RSIA KARTINI
MAKASSAR
2018
BAB 1
DEFINISI
A. PENGERTIAN
Pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit
yang mengancam jiwa, risiko bahaya pengobatan, potensi yang membahayakan pasien
atau efek toksik dari obat beresiko tinggi.
B. TUJUAN
Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat secara optimal
memberikan rSUpelayanan dan perawatan pasien dengan menggunakan sumber daya,
obat-obatan dan peralatan sesuai standard an pedoman yang berlaku. Panduan ini
disusun dalam rangka penyelenggaraaan pelayanan pasien berisiko tinggi yang
berkualitas dan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.
BAB III
RUANG LINGKUP PELAYANAN
Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi antara lain
a. Penanganan kasus emergensi;
b. Penanganan Resusitasi;
c. Pasien dengan life support atau dalam kondisi koma;
d. Restraint
e. Pasien lansia, cacat atau yang berisiko untuk diperlakukan tidak senonoh.
BAB III
TATA LAKSANA
d. Restraint
Definisi restraint ini berlaku untuk semua penggunaan restraint di unit dalam
rumah sakit. Pada umumnya, jika pasien dapat melepaskan suatu alat yang dengan
mudah, maka alat tersebut tidak dianggap sebagai suatu restraint. Jika suatu
tindakan memenuhi definisi restraint, hal ini tidak secara otomatis dianggap
salah/tidak dapat diterima. Penggunaan restraint secara berlebihan dapat terjadi,
tetapi pengambilan keputusan untuk mengaplikasikan restraint bukanlah suatu hal
yang mudah. Suatu diskusi yang mendalam mengenai aspek etik, hukum, praktik
dan profesionalisme dilakukan untuk membantu tenaga kesehatan (misalnya
perawat) memahami perbedaan antara penggunaan restraint yang salah/tidak dapat
ditolerir dengan kondisi yang memang memerlukan tindakan restraint.
Tidaklah memungkinkan untuk membuat suatu daftar mengenai jenis restraint
apa saja yang dapat diterapkan kepada pasien dikarenakan pengapliakasiannya
bergantung pada kondisi pasien saat itu. Suatu pembatasan fisik/mekanis/kimia
dapat diterapkan pada suatu kondisi tertentu, tetapi tidak pada kondisi lainnya.
Demikian Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini disusun untuk dapat
digunakan sebagai pedoman dan pegangan seluruh karyawan RSIA Paramount Makassar.
Penyusunan Buku Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini adalah
langkah awal suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama
dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.
KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN RESIKO TINGGI DAN PELAYAN RESIKO
TINGGI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARAMOUNT
Pelayanan Resiko Tinggi dan Pelayanan Resiko Tinggi
Rumah Sakit member pelayanan bagi berbagai variasi pasien dengan berbagai
variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. beberapa pasien di golongkan resiko –
tinggikarena umur, kondisi,atau kebutuhan yang bersifatkritis, anak dan lanjut usia
umumnya dimasukkan dalam kelompok ini karena mereka sering tidak
dapatmenyampaikan pendapatny, tidak mengerti proses asuhan dan tidak dapat ikut
member keputusan tentang asuhannya. demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau
korna tidak mampu memahami proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan
efisien. rumah sakit juga menyediakan variasi pelayanan beresiko tinggikarena sifat
pengobatan contohnya pada penggunaan darah atau produk darah.
kebijakan dan prosedur merupakan alat yang sangat pentingbagi staf untuk memahami
pasien tersebut dan pelayanannya dan memberikan responyang cermat, kompoten
dan dengan carayang seragam, Pimpinan bertanggung jawab untuk:
a. mengidentifikasikan pasien dan pelayanan yang dianggap beresiko tinggi di Rumah
Sakit .
b. menggunakan proses kerjasama ( kolaborasi 0 untuk mengebangkan kebijakan dan
prosedur yang sesuai.
c. melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikankebijakan dan prosedur.
pasien dan pelayanan yang diidentifikasikan sebagai kelompok pasien resiko tinggi dan
pelayannan resiko tingg, apabila ada dalam rumah sakit makan dimasukkan dalam
daftar prosedur.
Rumah sakit dapat pula melakukan identifikasi resiko sampingan sebagai akibat dari
suatuprosedur atau rencana asuhan ( contoh, perlunya pencegahan thrombosis vena
dalam, ulkus dekubitus dan jatuh ). bila ada resiko tersebut, maka dapat dicegah
dengan caramelakukan pelatihan staf dan mengembangkan kebijakan dan prosedur
yang sesuai.
Yang termasukpasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi:
a. pasien gawat darurat
b. pelayanan resusitasi jantung paru diseluruh unit rumah sakit
c. pemberian darah dan produk darah
d. pasien dengan penyakit menular dan mereka yang dayah tahannya menurun.
e. penggunaan alat pengekang ( restraint ) dan pasien yang diberi pengekang /
penghalang.
f. pasien lanjut usia, mereka yang catat, aanak-anak dan populasi yang beresiko
diperlukan kasar/kejam