Anda di halaman 1dari 14

Komunikasi Antar

Budaya

Muhammad Syafiq (201646500014)


Endah Septiyani (201646500013)
Andika Rizky (201646500191)
Fikri Maulana Aziz (201646500035)
Afis Aini Abdillah (201646500053)
BAB 1

PENDAHULUAN
APA ITU KOMUNIKASI?
Pengertian dari komunikasi secara umum adalah pertukaran informasi yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih dengan maksud dan tujuan tertentu.

Menurut Aristoteles komunikasi adalah alat yang dapat


digunakan oleh masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam proses demokrasi.

Menurut Frank E.X. Dance komunikasi adalah proses.


dimana melalui proses ini seseorang (komunikator)
dapat menyampaikan stimulus dengan tujuan untuk
merubah atau membentuk prilaku orang lain
(komunikan).

Menurut Frank E.X. Dance komunikasi adalah proses.


dimana melalui proses ini seseorang (komunikator)
dapat menyampaikan stimulus dengan tujuan untuk
Komunikasi merubah atau membentuk prilaku orang lain
menurut (komunikan).
para ahli

Menurut Onong Uchjana Effendy kmunikasi adalah


suatu proses dalam menyampaikan pesan dari
seseorang kepada orang lain dengan bertujuan untuk
memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola
sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak
langsung.

Menurut Karlfried Knapp komunikasi adalah Komunikasi


merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan
system symbol linguistik seperti system symbol verbal
(kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung/tatap muka atau
melalui media lain (tulisan, oral, dan visual)
APA ITU BUDAYA?
suatu pola hidup yang tumbuh dan berkembang pada sekelompok manusia yang mengatur
agar setiap individu mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk mengatur tingkah laku
manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.

Budaya
menurut
para ahli

Menurut Ki Hajar Dewantara, Kebudayaan


adalah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan adalah


keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung


keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Menurut Lustig & Koester komunikasi antar buday adalah proses komunikasi simbolik,
interpretative, transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena
memiliki perbedaan derajat kepentingan, memberikan interpretasi dan harapan-harapan
secara berbeda terhadap apa yang disampaikan daam bentuk perilaku tertentu sebagai
makna yang dipertukarkan

Sedangkan menurut Dedyy Mulyana adalah komunikasi antar budaya adalah Proses
pertukaran fikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budayanya.

KESIMPULAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antar individu dengan individu lainnya
yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda, komunikasi antar budaya terjadi bila
produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu
budaya lainnya.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BUDAYA

1. Manusia – People

Dalam proses komunikasi manusia tentunya melibatkan beberapa


orang yang masing-masing memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai
sumber pesan dan sebagai penerima pesan. Yang dimaksud dengan
sumber pesan adalah pihak yang menginisiasi sebuah pesan, dan yang
dimaksud dengan penerima pesan adalah pihak yang menjadi target
pesan.
Setiap individu tidaklah menampilkan kedua peran ini secara
independen. Melainkan, mereka berperan sebagai sumber pesan dan
penerima secara simultan dan berkesinambungan. Baik sumber pesan
atau penerima pesan tidak merespon semua pesan secara seragam
atau menyampaikan pesan dengan cara yang sama. Baik sumber
pesan maupun penerima pesan memiliki karakteristik individu seperti
ras, jenis kelamin, usia, budaya, nilai-nilai, dan sikap yang
mempengaruhi orang lain dalam mengirim dan menerima pesan.

2. Pesan – Message

Pesan dalam komunikasi antar budaya dapat berupa pesan verbal dan
pesan nonverbal sebagai bentuk dari gagasan atau ide, pemikiran,
ataupun perasaan yang sumber pesan ingin sampaikan atau
komunikasikan kepada orang lain atau sekelompok orang yakni
penerima pesan. Pesan adalah sebuah isi dari interaksi yang termasuk
didalamnya berupa simbol-simbol (kata-kata atau frasa) yang
digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan yang disertai
dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh, gesture, kontak fisik, nada
suara, dan kode-kode nonverbal lainnya. Pesan dapat disampaikan
secara singkat dan mudah untuk dimengerti atau bahkan disampaikan
dengan lebih panjang dan sangat kompleks.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BUDAYA

3. Media/Saluran – Channel

Yang dimaksud dengan channel adalah saluran atau media yang


menjadi alur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan.
Sebuah pesan bergerak dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu
orang ke orang lain melalui sebuah media atau channel. Saluran atau
media komunikasi dapat berupa gelombang udara, gelombang suara,
kabel dan lain-lain.

4. Umpan Balik – Feedback

Feedback atau umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh


penerima pesan yang berupa tanggapan verbal ataupun tanggapan
nonverbal. Idealnya, kita merespon pesan yang disampaikan oleh
orang lain dengan memberikan umpan balik sehingga sumber pesan
mengetahui bahwa pesan telah diterima. Umpan balik adalah bagian
dari berbagai situasi komunikasi. Walupun tidak memberikan respon
atau diam, itupun sebenarnya adalah bentuk umpan balik.

5. Kode – Code

Yang dimaksud dengan kode adalah sebuah susunan sistematis dari simbol-
simbol yang digunakan untuk menciptakan makna di dalam pikiran orang
atau orang lain. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, frasa,
dan kalimat yang digunakan untuk membangkitkan atau menciptakan
gambar, pemikiran, dan ide di dalam kikiran orang lain. Sebuah computer
umumnya membawa pesan-pesan melalui kode biner pada kabel atau serat
optic. Hal yang sama dapat kita lakukan dengan orang lain dengan
menggunakan sebuah kode yang disebut dengan bahasa.
Terdapat dua kode yang digunakan dalam komunikasi antar budaya, yaitu
kode verbal dan kode nonverbal. Kode verbal terdiri dari simbol-simbol dan
susunan gramatikal. Semua bahasa adalah kode. Kemudian, kode nonverbal
terdiri atas simbol-simbol yang bukan berupa kata-kata termasuk didalamnya
bahasa tubuh, ruang dan waktu, pakaian, dan lain-lain. Kode nonverbal
bukanlah kode non-oral. Semua kode non-oral seperti gerakan tubuh adalah
kode nonverbal. Kode nonverbal meliputi kode oral seperti suara,
durasi, pitch, dan lain-lain.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BUDAYA

6. Encoding dan Decoding

Proses komunikasi dapat dilihat sebagai encoding dan decoding.


Encoding didefinisikan sebagai sebuah proses mengartikan atau
menyandi sebuah ide atau pemikiran ke dalam sebuah kode.
Decoding adalah proses memberikan makna terhadap ide atau
pikiran.

7. Gangguan – Noise

Dalam suatu proses komunikasi, noise atau ganguan adalah segala


bentuk interferensi dalam proses encoding dan decoding yang
mengurangi kejelasan sebuah pean. Gangguan dapat bersifat fisik
seperti suara yang sangat keras atau sebuah perilaku yang tidak biasa
misalnya seseorang yang berdiri terlalu dekat dengan kita sehingga
kita merasa tidak nyaman. Gangguan juga dapat berupa gangguan
mental, psikologis, atau semantic
KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

1 Etnik : Sebuah himpunan manusia dipersatukan oleh


suatu kesadaran atas kesamaan sebuah kultur
atau subkultur tertentu.

2. Ras : Suatu himpunan manusia dari suatu masyarakat


yang dicirikan oleh kombinasi karakteristik fisik,
genetika keturunan, atau kombinasi dari faktor-
faktor tersebut

3. Etnosentrisme/Rasisme : Konsep etnosentrisme sering kali terjadi


secara bersamaan dengan rasisme. Bahwa
kelompoknya lebih superior daripada
kelompok etnik atau ras lain.

4. Prasangka : Sikap antipasti yang didasarkan pada


kesalahan

5. Multikulturalisme : Situasi kondisi masyarakat yang tercermin dari


banyak kebudayaan merupakan perasaan yang
dibentuk oleh pengetahuan
POLA-POLA BUDAYA DALAM
KOMUNISAKI ANTAR BUDAYA

Relasi antar manusia dari kebudayaan merupakan sebuah proses dinamis yang
berdimensi sosio-psikologis. Setiap individu akan mengikuti perkembangan budaya
secara terus menerus berlangsung dalam sebuah peradaban masyarakat. Yang
harus dicatat adalah sebuah kebudayaan tiap-tiap kelompok masyarakat
mempunyai corak yang beragam, sehingga tidak bisa dianggap sama. Masing
masing kebudayaan memiliki keunikannya tersendiri. Mengacu pada realitas bahwa
adanya keragaman dalam masyarakat yang masing-masing memiliki unggah
ungguh, tata cara, etika dalam berkomunikasi. Pola budaya merupakan tatanan dari
unsur – unsur kebudayaan yang menjadi dasar keutuhuan suatu kebudayaan
tertentu (pola kebudayaan) (Soerjono Soekamto).

• Bahasa
• Makanan
• Rumah
• Pendidikan
• Gambar
• Pekerjaan
• Pakaian
• Tata karma

Gambaran tersebut menunjukan bahwa kita semua mempunyai perbedaan budaya


dengan banyak orang disekeliling kita sekacara kasat mata beberapa perbedaan
pun dapat dibedakan dengan jelas.
Setiap kebudayaan mengajarkan cara-cara tertentu untuk memproses informasi
yang masuk dan keluar “dari dan ke” sekeliling mereka. Misalnya mengatur
bagaimana setiap anggota budaya memahami proses pertukaran informasi
maupun kemasan informasi itu sendiri.

Secara garis besarnya pola budaya dibedakan menjadi dua yaitu :

High Context Culture (HCC)


Sebuah kebudayaan dimana suatu prosedur pengalihan
informasi menjadi lebih sukar dikomunikasikan. banyak
pesan dikomunikasikan secara implisit.

Low Context Culture (LCC)


Sebuah kebudayaan dimana suatu prosedur pengalihan
informasi menjadi lebih mudah dikomunikasikan.
Banyak pesan dikomunikasikan secara eksplisit.
HOMOFILI

Berasal dari Bahasa Yunani “homoios”yang berarti “sama”. Pengertian secara harfiah
homofili berarti komunikasi dengan orang yang sama. Homofili adalah suatu keadaan
yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki
kesamaan dalamsifat (attribute), seperti dalam kepercayaan, nilai, pendidikan, status
sosial, dansebagainya. Prinsip Homofili adalah sejauh mana pasangan yang
berinteraksi itumirip dalam ciri-ciri tertentu. Dalam suatu situasi orang-orang yang
saling berinteraksi yang komunikator bebas memilih seseorang dari sejumlahkomunik
an, maka akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilihkomunikan yang
lebih menyamai si komunikator.Menurut Lazarfeld dan Merton (1964:23)
keberadaan perilaku homofili telah dicatat setengah abad yang lalu oleh Tarde
(1903:64): „‟Hubungan sosial , saya ulang, lebih erat antara orang-orang yang serupa
satu sama lain dalam pekerjaan dan pendidikannya‟. Homofili terjadi begitu
sering karena komunikasi itu lebih efektif bila sumber dan penerima sepadan.
Komunikasi yang efektif seperti itu menyenangkan orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Bila dua orang bertukar makna, kepercayaan yang sama dan bahasa
yang mereka pergunakan sama, komunikasi antar mereka cenderung lebih lancar.
Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Homans yang mengemukakan
bahwa : “lebih dekat kesamaannya sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih
sering mereka berinteraksi satu sama lain”. Komunikasi akan lebih sering terjadi ketika
timbul banyak persamaan kepada orang yang saling berinteraksi satu samalain.Dalam
hal demikian, prinsip homofili ini akan menimbulkan sikapegosentris dari seorang
komunikator dalam memilih lawan bicaranya, karenakomunikator yang bersifat
homofili tidak terbuka dengan lawan bicara yang tidaksepadan atau tidak memiliki
persamaan dengannya.

Bila dua orang murid SMA yang sama-sama berstatus pelajar bertemudalam sebuah
seminar, kemudian berkomunikasi dan berbagi pengetahuan menurut keyakinan,
bahasa, pengalaman yang telah mereka alami makakomunikasi menjadi efektif
dikarenakan mereka mengalami homophilous (keadaan dalam kondisi homofili).
Namun pembahasan antara dua orang yang berinteraksi dalam homofili ini hanya
seputar masalah yang diketahui saja.
HETEROFILI

Heterofili adalah suatu keadaan gambaran derajat pasangan orang-orang yang


berinteraksi dalam proseskomunikasi yang berbeda dalam sifat-sifat tertentu. Faktor
yang menyebabkan terjadinya heterofili adalah karena ada perubahan dan
perkembangan masyarakatyang menyebabkan banyak nilai-nilai berubah tapi ada
yang tetapmempertahankan nilai lama. Disamping itu perkembangan masyarakat
tersebut tidak memberikan kesempatan yang merata bagi seluruh anggota
masyarakatnya dalam hal pendidikan maupun peningkatan penghasilan, hanya untuk
orang-orang yang mempunyai potensi dan pandai memanfaatkan peluang dan
kesempatan saja.
Heterofili derajat perbedaan dalam beberapa hal tertentu antara pasangan-pasangan
individu yang berinteraksi. Sejalan dengan pemikiran tersebut, dapat juga di
kemukakan suatu konsep tentang equifinality dalam “teori sistem” yang menyatakan
bahwa dalam suatu sistem tertentu manapun akan dapat dicapai tujuan yang sama,
walaupun telah di pergunakan titik tolak dan proses-proses yang berbeda. Demikian
pula dalam hubungan antar manusia, suatu gagasan yang tidak jauh berbeda
menyebutkan bahwa dua orang akan bertindak sama, meskipun mereka telah
menerima atau mengalami stimuli yang sangat berbeda (Bennet, 1979)
Terutama dalam masyarakat “modern” (istilah dari Dodd), orang mencariindividu-
individu yang secara teknis lebih ahli yang dapat menunjukkan derajatinovatif yang
meningkat.”

Bila kalangan elit berinteraksi dengan kalangan non-elit, keduanya merasa kurang
nyaman, karena perbedaan derajat yang berbeda jauh. Kalangan non elit akan
merasa minder atau kurang percaya diri dikarenakan merasa
memiliki pengetahuan yang lebih rendah dibanding kalangan elit. Kalangan elit pun ak
an merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang yang tidak sederajat dengannya
SINOPSIS

Disuatu pagi Fikri dan Tia sedang pergi ke pasar pagi yang sering diadakan setiap
minggu pagi, lalu Fikri ingin membeli parfum yang seperti wanginya Ariel Noah. Fikri
bertanya kepada Tia dimana toko parfum yang harganya murah dan pas dengan
keadaan kantongnya lalu Tia pun mengajaknya pergi ke toko parfum minang, tetapi
parfum yang di inginkan Fikri ternyata harganya mahal dan tidak sesuai dengan
keadaan Fikri. Lalu Tia pun menawar harga parfum tersebut tetapi harga parfumnya
tidak boleh ditawar atau sudah harga pas, Tia pun berkata “ mahal sekali memangnya
ini parfum apa harganya sampai segitu” tetapi dengan menggunakan bahasa jawa dan
dengan intonasi nada bicara yang cukup keras. Pedagang parfum pun yang
mendengarnya menyangka bahwa Tia sedang mengata-gatainya dengan bahasa jawa
yang dia tidak tau artinya. Kesalah pahaman pun terjadi dan menimbulkan
perdebatan hingga datanglah 2 orang dari suku china yang melerai perdebatan sengit
ini . mereka menengahi dengan kepala dingin dan memberi pengertian kepada
pedagang parfum bahwa dia salah paham tentang perkataan yang Tia ucapkan.
Setelah itu Fikri, Tia dan Pedagang perfum pun saling meminta maaf satu sama lain
tetapi Fikri tetap tidak jadi membeli parfum di toko minang parfum.
TOKOH

Fikri Endah Afis


(Jawa) (Jawa) (Minang)

Syafiq Andhika
(Cina) (Cina)

WAKTU & LOKASI

Hari, Tanggal : Minggu, 28 April 2019


Waktu : Pkl 10.00-Selesai
Lokasi : Pasar minggu ria
Alamat : Jl. Kopat Dara, RT.1/RW.1, Halim Perdana Kusumah, Makasar,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13560
BAB 2
PEMBAHASAN

Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan


dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar. Sedangkan menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Dari situ
kita bisa menyimpulkan bahwa budaya memiliki identitas unik dan memiliki ciri khas,
begitu juga dengan cerita yang kami buat chiri khas yang kami tampilkan di cerita ini
adalah ciri khas dari budaya Jawa yang memiliki kesabaran dan budaya Minang yang
terkenal dengan kepelitanya.
Dan di cerita ini ada komponen di dalam komunikasi budaya, yaitu Multikulturalisme.
Multikulturlisme adalah situasi kondisi masyarakat yang tercermin dari banyak
kebudayaan merupakan perasaan yang dibentuk oleh pengetahuan. Dicerita ini
ditunjukan bahwa ada interaksi antara pedagang dan pembeli yang berasal dari
budaya yang berbeda tentunya setiap budaya memiliki polanya masing-masing dan
sudut pandang yang berbeda yang bisa saja mengakibatkan terjadinya kesalah
pahaman antara budaya satu dengan budaya yang lain.
Adapun cara untuk mengatasi kesalah pahaman ini adalah dengan kita mencari tahu,
belajar dan mengerti kebudayaan dari budaya lain jadi kita bisa mengerti dengan apa
yang di sampaikan oleh budaya tersebut dan tidak terjadi kesalah pahaman.

Anda mungkin juga menyukai