RUMAH SAKIT
Kelompok 1:
2014
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifakasi Masalah
1. Apakah definisi dari rumah sakit?
2. Jelaskan jenis-jenis rumah sakit yang ada di Indonesia?
3. Bagaimanakah manajamen pelayanan rumah sakit?
4. Jelaskan struktur organisasi rumah sakit umum di Indonesia?
5. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan
kesehatan dan rumah sakit?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari rumah sakit.
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis rumah sakit yang ada di Indonesia.
3. Mengetahui dan memahami manajemen pelayanan rumah sakit.
4. Mengetahui dan memahami struktur organisasi rumah sakit umum di
Indonesia.
5. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi demand
terhadap pelayanan kesehatan dan rumah sakit.
D. Manfaat
1. Pemerintah dan rumah sakit
Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan rumah sakit di Indonesia
Dapat menenerapkan kebijakan manajemen pelayanan rumah sakit di
Indonesia dengan baik dan tepat.
2. Masyarakat
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Mendapatkan pelayanan rumah sakit sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan.
BAB II
ISI
Penghasilan Masyarakat
Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan demand untuk
pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal. Akan
tetapi, ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat barang inferior,
yaitu adanya kenaikan penghasilan masyarakat justru menyebabkan
penurunan konsumsi. Hal ini terjadi pada rumah sakit pemerintah di berbagai
kota dan kabupaten. Ada pula kecenderungan mereka yang berpenghasilan
tinggi tidak menyukai pelayanan kesehatan yang menghabiskan waktu
banyak. Hal ini diantisipasi oleh rumah sakit-rumah sakit yang menginginkan
pasien dari golongan mampu. Masa tunggu dan antrian untuk mendapatkan
pelayanan medis harus dikurangi dengan menyediakan pelayanan rawat jalan
dengan perjanjian misalnya. Faktor penghasilan masyarakat dan selera mereka
merupakan bagian penting dalam analisis demand untuk keperluan pemasaran
rumah sakit.
Jenis Kelamin
Penelitian di Amerika Serikat menunjukan bahwa demand terhadap
pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi dibanding dengan laki-
laki. Hasil ini sesuai dengan dua perkiraan. Pertama, wanita memiliki
insidensi penyakit yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Kedua, karena
angka kerja wanita lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk
pelayan\an kesehatan lebih besar dibanding dengan laki-laki. Aakan tetapi,
pada kassus-kasus yang bersifat darurat perbedaan antara wanita dan laki-laki
tidaklah nyata.
Pendidikan
Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki demand yang
lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran
akan status kesehatan, dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan
kesehatan.
Faktor-Faktor Lain
Berbagai faktor lain yang mempengaruhi demand pelayanan
kesehatan, yaitu pengiklanan, tersedianya dokter dan fasilitas pelayana
kesehatan, serta inflasi. Iklan merupakan faktor yang sangat lazim digunakan
dalam bisnis komoditas ekonomi untuk meningkatkan demand. Akan tetapi,
sektor pelayanan kesehatan secara tradisional dilarang karena bertentangan
dengan etika dokter dan apabila akan diberikan maka dalam bentuk informasi
mengenai pelayanan rumah sakit. Patut dicatat bahwa pelayanan kesehatan
tradisional seperti para tabib, dukun, dan pengobatan alternatif sudah lazim
melakukan iklan di surat kabar dan majalah. Berbagai rumah ssakit di
Indonesia telah memperhatikan faktor pengiklanan sebagai salah satu cara
peningkatan demand.
Tersedianya dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
faktor lain yang meningkatkn demand. Fuchs (1998) menyatakan bahwa pada
asumsi semua faktor lain tetap, kenaikan jumlah dokter spesialis bedah
sebesar 10% akan meningkatkan jumlah operasi sebesar 3%. Kehadiran dokter
gigi akan meningkatkan demand untuk pelayanan kesehatan mulut.
Keberadaan dokter spesialis THT akan meniongkatkan demand untuk operaasi
Tonsilektomi. Kehadiran dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan
dengan peralata operasi akan meningkatkan demand untuk pelayana bedah
caesar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan,
pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan.
Di Indonesia dikenal tiga jenis RS sesuai dengan kepemilikan, jenis
pelayanan dan kelasnya. Kemampuan manajemen rumah sakit perlu
ditingkatkan dengan alasan: perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
yang cepat, Demand masyarakat yang semakin meningkat dan meluas, dan
semakin luasnya bidang kegiatan rumah sakit, semakin diperlukan unsur-
unsur penunjang medis yang semakin luas pula, misalnya: masalah-masalah
administrasi, pengelolaan keuangan, hubungan masyarakat dan bahkan aspek-
aspek hukum/legalitas. Dari segi manajemen, rumah sakit yang selama ini
memang lebih mementingkan aspek sosial, seolah-olah ketinggalan “kereta”.
Tidak terlepas dalam hubungan ini adalah rumah sakit pemerintah di mana
meskipun seluruh biaya eksploitasi/personel/gedung dan lain sebagainya
ditanggung oleh pemerintah (secara teoritis), keperluan mengelola rumah sakit
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen adalah sangat mutlak.
Ada tiga bahan yang semestinya sangat penting dengan tugas dan
wewenang yang cukup jelas dalam struktur organisasi rumah sakit umum di
Indonesia, yaitu: Pemilik Rumah Sakit/Yayasan/Governing Board, Direksi
Rumah Sakit dan Staf Kedokteran (medical staff. Ketiga badan ini, sesuai
dengan fungsi dan wewenangnya, saling mengisi dan mengontrol, sehingga
tercapai keseimbangan untuk mengarahkan tujuan dan hendak dicapai oleh
rumah sakit itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi demand pelayanan kesehatan antara
lain: kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis; penilaian pribadi akan status
kesehatannya; variabel-variabel ekonomi seperti tarif, ada tidaknya sistem
asuransi dan penghasilan; variabel-variabel demografis dan organisasi.
Disamping faktor-faktor tersebut terdapat faktor lain misalnya, pengiklanan,
pengaruh jumlah dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan dan pengaruh
inflasi. Faktor-faktor ini satu sama lain saling terkait secara kompleks.
B. Saran
Perbaikan terhadap mutu rumah sakit baik dari layanan administrasi
maupun medis. Rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia baik milik
pemerintah maupun swasta, diharapkan memberikan pelayanan yang lebih
baik dari sebelumnya kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui
penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada
fasilitas pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu,
apotik dan sebagainya. Dengan demikian masyarakat benar-benar memperoleh
pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan
I. Jakarta: Penerbit EGC
Sulastomo. 2000. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Trisnantoro, Laksono. 2006. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam
Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta : UGM