Concept mapping adalah istilah yang digunakan oleh Novak dan Gowin (1984) tentang cara
yang dapat digunakan dosen untuk membantu mahasiswa mengorganisasikan materi
perkuliahan yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antar komponennnya. Rose
dan Nicholl (2002: 136) menyatakan:
Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok
informasi yang signifikan. Mereka menggunakan format global atau umum, yang
memungkinkan informasi ditunjukkan dalam cara mirip seperti otak kita berfungsi-dalam
pelbagai arah secara serempak.
Teknik penggunaan peta konsep ini di populerkan kembali oleh Tony Buzan dalam bentuk
peta pikiran hasil risetnya tentang cara kerja otak yang sebenarnya, hingga pada teori-teori
quantum. Pada dasarnya teknik peta konsep yang dimaksud dalam pemikiran mereka bahwa
teknik ini dapat diberlakukan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Dari segi mahasiswa beberapa keunggulan yang dapat diperoleh antara lain menangkap
seluruh konsep, menyusun bahan dan informasi secara praktis, memperlihatkan hubungan
berbagai konsep dan gagasan, mengingat kembali dengan mudah, melakukannya secara
menyenangkan, dan merangsang kreativitas. Selain hal tersebut beberapa keuntungan yang
dapat diperoleh dari segi content, peta konsep memberikan sejumlah keuntungan menurut
Hisyam Zaini, dkk. (2002: 21) antara lain:
Dalam pendidikan peta konsep dapat diterapkan untuk beberapa tujuan (Dahar, 1988: 156)
antara lain:
Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak mahasiswa untuk
menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang telah mereka miliki.
Untuk memperlancar proses ini, baik dosen maupun mahasiswa perlu mengetahui “tempat
awal konseptual”.
Belajar bermakna baru terjadi bila pembuatan peta konsep bukan untuk memenuhi keinginan
dosen, melainkan harus timbul dari keinginan mahasiswa untuk memahami isi pelajaran bagi
diri mahasiswa sendiri.
d. Alat evaluasi
Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada tiga gagasan dalam teori
Ausubel yaitu :
1) Struktur konitif diatur secara hirarki, dengan konsep dan proposisi yang lebih
inklusif, lebih umum superordinat terhadap konsep-konsep dan propisisi yang kurang
inklusif dan lebih khusus.
2) Konsep dalam struktur kognitif mengalami differensiasi progresif..
3) Penyesuaian integratif.
Proses Keperawatan Nanda, NIC & NOC
PROSES KEPERAWATAN TERKAIT DENGAN NNN (NANDA-I-NIC-NOC)
Kemajuan dunia keperawatan pada saat ini telah memicu para perawat baik di dalam dan luar
negeri untuk mencoba memahami berbagai model asuhan keperawatan untuk bisa digunakan
dalam setting klinik. Dalam prakteknya, perawat menggunakan proses keperawatan ketika
melakukan asuhan perawatan pada pasien. Pada umumnya muncul kesimpangsiuran
pemahaman mengenai perbedaan atau kaitan antara proses perawatan, NANDA-I, NIC dan
NOC. Makalah ini akan mencoba menjelaskan kepada pembaca sekalian mengenai proses
keperawatan yang kemudian dikaitkan dengan NANDA-I, NIC dan NOC.
1. Proses Keperawatan
Keperawatan sebagai proses diperkenalkan sejak tahun 1955 oleh Hall dan pada tahun
2004 proses keperawatan ditetapkan sebagai series of steps oleh ANA (American Nursing
Association) (Wilkinson, 2007).
c. Teori berdasarkan pada nilai dan asumsi mengenai health, patient, perawatan dan
lingkungan
d. Setiap teori menggambarkan konsep di atas dan menjelaskan bagaimana satu dengan
yang lain berkaitan (Wilkinson, 2007)
Adanya berbagai macam nursing model kemudian akan memunculkan beberapa macam
definisi tentang keperawatan, dan juga cara pendekatan dari masing masing model
mempengaruhi penggunaan proses keperawatan. Salah satu contoh pengaruh nursing
model dalam proses keperawatan adalah adanya perbedaan dalam hal pengkajian,
misalnya pengkajian di psikiatri akan mempunyai beberapa fokus yang berbeda dengan
pengkajian dalam lingkup medikal bedah atau komunitas. (Stuart & Laraia, 2001).
Proses perawatan merupakan suatu cara berpikir dan bertindak yang spesial (khusus)
dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam proses keperawatan, terdapat beberapa
tindakan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yaitu: assessment
(pengkajian), diagnosis (penentuan diagnosa), perencanaan hasil (planning: outcome),
perencaan intervensi (planning: intervention), pelaksanaan (implementation) dan evaluasi
(evluation) (Wilkinson, 2007)
Pada prakteknya kegiatan proses keperawatan di atas tidaklah selalu berurutan tetapi bisa
dikerjakan pada waktu bersamaan (overlapping).
Pada dasarnya NANDA-I adalah merupakan label diagnostic (berada pada fase penentuan
diagnosa), NIC merupakan Klasifikasi intervensi keperawatan (berada pada fase Planning:
intervensi) dan NOC adalah merupakan klasifikasi outcome (berada pada fase planning:
outcome). Pada saat ini label diagnostic tidak hanya dapat dirujuk kepada NANDA-I tetapi
juga bisa merujuk kepada label diagnostik: GORDON’s nursing diagnosis atau ICNP yang
dikeluarkan oleh International Council of Nursing (ICNP, 2005).
Assessment phase
Kegiatan dalam pengkajian dibagi dalam empat hal, yaitu mengumpulkan data, memvalidasi
data, mengorganisir data dan mencatat data.
a. Mengumpulkan data (Wilkinson, 2007)
Merupakan data yang tidak bisa di ukur atau diobservasi, contohnya: pemikiran klien,
dll. Data subyektif bisa juga didapatkan dari Significant Others atau dari petugas
kesehatan yang lain. Data ini hanya bisa didapatkan dari apa yang klien sampaikan
pada perawat.
Adalah data yang bisa dideteksi oleh orang lain selain klien, biasanya didapatkan
dengan cara melakukan observasi atau memeriksa klien. Contoh data obyektif adalah
nadi, warna kulit, urin output, dan hasil diagnosa misalnya X-ray dll.
Pengkajian dibedakan antara pengkajian awal dan pengkajian lanjutan Pada dasarnya
pengkajian awal merupakan pengkajian pada awal masuk, biasanya adalah berisi data
base, dan merupakan pengkajian lengkap. Pengakajian Lanjutan merupakan
pengkajian focus yang berfokus pada masalah, aktifitas atau perilaku spesifik dan bisa
juga pengkajian yang datanya digunakan untuk mengevaluasi pencapaian hasil dan
penyelesaian masalah.
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara yaitu antara lain dengan observasi,
wawancara dan pengkajian fisik. Sedangkan data yang dikaji meliputi aspek biologi,
psikologi, social, spiritual dan cultural.
Memvalidasi data artinya mengecek kembali data untuk klarifikasi. Validasi data
dilakukan pada kondisi sebagai berikut:
Data yang telah didapatkan perlu diorganizier berdasarkan kerangka kerja dengan
menggunakan model keperawatan (nursing model). Beberapa contoh nursing model
adalah sebagai berikut :
1). Gordon’s functional health patterns framework: common patterns behavior that
contribute to health, quality of life, and achievement of human potential
2). Orem’s self care model: patient’s abilities to perform self care to maintain life, health
and well being
3). Roy’s adaptation model: patterns indicating the clients’s ability to adapt in one of four
modes: psychological, self-concept, social role, and interdependence
5). Stuart Adaptation Model – adalah merupakan model penanganan psikiatri yang
membagi pasien dalam beberapa tahap penanganan yaitu krisis, akut, pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan. (Stuart & Laria, 2001). Model ini sangat tepat digunakan
dalam keperawatan jiwa karena memberikan arahan untuk penanganan pasien dengan
masalah psikiatrik. Model ini juga mengarahkan apa data spesifik dalam keperawatan
jiwa yang perlu di kaji dan juga menggunakan NANDA-I sebagai rujukan label
diagnostic.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencatatan hasil pengkajian
adalah:
1). Data subyektif dituliskan dengan menuliskan kata-kata klien dengan menggunakan
“…” atau menggunakan paraphrase tanpa menggunakan “…”
2). Catat cues dan bukan inference (cues adalah apa yang klien ceriakan, apa yang anda
lihat, apa yang anda dengar, rasakan, bau dan ukur), sedangkan inference berarti
penilaian atau apa arti dari cues)
3). Hindari menggunakan kata umum misalnya good, normal, adekuat, tolerated well.
Istilah diagnose keperawatan pertama kali muncul dalam literature keperawatan pada 1950 an
yang menggambarkan fungsi dari professional perawat (McManus, 1951 cit. Wilkinson,
2007). Kemudian pada 1973 ANA memasukkan diagnosa keperawatan sebagai aktifitas
keperawatan yang penting sebagai fungsi yang diakui dari professional perawat.
Beberapa hal yang perlu dimengerti oleh perawat mengenai terminology diagnosis adalah
a. Diagnosis
Adalah merupakan fase kedua dalam proses keperawatan dan merupakan proses yang
digunakan untuk menginterpretasikan data untuk membuat kesimpulan dan membuat
nursing diagnosis
b. Nursing diagnosis
Adalah merupakan kesimpulan dari status kesehatan pasien dan merupakan produk dari
aktifitas‘diagnosis’.
c. Diagnostic label
Respon manusia terjadi dalam berbagai tingkatan, misalnya tingkat sel, sistemik, organis
atau secara keseluruhan (whole person). Dalam hal ini diagnosa keperawatan biasa
berada pada level whole person.
Perlu dimengerti bahwa suatu stressor bisa menyebabkan banyak respon yang mungkin
bisa berupa respon yang membantu atau respon yang berbahaya atau merusak
(Wilkinson, 2007).
Tujuan dari adanya diagnosa adalah untuk mengidentifikasi status kesehatan pasien
dalam hal (Wilkinson, 2007):
a. Strengths
b. wellness diagnoses
d. collaborative problems
e. medical problems
2. Verify: Kesimpulan yang telah dibuat diverifikasi dengan pasien (kecuali pasien yang
tidak sadar atau hampir meninggal)
3. Label
a. Label adalah kata atau frase yang menggambarkan kesehatan klien. Label bisa
digunakan sebagai PROBLEM/masalah atau ETIOLOGI/penyebab
b. Definition: mengekspresikan dengan tepat dan jelas mengenai kealamiahan diagnosa
dan membedakan label dengan yang lain
c. Defining characteristic (Batasan karakteristik): Adalah tanda (data subyektif dan
obyektif) yang mengindikasikan adanya label diagnosa. Untuk diagnosa actual
batasan karakteristik adalah tanda dan gejala. Tidak semua batasan karakteristik perlu
ada untuk bisa menggunakan label sebagai diagnosa
d. Relate or Risk factors adalah semua kondisi, situasi yang berkaitan dengan masalah
misalnya hal yang mempengaruhi, menyebabkan, bisa berasal dari biologi, psikologi,
social, developmental, treatment dll.
Cara memilih label diagnosa adalah dengan mencocokkan gejala dan tanda yang
didapatkan dari pengkajian dengan definisi dan batasan karakteristik yang ada dalam
NANDA-I. Untuk mempermudah pencocokan data pengkajian dengan NANDA-I,
penulis telah menerbitkan sebuah buku dengan judul Fast Methods of formulating nursing
diagnoses: Cara cepat merumuskan diagnosa keperawatan (2006) dimana dalam buku ini
terdapat semua kata yang terdapat dalam NANDA 2005 yang akan memberikan petunjuk
kepada kita untuk mengetahui dimana posisi data tersebut dalam diagnosa NANDA.
- P = Problem
- E = Etiology
Contoh:
Etiologi bisa dibagi dalam dua statemen dengan menggunakan dengan kata
“Secondary to” or 2 0 antara statemen satu dengan yang yang lainnya. Kata
setelah secondary to biasanya merupakan patofisiologi atau proses penyakit
Risk for impaired skin integrity r/t decreased peripheral circulation 2 0 diabetes
Perawat membuat diagnosa pada saat terdapat batasan karakteristik tetapi perawat
mungkin belum tahu apa penyebab atau factor yang berkontribusi terhadap
timbulnya masalah.
Apabila anda berpikir bahwa anda tahu etiologi tetapi anda masih merasa perlu
data lagi untuk memastikan, maka anda perlu menggunakan frase “possible
related to”
d. Format diagnosa keperawatan yang terdiri dari 1 statement (Problem saja tanpa
Etiologi dan lainnya).
Beberapa NANDA label sudah sangat spesifik sehingga mungkin tidak memerlukan
etiologi dalam statement diagnostiknya. Diagnosa yang biasanya menggunakan satu
statement adalah:
Wellness diagnoses
- Disuse syndrome
- Post-trauma syndrome
- Rape-trauma syndrome
- Relocation stress syndrome
- Death anxiety
- Defensive coping
- Unilateral neglect
- Diagnosa resiko (potensial) didiagnosa dengan melihat adanya faktor resiko dan
bukan batasan karakteristik
Adalah diagnosa yang diangkat apabila perawat masih perlu mencari data lain karena
data yang ada tidak cukup untuk menjadi salah satu statement (baik problem atau
etiologi). Untuk kasus ini, diagnosa yang dituliskan dengan menambah kata
‘possible’. Kata ‘possible’ ini bisa digunakan sebelum Problem atau sebelum
penulisan etiologi.
Contoh:
• Possible Situational Low Self-esteem r/t loss of job and rejection by family
Masalah kolaboratif adalah komplikasi dari penyakit, tes atau treatment dimana
perawat tidak bisa menangani secara mandiri. Etiologi untuk masalah kolaboratif
biasanya dituliskan dengan mencantumkan penyakit, treatment atau patologis.
Dalam keperawatan jiwa, masalah kolaboratif tidak terlalu banyak, tetapi perawat bisa
mencermati beberapa treatment yang mungkin menyebabkan respon pasien yang
perlu diintervensi oleh perawat. Penulis mencoba mencermati masalah-masalah
kolaborasi dalam keperawatan jiwa yaitu misalnya efek dari ECT dan efek dari
pengobatan tranquilizer yang mungkin menjadi etiologi untuk diagnosa Risk for Falls
(Resiko jatuh).
Dalam diagnosa kolaboratif, pasien tidak mempunyai Sign and Symptoms (karena
tugas perawat mendeteksi apakah sign dan symptom tersebut muncul atau tidak)
sehingga masalah kolaboratif tidak bisa menggunakan format P.E.S
Pengertian NOC:
NOC (2004) terdiri dari 330 outcomes yang terbagi dalam tujuh domains (Moorhead,
Johnson & Maas, 2004):
a. Functional health
b. physiological health
c. psychosocial health
e. family health
d. perceived health
e. community health
• A definition: concrete, observable, behaviors and states that can be used to evaluate patient
status
• List of indicators
• Measurement scale: a five-point measurement scale is used to evaluate patient staus on each
indicator
Cara menggunakan NOC adalah dengan membandingkan nilai status dari setiap indicator
sebelum dan setelah dilakukan intervensi
Kontrol diri terhadap agresi, ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi kapan saat marah
(ditunjukkan secara konsisten)
NIC merupakan klasifikasi intervensi keperawatan yang dibuat untuk menyeragamkan bahasa
intervensi yang dilakukan oleh perawat.
NIC edisi ke empat terdiri dari 514 intervention dan edisi ke lima (2008) terdiri dari 542
aktifitas (mempunyai sekitar 12000 aktifitas) (Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008)
• Basic physiological
• Complex physiological
• Behavior
• Safety
• Family
• Health system
• Community
- Label
- Definisi
- Aktifitas
Cara menggunakan NIC adalah dengan memilih aktifitas yang tepat untuk mencapai outcome
yang diharapkan.
Hal-hal yang dilakukan dalam implementasi yang bisa dilakukan oleh perawat terdiri dari:
- Delegate (mendelegasikan): pelaksanaan order bisa didelegasikan hanya saja ada beberapa
tanggung jawab yang perlu dicermati oleh pemberi delegasi yaitu apakah tugas tersebut
tepat untuk didelegasikan, apakah komunikasi tepat dilakukan dan apakah ada supervisi
atau pengecekan kerja
- Record (mencatat), pencatatan bisa dilakukan dengan berbagai format tergantung pilihan
dari setiap institusi
Kegiatan dalam fase evaluasi meliput evaluasi patient outcomes dan nursing process.
Evaluasi nursing proses dilakukan dengan mereview fase assessment, diagnosis, planning:
outcome, nursing order dan implementation