Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENT (MRA)

ON NURSING SERVICES
TERHADAP PROFESI PERAWAT INDONESIA
Impact of Mutual Recognition Arrangement (MRA)
on Nursing Services to Nursing Profession in Indonesia
Rahmi Yuningsih
Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Sekretariat Jenderal DPR RI
Naskah diterima: 28 Juli 2012
Naskah diterbitkan: 22 Desember 2012

Abstract: Nursing in Indonesia began develop into a profession through a National Workshop
on Nursing in 1983. Along the times, there is a transfer of nurses, not only work in the
country but also abroad. Therefore, ASEAN established MRA on Nursing Services in 2006 as
a joint commitment to the ASEAN countries in facilitating the movement of nurses. However,
Indonesia, Lao PDR and Viet Nam has not ratified the commitment. On the other hand,
many Indonesian nurses are working abroad, especially in ASEAN countries. So the MRA
on Nursing Services give impact on nursing Indonesia.This paper would like to analyze
the condition of nursing in Indoneia, the regulations related to nursing, main attention the
arrangement and impact on nursing services in Indonesia.

Keywords: Nurse, MRA on Nursing Services, nursing board, nurse’s license.


Abstrak: Perawat di Indonesia mulai berkembang menjadi sebuah profesi melalui sebuah
Lokakarya Nasional Keperawatan pada tahun 1983. Seiring perkembangan zaman, terdapat
perpindahan perawat bukan hanya bekerja di dalam negeri melainkan juga di luar negeri.
Untuk mengatur perpindahan perawat, ASEAN membuat kesepakatan Mutual Recognition
Arrangement on Nursing Services pada tahun 2006 sebagai komitmen bersama negara-
negara ASEAN dalam memfasilitas pelayanan jasa perawat. Namun Indonesia, Laos dan
Vietnam belum meratifikasi komitmen tersebut. Di lain pihak, perawat Indonesia banyak
yang bekerja di luar negeri terutama di negara-negara ASEAN. MRA on Nursing Services
memiliki dampak pada keperawatan Indonesia. Tulisan ini ingin menganalisis kondisi
keperawatan di Indonesia, peraturan yang mengatur keperawatan, fokus perhatian dalam
MRA on Nursing Services dan dampak MRA on Nursing Services pada profesi perawat
Indonesia.
Kata Kunci: perawat, MRA on Nursing Services, badan keperawatan, lisensi perawat.

Rahmi Yuningsih, Dampak “Mutual Recognition Arrangement (MRA) | 179


Pendahuluan dan adanya supervisi kebersihan jalan dan
Keperawatan kesehatan baik dalam skala persiapan makanan untuk umum. Masyarakat
individu maupun masyarakat tidak dapat Romawi percaya bahwa menurunnya
dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejarah kesehatan hanya dapat diperbaiki dengan
perkembangan keperawatan merupakan cara memberikan kehidupan yang lebih
bukti bahwa perawat telah mengalami baik serta mendekatkan diri pada dewa yang
penyesuaian terhadap kebutuhan manusia. dipujanya terutama Apollo.
Pada zaman sebelum Yunani, kejadian- Konsep keperawatan sudah mulai
kejadian sekitar sakit dan meninggal banyak bermunculan dan masih lekat dengan misi-
diwarnai dengan kepercayaan bahwa misi keagamaan. Hal ini ditunjukan dengan
kejadian tersebut disebabkan oleh adanya adanya rumah perawatan bagi orang miskin
dosa sehingga dibutuhkan pembersihan diri dan sakit. Selanjutnya pada masa pertengahan
pada individu yang sakit dengan cara yang abad ke 500-1500, perawat mulai bergabung
masih primitif dan dilakukan di tempat dengan militer selama peperangan dan
penyembuhan seperti candi dan tempat gereja digunakan sebagai pusat pelayanan
ibadah lainnya. perawatan terutama bagi masyarakat
Bangsa Mesir pada zaman lebih kurang miskin, yatim piatu dan orang sakit. Peran
1000 tahun sebelum Masehi, telah mengenal perawat menjadi sangat penting pada masa
adanya prinsip observasi dan tidak hanya peperangan berlangsung dan menjadikan
berpijak pada aspek magis saja. Pada masa banyak pelajaran seperti pelaksanaan
itupun telah berkembang sistem persiapan praktik perawat yang dilakukan di bawah
obat-obatan, konstruksi pembuangan tinja instruksi dan supervisi menjadikan perawat
secara tertutup, sistem pengairan dan sistem menjadi lebih terampil dalam melaksanakan
pengawetan manusia yang telah meninggal tugasnya. Perawatan kesehatan lebih
dengan menggunakan rempah-rempah dan berfokus pada ketidakmampuan, penyakit,
zat kimia. Pada zaman Yunani, terdapat diagnosa, yang tidak hanya dilakukan pada
pemikiran bahwa kesehatan adalah suatu individu tetapi juga keluarga.
keadaan yang harmonis antara alam dan Pada abad ke-19, profesi keperawatan
masyarakat. Kebersihan diri, olah raga, diet yang dipelopori oleh Florence Nightingale
dan sanitasi sudah mulai ditanamkan. Pada telah mengalami perkembangan yang
masa ini pula telah diperkenalkan dasar- begitu pesat. Kondisi rumah sakit yang
dasar pengobatan, penyakit bukan karena sangat buruk yang sebagian besar pasien
makhluk halus melainkan karena rusaknya tidur beralaskan jerami dan sebagian
alam, observasi sebelum mendiagnosa lainnya tidur di lantai, persediaan alat
penyakit, makanan untuk orang yang tenun yang sangat sedikit, peralatan
sakit, perawatan untuk penyakit jiwa yang terbatas, tidak ada laundry dan baju
lebih manusiawi, sampai mengajarkan pasien, tidak ada perlengkapan mandi dan
pada adanya semangat kerja, menghargai perawatan yang sangat buruk. Perbaikan
teman sejawat dan bertanggung jawab pelayanan tersebut dilakukan dengan cara
terhadap orang yang sakit, yang kemudian mengadakan tempat pencucian, membuat
berkembang menjadi sumpah Hipocrates. dapur guna menyiapkan diet, meningkatkan
Pada zaman Romawi, diperkenalkan kualitas pelayanan keperawatan dengan
adanya drainase air payau, persediaan air memandikan pasien, memberikan pakaian
bersih, pembuatan sistem pembuangan bersih serta memberikan makanan yang

180 | Aspirasi Vol. 3No. 2, Desember 2012


hangat dan melaporkan keadaan yang dan menganut sistem kemitraan sehingga
kurang kepada pemerintah. Dari perubahan dokter dan perawat bukanlah atasan
ini, dihasilkan penurunan angka kematian bawahan namun saling melengkapi.
secara drastis. Fokus Florence Nightingale Globalisasi dalam perdagangan jasa
bukan hanya perawatan di rumah sakit tetapi ditandai dengan adanya ASEAN Framework
juga di komunitas yang menitikberatkan Agreement on Servicse (AFAS). Untuk bidang
pada upaya promosi dan pencegahan keperawatan, telah diadakan kesepakatan yaitu
penyakit (Sumijatun, 2010). Mutual Recognition Arrangemet on Nursing
Konsep keperawatan modern Services (MRA on Nursing Services) tahun
dicetuskan oleh Florence Nightingale 2006. Sampai saat ini, Indonesia bersama
pada abad ke-19 pada saat peperangan. dengan negara Laos dan Vietnam yang belum
Peran perawat dalam menolong korban meratifikasi kesepakatan tersebut. MRA
peran menjadi peran yang lebih luas dalam merupakan kesepakatan mengenai kualifikasi
menolong masyarakat yang membutuhkan tenaga profesional dalam bidang pelayanan
pertolongan. Di Indonesia, kata profesi jasa dengan tujuan memfasilitasi kemudahan
perawat secara jelas terdapat dalam perpindahan atau pasar tenaga profesional
Lokakarya Nasional Keperawatan pada tersebut termasuk buruh yang terlatih di
tahun 1983. Profesionalisme perawat kawasan negara-negara ASEAN.
juga makin diakui dengan didirikannya Berdasarkan latar belakang tersebut,
Program Studi Keperawatan pada Fakultas makapertanyaan penelitian dalam tulisan
Kedokteran Universitas Indonesia pada ini adalah:
tahun 1985. Ini merupakan program 1. Bagaimana kondisi keperawatan di
studi keperawatan pertama yang ada di Indonesia?
Indonesia. Bermula dari lokakarya tersebut, 2. Bagaimana pengaturan mengenai
keperawatan mengalami perkembangan keperawatan Indonesia?
pesat baik dalam hal kependidikan dan 3. Apa saja yang menjadi perhatian
praktik. Terbukti dengan banyaknya dalam kesepakatan MRA on Nursing
lembaga pendidikan keperawatan yang Services?
berdiri. Menurut data Kemenkes, saat 4. Apa saja dampak MRA on Nursing
ini sudah ada berjumlah 803 lembaga Services pada profesi perawat
pendidikan keperawatan, dengan rincian Indonesia?
65 Sekolah Pendidikan Keperawatan, 4 Sedangkan tujuan dari tulisan ini adalah
Sekolah Pendidikan Keperawatan gigi, untuk mengetahui: kondisi keperawatan
333 Akademi Keperawatan, 398 Akademi di Indonesia, peraturan yang mengatur
Kebidanan dan 3 Akademi Keperawatan keperawatan, apa saja yang menjadi fokus
Gigi (Kementerian Kesehatan, 2012). dalam MRA on Nursing Services dan
Perkembangan lainnya adalah dalam dampak MRA on Nursing Services pada
praktik keperawatan, peran perawat makin profesi perawat Indonesia. Adapun manfaat
besar, bahkan sudah ada pengkhususan tulisan ini adalah sebagai masukan dalam
keahlian seperti perawat anak, perawat penyusunan Rancangan Undang-Undang
bedah, perawat jiwa, perawat gerontik Keperawatan yang sedang dibahas pada
untuk para lansia, perawat bersalin dan masa sidang tahun 2012-2013. Selain itu,
lainnya. Selain itu, hubungan dengan berguna sebagai bahan referensi dalam
dokter juga mengalami perkembangan bidang keperawatan.

Rahmi Yuningsih, Dampak “Mutual Recognition Arrangement (MRA) | 181


Perawat sebagai Sebuah Profesi profesi yang berorientasi pada pelayanan,
Keperawatan adalah segala sesuatu memiliki empat tingkatan klien (individu,
yang berkaitan dengan perawat. Dalam keluarga, kelompok, dan masyarakat) serta
keperawatan terdapat unsur yang pelayanan yang mencakup seluruh rentang
menyangkut bagaimana perawat disiapkan pelayanan kesehatan secara keseluruhan
melalui jenjang pendidikan keperawatan, (Hidayat, 2009).
praktik keperawatan, dan hubungan Perawat sebagai profesi yang
perawat dengan tenaga kesehatan lainnya mengedepankan keahlian dalam merawat
sehingga menjadikan perawat sebagai dari aspek pencegahan sampairehabilitasi
sebuat profesi dan sebagai perawat yang mulai diakui keberadaannya. Dalam arti
profesional. pertemuan Lokakarya Nasional tersebut
Dalam definisi yang dicetuskan pada merupakan loncatan sejarah dalam
Lokakarya Nasional Keperawatan tahun perkembangan profesi keperawatan
1983, keperawatan sebagai suatu bentuk yang dimulai dari perkembangan dunia
pelayanan profesional yang merupakan pendidikan keperawatan yang dimulai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, tahun 1985 yaitu dengan didirikannya
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual yang di Universitas Indonesia.
komprehensif, ditujukan kepada individu, Pada prinsipnya paradigma keperawatan
keluarga dan masyarakat baik yang sehat terdiri dari empat konsep sentral yang
maupun yang sakit yang mencakup seluruh saling berhubungan, berinteraksi dan
proses kehidupan manusia. Keperawatan mempengaruhi satu sama lainnya yaitu:
merupakan suatu bantuan yang diberikan manusia, lingkungan, kesehatan dan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, intervensi keperawatan (Lihat gambar 1).

Klien

Intervensi Lingkungan
Keperawatan

Kesehatan

Bagan 1. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.


keterbatasan pengetahuan serta kurangnya Ditinjau dari dari perspekstif
kemauan menuju kepada kemampuan keperawatan, manusia (klien keperawatan)
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari adalah penerima asuhan keperawatan yang
secara mandiri (Mahyar, 2010). Definisi meliputi individu, keluarga, kelompok dan
keperawatan yang merujuk pada objek masyarakat. manusia sebagai mahluk bio-
keperawatan adalah suatu ilmu dan kiat, psiko-sosio-spiritual yang komprehensif

182 | Aspirasi Vol. 3No. 2, Desember 2012


dan unik, mandiri, dinamis dan rasional, Fungsi perawat sebagaimana dicetuskan
mempunyai kemampuan beradaptasi dalam International Council of Nurse
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya agar (ICN) pada tahun 1987 adalah fungsi
dapat hidup dan berkembang. Manusia yang unik dalam pemberian asuhan
beinteraksi dengan lingkungannya baik keperawatan pada individu, baik sakit
internal maupun eksternal. Lingkungan maupun sehat, melakukan pengkajian
internal mencakup faktor genetik, struktur terhadap respon mereka terhadap status
anatomis, fisiologis, psikologis, nilai, kesehatannya dan membantu mereka untuk
keyakinan serta faktor internal lain yang dapat menampilkan kontribusi aktivitas
potensial mempengaruhi perubahan sistem kemandirian untuk memperbaiki kesehatan
manusia. sedangkan lingkungan eksternal atau menghargai dan menghadapi kematian
meliputi keadaan fisik, demografis, dengan tenang, kuat, dan juga mempunyai
ekologis, hubungan interpersonal dan pengetahuan yang cukup untuk melakukan
nilai sosial budaya serta penerapannya sesuatu agar dapat memberikan bantuan
dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan dalam kemandirian (Sumijatun, 2010).
tersebut akan mempengaruhi derajat Meskipun perkembangan keperawatan
kesehatan. Bagi perawat, kesehatan adalah di Indonesia belum sesuai dengan
suatu keadaan yang bukan hanya bebas yang diinginkan, tetapi mulai dirintis
dari penyakit, tetapi juga merupakan adanya keinginan untuk meningkatkan
suatu keadaan sehat secara fisik, mental, kualitas pelayanan perawat yaitu melalui
sosial dan spiritual yang komprehensif, pengembangan jenjang karir perawat.
terintegrasi, dinamis dan produktif. Kemenkes RI pada tahun 2006 membuat
Sedangkan intervensi keperawatan jenjang karir perawat yang terdiri dari
merupakan bentuk pelayanan profesional perawat klinik I (novice) sampai perawat
yang merupakan kajian integral dari klinik V (expert). Tujuannya adalah
pelayanan kesehatan, didasarkan pada untuk meningkatkan profesionalisme
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk dan akuntabilitas perawat klinik terhadap
pelayanan bio-psiko-sosio-kultural- masyarakat. Tabel 1 memperlihatkan
spiritual yang komprehensif, ditujukan jenjang perawat menurut jenis pendidikan
kepada individu, keluarga, kelompok keperawatan yang dicetuskan dalam
dan komunitas, baik sakit maupun sehat, konvensi nasional antara Persatuan
serta mencakup seluruh siklus kehidupan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan
manusia. Keperawatan berupa bantuan Kementerian Kesehatan RI.
yang diberikan karena adanya kelemahan Berdasarkan jenjang tersebut karir
fisik dan atau mental, keterbatasan perawat klinik bermula dari lulusan D-3
pengetahuan, serta kurangnya kemampuan (perawat pemula) Keperawatan sampai
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara jenjang S-3 Keperawatan (perawat
mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada pakar atau perawat ahli). Setiap jenjang
penyediaan pelayanan kesehatan utama karir memiliki persyaratan pengalaman
dalam upaya mengadakan perbaikan praktik, jenjang pendidikan dan hasil uji
sistem pelayanan kesehatan sehingga kompetensi yang berbeda untuk masing-
memungkinkan setiap orang mencapai masing jenjang pendidikan walaupun
hidup sehat dan produktif (Sumijatun, dalam satu tingkatan karir yang sama.
2010). Tujuannya adalah untuk membedakan dari

Rahmi Yuningsih, Dampak “Mutual Recognition Arrangement (MRA) | 183


Tabel 1. Jumlah Perawat Indonesia
Menurut Jenis Pendidikan Keperawatan Tahun 2011
No. Jenjang Pendidikan Pengalaman Sertifikat
D-3 Keperawatan 2 tahun PK I
1 PK I (Novice)
S-1 Keperawatan/Ners 0 tahun PK I
PK II (Advance D-3 Keperawatan 5 tahun PK II
2
Beginner) S-1 Keperawatan/Ners 3 tahun PK II

D-3 Keperawatan 9 tahun PK III


PK III
3 S-1 Keperawatan/Ners 6 tahun PK III
(Competent)
S-2 Keperawatan/SP I 0 tahun PK III

S-1 Keperawatan/Ners 9 tahun PK IV


PK IV
4 S-2 Keperawatan/SP I 2 tahun PK IV
(Proficient)
S-3 Keperawatan/SP II 0 tahun PK IV

S-2 Keperawatan/SP I 4 tahun PK V


5 PK V (Expert)
S-3 Keperawatan/SP II 1 tahun PK V

jenjang pendidikan di atasnya sehingga Kondisi Profesi Perawat Indonesia


dalam menjalankan praktik keperawatan Salah satu unsur yang berperan dalam
dapat berbeda sesuai dengan tingkatannya. percepatan pembangunan kesehatan adalah
Selain itu, juga menyangkut mengenai tenaga kesehatan yang bertugas di sarana
pembedaan penghargaan baik berupa pelayanan. Menurut pendataan Badan
penggajian, insentif dan penghargaan PPSDMK Kementerian Kesehatan RI, data
lainnya. tenaga kesehatan yang tercatat sebanyak
Istilah Ners merupakan sebutan 668.704 orang yang terdiri dari 59.492
gelar untuk perawat lulusan S-1yang tenaga medis (16.836 dokter spesialis,
menamatkan program pendidikan profesi 32.492 dokter umum dan 10.164 dokter
perawat. Tanpa gelar Ners, sebenarnya gigi); 234.176 tenaga keperawatan (220.575
perawat lulusan S-1 belum bisa melakukan tenaga perawat dan 13.601 perawat gigi);
praktik keperawatan kecuali bagi perawat 124.164 bidan; 26.274 tenaga kefarmasian;
yang memiliki gelar D-3 keperawatan 61.654 kesehatan masyarakat; 15.716 tenaga
diperbolehkan melakukan praktik gizi; 3.292 keterapian fisik; 8.804 keteknisian
keperawatan dalam batas wewenang medis; dan 11.795 analis kesehatan.
perawat D-3. Dalam kenyataannya, Berdasarkan data tersebut, perawat memiliki
jenjang karir perawat baru diterapkan di jumlah yang paling besar bahkan hampir 4
beberapa rumah sakit padahal semestinya kali lebih banyak dari pada jumlah tenaga
diterapkan di semua rumah sakit dan medis. Jumlah tersebut tersebar di daerah
unit pelayanan kesehatan lainnya (hasil DTPK sehingga tidak dapat dipungkiri
diskusi tentang RUU Keperawatan antara akses pelayanan kesehatan di daerah DTPK
Perancang Undang-Undang Bidang lebih banyak dilakukan oleh perawat. Proses
Kesejahteraan Rakyat, Setjen DPR RI perawatan menuntut perawat untuk terus
dengan Pengurus Pusat PPNI pada tanggal memonitoring perkembangan pasien dalam
3 Agustus 2011). setiap waktu. Dalam pekerjaannya, perawat
membuat asuhan keperawatan yang terdiri

184 | Aspirasi Vol. 3No. 2, Desember 2012


dari rencana perawatan sampai keadaan Tabel 2. Jumlah Perawat Indonesia
pasien pulih. Tentu saja asuhan keperawatan Menurut Jenis Pendidikan Keperawatan
ini merupakan turunan dari perintah dokter Tahun 20111
berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan Jenis Pendidikan Jumlah
fisik dan pemeriksaan laboratorium kondisi SPK 72.703
pasien. Berbeda dengan tenaga medis D-3 Perawat 115.265
yang tidak setiap waktu mengontrol pasien D-3 Perawat Anastesi 1.451
sehingga lebih banyak pengawasan yang
D-3 Perawat Jiwa 4.727
dilakukan oleh perawat dari pada dokter.
Tugas utama perawat adalah membantu D-4 Perawat 1.443
pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar D-4Perawat Anestesi 2.672
sehingga dapat mandiri dalam pemenuhan D-4Perawat Jiwa 2.265
tersebut. Kebutuhan dasar tersebut antara D-4Perawat Bedah 4.256
lain. Dalam kenyataannya, terdapat banyak
D-4Perawat Lainnya 44
jenjang pendidikan perawat mulai dari
Sekolah Pendidikan Keperawatan (SPK) S-1 Keperawatan 6.268
sampai pendidikan pasca sarjana. Namun Nurse 3.166
dalam melakukan praktik keperawatan S-2 Keperawatan 556
sering kali dijumpai tidak adanya
Lainnya 5.759
perbedaan tugas yang dilakukan oleh
perawat tersebut. Perawat D-3 melakukan TOTAL 220.575
tugas yang sama dengan perawat lulusan Tabel 3. Jumlah Perawat Gigi Indonesia
Ners misalnya. Menurut Jenis Pendidikan
Jumlah perawat lulusan D-3 KeperawatanTahun 20112
merupakan jumlah perawat yang paling Jenis Pendidikan Jumlah
banyak. Beberapa alasan diantaranya SPRG 6.371
sekolah tinggi keperawatan dengan AmKG 4.497
jenjang pendidikan D-3 lebih banyak D IV Keperawatan Gigi 2.733
ditawarkan kepada masyarakat dari pada TOTAL 13.601
jenjang pendidikan lainnya. Selain itu,
D-3 lebih berorientasi dalam praktik Walaupun kondisi dalam negeri
keperawatan dari pada pengembangan ilmu masih kekurangan tenaga perawat namun,
keperawatan sehingga lebih besar menarik perawat Indonesia banyak yang bekerja di
perhatian masyarakat yang ingin langsung luar negeri seperti Jepang. Pemerintah telah
bekerja. Seperti diketahui bahwa lulusan mengirim tenaga kerja perawat ke Jepang
S-1 belum dapat berpraktik sehingga harus sejak tahun 2008 sebagai bentuk kerja
menamatkan program pendidikan profesi sama bilateral dengan Jepang (Indonesia
setelah lulus S-1 agar dapat berpraktik di Japan Economic Partnership Agreement).3
unit pelayanan kesehatan. Tabel 2 berikut
merupakan jumlah perawat berdasarkan 1
Kementerian Kesehatan RI. 2012. LaporanSebaran
jenjang pendidikan. Jumlah Perawat per Provinsi Tahun 2011.
2
Ibid.
3
“Jepang Membutuhkan 296 Perawat Indonesia.”
http://www.depkes.go.id/ index.php/berita/press-
release/103-jepang-membutuhkan-296-perawat-
indonesia.html diakses tanggal 19 Oktober 2012.

Rahmi Yuningsih, Dampak “Mutual Recognition Arrangement (MRA) | 185


Sebagian besar sebagai perawat orang mandiri dengan membuka klinik
lanjut usia dan sebagian lagi sebagai tenaga keperawatan di luar unit pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Kesan perawat kesehatan namun diwajibkan untuk
Indonesia yang ramah dan penuh perhatian memiliki Surat Izin Praktik Perawat
merupakan aset yang penting untuk bekerja (SIPP) yang dikeluarkan oleh
di luar negeri. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dan juga diwajibkan memasang papan
Peraturan mengenai Keperawatan nama praktik keperawatan.
Hingga saat ini, belum ada undang-
undang yang secara khusus mengatur Kesepakatan MRA
mengenai keperawatan di Indonesia. Akan on Nursing Services
tetapi, telah ada peraturan yang mengatur Mutual Recognition Arrangements
keperawatan dalam bentuk Peraturan (MRA) merupakan kesepakatan mengenai
Menteri Kesehatan diantaranya sebagai kualifikasi tenaga profesional dalam bidang
berikut: pelayanan jasa dengan tujuan memfasilitasi
1. Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011 kemudahan perpindahan atau mekanisme
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. pasar tenaga profesional termasuk buruh yang
Dalam peraturan ini diatur mengenai terlatih di kawasan negara-negara ASEAN.
tata cara registrasi tenaga kesehatan MRA merupakan salah satu perwujudan dari
termasuk perawat dan terkecuali untuk kesepakatan ASEAN Framework Agreement
tenaga medis dan tenaga kefarmasian. on Services (AFAS). Adapun tujuan AFAS
Dalam menjalankan tugasnya, tenaga antara lain meningkatkan kerja sama di
kesehatan diwajibkan memiliki Surat bidang pelayanan di antara negara-negara
Tanda Registrasi (STR). Syarat ASEAN sehingga dapat meningkatkan
mendapatkan STR tersebut dengan keefisienan, persaingan, kapasitas produksi
menyertakan ijazah dan sertifikat serta menyebarluaskan pelayanan di dalam
kompetensi. Kedua syarat tersebut maupun di luar ASEAN. Selain itu tujuan
didapatkan melalui ujian program lainnya adalah untuk menghilangkan
pendidikan dan uji kompetensi yang hambatan dalam perdagangan pelayanan jasa
diselenggarakan oleh perguruan diantara negara ASEAN dan meliberalkan
tinggi. Ijazah dikeluarkan oleh perdagangan pelayanan jasa baik dengan
perguruan tinggi sedangkan sertifikat cara memperluas dan seperti yang tertera
kompetensi dikeluarkan oleh Majelis dalam tujuan General Agreement on Trade
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI). in Services (GATS) yaitu mewujudkan pasar
STR berlaku selama lima tahun dan bebas dalam pelayanan jasa. Selain itu,
dapat diperpanjang setiap lima tahun sesuai dengan visi ASEAN tahun 2020 yaitu
dengan mengumpulkan satuan kredit kerjasama dalam perkembangan yang selalu
profesi. berubah. Pada tahun 2020, direncanakan
2. Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 di antara negara-negara ASEAN terwujud
tentang Izin dan Penyelenggaraan kawasan ekonomi ASEAN yang terus
Praktik Perawat. Dalam peraturan berkompetisi, menciptakan kondisi yang
ini menyatakan bahwa perawat yang stabil dan kemakmuran bagi semua
telah memiliki STR diperbolehkan negara-negara ASEAN yang akan tercapai
melakukan praktik keperawatan secara dengan perdagangan bebas barang, jasa

186 | Aspirasi Vol. 3No. 2, Desember 2012


dan investasi, kesetaraan pembangunan kesepakatan MRA on Nursing services,
ekonomi, penurunan angka kemiskinan ditunjuk badan yang mengatur perawat di
dan kesenjangan sosial ekonomi dan Indonesia adalah Kementerian Kesehatan
meningkatkan kestabilan politik, ekonomi RI dengan tugas mengawasi dan membuat
dan sosial.4 peraturan perawat dan praktik perawat.
Salah satu profesi yang menjadi
kesepakatanMRAadalahprofesikeperawatan Dampak MRA terhadap Perawat
yang dikenal dengan nama MRA on Nursing Indonesia
Services. Tujuan dari kesepakatan ini adalah Poin yang menjadi fokus MRA on
memperkuat kemampuan tenaga profesional Nursing services adalah persyaratan
dengan meningkatkan pertukaran informasi, perawat dalam negeri yang ingin bekerja
pertukaran pakar, pertukaran pengalaman di luar negeri. Persyaratan yang harus
dalam pelayanan di antara negara-negara terpenuhi adalah perawat telah diregistrasi
ASEAN. MRA on Nursing services telah di negara asal dan telah memiliki lisensi
ditandatangani pada tahun 2006 oleh untuk berpraktik keperawatan. Selain
sepuluh negara ASEAN yaitu Brunei itu, perawat juga harus diregistrasi dan
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, dilisensi di negara tujuan kerja sebagai
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, syarat agar diakui dan diizinkan untuk
Thailand dan Vietnam.Tujuan dari MRA melakukan praktik keperawatan sesuai
on Nursing services adalah memfasilitasi dengan peraturan yang berlaku di negara
mobilitas tenaga profesional perawat tujuan tersebut. Persyaratan lainnya
di dalam negara ASEAN, melakukan antara lain memenuhi kualifikasi sebagai
penukaran informasi dan keahlian pada perawat, sudah teregistrasi atau terlisensi
standar dan kualifikasi, mempromosikan di negara asal, minimal telah berpaktik
“best practise” pada pelayanan profesional keperawatan selama 3 tahun terakhir,
perawat dan menyediakan kesempatan untuk bersedia mengikuti pelatihan keperawatan
meningkatkan kemampuan dan pelatihan lanjutan sesuai dengan kebijakan konsil
perawat. atau badan keperawatan setempat,
Menurut MRA on Nursing services, memiliki sertifikat dari konsil atau badan
definisi perawat adalah orang yang telah keperawatan negara asal bahwa perawat
menyelesaikan pelatihan profesional dan tersebut tidak memiliki catatan buruk
memenuhi persyaratan sebagai perawat terkait pelanggaran salam melakukan
profesional yang dinilai oleh badan yang praktik keperawatan baik secara teknik,
mengatur perawat (the Nursing Regulatory standar profesi maupun kode etik dalam
Authority of the Country of Origin) baik tatanan lokal maupun internasional. Selain
secara kualifikasi teknik, etik dan legal untuk itu juga harus memenuhi persyaratan
menangani praktik perawat profesional lainnya mengajukan pemeriksaan medis,
dan telah diregistrasi dan dilisensi sebagai menjalani program adaptasi atau penilaian
perawat profesional oleh badan yang kompetensi seperti yang ditentukan pada
mengatur perawat. Pengertian ini tidak dapat lamaran lainnya terkait registrasi dan
diaplikasikan pada perawat teknis.5 Dalam lisensi sebagai pertimbangan konsil atau
badan keperawatan negara tujuan kerja.6
4
“ASEAN Mutual Recognition Arrangement on
Nursing Services.” http://www.aseansec.org/19210. Ibid.
6
htm, diakses tanggal 24 November 2011.
5
Ibid.

Rahmi Yuningsih, Dampak “Mutual Recognition Arrangement (MRA) | 187


Indonesia belum meratifikasi pelayanan kesehatan namun diwajibkan
kesepakatan MRA on Nursing services untuk memiliki Surat Izin Praktik Perawat
sehingga acuan persyaratan perawat yang (SIPP) yang dikeluarkan oleh Pemerintah
ingin bekerja di luar negeri berdasarkan Daerah Kabupaten/Kota dan juga
Permenkes No. 1796 Tahun 2011 diwajibkan memasang papan nama praktik
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan dan keperawatan.
Permenkes No. 148 Tahun 2010 tentang Namun acuan persyaratan pada
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Permenkes tersebut belum sesuai
Berdasarkan Permenkes tersebut, perawat dengan persyaratan pada kesepakatan
harus memenuhi persyaratan untuk MRA on Nursing services sehingga
mendapatkan registrasi untuk melakukan perawat Indonesia harus melakukan
praktik keperawatan di unit pelayanan registrasi dan lisensi pada negara yang
kesehatan dan mendapatkan izin praktik menjadi tujuan bekerja. Bahkan harus
mandiri di luar unit pelayanan kesehatan. mengikuti persyaratan di negara tujuan
Registrasi diperoleh dengan mengikuti uji seperti persyaratan penguasaan bahasa
kompetensi terlebih dahulu yang dilakukan setempat. Di Indonesia hanya melakukan
oleh perguruan tinggi bidang kesehatan persyaratan administrasi saja. Tentunya
yang telah terakreditasi dari badan yang hal ini akan membuat perawat melakukan
berwenang. Uji kompetensi dilakukan proses registrasi dan lisensi lagi yang
bersamaan dengan pelaksanaan ujian akhir. berdampak pada pengorbanan waktu,
Materi soal uji kompetensi dan pengawasan tenaga dan biaya. Keadaan berbeda
pelaksanaan uji kompetensi dilakukan oleh jika Indonesia meratifikasi kesepakatan
Majelis Tenaga Kerja Indonesia (MTKI). tersebut. Jika sudah diratifikasi maka
Setelah dikatakan lulus uji kompetensi, registrasi dan lisensi yang dilakukan di
MTKI mempersiapkan sertifikat kompetensi Indonesia sudah diakui dan diterima oleh
dan mempersiapkan Surat Tanda Registrasi negara lain sehingga tidak perlu berulang
(STR) sebagai bukti bahwa perawat telah kali melakukan registrasi dan lisensi.
diregistrasi. Sertifikat kompetensi dan Dampak lain adalah kelembagaan
STR berlaku selama lima tahun dan dapat keperawatan (nursing board). Dalam
diperpanjang setiap lima tahun. Setelah kesepakatan tersebut tertera Kementerian
mendapat STR, perawat dapat melakukan Kesehatan sebagai badan yang mewakili
praktik keperawatan di unit pelayanan Indonesia dalam kesepakatan tersebut. Sama
kesehatan seperti Puskesmas dan rumah halnya dengan Kamboja, Laos dan Vietnam.
sakit. Namun, bagi perawat yang ingin Namun negara-negara lainnya diwakili
bekerja secara mandiri di luar unit pelayanan oleh badan yang secara khusus mengatur
kesehatan seperti ingin membuka praktik mengenai perawat seperti Nursing Board of
keperawatan baik sendiri maupun tim, Brunei, Malaysia of Health and Midwifery
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Boards, Ministry of Health and Myanmar
Permenkes No. 148 Tahun 2010 tentang Nursing and Midwifery Council, Professional
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Regulation Commission Board of Nursing,
Dalam peraturan tersebut, perawat yang telah Singapore Nursing Board, Thailand Nursing
memiliki STR diperbolehkan melakukan Council. Dengan adanya kelembagaan yang
praktik keperawatan secara mandiri dengan bersifat khusus mengurusi perawat, akan lebih
membuka klinik keperawatan di luar unit fokus dan lebih mengerti dalam mengatur

188 | Aspirasi Vol. 3No. 2, Desember 2012


organisasi profesinya sendiri. Dalam mutual
exemption kesepakatan tersebut, disebutkan
bahwa wewenang registrasi dan lisensi dalam
praktik keperawatan dilindungi dalam undang- DAFTAR PUSTAKA
undang (statutory) dengan tujuan melindungi
kesehatan, keselamatan, lingkungan dan Buku
kesejahteraan masyarakat sehingga secara Blais, Kathleen Koenig. 2007. Praktik
kesepakatan tersebut, dibutuhkan suatu badan Keperawatan Profesional (Konsep dan
yang telah diakui dalam lingkup MRA on Perspektif). Jakarta: EGC.
Nursing services. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Simpulan Salemba Medika.
Seiring perkembangan zaman,
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Laporan
perawat dituntut untuk meningkatkan
Sebaran Jumlah Perawat per Provinsi
profesionalismenya agar dapat bersaing Tahun 2011.
dengan perawat dari negara lain. Salah satunya
adalah melalui pemenuhan persyaratan untuk Kementerian Kesehatan RI. 2012. Profil Data
mendapatkan registrasi dan lisensi. Namun, Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
persyaratan registrasi dan lisensi yang ada Manurung, Santa. 2011. Keperawatan
di Indonesia selama ini belum sesuai dengan Profesional. Jakarta: CV. Trans Info
apa yang disyaratkan dalam kesepakatan Media.
MRA on Nursing servicesyaitu registrasi dan Suara, Mahyar, dll. 2010. Konsep Dasar
lisensi yang dilakukan oleh badan yang diakui Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
MRA on Nursing services. Hal ini membuat Media.
perawat harus melakukan registrasi dan Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju
lisensi di negara tujuannya bekerja. Tentunya Keperawatan Profesional. Jakarta: TIM.
hal ini akan memperberat perawat dalam segi
waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu, Tarwotodan Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
dibutuhkan suatu mekanisme registrasi dan
Penerbit Salemba Medika.
lisensi yang sesuai dengan kesepakatan MRA
on Nursing servicesyaitu diatur dalam suatu
bentuk hukum yang kuat atau dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan
undang-undang dan pengakuan badan yang Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin
secara khusus mengatur perawat. Dalam dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
konteks ini aspek pengetahuan, keterampilan Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011 tentang
dan keahlian merupakan suatu bagian yang Registrasi Tenaga Kesehatan.
tidak terlepaskan dari kompetensi yang
Internet
dimiliki oleh perawat sebelum melakukan
“ASEAN Mutual Recognition Arrangement
praktik keperawatan. on Nursing Services.” http://www.
aseansec.org/19210.htm, diakses tanggal
24 November 2011.
“Jepang Membutuhkan 296 Perawat Indonesia.”
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/
press-release/103-jepang-membutuhkan-

Rahmi Yuningsih, Dampak “Mutual Recognition Arrangement (MRA) | 189


296-perawat-indonesia.html, diakses
tanggal 19 Oktober 2012.
“Kementerian Kesehatan RI. 2010. Laporan
Sebaran Jumlah Perawat per Provinsi.”
http://www.bppsdmk.depkes.go.id/agregat/
laporan/perawat.php, diakses tanggal 5 Juni
2012.

Sumber Lainnya
Azrul Azwar, Beberapa Catatan Tentang RUU
Keperawatan, Diskusi dengan Bagian
Perancangan UU Bidang Kesejahteraan
Rakyat, Sekjen DPR RI, Jakarta 16 Juni
2011.
Harif Fadillah, Urgensi Percepatan Pengesahan
RUU Keperawatan di Indonesia, makalah
disampaikan dalam Diskusi tim kerja kajian
RUU Keperawatan Setjen DPR RI dengan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI), 23 Juni 2011.
Hasil Diskusi RUU Keperawatan antara PUU
Kesra Setjen DPR RI dengan Pengurus Pusat
PPNI, 3 Agustus 2011.

190 | Aspirasi Vol. 3No. 2, Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai