LANDASAN PENDIDIKAN
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS KUNINGAN
Jl. Tjut Nyak Dhien N0. 36 A Cijoho-Kuningan
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
puji syukur kepada Allah SWT kami ucapkan atas selesainya makalah yang berjudul
“Lingkungan Pendidikan” ini. Tanpa ridho dari-Nya makalah ini tidak akan cepat
terselesaikan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah
membimbing dan mengajarkan mata kuliah Pengantar Pendidikan ini serta pihak-pihak yang
bersangkutan yang telah membantu sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena
itu saran dan kritik dari semua pihak, khususnya rekan kelas menjadi harapan bagi kami guna
perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat
ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca aamiin ya robbal
‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
Kelompok 2 Page i
Daftar Isi
Kelompok 2 Page ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang
lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan
menyangkut masalah lingkungan dimana pHuendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah,
dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut wama dan corak
institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara
menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga
pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan
bagi generasi muda.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal
(sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai
hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar
lingkungan formal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari lingkungan pendidikan ?
2. Apa saja yang termasuk kedalam Fungsi lingkungan pendidikan ?
3. Apa saja yang termasuk kedalam Tripusat Pendidikan ?
4. Bagaimana Hubungan sekolah dengan Tripusat Pendidikan ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi lingkungan pendidikan
3. Untuk mengetahui apa itu Tripusat pendidikan beserta macam-macamnya
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sekolah dengan tripusat pendidikan
Kelompok 2 Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok 2 Page 2
2. Fungsi kedua
C. TRIPUSAT PENDIDIKAN
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Ki Hajar
Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan : “Didalam hidupnya
anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting
baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”. Dari kedua
pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003,
yang meliputi :
a) Pendidikan keluarga
b) Pendidikan sekolah
c) Pendidikan masyarakat
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ).
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Menjamin kehidupan emosional anak
Menanamkan dasar pendidikan moral
Memberikan dasar pendidikan sosial.
Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
Kelompok 2 Page 3
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal.
3. Masyarakat
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),
maupun yang dimanfaatkan (utility).
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan
yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan
timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang
lain.keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah
sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat
merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus.
Kelompok 2 Page 4
Fungsi Tripusat yaitu sebagai berikut:
Fungsi Keluarga
1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak - kanak. Pengalaman pada masa
kanak – kanak akan memberikan warna pada perkembangan berikutnya.
2. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk
tumbuh dan berkembang.
3. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral melalui keteladanan yang
ditunjukan orang tua.
4. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong sehinga tumbuhlah kehidupan
damai dan sejahtera.
5. Keluarga berperan dalam membentuk dasar – dasar beragama bagi anak dalam rangka
pembentukan anak sebagai manusia religious.
6. Kelurga sebagai lingkungan yang dapat menumbuhkan inisiatif, kreativitas, kehendak,
emosi dan tanggung jawab.
Fungsi Sekolah
1. Menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan semua
bidang studi sesuai dengan tahapan perkembangan untuk memiliki kemampuan secara
kognitif, afektif dan psikomotor agar mampu menolong dirinya sendiri dan masyarakat.
2. Mengembangkan sikap sosial dan gotong royong, toleransi, dan demokrasi dalam
rangka menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk social.
3. Membina watak anak melalui bidang studi yang relevan sehingga mampu menampilkan
dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.
4. Menumbuhkembangkan anak sebagai makhlik yang religious.
5. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu mensejahterakan dirinya
sendiri dan bersama orang lain mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan
Negara.
6. Berfungsi konservatif (tradisional), inovatif, elektif dalam mempertahankan dan
memelihara kebudayaan dan melakukan pembaharuan.
Fungsi Masyarakat
1. Membantu menyelenggarakan pendidikan baik yang dilembagakan maupun tidak.
2. Membantu dalam penyediaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana.
3. Menyediakan lapangan kerja dan membantu mengembangkan profesi baik langsung
maupun tidak.
Kelompok 2 Page 5
D. Hubungan Sekolah Dengan Tri Pusat Pendidikan
Tri pusat pendidikan hanya dapat dibahas terpisah-pisah secara teoritis, namun
realitanya secara simultan dan terpadu saling memberikan pengaruh timbal-balik dan tidak
dapat dipilah-pilah. Hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi masyarakat
dengan kualitas proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, menuntut adanya jalinan
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Jalinan hubungan yang
dimaksud, realisasinya bisa diwujudkan di dalam berbagai bentuk dan jalinan. Beberapa
bentuk atau cara yang telah dikenal, adalah: open door politics, atau pemberian kesempatan
kepada orang tua murid berkunjung ke sekolah untuk membicarakan masalah khusus yang
terjadi pada anaknya; home visiting atau kunjungan sekolah ke rumah murid; penggunaan
resources persons, kunjungan sekolah ke objek-objek tertentu di masyarakat, pertemuan
antara orang tua murid dan warga sekolah, serta pengadaan serta mengefektifkan fungsi
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Kelompok 2 Page 6
Kenyataan di Indonesia, dari sekian kelompok tersebut yang paling aktif peranannya
adalah masyarakat orang tua siswa. Sedangkan masyarakat terorganisasi dan masyarakat luas
sudah berperan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan namun masih belum optimal.
Perhatian orang tua itupun hanya ditujukan pada lembaga pendidikan tempat anaknya
bersekolah, sementara lembaga pendidikan yang lain di luar perhatiannya. Kelompok
terorganisasi di Indonesia yang bisa diajak kerjasama antara lain anggota kelompok dari
pengelola perusahaan, DPR, dewan pendidikan, komite sekolah, majelis madrasah, kelompok
layanan kesehatan, kelompok agama, pengelola televisi, radio, bank, kantor pos/giro, LSM,
dan sebagainya. Wujud kerjasama sekolah dengan kelompok terorganisasi di atas berupa
pemberian beasiswa, pembangunan gedung dan pembelian fasilitas sekolah, peningkatan
kemampuan kepala sekolah, guru dan pegawai sekolah (pelatihan, seminar dan lokakarya),
bantuan pengembangan pembelajaran, bantuan publikasi dan penayangan kegiatan sekolah.
Pelaksanaan kerjasama ini menuntut pihak sekolah lebih proaktif dalam menjalin kerjasama
sehingga kelompok terorganisasi yang ada mau dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan
kualitas sekolah. Sekolah juga perlu mewaspadai kemungkinan usaha-usaha negatif dari
kelompok yang bersedia diajak kerjasama, tetapi berusaha untuk mengeksploitasi keberadaan
sekolah serta berusaha mengeritik dan menyerang sekolah dengan tujuan untuk menjatuhkan
kebijakan sekolah. Misalnya suatu perusahaan bersedia menjadi donatur penyelenggaraan
suatu sekolah dengan syarat agar siswa mau menggunakan produk perusahaan tersebut,
sementara produk tersebut kalau dikonsumsi siswa dapat membahayakan perkembangannya,
dapat merusak masa depan siswa. Kalau terjadi usaha-usaha yang demikian maka pihak
sekolah, dalam hal ini pimpinan sekolah, perlu tanggap dengan cara menganalisis motif di
balik pemberian dana tersebut dan memecahkan masalahnya secara bijaksana. Peningkatan
kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik memerlukan
keserasian serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat pendidikan (lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat). Berbagai upaya perlu diusahakan dan dilakukan agar
program-program pendidikan dari setiap pusat pendidikan tersebut dapat saling mendukung
dan memperkuat satu dengan lainnya. Dalam lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai
hal (seperti perbaikan gizi, permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menjadi ladasan
untuk pelaksanaan pengembangan pendidikan selanjutnya di sekolah dan masyarakat. Pada
lingkungan sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan hubungan sekolah
dengan orang tua siswa, misalnya melalui organisasi orang tua siswa, kunjungan guru ke
rumah orang tua murid atau sebaliknya kunjungan orang tua murid ke sekolah, dan
sebagainya.
Kelompok 2 Page 7
Sementara itu, Unruh (1974) mengelompokkan masyarakat menurut hubungannya
dengan sekolah. Kelompok tersebut adalah: (1) Immadiate (pihak yang sangat cepat
berhubungan dengan sekolah yaitu siswa, guru, dan orang tua siswa); (2) Associated (pihak
yang tertarik pada sekolah); (3) Disassociated (pihak yang tidak tertarik dengan sekolah); dan
(4) Institusionalized (lembaga umum). Kehidupan manusia sejak lahir sampai akhir
hayat tidak dapat terlepas dari berbagai pengaruh yang berasal dari dalam maupun luar
dirinya. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat mengarah positif maupun negatif yang berasal dari
tiga lingkungan pendidikan (Tri Pusat Pendidikan) yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Sehingga lingkungan pendidikan berperan menjadi pusat berlangsungnya
pendidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Tri pusat pendidikan hanya
dapat dibahas terpisah-pisah secara teoritis, namun realitanya secara simultan dan terpadu
saling memberikan pengaruh timbal-balik dan tidak dapat dipilah-pilah. Peningkatan
kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik memerlukan
keserasian serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tri pusat pendidikan. Sekolah tidak
akan bisa melaksanakan kegiatan pendidikannya dengan lancar tanpa adanya dukungan dan
keterlibatan dari masyarakat. Sehingga pihak sekolah hendaknya mampu menganalisis
kelompok masyarakat mana yang bisa dilibatkan dalam mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan program pendidikan di sekolah. Kreativitas pihak sekolah/pengelola
pendidikan dalam hal ini sangat diperlukan untuk menjalin kerjasama sekolah dengan
lingkungan keluarga/orang tua siswa dan lingkungan masyarakat di sekitar sekolah.
Kelompok 2 Page 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat
istiadat, tempat tinggal dan yang lainnya yang dapat memberikan penjelasan serta
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang
lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah.
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian bahan
maupun dalam segi penulisan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca agar karya tulis ini bisa menjadi berguna bagi pendidikan di Indonesia.
Kelompok 2 Page 9
Daftar Pustaka
Depdikbud; 1982/1983 ; materi dasar pendidikan program Akta Mengajar V
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
La Sulo, Sulo Lipu. 1990. Penelaahan Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP IKIP Ujung
Pandang.
Kelompok 2 Page 10