Anda di halaman 1dari 6

Transkrip Wawancara Dari CNN dengan Menkes Terawan

Dalam Judul: Menanti Gebrakan Menkes Terawan ; Blak-blakan Menkes Terawan


29 Oktober 2019
Sumber: Youtube Live Streaming (https://www.youtube.com/watch?v=SsHjCjpM8-
c&feature=youtu.be)

Poin dari wawancara:


Prioritas Menteri Kesheatan (Bapak Terawan) adalah:
 Menyelesaikan masalah defisit BPJS Kesehatan dengan bantuan dari Tim Kecil
 Iuran BPJS Kesehatan akan ditelaah ulang dengan menginisiasikan ke DPR RI
 Tim Kecil yang dibentuk akan membantu memperbaiki tata kelola BPJS Kesehatan yang
berkoordinasi langsung BPJS Kesehatan.
 Menurunkan angka stunting melalui kerja sama dengan kementerian lainnya (BKKBN,
PUPR, Kemendagri, dan kementerian terkait lainnya)
 Meningkatkan penggunaan alat kesehatan dari dalam negeri dengan cara memberikan
rewards akreditasi untuk rumah sakit.
 Menekan harga obat, dengan cara meningkatkan proses perijinan dari Kemenkes dan
pengawasan dari BPOM.
 SDM dan infrastruktur kesehatan akan menjadi PR Kemenkes dalam lima tahun juga, hal
ini akan dikerjakan dengan berkerja sama dengan kementerian terkait (PUPR, Dikti, dll).
 Untuk meningkatkan semua ini, Menteri Terawan juga akan meningkat penetapan
anggaran berdasarkan data, agar serapan anggaran dapat tepat dan jelas.

TRANSKRIP DETAIL:

Dalam enam hari ini Bapak Terawan menjabat menjadi Menteri, bagaimana proses adaptasi
yang Bapak lakukan?
Saya sebenarnya tinggal menyesuaikan. Ketika habis dilantik saya mulai dengan belanja
masalah. Saya perlu menelaah masalah yang sedang updet dan terjadi. Mengetahui masalah
tersebut saya melakukan rapat internal dan eksternal, serta turun lapang ke BPJS, BKKBN dan
sebagainya. Saya berusaha menyelesaikannya secara tepat, terintegratif, dan tidak menyalahi
aturan.

Pada rapat kabinet pertama, apakah ada arahan khusus dari Presiden untuk Kementerina
Kesehatan?
Presiden memberikan arahan mengenai masalah stunting dan masalah JKN harus bisa
dituntaskan dengan segera karena menyangkut harga hidup orang banyak.

Apakah ada arahan mendesak lainnya yang menjadi prioritas dari Presiden?
Ya, terutama juga menyangkut harga obat dan penggunaan alat kesehatan produksi dalam
negeri yang belum maksimal. Itu akan tingkatkan pula.

Dalam waktu terakhir ini kita melihat BPJS Kesehatan cukup menjadi polemik, bagaimana
langkah yang cukup bijak untuk menyelesaikan persoalan yang sampai saat ini masih pro
dan kontra? Mau itu defisit dan pelayanan kesehatan.
Setelah saya mendengarkan paparan dari BPJS dan sebagainya, saya melihat perlu adanya
perubahan dan perbaikan tata kelola. Karena ini sangat penting, percuma jika defisit ditutup
kemudian defisit lagi yang tidak akan berguna. Jadi tata kelola harus dibenahi secara cepat,
efektif, dan sistematis. Sehingga betul ada pemulihan terhadap defisit ini akan betul terjadi
dan tidak kambuh lagi. Karena jika kambuh lagi untuk apa? Itu nantinya hanya menjadi PR
yang cukup berat dari pada sebelumnya.

Lalu, persoalan dari masalah ini (BPJS Kesehatan) sebenarnya ada di mana Pak? Apakah dari
manajemen yang belum terkelola dengan baik? Atau dari masalah audit? Karena ini
menyangkut anggaran.
Karena itu saya turunkan Tim Kecil, di mana salah satunya saya akan minta bantuan dari Prof
Coco (Prof Laksono) dari Yogyakarta. Beliau memiliki keahlian dalam hal ini, saya minta beliau
untuk berkoordinasi langsung dengan BPJS Kesehatan. Supaya sinkron, soalnya kalo tidak
beban negara akan menjadi sangat besar. Saya berharap ini dapat dituntaskan secara
komprehensif, langkah-langkah yang tepat sehingga membuat semua nyaman.

Salah satu yang sudah dimulai, inisiatif pribadi soal memberikan gaji pertama. Ini
sebenarnya seperti apa Pak? Bagaimana mekanismenya? Dan apa turunannya?
Saya spontan saja, karena kalau saya melihat sesuatu yang kurang apalagi saya punya gaji
sulung (gaji pertama) itu sudah biasa saya serahkan. Kebetulan saya lihat BPJS ada kekurangan
secara finance ada defisit ya saya berikan saja. Kalau ini nanti menjadi gerakan moral, bisa
dibayangkan akan menjadi bola salju yang besar. Kita tidak dapat memprediksi berapa yang
akan didapatkan dari bola salju gerakan moral ini. Karena gerakan moral itu tidak ada yang
salah. Gerakan moral itu benar, asal dikelola dengan baik. Sehingga mampu sampai ke tangan
BPJS dengan baik.

Bagaimana dengan respons di bawah Pak?


Ya responsnya semua bersuka cita. Kan tidak mengingat berapa besarannya. Tapi ini adalah
gerakan bersama bahu membahu namanya gotong royong. Ya gotong royong itu falsafahnya
kalau ada yang gotong kita royong. Artinya kalau ada yang kurang kita bantu.

Artinya nanti mereka yang di bawah akan ikut bersama Bapak untuk bersama urunan?
Ya artinya gini loh, mereka semua yang dilihat niatnya, ketulusannya, bangsa Indonesia
memang harus digerakkan keluhuran budinya itu lah yang mereka harus ditonjolkan. Kalau
ada sesuatu yang perlu dibantu mereka akan cepat-cepat. Ibaratnya sing-singkan lengan baju
untuk membantu.

Itu cukup lama Pak bergulir soal BPJS, apakah ada target tertentu Pak? Dalam waktu berapa
lama kemudian persoalan-persoalan ini kemudian dapat melahirkan kebijakan wise? Agar
polemik ini segera berakhir.
Ya, saya akan menunggu nanti dari kerja Tim Kecil untuk menuntaskan masalah BPJS
Kesehatan. Apa saja yang Tim Kecil ini hasilkan dan itu dalam waktu cepat, saya harapkan
tidak terlalu lama dalam membuat inisiasi kita semua. Di dalam nanti juga akan
menyampaikannya ke DPR, karena akan menyangkut misalnya iuran dan sebagainya. Untuk
mengoptimalkan iuran itu yang sebenarnya berapa yang rasional akan disampaikan ke DPR.

Berarti ini akan ada tinjau ulang begitu, atau kenaikan iuran akan ditetapkan dan
berlakukan pada tahun 2020?
Ya kita akan cek dulu Tim Kecil itu hasilny apa. Kita belum tau hasilnya, dan mereka sedang
intens bertemu. Mudah-mudahan bisa menjadi win-win solution.

Cukup optimis ya Pak untuk persoalan BPJS ini. Selain mengenai BPJS, Pak Menteri juga
stunting juga sering disampaikan oleh Presiden. Berapa kali beliau berpidato dalam
kampanye juga disampaikan. Catatan kita juga, persoalan stunting ini adalah yang ketiga
terbesar di Asia untuk Indonesia dan kelima di dunia. Bagaimana kemudian ini juga bisa
diatasi Pak? Apa penanganan strategis yang disiapkan?
Pertamanya adalah harus koordinasi lintas kementerian, karena tidak hanya menyangkut
kementerian kesehatan. Meskipun leading sektor bisa dari sektor kementerian kesehatan,
namun kita harus melihat dimulai dari ujung tomboknya puskemas dan kegiatan masyarakat
itu sendiri. Jadi, giat masyarakat itu dipacu dari pemerintah daerah, jadi kementerian dalam
negeri lah juga harus menginisiasi. gerakkan PKK maupun juga nanti posyandu juga nanti bisa
kita super visi. Namun tidak hanya masalah manusia, tetapi juga masalah sarana prasarana,
karena sarana prasarana juga akan ikut support kondisi stunting bila tidak memenuhi
persyaratannya. Karena itu juga melibatkan Men PUPR untuk sarana prasarana sosialnya. Dan
banyak lagi, kayak kementerian BKKBN juga untuk membuat kehamilan tidak dalam waktu
yang rapat dan menjarang kan kehamilannya atau waktunya menjadi rentang waktu yang
menjadi panjang, itukan juga membuat kualitas perawatan pada si anak atau bayi itu menjadi
lebih baik. Karena itu saya juga langsung datang ke BKKBN. Namun semuanya, harus
terkoordinir dengan baik. Karena menyangkut juga dengan anggaran, kita harus juga
berbicara mengani berapa porsi anggaran yang harus diberikan kesini tanpa harus ada
tumpang tindih anggaran.

Artinya memang implikasinya tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga dari ekonomi juga
ikut dipikirkan dan berdampak kepada kasus stunting ini.
Kita akan jeda dulu, kemudian kita akan berbicara mengenai bagaimana kesiapan SDM di
kesehatan dan infrastruktur kesehatan yang saat ini masih belum bisa dimaksimalkan.

Pak Menteri kalau tadi kita sudah membahas gebrakan baru, termasuk juga menanggulangi
dan mengatasi persoalan defisit BPJS tadi sudah Pak Menteri sampaikan. Kalau dari
pekerjaan rumah yang dari Ibu Nila, ada beberapa yang sepertinya harus direalisasikan
dalam kepemimpinan Pak Menteri ini. Apakah cukup realistis PR itu nanti dilakukan atau
diwujudkan?
Ya menurut saya sangat realistis menurut saya. Kaya menurunkan angka stunting 10%. Ya kita
kan tinggal lakukan percepatan, percepatan program-program gitu sudah on the track ya kita
tinggal lakukan percepatannya. Dengan cara ya makin berkomunikasi yang baik dengan
jajaran kementerian lain untuk bisa membackupnya, supaya kita juga bisa mengecek
pendanaannya, anggarannya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih.

Yang paling mendesak dari PR itu dan menjadi cukup penting untuk diselesaikan pada awal-
awal kepemimpinan ini? Soal apa Pak?
Ya jelas BPJS, ini menyangkut rumah sakit sudah teriak semua. Pelayanan sudah mulai
terganggu. Itukan harus gerak cepat untuk penyelesaiannya dan ini butuh kerja keras dan niat
luhur yang bersama-sama.
Kita aminkan niat itu jika sudah disampaikan dari dalam hati. Soal SDM Pak, bagaimana
kemudian menyiapkan SDM. Pemerintah tentu punya strategi lain, karena kalau kita lihat
kesehatan menjadi sektor yang paling penting. Kemudian diberikan perhatian, pendidikan
juga. Menyiapkan SDM kesehatan yang mumpuni bagaimana dan dari mana di mulai?
Untuk mumpuni itu harus mengetahui klasifikasi dan kelasnya. Kalau biasanya berdasarkan
kompetensinya. Kompetensi bisa berlatih di dalam negeri, bisa berlatih di luar negeri, atau
saling tukar ilmu dari di luar. Nah baru akan mencapai standar yang kita harapkan dari standar
tertinggi. Sedangkan kalau SDM dalam arti pemenuhan kebutuhan yang di daerah, maka kita
arahkan. Kalau internship nanti tidak boleh meggang pasien ya dia harus bekerja untuk
melakukan preventif dan promotif.

Kan kita tahu Pak, kalau setiap tahun lulusan tenaga kesehatan ini semakin banyak, tapi
kemudian tempat mereka mengimplementasikan ilmunya dan kecakapan mereka ini masih
cukup terbatas. Kemudian bagaimana ini akan di akomodir oleh pemerintah? Apakah ini
akan menjadi fokus khusus begitu?
Ya, menjadi dari anggaran pun sudah kita siapkan. Misalnya untuk dokter internship ke daerah
nanti kita akan fokuskan juga ke Puskesmas. Untuk mengisi puskesmas, kalau puskesmas itu
remote area ya kita akan pertimbangkan juga keselamatan dan keamanannya. Maka kita
nanti mungkin akan kerja sama dengan aparat pemerintah. Karena bagaimana pun kita
bertanggung jawab dalam mengirim dan menyediakan dokter internship tersebut ke daerah.
Dan untuk pendukungnya, kan saya bisa melakukan penugasan sementara dari para karyawan
saya di daerah berbeda untuk bergeser.

Apa selama ini kendala soal pemerataan dari bidang SDM dan infrastruktur Kesehatan?
Ya, kita tergantung wilayahnya. Daerah perlu dipetakan secara lebih detail. Adanya pemetaan
kita akan mampu melihat permasalahan yang nyata di daerah tersebut. Kan kita harus
melihat, wilayah mana dari provinsi itu yang paling rawan dan membutuhkan segera
tindakan. Disitulah nanti kita akan memetakan menjadi daerah prioritas, yang untuk kita
selesaikan segera tanpa mengesampingkan daerah lain. Namun ada unsur prioritas.

Ini juga ada anggapan mengenai mahalnya pendidikan untuk menjadi seorang dokter.
Sehingga ini agak sulit untuk bagi dokter dan tenaga kesehatan ini ditempatkan di daerah
terpencil. Kendala-kendala seperti itu, kemudian bagaimana mungkin menjawabnya Pak?
Ya memang ini kan kementerian yang berbeda. Untuk pendidikan di bawah Dikti, dan
tentunya kami akan coba berkomunikasi. Di mana silang sengakrutnya, supaya paling tidak
mengurai benang kusut. Sehingga apa yang diinginkan masyarakat. Terutama masyarakat
yang ingin menjadi seorang dokter atau tenaga kesehatan menjadi lebih mudah. Namun
tanpa mengurangi kualitasnya.

Artinya nanti akan ada kerja sama beasiswa begitu ya Pak dengan kementerian?
Bukan masalah beasiswanya, tapi masalah peraturan-peraturan untuk mempermudah.
Sehingga cakupannya menjadi terpenuhi dan sebagainya.

Pak menteri, sekarang Presiden sedang gencar-gencarnya pembangunan infrastruktur. Tapi


kalau kita tidak bisa pungkiri bahwa infrastruktur kesehatan di daerah remote area ini
masih minim perhatian bahkan tenaga kesehatan di sana juga absen untuk warganya.
Bagaimana kemudian ini dipastikan, dalam program kerja pak menteri ini hal tersebut tidak
dibiarkan begitu saja.
Ya harus dilakukan cek dan komunikasi, terutama dengan pemerintah daerah. Karena dengan
pemerintah daerah kita bisa mendapatkan data yang akurat, di mana daerah yang sudah kita
sediakan ternyata tetap kosong, Nah itu kita harus cek dan melakukan komunikasi yang baik.
Sekarang sudah ada telemedicine, bisa teleconference, dan saya kira tol palapa atau apa
namanya untuk komunikasi. Menurut saya daerah-daerah yang remote area sudah mulai
terjangkau untuk bisa berkomunikasi.

Artinya ini harus ada mapping yang cukup detail gitu ya Pak, lihat di mana dan bagaimana
sebenarnya persoalan itu dan daerah mana saja yang belum terjangkau. Kalau dari
anggaran ini, kan kita tau 20% APBN untuk kesehatan dan pendidikan. Bagaiamana
kemudian ini pak? Apakah ada penambahan begitu sehingga ini bisa kemudian maksimal?
Ya pendidikan 20%, tapikan kesehatan 5%. Jadi agak berbeda, menurut saya segala sesuatu
harus berdasarkan data. Data ini bisa dari BPS, bisa dari Riskesdas dan sebagainya. Itu yang
menjadi dasar, dengan ada data yang akurat itu akan menjadi dasar penganggarannya.
Supaya tidak salah, atau tidak terjadi kesalahan penetapan anggaran.

Yang jadi persoalan di tengah masyarakat saat ini adalah mengenai tingginya harga obat
Pak Menteri. Ini bagaimana Pak?
Ya tingginya harga obat memang harus kementerian kesehatan bertindak dan berbuat
melalui regulasi. Regulais terutama adalah mendudukan kemabali regulasi yang benar.
Regulasi terhadap perijinan obat-obatan, di mana nanti perijinannya oleh kementerian
kesehatan. Dan pengawasan dari badan POM. Tidak boleh rancu campur, sehingga
pengadaan dan maupun harga obat-obat bisa dilakukan realistis.

Termasuk alat-alat kesehatan Pak?


Ya, alat-alat kesehatan juga termasuk. Menjadi domain perijinan dari kemeterian kesehatan,
dan kita harapkan nantinya akan berkaitan dengan sistim akreditasi rumah sakit. Di mana
kalau rumah sakit menggunakan komponen produk lokal lebih banyak ya mungkin
akreditasinya mungkin akan lebih gampang. Karena harus ditunjang dengan persyaratan
akreditasi. Di mana dengan penggunaan peralatan rumah sakit dan institusi yang
menggunakan produk dalam negeri harus lebih dihargai.

Seberapa besar Pak penggunaan alat kesehatan dari dalam negeri? Sejauh ini belum
maksimal, kemudian bagaimana mendorong ini alat kesehatan dalam negeri ini dapat
menunjang kebutuhan masyarakat?
Ya, memulihkan kepercayaan dari masyarakat dan dari stakeholders, bahwa produksi dalam
negeri itu tidak kalah dengan produksi luar. Dan para pengusaha dalam negeri juga harus
menjaga mutunya. Supaya betul-betul bermutu, jangan sampai tidak sesuai dengan standar
nasional Indonesia. Standar nasional harus dipenuhi gitu.

Terakhir Pak Menteri, Apa yang kemudian ingin disampaikan karena mengingat kesehatan
menjadi prioritas pemerintah Indonesia?
Kementerian kesehatan tidak akan mau bekerja sendiri, tetapi juga harus bersama-sama
membentuk sebuah tim bersama kementerian lain. Bekerja secara simultan, secara
kolaborasi, dalam menyukseskan visi dan misi Bapak Presiden, terkhusus dibidang prioritas
pengetasan stunting kemudian mengatas defisit bpjs, menekan harga obat dan peningkat
penggunaan alat kesehatan dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai