KELOMPOK 2.A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya tugas makalah Sistem Imun yang di berikan
kepada kami dapat di selesaikan tepat waktu
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca .Akhir
kata kami mengharapkan makalah Sistem Imun dan Hematologi dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SKENARIO
1. Defenisi ........................................................................................... 10
2. Etiologi ............................................................................................ 10
3. Patofisiologi .................................................................................... 11
5. Komplikasi ...................................................................................... 12
6. Penatalaksanaan ............................................................................ 12
8. Pathway .......................................................................................... 15
1. Pengkajian ...................................................................................... 16
ii
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................... 17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 40
B. Saran .................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) diketahui sebagai faktor penyebab
kematian tahun 2012. Secara global, diperkirakan 56 juta orang
meninggal karena PTM. Saat ini angka kejadian penyakit PTM terus
menerus maningkat, diantaranya yaitu penyakit lupus. Lupus
Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit rematik autoimun yang
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, yang mempengaruhi
setiap organ atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan
deposisi autoantibody dan kompleks imun, sehingga mengakibatkan
kerusakan jaringan. Penyebab lupus tidak diketahui secara pasti namun
ada beberapa faktor munculnya lupus seperti faktor genetik, faktor
hormonal, autoantibody dan faktor lingkungan. Data prevalensi di setiap
negara berbeda-beda. Suatu studi sistemik di Asia Pasifik
memperlihatkan data insidensi sebesar 0,9 – 3,1 per 100.000
populasi/tahun. Prevalensi kasar sebesar 4,3 – 45,3 per 100.000
populasi. The Lupus Foundation of America memperkirakan sekitar 1,5
juta kasus terjadi di Amerika dan setidaknya terjadi lima juta kasus di
dunia. Setiap tahun diperkiraan terjadi sekitar 16 ribu kasus baru lupus.
(Infodatin, 2017)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tazi di casablanca
(maroko) tahun 2009 di dapatkan bahwa dari 44 pasien yang diteliti, 39
adalah perempuan. Usia rata-rata adalah 33 tahun. Empat pasien lupus
(9%) versus 5 sehat (11%) positif untuk anti-VCA (antigen kapsid virus)
IgM (p = 0,9). Semua pasien lupus memiliki IgG anti-VCA terhadap 91%
dari subjek kontrol (p = 0,12). SRI rata-rata untuk antibodi ini adalah
2.391 pada lupus dan 1.873 pada kontrol (p = 0,068).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami penyakit lupus.
1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin dengan
penyakit lupus.
b. Untuk tanda dan gejala penyakit lupus.
c. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit lupus.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi
Untuk menambah referensi dan pengetahuan tentang penyakit lupus.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit
lupus dan asuhan keperawatan penyakit lupus.
2
BAB II
SKENARIO
3
C. Pertanyaan-pertanyaan Penting
1. Apa yang dimaksud dengan Lupus Eritamotosus Sitemik (LES)?
2. Apakah jenis kelamin memperngaruhi penyakit lupus ?
3. Apakah penyakit lupus hanya ditandai dengan wajah merah ?
4. Apa penyebab dari nyeri sendi?
D. Jawaban Penting
1. Lupus eritamotosus diskoid (LED) merupakan varian dari LES. LED juga
dikenal sebagai Lupus eritematosus kutaneus kronis. LED ditandai
dengan serangkaian perubahan kulit yang dapat terjadi sebagai bagian
dari lupus, dengan atau tanpa keterlibatan sistemik.
2. Ya, karena lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun
juga diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapa saja, baik
pada pria maupun wanita, meskipun 10-15kali lebih sering ditemukan
pada wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum
menstruasi dan atau selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa
hormon (terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya penyakit
ini. Namun penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada
wanita dan pasa masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.
3. Tidak. Karena tidak hanya bagian pipi, tapi ruam juga bisa tersebar di
bagian tubuh lainnya yang terpapar oleh sinar matahari. Namun hampir
50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan pangkal
hidung.
Penyebab Bercak Merah Pada Kulit Alergi. Bercak merah muncul pada
kulit setelah memakai bahan tertentu bisa berupa kosmetik, pakaian, dan
sebagainya, bisa juga muncul setelah makan makanan tertentu atau
menggunakan obat-obatan yang dapat memicu reaksi alergi.Jika
pemakaian bahan langsung pada kulit maka area kulit itu saja yang
terkena, tetapi apabila penyebab alergi dimakanan maka bisa muncul
bercak merah pada seluruh kulit tubuh. Salah pemicu yang dapat
mengakibatkan bintik kemerahan pada kulit yaitu:
a. Terpapar matahari, jika kulit terkena sinar ultraviolet dari matahari
dalam jumlah yang banyak, maka akan dapat menyebabkan kulit
menjadi memerah, nyeri atau mengembangkan rasa sakit
4
b. Biang keringat, pada biang keringat atau ruam panas, terlihat bintik-
bintik merah pada kulit yang terasa pedih dan gatal
c. Cuaca sangat dingin dan kering, dapat menyebabkan bercak pada
kulit terutama pada wajah karena kulit yang tipis dan sering terpapar
panas sehingga akan cepat kehilangan kelembaban
4. Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum di ketahui secara
pasti.Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,
hormonal dan faktor sistem reproduksi.Namun faktor pencetus terbesar
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus.
Ada beberapa teori yang di kemukakan sebagai penyebab nyeri
sendi yaitu:
a. Mekanisme imunitas
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya
yang dikenal sebagai faktor rematoid anti bodynya dalam suatu faktor
antigama globulin (igM) yang bereaksi terhadap perubahan igG titer
yang lebih besar 1:100, biasanya di kaitkan dengan vaskulitis dan
prognosis yang buruk
b. Faktor metabolik
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses
autoimun
c. Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan
Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik
Juga dengan masalah lingkungan, persoalan perumahan dan
penataan yang buruk dan lembab Juga memicu penyebab nyeri sendi
d. Faktor usia
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lansia terhadap
penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik (Brunner dan
Sudarth, 2002)
E. Informasi Tambahan
Ada beberapa diagnosa banding yang hampir menyerupai tanda dan
gejala penyakit lupus, yaitu :
5
menggambarkan penyakit ini. yang menyebabkan nyeri,
Saat ini, penggunaan yang lebih kekakuan, pembengkakan
tepat untuk istilah Miopati dan ketebatasan gerak
inflamatorik idiopatik adalah serta fungsi dan banyak
untuk menggambarkan kondisi sendi. Rheumatoid arthritis
seluruh kelompok dan kebalikan dapat mempengaruhi sendi
istilah polimiositis (PM) dan apapun, sendi-sendi kecil
dermatomiositis (DM) untuk ditangan dan kaki
kondisi yang lebih spesifik atau cenderung paling sering
subset. terlibat. Pada rheumatoid
Miopati idiopatik merupakan arthritis kekakuan paling
penyakit relative langka. sering terburuk dipagi hari.
Prevalensi yang akurat sulit di Hal ini dapat berlangsung
dapat karena penyakitnya tidak satu sampai dua jam atau
umum dan tidak memiliki Kriteria bahkan sepanjang hari.
diagnosis yang universal. (American College Of
Rheumatology, 2012)
6
merupakan agen yang
potensial memicu
rheumatoid arthritis seperti
parvovirus, rubella, EBV,
dan borellia burgdorferi
Lingkungan
Faktor lingkungan dan
gaya hidup juga dapat
memicu rheumatoid
arthritis seperti merokok.
7
terhambat. Keadaan
seperti ini akan
mengakibatkan terjadinya
nekrosis (rusaknya
jaringan sendi), nyeri hebat
dan devormitas
(Schuna,2015)
8
komponen otot diperlukan berulang
dengan pemberian b. Penggunaan alat
kortikosteroid, dengan atau bantu dendi dan alat
tampa agen imunusupresif. bantu berjalan
Penyakit kulit diobati c. Fisioterapi dan
dengan menghindari berolahraga yang
paparan sinar matahari dan tepat (perrgangan dan
dengan mengunakan tabir penguatan) untuk
suria, kortikosteroid topical, membantu
agen anti malaria atau agen mempertahankan
seperti methotrexate atau kesehatan tulang
mycophenolate mofetil. rawan ,meningkatkan
II. Medis gerak daya sendi, dan
Perawatan bedah biasanya kekuatan otot
tidak diperlukan dalam d. Kompres panas atau
pengelolaan dingin/dan latihan
dermatomyositis. Namun, memelihara
beberapa pasien dapat sendi,mengurangi
meminta operasi sendi dan kekakuan.
pengangkatan local area e. Pemberian suplemen
calcinosis. makanan yang
mengandung
glukosamin, kondrotin
yang berdasarkan ujik
klinik dapat
mengurangi gangguan
sendi
Tarapi farmokologi :
a. Analgetika
b. Asoteminofen(paracet
amol)
c. Aspirin
d. capcaisin
PEMERIKSAAN Analisis darah Tes hitung darah
PENUNJANG X-ray dada Scrologi
Magnetic resonance imaging Sinar X
(MRI) Aspirasi sendi
Biopsy kulit Analisis cairan
synovial
USG (Ultrasonografi)
Scan tulang
KOMPLIKASI Kesulitan menelan Anemia
Pneumonia aspirasi Infeksi
Gangguan pernapasan Masalah
Deposito kalsium gastreintostinal
Osteotropis
Penyakit paru-paru
Penyakit jantung
Sindrom sdogren
Sindrom vlty
Limfoma dan kanker
lainya
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Lupus eritamotosus sitemik (LES) merupakan penyakit
autoimun yang serius. LES dapat memengaruhi :
a. Jaringan ikat dan sendi
b. Sistem kardiopulmonal
c. Limpa
d. Sistem neurologis
e. Sistem ginjal
f. Organ pelviks
g. Sistem hematologi
h. Sistem saluran cerna
Lupus eritamotosus diskoid (LED) merupakan varian dari
LES. LED juga dikenal sebagai Lupus eritematosus kutaneus kronis.
LED ditandai dengan serangkaian perubahan kulit yang dapat terjadi
sebagai bagian dari lupus, dengan atau tanpa keterlibatan sistemik.
a. Ruam kulit (Ruam diskoid) atau lesi yang dimulai sebagai plak
ruam kulit dan berkembang menjadi jaringan parut atrofik.
b. Plak tersebut berkumpul dalam area kulit yang terpajan cahaya,
seperti wajah, kepala dan telinga.
c. Jika tidak tertangani, lesi akan meluas dan akan berkembang
menjadi atrofi sentral dan jaringan parut.
d. Mungkin terdapat alopesia (kerontokan rambut) jaringan parut
yang menyebar luas.
e. Keterlibatan membran mukosa dapat mencolok, terutama di
mulut.
2. Etiologi
a. Sistem imun kita biasanya memproduksi protein yang disebut
antibodi yang melindungi tubuh dari penyerangan asing
b. Jika pasien mengalami autoimun, sistem imun akan membuat
auto antibodi (auto berarti diri dan anti berarti melawan, seperti
10
melawan diri sendiri) yang menghancurkan jaringan yang sehat.
Auto antibodi ini menyebabkan inflamasi, nyeri dan kerusakan di
berbagai bagian tubuh.
c. Sekitar 70% hingga 90% individu yang mengalami lupus
merupakan wanita muda dalam masa remaja akhir hingga usia
tiga puluhan.
d. Anak-anak (kebanyakan perempuan) dan individu dewasa juga
mengalami penyakit ini.
e. Lupus dapat bersifat ringan atau berat.
3. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan
yang menyebabkan peningkatan autoantibody yang berlebihan.
Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-
faktor genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit
yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan
(cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti
hidralazin, prokainamit, isoniazid, klorpromazin dan beberapa
preparat anti konvulsan disamping makanan seperti kecambah alfalfa
turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-
obatan. Pada SLE, peningkatan produksi autoantibosy diperkirakan
terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbl
penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan
menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibody
tambahan dan siklus tersebut terulang kembali.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Marlene (2015) tanda dan gejala serta rasional penyakit
lupus yaitu :
a. Temuan klinis sangat bervariasi
b. LES dapat berkembang serta tiba-tiba disertai demam atau serta
tersembunyi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dengan
episode nyeri artritis dan malaise.
c. LES dapat termanifestasi pada hampir semua sistem tubuh.
Manifestasi sendi dan kulit merupakan yang paling umum.
11
d. Gejala sendi, berkisar dari atralgia intermiten hingga poliartritis
akut, terjadi pada sekitar 90% pasien dan dapat mendahului
manifestasi lainnya selama bertahun-tahun
e. Gejala kulit meliputi aritema kupu-kupu di pipi (ruang datar atau
timbul) yang biasanya muncul pada wajah.
Menurut Desmawati (2013) Gejala dari penyakit lupus yaitu :
a. Demam
b. Lelah
c. Merasa tidak enak badan
d. Penurunan berat badan
e. Ruam kulit
f. Ruam kupu-kupu
g. Rung kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
h. Sensitif terhadap sinar matahari
i. Pembengkakan dan nyeri persendian
j. Nyeri otot
k. Mual dan muntah
l. Nyeri dada pleuriti
m. Kejang
n. Psikosa
5. Komplikasi
a. Gagal Ginjal
b. Kerusakan Jaringan Otak
c. Infeksi Sekunder
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan SLE harus mencakup obat, diet, aktivitas yang
melibatkan banyak ahli. Alat pemantau pengobatan pasien LES
adalah evaluasi klinis dn laoratoris yang sering untuk menyesuaikan
obat dan mengenali serta menangani aktivitas penyakit.
Lupus adalah penyakit seumur hidup, karenanya pemantauan
harus dilakukan selamanya.
Tujuan pengobatan LES adalah mengontrol manifestasi penyakit,
sehingga pasien dapat memiliki kualitas hidup yang baik tanpa
eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang
12
dapat menyebabkan kematian. Adapun obat-obatan yang dibuthkan
antara lain:
a. Anti inflamasi non steroid ; untuk pengobatan simtomatik atrlgia
nyeri sendi.
b. Anti malaria ; diberikan untuk lupus diskoid. Pemakaian jangka
panjang memerlukan evaluasi retina setiap enam bulan.
c. Kortikosteroid ; dosis rendah untuk mengatasi gejala klinis
seperti demam, dermathitis, dan efusi pleura. Diberikan selama 4
minggu minimal sebelum dilakukan penyepihan. Dosis tinggi
untuk mengatasi krisis lupus, gejala neftritihis, SSP, dan anemia
hemolitik.
d. Obat imunosupresan/sitostatika ; imunospresan diberikan pada
SLE dengan keterlibatan SSP, nefrithis difuse dan membranosa,
anemia hemolitik akut, dn kasus yang resisten terhdap
pemberian kortiko steroid.
e. Obat antihipertensi ; atasi hipertensi pada nefrithis lupus dengan
agresif.
f. Diet ; restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan.
Sebagian besar pasien memerlukan kortiko steroid dan saat itu
diet yang diperbolehkan ada;ah yang mengandung cukup
kalsium, rendah lemak dan rendah garam. Pasien disarankan
berhati-hati dengan suplemen makanan dan obat tradisional.
g. Aktivitas ; pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal.
Olagraha diperlukan untuk mempertahankan intensitas tulang
dan berat badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan karena
lelah dan stress sering dihubungkan dengan kekambuhan.
Pasien disarankan untuk menghindari sinar matahari, bila
terpaksa harus terpapar matahari harus menggunakan krim
pelindung matahari ( waterproof sunblok) setiap 2 jam.
h. Kalsium ; semua pasien LES yang mengalami artrithis serta
emndapat terapi prednison beresiko untuk mengalami
osteopenia, karenanya memerlukan suplementasi kalsium.
13
i. Penatalaksanaan infeksi ; pengobatan segera bila ada infeksi
terutama infeksi bakteri. Setiap kelainan urine harus di pikirkan
kemungkinan pielonefrithis.
7. Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan Diagnosis LES sulit dan rumit. Penegakan
diagnosis dapat memerlukan evaluasi berulang selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun. Sebagai kriteria diagnostik, minimal empat
dari tanda berikut harus ada untuk mengklasifikasikan pasien
mengalami LES menurut American College of Rheumatology :
a. Ruam kulit
b. Ruam diskoid
c. Fotosensitivitas
d. Ulkus oral
e. Artritis
f. Serositis : Inflamasi jaringan serosa tubuh, jaringan tersebut
melapisi paru (pleura), jantung (perikardium), dan lapisan dalam
abdomen (peritoneum).
g. Gangguan ginjal
h. Leukopenia
i. Gangguan neurologi
j. Anti DNA atau antibodi anti-smith positif atau pemeriksaan
antibodi menunjukkan hasil positif
k. Antibodi anti nuklear pada titer yang tinggi
14
8. Pathway
Sendi
Leucopenia Anamia,trombositope
n
Terjadi artiritis
Resiko infeksi Keletihan
16
q. Sering terjadi deepresi dan psikosis, juga serangan kejang-
kejang, korea ataupun manifestasi SPP lainnya.
2. Diagnosa keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Teori
1) Ketidakefektifan pola nafas b.d ekspansi paru menurun,
hiperventilasi ansietas.
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
3) Kerusakan integritas kulit b.d lesi pada kulit.
4) Hambatan mobilitas fisik b.d defomentasi skeretal.
5) Nyeri akut b.d inflamasi dan kerusakan jaringan.
6) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
7) Retensi urine b.d inhibisi arkus refleks.
8) Resiko infeksi b.d pertahanan tubuh primer (kerusakan
integritas kulit), ketidakadekuatan pertahanan sekunder
(leukopeni).
9) Resiko penurunan perfusi jaringan otak b.d penurunan suplai
O2 keotak (hipoksia).
10) Keletihan b.d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
depresi.
11) Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada struktur kulit
(proses penyakit SLE).
12) Ansietas b.d penularan penyakit interpersonal, perubahan
dala status kesehatan dan lingkungan.
b. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Kasus
1) Kerusakan integritas kult b/d gangguan pigmentasi
2) Nyeri akut b/d agens cedera fisik (mis., abses, amputasi,
luka bakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah,
trauma, olahraga berlebihan)
3) Keletihan b/d peningkatan kelelahan fisik
4) Gangguan citra tubuh b/d Respon nonverbal pada
perubahan yang dirasakan pada tubuh (mis, penampilan,
struktur, fungsi)
17
3. Intervensi Keperawatan
a. Intervensi Berdasarkan Teori
18
Gangguan oksigenasi
muskuloskeletal - Monitor aliran oksigen
Kerusakan neurologis - Pertahankan posisi
Imaturitas neurologis pasien
Disfungsi - Observasi adanya
neuromuskulas tanda dan
Obesitas hipoventilasi
Nyeri - Monitor adanya
Keletihan otot kecemasan pasoen
pernapasan cedera terhadap oksigenasi
medula spinalis Vital Sign Monitoring
- Monitor TD, nadi suhu
dan RR
- Catat adanya fluktasi
tekanan darah
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk atau berdiri
- Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR
sebelum, selama dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
19
sirkulasi darah ke perifer cerebral (Manajemen sensasi
yang dapat mengganggu Kriteria Hasil : perifer)
kesehatan Mendemonstrasikan - Monitor adanya
Batasan karakteristik : status sirkulasi yang daerah tertentu yang
Tidak ada nadi ditandai dengan : hanya peka terhadap
Perubahan fungsi Tekanan sistol dan panas/dingin/tajam
motorik diastol dalam /tumpul
Perubahan karakteristik rentang yang - Monitor adanya
kulit (warna, elastisitas, diharapkan paretese
rambut, kelembaban, Tidak ada ortostatik - Instruksikan keluarga
kuku, sensasi, suhu) hipertensi untuk mengobservasi
Indek ankle-brakhial Tidak ada tanda- kulit jika ada isi atau
<0,90 tanda peningkatan laserasi
Perubahan tekanan tekanan intrakranial - Gunakan sarung
darah diekstremitas (tidak lebih dari 15 tangan untuk proteksi
Waktu pengisian kapiler mmHg) - Batasi gerakan pada
>3 detik Mendemonstrasikan kepala, leher, dan
Klaudikasi kemampuan kognitif punggung
Warna tidak kembali yang ditandai dengan : - Monitor kemampuan
ketungkai saat tungkai Berkomunikasi BAB
diturunkan dengan jelas dan - Kolaborasi pemberian
Kelambatan sesuai dengan analgetik
penyembuhan luka kemampuan - Monitor adanya
perifer Menunjukkan tromboplebitis
perhatian, - Diskusikan mengenai
Penurunan nadi
konsentrasi dan penyebab perubahan
Edema
orientasi sensasi
Nyeri ekstremitas
Memproses
Bruit femoral
informasi
Pemendekan jarak total Membuat
yang ditempuh dalam keputusan dengan
uji berjalan enam-menit benar
Pemendekan jarak Menunjukkan fungsi
bebas nyeri yang sensori motorik cranial
ditempuh dalam uji yang utuh : tingkat
berjalan enam menit kesadaran membaik,
Perestesia tidak ada gerakan-
Warna kulit pucat saat gerakan involunter
elevasi
Faktor yang
berhubungan :
Kurang pengetahuan
tentang faktor
pemberat (mis,
merokok, gaya hidup
monoton, trauma,
obesitas, asupan garam
dan imobilitas)
20
Kurang pengetahuan
tentang proses penyakit
(mis, diabetes,
hiperlipidemia)
Diabetes melitus
Hipertensi
Gaya hidup monoton
Merokok
Kerusakan Integritas Kulit NOC NIC
Definisi : Tissue integrity : Skin Pressure Management
Perubahan/gangguan and Mucous - Anjurkan pasien untuk
epidermis dan/atau dermis Membranes menggunakan pakaian
Batasan karakteristik: Hemodyalis akses yang longgar
Kerusakan lapisan kulit Kriteria Hasil : - Hindari kerutan pada
(dermis) Integritas kulit yang tempat tidur
Gangguan permukaan baik bisa - Jaga kebersihan kulit
kulit (epidermis) dipertahankan agar tetap bersih dan
Invasi struktur tubuh (sensasi, elastisitas, kering
Faktor yang berhubungan : temperatur, hidrasi, - Mobilisasi pasien
Eksternal : pigmentasi) (setiap dua jam sekali)
Zat kimia, Radias Perfusi jaringan baik - Monitor kulit akan
Usia yang ekstrim Menunjukkan adanya kemerahan
Kelembapan pemahaman dalam - Oleskan lotion atau
Hipertermia, proses perbaikan minyak/baby oil pada
Hipotermia kulit dan mencegah daerah yang tertekan
Faktor mekanik terjadinya cedera - Monitor aktivitas dan
Medikasi berulang mobilisasi pasien
Mampu melindungi - Monitor status nutrisi
Lembab
dan pasien
Imobilitas fisik
mempertahankan - Memandikan pasien
Internal :
kelembaban kulit dengan sabun dan air
Perubahan status cairan
dan perawatan hangat
Perubahan pigmentasi
alami Insision site care
Perubahan turgor - Membersihkan,
Faktor perkembangan memantau dan
Kondisi meningkatkan proses
ketidakseimbangan penyembuhan pada
nutris luka yang ditutup
Penurunan imunologis dengan jahitan, klip
Penurunan sirkulasi atau straples
Kondisi gangguan - Monitor proses
metabolik kesembuhan area insisi
Gangguan sensasi - Monitor tanda dan
Tonjolan tulang gejala infeksi pada area
insisi
- Bersihkan area sekitar
jahitan atau staples,
21
menggunakan lidi kapas
steril
- Gunakan preparat
antiseptik sesuai
program
- Gunakan balutan pada
interval waktu yang
sesuai atan biarkan luka
tetap terbuka (tidak
dibalut) sesuai program
Dialysis Acces
Maintenance
Hambatan Mobilitas Fisik NOC NIC
Definisi : Keterbatasan Joint Movement : Exercise therapy :
pada pergerakan fisik Active ambulation
tubuh atau satu atau lebih Mobility Level - Monitoring vital sign
ekstremitas secara mandiri Self care : ADLs sebelum/sesudah
dan terarah Transfer latihan dan lihat respon
Batasan karakteristik : performance pasien saat latihan
Penurunan waktu reaksi Kriteria Hasil : - Konsultasikan dengan
Kesulitan membolak- Klien meningkat terapi fisik tentang
balik posisi dalam aktivitas rencana ambulasi sesuai
Melakukan aktivitas lain Mengerti tujuan dengan kebutuhan
sebagai pengganti dari peningkatan - Bantu klien untuk
pergerakan mobilitas menggunakan tongkat
Dispnea setelah Memverbalisasika saat berjalan dan cegah
beraktivitas n perasaan terhadap cedera
Perubahan cara berjalan dalammeningkatka - Ajarkan pasien atau
Gerakan bergetar n kekuatan dan tenaga kesehatan lain
Keterbatasan kemampuan tentang teknik ambulasi
kemampuan melakukan berpindah - Kaji kemampuan pasien
keterampilan motorik Memperagakan dalam mobilisasi
halus penggunaan alat - Latih pasien dalam
Keterbatasan bantu untuk pemenuhan kebutuhan
kemampuan melakukan mobilisasi ADLs secara mandiri
keterampilan motorik sesuai kemampuan
kasar - Dampingi dan bantu
Keterbatasan rentang pasien saat mobilisasi
pergerakan sendi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs
Tremor akibat
- Berikan alat bantu jika
pergerakan
klien memerlukan
Ketidakstablian postur
- Ajarkan pasien
Pergerakan lambat
bagaimana merubah
Pergerakan tidak
posisi dan berikan
terkoordinasi
bantuan jika diperlukan
Faktor yang berhubungan :
Intoleransi aktivitas
22
Perubahan metabolisme
seluler
Ansietas
Indeks massa tubuh
diatas perentil ke 75
sesuai usia
Gangguan kognitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
usia
Gangguan kognitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
usia
Fisik tidak bugar
Penurunan ketahanan
tubuh
Penurunan kendali otot
Malnutrisi
Gangguan
muskuloskeletal
Gangguan
neuromuskular, Nyeri
Agens obat
Penurunan kekuatan
otot
Kurang pengetahuan
Keadaan mood depresif
Keterlambatan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse, Kaku sendi
Kurang dukungan
lingkungan
Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
Kerusakan integritas
struktur tulang
Program pembatasan
gerak
Keengganan memulai
pergerakan
Gaya hidup monoton
Gangguan sensori
23
perseptual
Nyeri Akut NOC NIC
Definisi : pengalaman Pain level Pain management
sensori dan emosional yang Pain control - Lakukan pengkajian
tidak menyenangkan yang Comfort level nyeri secara
muncul akibat kerusakan Kriteria hasil : komprehensif
jaringan yang aktual atau Mampu termasuk lokasi,
potensional atau mengontrol nyeri, karakteristi, durasi,
digambarkan dala hal (tahu penyebab frekuensi, kualitas dan
kerusakan sedemikian rupa nyeri, mampu faktor presipiitasi
(internasional Association menggunakan - Observasi reaksi
for the study of Pain): tehnik nonverbal dari
awitan yang tiba-tiba atau nonfarmokologi ketidaknyamanan
lambat dari intensitas untuk mengurangi - Gunakan teknik
ringan hingga berat dengan nyeri, mencari komunikasi terapeutik
akhir yang dapat bantuan) untuk mengetahui
diantisipasi atau diprediksi Melaporkan bahwa pengalaman nyeri
dan berlangsung <6 bulan. nyeri berkurang pasien
Batasan karakteristik : dengan - Kaji kultur yang
Perubahan selera menggunakan mempengaruhi respon
makan manejemen nyeri nyeri
Perubahan tekanan Mampu mengenali - Evaluasi pengalaman
darah nyeri (skala, nyeri masa lampau
Perubahan frekwuensi intensitas, - Evaluasi bersama
jantung frekuensi dan tanda pasien dan tim
Laporan isyarat nyeri) tentang
Diaforesis Menyatakan rasa ketidakefektifan
Perilaku distraksi (mis, nyaman setelah kontrol nyeri masa
berjalan mondar-mandir nyeri berkurang lampau
mencari orang lain, - Bantu pasien dan
aktivitas lain, aktivitas keluarga untuk
yang berulang). mencari dan
Mengespresikan menemukan
perilaku (mis,gelisah, dukungan
merengek, menangis). - Kontrol
Masker wajah (mis, lingkunganyang dapat
mata kurang bercahaya, mempengaruhi nyeri
tampak kacau, gerakan seperti suhu ruangan,
mata berpencar atau pencahayaan dan
tetap pada satu fokus presipitasi nyeri
meringis). - Pilih dan lakukan
Sikap melindungi area penanganan nyeri
nyeri. (farmakologi dan non
farmakologidan
Fokus menyempit (mis,
interpersonal)
gangguan persepsi
- Kaji tipe dan sumber
nyeri, hambatan proses
nyeri untuk
berfikir, penurunan
24
interaksi dengan orang menentukan
dan lingkungan). intervensi
Indikasi nyeri yang - Ajarkan tentang teknik
dapat diamati. non farmakologi
Perubahan posisi untuk - Berikan analgetik
menghindari nyeri untuk mengurangi
Sikap tubuh melindugi nyeri
Dilatasi pupil - Evaluasi keefektifan
Meleporkan nyeri kontrol nyeri
secara verbal - Tingkat istirahat
Gangguan tidur - Kaloborasikan dengan
Faktor yang berhubungan : dokter jika ada
Agen cedera (mis, biologis, keluhan dan tindakan
zat kimia,fisik, psikologis) nyeri tidak berhasil
- Menitor penerimaan
pasien tentang
manejemen nyeri
Analgesic
administrasion
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum penerimaan
obat
- Cek intruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
- Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute dan
pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik
tepat waktu terutama
25
saat nyeri hebat
- Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala
Retensi urine NOC NIC
Definisi : pengosongan Urinary Urinary Retention Care
kandung kemih tidak elimination - Monitor intake dan
kompit Urunary output
Batasan karakteristi continence - Monitor penggunaan
Tidak ada haluaran Kriteria hasil : obat antikoliornergik
urine Kandung kemih - Monitor derajat
Distensi kandung kemih kosong secara distensi bladder
Menetas, Disuria penuh - Instruksikan pada
Sering berkemih Tidak ada residu pasien dan keluarga
Inkontinensia aliran urin >100-200 cc untuk mencatat
berlebih Bebas dari ISK output urine
Residu urine, berkemih Tidak ada spasme - Sediakan privacy
sedikit bladder untuk eliminasi
Sensasi kandung kemih Balance cairan - Stimulasi refleks
penuh seimbang bladder dengan
Faktor yang berhubungan : kompres dingin pada
Sumbatan abdomen
Tekanan ureter tinggi - Katerisasi jika perlu
- Monitor tanda dan
Inhibisi arkus reflex,
gejala ISK(panas,
sfigter kuat
hematuria,
perubahan bau
konsistensi urine)
Urinary Eliminationt
Management
Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan Nutritional status : Nutrition management
tubuh Nutritional status : - Kaji adanya alargi
Definisi : asupan nutrisi food and fluid makanan
tidak cukup untuk Intake - Kaloborasi dengan ahli
memenuhi kebutuhan Nutritional status : gizi untuk menentukan
metabolik. nutrient intake jumlah kalori dan
Batasan karakteristik : Weight control nutrisi yang
Kram abdomen Kriteria hasil : dibutuhkan pasien
Nyeri abdomen Adanya - Anjurkan pasien untuk
Menghindari makanan peningkatan berat meningkatkan intake
Berat badan 20 % atau badan sesuai fe
lebih dibawah berat dengan tujuan - Anjurkan pasien untuk
badan ideal Berat badan ideal meningkatkan protein
Kerapuhan kapiler sesuai dengan vitamin C
Diare tinggi badan - Berikan subtansi gula
Kehilangan rambut Mampu - Yakinkan diet yang
26
berlebihan mengidentifikasi dimakan mengandung
Bising usus hiperaktif kebutuhan nutrisi serat untuk mencegah
Kurang makanan Menunjukkan konstipasi
Kuran informasi peningkatan fungsi - Berikan makanan yang
Kurang minat pada pengecapan dari terpilih (sudah
makanan menelan dikonsultasikan
Penurunan berat badan Tidak terjadi dengan ahli gizi)
dengan asupan penurunan berat - Ajarkan pasien
makanan adekuat badan yang berarti bagaimana membuat
Kesalahan konsepsi makanan harian
Kesalahan informasi - Monitor jumlah nutrisi
Membran mukosa pucat dan kandungan kalori
Ketidakmampuan - Berikan informasi
memakan makanan tentang kebutuhan
nutrisi
Tonus otot menurun
- Kaji kemampuan
Mengeluh gangguan
pasien untuk
sensasi rasa
mendapatkan nutrisi
Mengeluh asupan
yang dibutuhkan
makanan kurang dari
Nutrition Monitoring
RDA (recommended
- BB pasien dalam batas
daily allowance)
normal
Cepat kenyang setelah
- Monitor adanya
makan
penurunan berat
Sariawan rongga mulut badan
Steatorea - Monitor tipe dan
Kelemahan otot jumlah aktivitas yang
penguyah biasa dilakukan
Kelemahan otot untuk - Monitor interaksi anak
menelan atau orangtua selama
Faktor-faktor yang makan
berhubungan : - Monitor lingkungan
Faktor biologis selama makan
Faktor ekonomi - Jadwalkan pengobatan
Ketidak mampuan dan tindakan tidak
menelan makanan selama jam makan
Faktor psikologis - Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total protein,
27
Hb, dan kadar Ht
- Monitor pertumbahan
dan perkembangan
- Monitor perubahan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Resiko infeksi NOC NIC
Definisi : mengalami Immune status Infection control (kontrol
peningkatan resiko Knowledge : infeksi)
terserang organisme infection control - Bersihkan lingkungan
patogenik Risk control setelah dipakai pasien
Faktor-faktor resiko : Kriteria hasil : lain
Penyakit kronis Klien bebas dari - Pertahankan teknik
- diabetes melitus tanda dan gejala isolasi
- obesitas infeksi - Batasi pengunjung bila
pengetahuan yang tidak Mendeskripsikan perlu
cukup untuk proses penularan - Instruksikan pada
menghindari penyakit, factor pengunjung untuk
pemanjatan patogen yang mencuci tangan pada
pertahanan tubuh mempengaruhi saat berkunjung dan
primer yang tidak penularan serta setelah berkunjung
adekuat penatalaksaannya meninggalkan pasien
- gangguan peristaltis Menunjukkan - Gunakan sabun
- kerusakan integritas kemampuan untuk antimikrobia untuk
kulit (pemasangan mencegah cuci tangan
kateter intravena, timbulnya infeksi - Cuci tangan setiap
presedur invasif) Jumlah leukosit sebelum dan sesudah
- perubahan sekresi pH dalam batas normal tindakan keperawatan
- penurunan kerja Menunjukkan - Gunakan baju, sarung
siliaris perilaku hidup tanagan sebagai alat
- pecah ketubah dini sehat pelindung
- pecah ketubah lama - Pertahankan
- merokok lingkungan aseptik
- statis cairan tubuh selama pemaangan
- trauma jaringan (mis, alat
28
trauma destraksi - Ganti letak IV parifer
jaringan) dan line central dan
Ketidak adekuatan dressing sesuai
pertahanan sekunder dengan petunjuk
- penurunan umum
hemoglobin - Gunakan kateter
- imunosepresi (mis, intermiten untuk
agen farmaseutikal, menurunkan infeksi
steroid, antibodi kandung kencing
monoklonal, - Tingkatkan intake
imunomudulator) nutrisi
- supresi respon - Berikan terapi
inflamasi antibiotik bila perlu
Vaksinasi tidak adekuat infection pretectin
Pemajanan terhadap (protaksi terhadap
patogen infeksi)
Lingkungan meningkat - Monitor tanda dan
- Wabah gejala infeksi sistemik
Prose invasif dan lokal
malnutrisi - Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung
tergadap penyakit
menular
- Pertahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
- Pertahankan teknik
isolasi k/p
- Berikan perawatan
kulit pada area
epidema
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
- Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukkan
cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien
29
untuk minum
antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur positif
Keletihan NOC NIC
Definisi : Rasa letih luar Endurance Energi management
biaa dan penurunan Concentrasi - Observasi adanya
kapasita kerja fisik dan jiwa Energy pembatasan klien
pada tingkat yang biasanya conservation dalam melakukakan
secara terus -menerus Nutritional status: aktivitas
Batasan karakteristik energy - Doring anak untuk
Gangguan konsentrasi Kriteria hasil mengngkapkan
Gangguan libido Memverbalisasika perasaan terhadap
Penurunan performa n peningkatan keterbatasan
Kurang minat terhadap energy dan merasa - Kaji adanya factor yang
sekitar lebih baik menyebabkan
Mengantuk Menjelaskan kelelahan
Peningkatan keluhan penggunaan - Monitor nutrisi dan
fisik energy untuk sumber energy yang
Peningkatan kebutuhan mengatasi adekuat
istirahat kelelahan - Monitor pasien akan
Intropeksi Kecemasan adanya kelelahan fisik
Kurang energy menurun dan emosi secara
Glukosa darah berlebihan
Letargi, lesu
adekuat - Monitor respon
Persepsi membutuhkan
Kualitas hidup kardiovaskuler
energy tambahan untuk
meningkat terhadap aktivitas
menyelesaikan tugas
Istrahat cukup - Monitor pola tidur dan
rutin
Mempertahankan lamanya tidur/istirahat
Mengatakan kurang
kemampuan untuk pasien
energy yang luar biasa
berkonsentrasi - Dukung pasien dan
Mengatakan kurang
keluarga untuk
energy yang tidak
mengungkapkan
kunjung reda
perasaan,
Mengatakan perasaan berhubungan dengan
lelah petubahan hidup yang
Merasa bersalah karena di sebabkan keletihan
tidak dapat - Bantu aktivitas sehari-
menjalankan tangggung hari sesuai dengan
jawab kebutuhan
Mengatakan tidak - Tingkatkan tirah baring
mampu
30
mempertahankan dan pembatasan
rutinitas yang biasanya aktivitas (tingkatkan
Mangatakan tidak periode istirahat
mampu memulihkan - Konsultasi denga ahli
energy, setelah tidur gizi untuk
sekalipun meningkatkan asupan
Faktor yang berhubungan makanan yang
Psikologi berenergi
- Ansietas , depresi
- Mengatakan gaya
hidup membosankan,
stress
Fisikologis
- Anemia , status
penyakit
- Peningkatan
kelemahan fisik
- Malnutrisi, kondisi
fisik buruk
- Kehamilan, depresi
tidur
Lingkungan
- Kelembapan,
suhu,cahaya,kebisinga
n
Situasional
- Peristiwa hidup
negative
- Pekerjaan
Gangguan citra tubuh NOC NIC
Definisi: konfusi dalam Body image Body image
gambaran mental tentang Self esteem anhancement
diri fisik indivindu Kriteria hasil - Kaji secara verbal dan
Batasan karakteristik : Body image positif non verbal respon
Perilaku mengenali Mampu klien terhadap
tubuh individu mengidentifikasi tubuhnya
Perilaku menghindari kekuatan personal - Monitor frekuensi
tubuh individu Mengdiskripsikan mengkritik dirinya
Perilaku memantau secara factual - Jelaskan tentang
tubuh individu perubahan fungsi pengobatan,
Respon nonverbal tubuh perawatan, kemajuan
terhadap perubahan Mempertahankan dan prognosis penyakit
actual pada tubuh (mis; interaksi sosial - Dorong klien
penampilan, fungsi) mengungkapkan
Respon nonverbal perasaannya
terhadap persepsi - Identifikasi arti
perubahan pada tubuh pegurangan melalui
31
(mis; penampilan , pemakaina alat bantu
struktur, fungsi) - Fasilitasi kontak
Mengungkapkan dengan individu lain
persepsi yang dalam kelompok kecil
mencerminkan
perubahan individu
dalam penampilan
Objektif
Perubahan actual pada
fungsi
Perubahan actual pada
struktur
Perilaku mengenali
perilaku individu
Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan
hubungan social tubuh
terhadap lingkungan
Secara sengaja
menyembunyikan
bagian tubuh
Secara sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
Trauma pada bagian
tubuh
Trauma pada bagian
tubuh
Trauma pada bagian
yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
Subjektif
Depersonalisasi
kehilangan melalui kata
ganti yang netral
Deporsoanlisasi bagian
melalui kata ganti yang
netral
Penekanan pada
kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap
reaksi orang lain
Focus pada penampilan
masa lalu
32
Perasaan negative
terhadap sesuatu
Personalisasi kehilangan
dengan menyebutkanya
Focus pada perubahan
Focus pada kehilngan
Menolak
memferifikasiperubaha
n actual
Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Faktor yang berhubungan :
Biofisik, kognitif
Budaya, tahap
perkembangan
Penyakit, cedera
Perseptual, psikososial,
spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
Ansietas NOC NIC
Definisi: perasaan tidak Anxiety self- Anxiety reduction (
nyaman atau kekawatiran control penurunan kecemasan)
yag samar disertai respon Anxiety level - gunakan pengdekatan
autonomy (sumber sering Coping yang menenagkan
kali tidak spesifik atau tidak Kriteria hasil : - nyatakan dengan jelas
diketahui individu ) klien mampu harapan terhadap
perasaan takut yang mengidentifikasi pelaku pasien
disebabkan oleh antisipasi dan - jelaskan semua
terhadap bahaya. Hal ini mengungkapkan prosedur dan apa
merupakan individu akan gejala cemas yang dirasakan
adanya bahaya dan mengidengtifikasi, selama prosedur
memampukan individu mengungkapkan - pahami prespektif
akan adanya bahaya dan dan menunjukan pasien terhadap
memampukan individu tehnik untuk situasi stress
untuk bertindak mengontrol cemas - temani pasien
menhadapi ancaman vital sign dalam memberikan
Batas Karakteristik batas normal keamanan dan
Perilaku postur tubuh, mengurangi takut
- Penurunan ekspresi - dorong keluarga
- Gerakan yang irelevan wajah,bahasa untuk menemani anak
- Gelisah tubuh dan tingkat - lakukan back/ neck
- Melihat sepintas aktivitas rub
- Insomnia mrnunjukan - dengarkan dengan
- Kontak mata yang brkurangnya penuh perhatian
buruk kecemasan - identifikasitingkat
- Mengekspresikan kecemasan
33
kekawatiran karena - bantu pasien
dalam peristiwa hidup mengenal situasi yang
- Agitasi menimbukan
- Mengintai kecemasan
- Tampak waspada - dorong pasien untuk
Affektif: mengungkapkan
- Gelisah, distress perasaan, ketakutan,
- Kesedihan yang persepsi
mendalam - berikan obat untuk
- Ketakutan mengurangi
- Perasaan tidak kecemasan
adekuat
- Berfokus pada diri
sendiri
- Peningkatan
kewaspadaan
- Iritabilitas
- Gugup senag
berlebihan
- Rasa nyeri yang
meningkat
ketidakberdayaan
yang persisten
- Ragu/ tidak percaya
diri
- Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang, tremor
tangan
- Peningkatan
ketenangan
- Gemetar, tremor
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Eksitasi kardiovaskuler
- Diare, mulut kering
- Wajah merah
- Jantung berdebar –
debar
- Peningkatan tekan
darah
- Peningkatan denyut
nadi
- Peningkatan reflek
- Peningkatan frekwensi
pernapasan, pupil
34
melebar
- Kesulitan bernapas
- Vasokontriksi
superfisial
- Lemah, kedutan pada
otot
Parasimpatik
- Nyeri abdomen
- Penurunan tekan
darah
- Penurunan denyut
nadi
- Diare, mual, vertigo
- Letih, gangguan tidur
- Kesemutan dan
ekstremitas
- Sering berkemih
- Anyang-ayangan
- Dorongan segerah
berkemih
Kognitif
- Menyadari gejala
biologis
- Bloking fikiran ,
kongfusi
- Penurunanlapang
persepsi
- Kesulitan
berkonsentrasi
- Penurunan
kemampuan untuk
belajar
- Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan masalah
- Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidsk spesifik
- Lupa gangguan
pehatian
- Khawatir, melamun
- Cederung
menyalahkan orang
lain
Faktor yang berhubungan
Perubahan dalam
(status ekonomi,
35
lingkungan, funsi peran,
status peran)
Pemajaman toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan
interversonal
36
atau lambat dari intensitas untuk mengontrol pencetus
ringan hingga berat dengan nyeri Gali pengetahuan
akhir yang dapat di 184320 : dan kepercayaan
antisipasi atau diprediksi Pembatasan pasien mengenai
Dx: aktivitas nyeri
Nyeri akut b/d agens 184321 : Tindakan- Gali bersama
cedera fisik (mis., abses, tindakan pasien faktor-
amputasi, luka bakar, pencengahan faktor yang dapat
terpotong, mengangkat 184322 : Teknik menurunkan atau
berat, prosedur bedah, posisi yang efektif memperberat
trauma, olahraga nyeri
berlebihan) 00132 Berikan informasi
Batasan karakteristik : mengenai nyeri,
Keluhan tentang seperti penyebab
intensitas nyeri, berapa
menggunakan lama nyeri akan
standar skala nyeri di rasakan, dan
Keluhan tentang antisipasi dari
karakteristik nyeri ketidaknyamanan
dengan akibat prosedur.
menggunakan Kurangi atau
standar instrument eliminasi faktor-
nyeri faktor yang dapat
Laporan tentang mencetuskan
perilaku nyeri/ atau
perubahan aktivitas meningkatkan
Perubahan posisi nyeri
untuk menghindari (mis,.Ketakutan
nyeri kelelahan,keadaa
n monoton, dan
kurang
pengetahuan
Domain 4: Setelah dilakukan Manajemen energy
Aktivitas/Istirahat tindakan keperewatan Kode : 0180
Kelas 3 : Keseimbangan klien di harapkan Intervensi :
Energi mampu dengan Kaji status
Definisi : outcomes fisiologis pasien
Keletihan terus-menerus Tingkat kelelahan yang
dan penurunan kapasitas kode : 0007 menyebabkan
untuk kerja fisik dan mental 000701 : Kelelahan kelelahan sesuai
pada tingkat yang lazim 000702 : Kelesuan dengan konteks
Dx : 000712 : Nyeri usia dan
Keletihan b/d peningkatan sendi perkembangan
kelelahan fisik 00093 000713 :Gejala Pilih intervensi
Batasan karakteristik : sindrom kelelahan untuk mengurangi
Kelelahan kronis/ post kelelahan baim
Kurang energy exetional malaise secara
Tidak mampu farmokologis
mempertahankan maupun non
aktivitas fisik pada farmokologis,
tingkat biasanya dengan tepat
Tidak mampu Tentukan jenis
mempertahankan dan banyaknya
rutinitas yang aktifitas yang
biasanya dibutuhkan untuk
37
menjaga
ketahanan
Monitor kegiatan
olahraga dan
kelelahan
emosional yang
dialami pasien
Ajarkan pasien
mengenai
pengelolaan klinik
manejeman
waktu untuk
mencegah
kelelahan
Bantu pasien untk
menetapkan
tujuan aktivitas
yang akan dicapai
secara realitas
Bantu pasien
msidentifikasi
pilihan aktifitas
aktifitas yang
akan dilakukan
Bantu pasien
untuk mengi
dentifikasi
tugas/kegiatan
rumah yang bisa
dilakukan oleh
keluarga dan
teman dirumah
untuk
mencegah/menga
tasi kelelahan
38
merefleksikan Sikap terhadap Bantu pasien
perubahan penggunaan strategi memisahkan
pandangan tentang untuk meningkatkan penampilan fisik
penampilan tubuh penampilan dari perasaan
seseorang Kriteria Hasil: berharga secara
Menghindari a) Body image positif pribadi, dengan
melihat tubuh b) Mampu cara yang tepat
Menghindari mengidentifikasi Identifikasi
menyentuh tubuh kekuatan personal dampak dari
Menolak menerima c) Mendiskripsikan budaya pasien,
perubahan secara faktual agama, ras, jenis
perubahan fungsi kelamin, dan usia
tubuh terkait dengan
Mempertahankan citra tubuh
interaksi sosial Tentukan
perubahan fisik
saat ini apakah
berkonstribusi
pada citra diri
pasien.
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit rematik
autoimun yang ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, yang
mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini
berhubungan dengan deposisi autoantibody dan kompleks imun,
sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan. Penyebab lupus tidak
diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor munculnya lupus
seperti faktor genetik, faktor hormonal, autoantibody dan faktor
lingkungan.
B. Saran
Lupus dapat di cegah dengan melakukan beberapa hal seperti :
Menghindari stress dan menerapkan pola hidup sehat, mengurangi
kontak langsung berlebihan dengan sinar matahari, Berhenti merokok,
berolahraga teratur dan melakukan diet nutrusi.
40
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., Howard K.B., Joanne M.D., Cheryl M.W. (2016). Nursing
Intervention Classification (NIC) Edisi Keenam. Indonesia:Mocomedia
Desmawati. (2013). Sistem Hematologi dan Imunologi Asuhan Keperawatan
Umum dan Maternitas Dilengkapi dengan Latihan Soal-soal. Jakarta:In
Media.
Hurst, Marlene. (2015). Belajar Mudah Keperawatan Medikal-Bedah Vol.2.
Jakarta:EGC.
Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2017) Situasi
Lupus di Indonesia.
Moorhead, Sue., Marion J., Meridean L.M., Elizabeth S. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan
Edisi Kelima. Indonesia:Mocomedia
Nurarif, Amin H., dan Hardhi K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.
Yogyakarta:Mediaction.
Tazi., Fehri.S., Elghrari K., Ouazzani., Benchemsi N. (2009). Lupus et Virus
D’Epstein-Barr. Eastern Mediterranean Health Journal, Vol. 15, No. 3