Anda di halaman 1dari 11

BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1. Profil Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.12 Tahun 1996 yang merupakan konsolidasi dari PT Perkebunan X

(Persero) di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, PT Perkebunan XXXI

(Persero) di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, Proyek

Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat Provinsi

Sumatera Selatan, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII

(Persero) di Provinsi Bengkulu. Sesuai dengan pernyataan dalam akta

pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S. H., No. 40

tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-

8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam

tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996

(PTPN VII, 2018).

Berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014, tentang

Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal

Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III maka

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang semula merupakan BUMN


Perkebunan telah beralih menjadi PT. Perkebunan Nusantara VII yang

tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(PTPN, VII). PTPN VII mengelola empat segmen usaha, yakni:

1. Segmen karet

2. Segmen kelapa sawit

3. Segmen gula

4. Segmen teh

PT Perkebunan Nusantara VII memiliki 28 unit usaha pada tahun 2013 yang

dikelompokkan ke dalam 5 distrik yang tersebar di tiga provinsi, yaitu

Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

PTPN VII mengelola 14 unit usaha komoditas karet, yaitu :

a. Distrik Way Sekampung

1. Unit Usaha Kedaton

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed

Smoked Sheet) dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.

2. Unit Usaha Way Berulu

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 3L (SIR -

Standard Indonesian Rubber) dengan kapasitas 30 ton karet kering

per hari.
3. Unit Usaha Pematang Kiwah

Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya, namun hanya

memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20.

Bahan baku dari pabrik ini diperoleh dari kebun-kebun yang berada

dalam wilayah kerja distrik yang sama serta membeli dari petani

karet di sekitar pabrik. Pabrik ini memiliki kapasitas 40 ton karet

kering per hari.

4. Unit Usaha Way Lima

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang hasil

produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way

Berulu, dan Unit Usaha Pematang Kiwah.

5. Unit Usaha Bergen

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang hasil

produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way

Berulu, dan Unit Usaha Pematang Kiwah.

6. Unit Usaha Trikora

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang hasil

produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way

Berulu, dan Unit Usaha Pematang Kiwah.

b. Distrik Way Seputih

Unit Usaha Tulungbuyut. Unit usaha ini merupakan unit budidaya

tanaman karet dan memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan

produk RSS (Ribbed Smoked Sheet) dengan kapasitas 10 ton karet


kering per hari, serta produk SIR 20 dengan kapasitas 40 ton karet kering

per hari.

c. Distrik Banyuasin

1. Unit Usaha Tebenan

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 dengan

kapasitas 40 ton karet kering per hari.

2. Unit Usaha Musi Landas

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed

Smoked Sheet) dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.

d. Distrik Muara Enim :

1. Unit Usaha Beringin

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 3L (SIR -

Standard Indonesian Rubber) dengan kapasitas 30 ton karet kering

per hari.

2. Unit Usaha Baturaja

Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya, namun hanya

memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR

20. Bahan baku dari pabrik ini diperoleh dari Unit Usaha Beringin

dan Unit Usaha Senabing serta membeli dari petani karet di sekitar

pabrik. Pabrik ini memiliki kapasitas 40 ton karet kering per hari.
3. Unit Usaha Senabing

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang hasil

produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Beringin.

e. Distrik Bengkulu

1. Unit Usaha Padang Pelawi

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 dengan

kapasitas 40 ton karet kering per hari.

2. Unit Usaha Ketahun

Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki

pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed

Smoked Sheet) dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.

Produksi karet dari PTPN VII dipasarkan ke konsumen di dalam negeri dan

diekspor ke mancanegara melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama

Nusantara (Persero), yaitu perusahaan BUMN yang merupakan anak

perusahaan dari seluruh perusahaan perkebunan nasional di Indonesia. Tujuan

utama ekspor komoditas karet PTPN VII yaitu RRC, Jepang, Amerika

Serikat, Uni Eropa, Argentina, serta Turki. Produksi SIR 20 di PTPN VII

seluruhnya telah memenuhi persyaratan standar mutu internasional, dan

ditangani oleh tenaga-tenaga muda dan profesional serta berkompeten di

bidangnya.
PTPN VII mengelola 10 unit usaha komoditas kelapa sawit, yaitu:

a. Distrik Way Sekampung

Unit Usaha Rejosari. Unit usaha ini memiliki kebun budidaya kelapa

sawit dan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 20 ton TBS

(tandan buah segar) per jam.

b. Distrik Way Seputih

1. Unit Usaha Bekri

Unit usaha ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda, dan

merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit tertua di

Sumatera bagian Selatan. Pabrik pengolahan kelapa sawit Bekri

memiliki kapasitas terpasang 30 ton TBS per jam.

2. Unit Usaha Padang Ratu

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan

produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Bekri.

c. Distrik Banyuasin :

1. Unit Usaha Betung

Unit usaha ini memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan pabrik

pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton TBS per jam.

2. Unit Usaha Betung Krawo

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan

produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Betung dan Talang

Sawit.
3. Unit Usaha Bentayan

Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan

produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Betung dan Talang

Sawit.

4. Unit Usaha Talang Sawit

Unit usaha ini hanya memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit.

d. Distrik Muara Enim

1. Unit Usaha Sungai Lengi

Unit usaha ini pada 2013 dibagi menjadi dua unit usaha, yaitu

Sungai Lengi Pabrik dan Sungai Lengi Tanaman.

2. Unit Usaha Sungai Niru.

e. Distrik Bengkulu

1. Unit Talopino

2. Unit Padang Plawi

3. Unit Kebun Karet Ketahun

2.1.1. PTPN VII Unit Bekri


Unit Bekri terletak di Desa Sinar Banten Kecamatan Bekri, Kabupaten

Lampung Tengah yang berjarak kurang lebih 62 km dari Kota Bandar

Lampung. Wilayah Unit Bekri berbatasan dengan :

• Utara : Kecamatan Padang Ratu, Gunung Sugih

• Selatan : Kecamatan. Bangun Rejo, Natar

• Timur : Kecamatan Gunung Sugih

• Barat : Kecamatan Padang Ratu, Bangun Rejo


Perkebunan Bekri pertama kali dibuka oleh Bangsa Belanda dengan

nama Landbow Maatschappy Bekri Gevestigdeke Gravenhage pada

tahun 1916. yang selanjutnya diganti menjadi Internatio I. Tahun

1923 didirikan pabrik generasi pertama dengan sistem hand press.

Pabrik generasi kedua didirikan pada tahun 1981. Setelah melalui

banyak perpindahan kepemilikan dan restrkturisasi, tepatnya pada

peringatan hari Super Semar tanggal 11 Maret 1996, PT. Perkebunan

X-XXXI dan XXIII (Persero) digabung menjadi PT. Perkebunan

Nusantara VII (Persero) yang kantor direksinya tetap berkedudukan

di jalan Teuku Umar Tromol Pos No. 74 Tajung karang Bandar

Lampung.

PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Bekri memiliki total pekerja tetap

sebanyak 309 orang dan pekerja tidak tetap sebanyak 241 orang,

sehingga total pekerja yang menjadi tanggungan PTPN VII adalah

550 orang yang tersebar pada masing-masing sektor.

2.1.2.Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

PTPN VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet,

kelapa sawit, teh, dan tebu yang tangguh serta berkarakter global.

Memiliki daya saing yang prima, melalui peningkatan

produktivitas, mutu, skala ekonomi usaha dan dukungan industry

hilir. Mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia dengan

proses bisnis dan kinerja yang prima serta menghasilkan produk


yang berstandar internasional (PTPN, 2017).

b. Misi Perusahaan

PTPN VII (Persero) memiliki misi sebagai berikut:

- Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan

tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses

pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan

- Mengembangkan industry yang terintegrasi dengan bisnis inti

(karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan

teknologi terbarukan

- Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis

kompetensi

- Membangun tata kelola usaha yang efektif

- Memelihara keseimbangan kepentingan stake holders untuk

mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan

perusahaan (PTPN, 2017).

2.1.3.Struktur Organisasi

Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII tersebar di tiga provinsi

yang terdiri atas 5 Distrik dengan 24 Unit. Masing-masing Distrik

dikepalai General Manajer dan masing-masing Unit dikepalai Manajer

Unit. Secara struktural Direksi membawahi General Manajer dan

Manajer Unit.
Gambar 1.Struktur Organisasi PTPN VII (PTPN VII, 2017).
Kantor Direksi terdiri atas 9 bagian yang masing-masing dikepalai

seorang Kepala Bagian seperti pada bagan berikut ini:

Gambar 2.Struktur Organisasi PTPN tingkat Unit (PTPN VII, 2017)

Anda mungkin juga menyukai