sebagai pelapis paling luar (outersheath PVC). Pahamkah ….?!
Untuk semua type konduktor telanjang maupun insulated cable, harus dilakukan pengukuran atau uji tahanan pada
konduktornya. Pengujian tahanan yang akan dibahas disini adalah pengujian yang paling pertama dilakukan, yaitu test
Tahanan Penghantar Arus Searah (Rdc) pada suhu 20˚ C.
R = (ρ x L) / A
Dimana :
R = Tahanan kawat [ Ω/ohm]
L = Panjang kawat [meter/m]
ρ = Tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
A = Penampang kawat/konduktor[mm²]
2. Luas Penampang Konduktor
A=I/J
Dimana:
A = Luas penampang kawat [ mm²]
Perhatikan tabel dibawah kolom 1 dan 2. (click to Zoom). Semakin besar ukuran konduktor (Size, mm2), maka
semakin kecil tahanan konduktornya (semakin baik) dan berlaku sebaliknya.
Umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan bertambah bila temperatur konduktor naik
Rt = Ro + αΔt
CARA PENGUJIAN TAHANAN KONDUKTOR
Berikut adalah salah satu gambaran pengetesan pada konduktor (ACSR) :
1. Konduktor dibentangkan lalu diklem pada jaws/clamping device, lalur ditarik (dengan ulir penarik) supaya
mendapatkan ketegangan dan kelurusan (tensioning) .
2. Menentukan panjang pengukuran (measurement length) minimal 1 meter (lebih baik 2 meter, agar lebih akurat)
dan diberi garis dengan spidol.
3. Memasang atau menempatkan jaws/clamp arus (Currrent) tepat pada garis tadi.
4. Memasang kabel indikator pengukur suhu yang ditempelkan pada konduktor atau setidaknya ditempatkan alat
ukur suhu ruang dekat konduktor (digital)
5. Pastikan suhu ruang sama dengan suhu konduktor (hal ini memerlukan waktu beberapa menit 15 s.d 20 menit).
Pedoman suhu adalah di 20˚C
6. Tentukan setting alat uji tahanan yang sesuai (misal, Resistomat merk Burster atau Yokogawa)
Tentu,…. untuk mendapatkan hasil yang akurat, sample uji perlu dipastikan sesuai dengan kondisi suhu ruangan dengan
menunggu selama beberapa waktu sampai mencapai suhu 20˚C. Terlebih jika suhu konduktor sebelum masuk ruangan
uji cukup panas (misalkan baru saja dilakukan proses produksi-stranding, atau berasal dari suhu ruangan bebas yang
panas) maka kita tidak bisa lagsung untuk melakukan uji tahaanan. Lokasi uji paling bagus sebaiknya tidak terlalu luas
sehingga pengkondisian ruangan (dengan Air Conditioning-AC) bisa lebih cepat. Pastikan juga alat ukur suhu (digital)
selalu terpasang dekat dengan konduktor atau memasangkan kabel detector suhu yang ditempelkan di sample uji.
Pastikan juga setting alat ukur sesuai dengan sample uji atau yang dipersyaratkan. Jika tidak, pasti hasilnya tidak akan
sesuai atau error.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan suhu dalam pengukuran. Tabel dibawah menunjukkan faktor koreksi
yang harus diperhitungkan :
CABLE FINISH TEST
Kabel Finish yang telah selesai diproduksi akan diuji kembali untuk memastikan tahanan masih masuk standard setelah
melalui berbagai tahap proses produksi. Hal ini biasa disebut Finish Test. Jika tahap ini masih baik/Passed, maka kabel
siap untuk di kirim ke konsumen, dan jika gagal (Rmax), maka kabel harus di Reject.
Kabel listrik yang aman akan mencantumkan identitas kabel (printing atau embossing) dengan lengkap, mulai dari Size,
Voltase, Tahun, termasuk Merk/brand nya (misal Kabelmetal, Sucaco, Voksel, Jembo, Kabelindo, Eterna, dll) dan
yang paling penting harus tertera identitas Standard National atau International dimana kabel tersebut mengacu.
Indonesia mempunyai standard tersendiri yaitu SPLN (Standard Perusahaan Listrik Negara) atau yang terbaru adalah
SNI (Standard National Indonesia). Didalam SNI sendiri sudah mengacu/mengadopsi ke standard international seperti
IEC dan ASTM (komplit deh…).
Kabel yang tidak mempunyai identitas lengkap dan tidak mencantumkan Merk product/Brandnya (supaya tidak mudah
terlacak), biasanya akan “bermain” di nilai terendah dari standard yang diijinkan atau lebih parahnya lagi bisa berada
di bawah standard. Lagi – lagi untuk mengejar harga kabel yang murah meriah. Yang menjadi sasaran biasanya adalah
akan mengecilkan luas penampang kawat/konduktor diluar toleransi standard (yang berarti tahanan akan lebih
tinggi) atau mengurangi elastisitasnya (proses Annealing di mesin Drawing) sehingga kabel terasa lebih kaku, tidak
lentur, serta memberi kualitas bahan isolasi yang rendah (mudah retak, terkelupas saat ditekuk – tekuk, tahanan isolasi
yang buruk), dan ketebalan lapisan isolasi yang lebih tipis, belum lagi kasus kabel yang tidak bisa “nyala” karena ada
kawat – kawatnya yang putus ditengah – tengah, pusing kan kalo harus mencari lokasi kawat putus itu dan terpaksa
memotong kabel nya…??##!!
So guys….masih berfikir membeli kabel tanpa identitas dan brand yang tidak jelas ? mahal sedikit tak mengapa yang
penting aman untuk anda dan orang lain.
RESUME
Tahanan konduktor sangatlah penting. Nilai resitansi haruslah dibawah standard maximum yang diijinkan (maksimal
sama). Conductor Resistance yang melebihi nilai standard maksimal akan memiliki “ rugi –rugi” (“losses”) yang tinggi.
Losses tinggi tentu saja akan menurunkan efisiensi distribusi listrik, dan itu adalah pemborosan. Bahaya lain adalah
adanya potensi kebakaran akibat panas nya konduktor saat diberi beban arus yang besar. Isolasi konduktor yang tidak
baik pun turut memperparah kondisi ini.
Bagi anda yang mungkin masih awam, cara sederhana adalah dengan memperhatikan label/keterangan/printing pada
yang tertera pada kabel tersebut. Pastikan anda melihat jelas Size konduktor (ukuran), voltase, standard yang dipakai,
brand/merk pembuat kabel tersebut. Perhatikan juga visual konduktor atau kabel, baik itu material kawatnya maupun
lapisan isolasinya.