Budaya
PENDAHULUAN
APA ITU KOMUNIKASI?
Pengertian dari komunikasi secara umum adalah pertukaran informasi yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih dengan maksud dan tujuan tertentu.
Budaya
menurut
para ahli
Sedangkan menurut Dedyy Mulyana adalah komunikasi antar budaya adalah Proses
pertukaran fikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antar individu dengan individu lainnya
yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda, komunikasi antar budaya terjadi bila
produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu
budaya lainnya.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BUDAYA
1. Manusia – People
2. Pesan – Message
Pesan dalam komunikasi antar budaya dapat berupa pesan verbal dan
pesan nonverbal sebagai bentuk dari gagasan atau ide, pemikiran,
ataupun perasaan yang sumber pesan ingin sampaikan atau
komunikasikan kepada orang lain atau sekelompok orang yakni
penerima pesan. Pesan adalah sebuah isi dari interaksi yang termasuk
didalamnya berupa simbol-simbol (kata-kata atau frasa) yang
digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan yang disertai
dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh, gesture, kontak fisik, nada
suara, dan kode-kode nonverbal lainnya. Pesan dapat disampaikan
secara singkat dan mudah untuk dimengerti atau bahkan disampaikan
dengan lebih panjang dan sangat kompleks.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BUDAYA
3. Media/Saluran – Channel
5. Kode – Code
Yang dimaksud dengan kode adalah sebuah susunan sistematis dari simbol-
simbol yang digunakan untuk menciptakan makna di dalam pikiran orang
atau orang lain. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, frasa,
dan kalimat yang digunakan untuk membangkitkan atau menciptakan
gambar, pemikiran, dan ide di dalam kikiran orang lain. Sebuah computer
umumnya membawa pesan-pesan melalui kode biner pada kabel atau serat
optic. Hal yang sama dapat kita lakukan dengan orang lain dengan
menggunakan sebuah kode yang disebut dengan bahasa.
Terdapat dua kode yang digunakan dalam komunikasi antar budaya, yaitu
kode verbal dan kode nonverbal. Kode verbal terdiri dari simbol-simbol dan
susunan gramatikal. Semua bahasa adalah kode. Kemudian, kode nonverbal
terdiri atas simbol-simbol yang bukan berupa kata-kata termasuk didalamnya
bahasa tubuh, ruang dan waktu, pakaian, dan lain-lain. Kode nonverbal
bukanlah kode non-oral. Semua kode non-oral seperti gerakan tubuh adalah
kode nonverbal. Kode nonverbal meliputi kode oral seperti suara,
durasi, pitch, dan lain-lain.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BUDAYA
7. Gangguan – Noise
Relasi antar manusia dari kebudayaan merupakan sebuah proses dinamis yang
berdimensi sosio-psikologis. Setiap individu akan mengikuti perkembangan budaya
secara terus menerus berlangsung dalam sebuah peradaban masyarakat. Yang
harus dicatat adalah sebuah kebudayaan tiap-tiap kelompok masyarakat
mempunyai corak yang beragam, sehingga tidak bisa dianggap sama. Masing
masing kebudayaan memiliki keunikannya tersendiri. Mengacu pada realitas bahwa
adanya keragaman dalam masyarakat yang masing-masing memiliki unggah
ungguh, tata cara, etika dalam berkomunikasi. Pola budaya merupakan tatanan dari
unsur – unsur kebudayaan yang menjadi dasar keutuhuan suatu kebudayaan
tertentu (pola kebudayaan) (Soerjono Soekamto).
• Bahasa
• Makanan
• Rumah
• Pendidikan
• Gambar
• Pekerjaan
• Pakaian
• Tata karma
Berasal dari Bahasa Yunani “homoios”yang berarti “sama”. Pengertian secara harfiah
homofili berarti komunikasi dengan orang yang sama. Homofili adalah suatu keadaan
yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki
kesamaan dalamsifat (attribute), seperti dalam kepercayaan, nilai, pendidikan, status
sosial, dansebagainya. Prinsip Homofili adalah sejauh mana pasangan yang
berinteraksi itumirip dalam ciri-ciri tertentu. Dalam suatu situasi orang-orang yang
saling berinteraksi yang komunikator bebas memilih seseorang dari sejumlahkomunik
an, maka akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilihkomunikan yang
lebih menyamai si komunikator.Menurut Lazarfeld dan Merton (1964:23)
keberadaan perilaku homofili telah dicatat setengah abad yang lalu oleh Tarde
(1903:64): „‟Hubungan sosial , saya ulang, lebih erat antara orang-orang yang serupa
satu sama lain dalam pekerjaan dan pendidikannya‟. Homofili terjadi begitu
sering karena komunikasi itu lebih efektif bila sumber dan penerima sepadan.
Komunikasi yang efektif seperti itu menyenangkan orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Bila dua orang bertukar makna, kepercayaan yang sama dan bahasa
yang mereka pergunakan sama, komunikasi antar mereka cenderung lebih lancar.
Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Homans yang mengemukakan
bahwa : “lebih dekat kesamaannya sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih
sering mereka berinteraksi satu sama lain”. Komunikasi akan lebih sering terjadi ketika
timbul banyak persamaan kepada orang yang saling berinteraksi satu samalain.Dalam
hal demikian, prinsip homofili ini akan menimbulkan sikapegosentris dari seorang
komunikator dalam memilih lawan bicaranya, karenakomunikator yang bersifat
homofili tidak terbuka dengan lawan bicara yang tidaksepadan atau tidak memiliki
persamaan dengannya.
Bila dua orang murid SMA yang sama-sama berstatus pelajar bertemudalam sebuah
seminar, kemudian berkomunikasi dan berbagi pengetahuan menurut keyakinan,
bahasa, pengalaman yang telah mereka alami makakomunikasi menjadi efektif
dikarenakan mereka mengalami homophilous (keadaan dalam kondisi homofili).
Namun pembahasan antara dua orang yang berinteraksi dalam homofili ini hanya
seputar masalah yang diketahui saja.
HETEROFILI
Bila kalangan elit berinteraksi dengan kalangan non-elit, keduanya merasa kurang
nyaman, karena perbedaan derajat yang berbeda jauh. Kalangan non elit akan
merasa minder atau kurang percaya diri dikarenakan merasa
memiliki pengetahuan yang lebih rendah dibanding kalangan elit. Kalangan elit pun ak
an merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang yang tidak sederajat dengannya
SINOPSIS
Disuatu pagi Fikri dan Tia sedang pergi ke pasar pagi yang sering diadakan setiap
minggu pagi, lalu Fikri ingin membeli parfum yang seperti wanginya Ariel Noah. Fikri
bertanya kepada Tia dimana toko parfum yang harganya murah dan pas dengan
keadaan kantongnya lalu Tia pun mengajaknya pergi ke toko parfum minang, tetapi
parfum yang di inginkan Fikri ternyata harganya mahal dan tidak sesuai dengan
keadaan Fikri. Lalu Tia pun menawar harga parfum tersebut tetapi harga parfumnya
tidak boleh ditawar atau sudah harga pas, Tia pun berkata “ mahal sekali memangnya
ini parfum apa harganya sampai segitu” tetapi dengan menggunakan bahasa jawa dan
dengan intonasi nada bicara yang cukup keras. Pedagang parfum pun yang
mendengarnya menyangka bahwa Tia sedang mengata-gatainya dengan bahasa jawa
yang dia tidak tau artinya. Kesalah pahaman pun terjadi dan menimbulkan
perdebatan hingga datanglah 2 orang dari suku china yang melerai perdebatan sengit
ini . mereka menengahi dengan kepala dingin dan memberi pengertian kepada
pedagang parfum bahwa dia salah paham tentang perkataan yang Tia ucapkan.
Setelah itu Fikri, Tia dan Pedagang perfum pun saling meminta maaf satu sama lain
tetapi Fikri tetap tidak jadi membeli parfum di toko minang parfum.
TOKOH
Syafiq Andhika
(Cina) (Cina)