Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motivasi asas pembinaan dan pengembangan generasi muda bertumpu pada strategi
pencapaian tujuan nasional, seperti disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinia IV. Atas
dasar kenyataan ini, diperlukan penataan kehidupan pemuda sehingga mereka mampu
memainkan peranan yang penting dalam masa depan sekalipun disadari bahwa masa depan
tersebut tidak berdiri sendiri. Masa depan adalah lanjutan masa sekarang, dan masa sekarang
adalah hasil masa lampau. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda
haruslah menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa
kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan pula kepekaan terhadap situasi-situasi
lingkungan untuk merelevansikan partisipannya dalam setiap kegiatan bangsa dan negara.
Untuk itu, kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor
penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang .

Tanpa ikut sertanya generasi muda, tujuan pembangunan ini sulit tercapai. Hal ini bukan
saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi tanpa kegairahan
dan kreativitas mereka, pembangunan jangka panjang dapat kehilangan
keseimbangannya.Apabila pemuda masa sekarang terpisah dari persoalan masyarakatnya,
sulit terwujud pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri.

2.1 Rumusan Masalah


1. Siapa itu Pemuda?
2. Apakah yang dimaksud dengan sosialisasi?
3. Apa sajakah jenis-jenis sosialisasi?
4. Bagaimanakah proses sosialisasi generasi muda?
5. Bagaimana pran mahasiswa dan pemuda dalam masyarakat?
6. Apa sajakah potensi-potensi generasi muda?
7. Masalah apa sajakah yang dialami oleh generasi muda?

1
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1. Pengertian Pemuda Dan Sosialisasi


 Pengertian Pemuda
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjukan dan mengisi pembangunan
yang kini telah berlangsung, pemuda di indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai
karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas,
dsb. Dalam Pandangan Islam Pemuda adalah masa keemasan manusia. Masa yang sangat
berharga itu tidak boleh terlewatkan begitu saja. Pemuda harus selalu melakukan kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat hingga mencapai prestasi yang gemilang. Semua itu tentu tidak
akan terwujud kecuali pemuda dapat mengatur waktu dengan efektif.

ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada
pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma
pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan
menguasai masa depan.Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi
di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian
pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti.

Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun Masa dewasa : 21 tahun keatas
Masa Puber : 12 – 15 tahun

Dilihat dari segi budaya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian
sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Golongan remaja : 13 – 18 tahun

Dilihat dari segi Fungsionalnya :


0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda,16 – 21 tahun keatas dipandang
telah memiliki kematangan pribadi dan18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan
untuk menjadi pegawai baik pemerintah atau swasta

2
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40
tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu.

 Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena
dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.Karena
dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Berikut
pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1) Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan
diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
2) Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-
norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3) Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-
norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya
4) Soerjono SoekantoSosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada
warga masyarakat yang baru.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.

2.2. Jenis-Jenis Dan Proses Sosialisasi


 Jenis-Jenis Sosialisasi
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalamkeluarga)
dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua
institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari
masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang
terkukung, dan diatur secara formal.

a) Sosilalisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
(keluarga).

Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara
bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab
seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak
akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan
anggota keluarga terdekatnya.

b) Sosialisasi Skunder

3
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi prime
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu
bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi
suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
 Proses-Proses Sosialisasi
Ada 4 proses sosialisai, yaitu :
1) Tahap Persiapan ( Preparatory Stage )
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada
tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh:
Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”.
Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami
secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

2) Tahap meniru (Play Stage)


Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran
yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma
diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang
apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata
lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada
tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai
terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi
seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other).

3) Tahap siap bertindak (Game Stage)


Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan
diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya
kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk
membela keluargadan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini
lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di
luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai
menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4) Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)


Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak
hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas.
Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan
orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada
tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

4
2.3. Peran Sosial Mahasiswa Dan Pemuda Dimasyarakat
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik,
karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia
yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses
pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum
intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil
masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan
sebagai salah satu asset negara ini.

Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk
memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal
ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk
menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda.
Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa
turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum
muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya
kekuasaan.

 Peran pemuda sehubungan dengan pembangunan :


Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai
 Penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
 Menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci
dalam tiga sikap, yaitu :
1) jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari
suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan
kebudayaan.
2) pemuda ”pdelinkeun” atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan
perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh
5
manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan menguntungkan bagi dirinya,
sekalipun dalam kenyataannya merugikan.
3) pemuda ”radikal”. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
2.4. Potensi – Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi generasi muda diantaranya :
a) Idealisme dan Daya Kritis e) Sikap Kemandirian dan DisipliN
Secara sosiologis generasi muda Murni Generasi muda memiliki
belum mapan dalam tatanan yang ada, keinginan untuk selalu mandiri dalam
sehingga ia dapat melihat kekurangan sikap dan tindakannya.
dalam tatanan dan secara wajar mampu
mencari gagasan baru. Yang f) Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan
b) Dinamika dan Kreativitas faktor putus sekolah, secara menyeluruh
Adanya idealisme pada generasi baik dalam arti kualitatif maupun dalam
muda, menyebabkan mereka arti kuantitatif.
memilikipotensi kedinamisan dan
kreativitas, yakni kemampaun dan g) Keanekaragaman dalam Persatuan
kesediaan untuk mengadakan perubahan, dan Kesatuan
pembaharuan, Keanekaragaman generasi muda
merupakan cermin dari keanekaragaman
c) Keberanian Mengambil Resiko masyarakat kita. Keanekaragaman
Perubahan dan pembaharuan tersebut dapat menjadi hambatan jika
termasuk pembangunan, mengandung dihayati secara sempit dan eksklusif.
resiko dapat meleset, terhambat atau
gagal. Namun, mengambil resiko itu h) Patriotisme dan Nasionalisme
diperlukan jika ingin memperoleh Pemupukan rasa kebanggaan,
kemajuan. kecintaan, dan turut serta memiliki
bangsa dan negara dikalangan generasi
d) Optimis dan Kegairahan Semangat muda perlu digalakkan karena pada
Kegagalan tidak menyebabkan gilirannya akan mempertebal semangat
generasi muda patah semangat. pengabdian dan kesiapan mereka untuk
Optimisme dan kegairahan semangat membela dan mempertahankan NKRI.
yang dimiliki generasi muda merupakan
daya pendorong untuk mencoba lebih i) Kemampuan Penguasaan Ilmu dan
maju lagi. Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara
berdaya guna dalam rangka
pengembangan ilmu dan teknologi bila
secara fungsional dapat dikembangkan
sebagai Transformator dan Dinamisator.

6
2.5. Masalah –Masalah Generasi Muda
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal
itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang,
masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi
muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan
datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari
tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.Adapun masalah yang dihadapi Generasi
muda saat ini adalah
a) Kebutuhan Akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari
keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya
kata-kata indah.
b) Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b
ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c) kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda
mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat
minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
d) ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis,
membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam
hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan
untung rugi atau malahan dengan uang.
e) perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai
gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan
masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang
keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan
7
pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik
atau ijasah.
f) pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks
pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda
dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
2.6. Pola Dasar Pembinaan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor :
0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran
dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1) Landasan Idiil : Pancasila
2) Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
3) Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4) Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5) Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.

Motivasi asas pembinaan dan pengembangan generasi muda bertumpu pada strategi
pencapaian tujuan nasional, seperti disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinia IV.
Atas dasar kenyataan ini, diperlukan penataan kehidupan pemuda sehingga mereka mampu
memainkan peranan yang penting dalam masa depan sekalipun disadari bahwa masa depan
tersebut tidak berdiri sendiri.
Masa depan adalah lanjutan masa sekarang, dan masa sekarang adalah hasil masa lampau.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi
kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa
datang membutuhkan pula kepekaan terhadap situasi-situasi lingkungan untuk
merelevansikan partisipannya dalam setiap kegiatan bangsa dan negara. Untuk itu, kualitas
kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor penentu yang
mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang.
Tanpa ikut sertanya generasi muda, tujuan pembangunan ini sulit tercapai. Hal ini bukan
saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi tanpa kegairahan
dan kreativitas mereka, pembangunan jangka panjang dapat kehilangan keseimbangannya.
8
Apabila pemuda masa sekarang terpisah dari persoalan masyarakatnya, sulit terwujud
pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian
pokok, yaitu :

1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah
memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara
fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
bangsa.

2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan
ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

 Pengertian pokok dan pembinaan dan pengembangan generasi muda

Dalam hal ini Pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian
pokok yaitu :

a) Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang
telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam
keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bengsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
b) Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan –kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap
mandiri yang melibatkan secara fugsional

9
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjukan dan
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di indonesia dewasa ini
sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai
karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki
moralitas, dsb.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory).
Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu.
Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan
untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan
dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan
kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi
pembangunan masyarakat. Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu
dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI,
lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana.

B. Saran
Pembuatan makalah ini di buat untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar
penulis berharap makalah yang kami buat bermanfaat untuk generasi selanjutnya dan
berharap untuk generasi berikutnya dapat membuat makalah ini dengan lebih baik lagi.

11

Anda mungkin juga menyukai