Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing:

Anggar Titis Prayitno, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Alfin Muhammad Restu


2. Anjania Febi Utami
3. Nilam Agustin
4. Nirma Sintia

Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS KUNINGAN
Jl. Tjut Nyak Dhien N0. 36 A Cijoho-Kuningan
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
puji syukur kepada Allah SWT kami ucapkan atas selesainya makalah yang berjudul
“Lingkungan Pendidikan” ini. Tanpa ridho dari-Nya makalah ini tidak akan cepat
terselesaikan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah
membimbing dan mengajarkan mata kuliah Pengantar Pendidikan ini serta pihak-pihak yang
bersangkutan yang telah membantu sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena
itu saran dan kritik dari semua pihak, khususnya rekan kelas menjadi harapan bagi kami guna
perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat
ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca aamiin ya robbal
‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kuningan, 30 September 2019

Penulis

Kelompok 2 Page i
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I. Pendahuluan ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 1
BAB II. Pambahasan ........................................................................................................... 2
A. Pengertian ............................................................................................................... 2
B. Fungsi Lingkungan Pendidikan ............................................................................. 2
C. Tripusat Pendidikan ................................................................................................ 3
D. Hubungan Sekolah dengan tripusat pendidikan ...................................................... 6
Bab III. Penutup .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 10

Kelompok 2 Page ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang
lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan
menyangkut masalah lingkungan dimana pHuendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah,
dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut wama dan corak
institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara
menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga
pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan
bagi generasi muda.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal
(sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai
hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar
lingkungan formal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari lingkungan pendidikan ?
2. Apa saja yang termasuk kedalam Fungsi lingkungan pendidikan ?
3. Apa saja yang termasuk kedalam Tripusat Pendidikan ?
4. Bagaimana Hubungan sekolah dengan Tripusat Pendidikan ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi lingkungan pendidikan
3. Untuk mengetahui apa itu Tripusat pendidikan beserta macam-macamnya
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sekolah dengan tripusat pendidikan

Kelompok 2 Page 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Pengertian Lingkungan Menurut para ahli :
1. Sartain menjelaskan bahwa Lingkungan ialah meliputi semua kondisi dalam dunia yang
dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan dapat pula dipandang sebagai
mengyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
2. Mohammad Surya, lingkungan adalah segala hal yang merangsang individu sehingga
individu turut terlihat dan mempengaruhi perkembangannya.
3. Zakiah Daradjat, dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal, adat-istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam.
Pengertian pendidikan dari berbagai sudut pandang :
1. Pengertian pendidikan dalam bahasa arab tarbiyah dari sudut pandang etimologi berasal
dari tiga kelompok kata yaitu:
a. Rabaa yarbu yang berarti bertambah atau bertumbuh
b. Rabia yarba yang berarti menjadi besar
c. Yarba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga, dan
memelihara.
2. Kata pendidikan menurut Ahmad tafsir adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh
seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian lingkungan pendidikan adalah segala
sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal dan yang lainnya yang
dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi,
baik nilai insaniyah dan ilahiyah.

B. FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


1. Fungsi pertama

Lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan


berbagai lingkungan sekitarnya baik fisik, social dan budaya terutama berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal. Penataan
lingkungan pendidikan ini dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien
dan efektif.

Perkembangan manusia dari interaksinya dengan lingkungan sekitar akan berjalan


secara alamiah, tetapi perkembangan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan
pendidikan atau bahkan menyimpang darinya. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk
mengatur dan mengendalikan lingkungan sedemikian rupa agar mempunyai orientasi pada
tujuan – tujuan pendidikan.

Kelompok 2 Page 2
2. Fungsi kedua

Lingkungan pendidikan adalah mengajarkan tingkah laku umum dan untuk


menyeleksi serta mempersiapkan peranan – peranan tertentu dalam masyarakat. Hal ini
karena masyarakat akan berfungsi dengan baik jika setiap individu belajar berbagai hal, baik
pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda – beda.

Dalam menjalankan kedua fungsinya , lingkungan pendidikan haruslah digambarkan


sebagai kesatuan yang utuh diantara berbagai ragam bentuknya. Untuk mencapai tujuan –
tujuan pendidikan secara menyeluruh masing – masing lingkungan mempunyai andil dalam
mencapainya ( Tirtahardjha,2004).

C. TRIPUSAT PENDIDIKAN

Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Ki Hajar
Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan : “Didalam hidupnya
anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting
baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”. Dari kedua
pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003,
yang meliputi :
a) Pendidikan keluarga
b) Pendidikan sekolah
c) Pendidikan masyarakat

1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ).
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
 Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
 Menjamin kehidupan emosional anak
 Menanamkan dasar pendidikan moral
 Memberikan dasar pendidikan sosial.
 Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

Kelompok 2 Page 3
2. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal.

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan


pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan


kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
diantaranya sebagai berikut:
 Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
 Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau
tidak dapat diberikan di rumah.
 Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan.
 Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah,
dan sebagainya.

3. Masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan


keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai beberapa
waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan.

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
 Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
 Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
 Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),
maupun yang dimanfaatkan (utility).

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan
yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan
timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang
lain.keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah
sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat
merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus.

Kelompok 2 Page 4
Fungsi Tripusat yaitu sebagai berikut:

 Fungsi Keluarga
1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak - kanak. Pengalaman pada masa
kanak – kanak akan memberikan warna pada perkembangan berikutnya.
2. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk
tumbuh dan berkembang.
3. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral melalui keteladanan yang
ditunjukan orang tua.
4. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong sehinga tumbuhlah kehidupan
damai dan sejahtera.
5. Keluarga berperan dalam membentuk dasar – dasar beragama bagi anak dalam rangka
pembentukan anak sebagai manusia religious.
6. Kelurga sebagai lingkungan yang dapat menumbuhkan inisiatif, kreativitas, kehendak,
emosi dan tanggung jawab.

 Fungsi Sekolah
1. Menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan semua
bidang studi sesuai dengan tahapan perkembangan untuk memiliki kemampuan secara
kognitif, afektif dan psikomotor agar mampu menolong dirinya sendiri dan masyarakat.
2. Mengembangkan sikap sosial dan gotong royong, toleransi, dan demokrasi dalam
rangka menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk social.
3. Membina watak anak melalui bidang studi yang relevan sehingga mampu menampilkan
dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.
4. Menumbuhkembangkan anak sebagai makhlik yang religious.
5. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu mensejahterakan dirinya
sendiri dan bersama orang lain mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan
Negara.
6. Berfungsi konservatif (tradisional), inovatif, elektif dalam mempertahankan dan
memelihara kebudayaan dan melakukan pembaharuan.

 Fungsi Masyarakat
1. Membantu menyelenggarakan pendidikan baik yang dilembagakan maupun tidak.
2. Membantu dalam penyediaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana.
3. Menyediakan lapangan kerja dan membantu mengembangkan profesi baik langsung
maupun tidak.

Kelompok 2 Page 5
D. Hubungan Sekolah Dengan Tri Pusat Pendidikan

Tri pusat pendidikan hanya dapat dibahas terpisah-pisah secara teoritis, namun
realitanya secara simultan dan terpadu saling memberikan pengaruh timbal-balik dan tidak
dapat dipilah-pilah. Hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi masyarakat
dengan kualitas proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, menuntut adanya jalinan
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Jalinan hubungan yang
dimaksud, realisasinya bisa diwujudkan di dalam berbagai bentuk dan jalinan. Beberapa
bentuk atau cara yang telah dikenal, adalah: open door politics, atau pemberian kesempatan
kepada orang tua murid berkunjung ke sekolah untuk membicarakan masalah khusus yang
terjadi pada anaknya; home visiting atau kunjungan sekolah ke rumah murid; penggunaan
resources persons, kunjungan sekolah ke objek-objek tertentu di masyarakat, pertemuan
antara orang tua murid dan warga sekolah, serta pengadaan serta mengefektifkan fungsi
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

Sedangkan secara umum menurut Indrafachrudi, teknik penyelenggaraan hubungan


sekolah dengan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik: (1)
Pertemuan kelompok, berupa seminar, lokakarya, sarasehan, dsb. Ragam unsur masyarakat
yang dilibatkan di dalam kegiatan ini tergantung dari tema yang sedang dibahas. (2) Tatap
muka, pihak sekolah dapat memanggil orang tua siswa yang bermasalah atau siswa yang
memiliki kemampuan lebih, yang perlu pembinaan bersama agar kemampuannya dapat
berkembang secara maksimal. (3) Observasi dan partisipasi masyarakat terhadap
pelaksanaan pendidikan di sekolah, agar masyarakat tersebut mengetahui secara langsung
hambatan dan faktor pendukung penyelenggaraan pendidikan, mengetahui keberhasilan
sekolah, sehingga diharapkan bersedia membantu pelaksanaan pendidikan di sekolah. dan (4)
Surat menyurat dengan berbagai pihak yang dapat dikaitkan dengan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Seiring dengan perkembangan teknologi, sekolah dapat menerapkan
teknik ini dengan menggunakan alat-alat komunikasi berupa telepon, fax, internet, e-mail,
dsb.
Dengan adanya kerja sama tersebut, para guru akan dapat memperoleh keterangan-
keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan sifat anak-anaknya yang sangat besar
gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan pendidikan terhadap murid-muridnya.
Sebaliknya, orang tua juga memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal
mendidik anak-anaknya sehingga dapat mengetahui kesulitan-kesulitan manakah yang sering
dihadapi anak-anaknya di sekolah. Orang tua dapat mengetahui apakah anaknya itu rajin,
malas, bodoh, suka mengantuk, atau pandai, dan sebagainya. Dengan demikian, orang tua
dapat menjauhkan pandangan dan pendapat yang keliru sehingga terhindarlah salah
pengertian yang mungkin timbul antara keluarga dan sekolah.

Maisyaroh (2003) mengelompokkan masyarakat secara umum, yaitu: (1) Masyarakat


orang tua, adalah gabungan dari orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu;
(2) Masyarakat yang terorganisasi dalam organisasi tertentu; dan (3) Masyarakat luas yang
terdiri dari individu-individu yang tidak terkait secara langsung terhadap penyelenggaraan
program pendidikan.

Kelompok 2 Page 6
Kenyataan di Indonesia, dari sekian kelompok tersebut yang paling aktif peranannya
adalah masyarakat orang tua siswa. Sedangkan masyarakat terorganisasi dan masyarakat luas
sudah berperan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan namun masih belum optimal.
Perhatian orang tua itupun hanya ditujukan pada lembaga pendidikan tempat anaknya
bersekolah, sementara lembaga pendidikan yang lain di luar perhatiannya. Kelompok
terorganisasi di Indonesia yang bisa diajak kerjasama antara lain anggota kelompok dari
pengelola perusahaan, DPR, dewan pendidikan, komite sekolah, majelis madrasah, kelompok
layanan kesehatan, kelompok agama, pengelola televisi, radio, bank, kantor pos/giro, LSM,
dan sebagainya. Wujud kerjasama sekolah dengan kelompok terorganisasi di atas berupa
pemberian beasiswa, pembangunan gedung dan pembelian fasilitas sekolah, peningkatan
kemampuan kepala sekolah, guru dan pegawai sekolah (pelatihan, seminar dan lokakarya),
bantuan pengembangan pembelajaran, bantuan publikasi dan penayangan kegiatan sekolah.
Pelaksanaan kerjasama ini menuntut pihak sekolah lebih proaktif dalam menjalin kerjasama
sehingga kelompok terorganisasi yang ada mau dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan
kualitas sekolah. Sekolah juga perlu mewaspadai kemungkinan usaha-usaha negatif dari
kelompok yang bersedia diajak kerjasama, tetapi berusaha untuk mengeksploitasi keberadaan
sekolah serta berusaha mengeritik dan menyerang sekolah dengan tujuan untuk menjatuhkan
kebijakan sekolah. Misalnya suatu perusahaan bersedia menjadi donatur penyelenggaraan
suatu sekolah dengan syarat agar siswa mau menggunakan produk perusahaan tersebut,
sementara produk tersebut kalau dikonsumsi siswa dapat membahayakan perkembangannya,
dapat merusak masa depan siswa. Kalau terjadi usaha-usaha yang demikian maka pihak
sekolah, dalam hal ini pimpinan sekolah, perlu tanggap dengan cara menganalisis motif di
balik pemberian dana tersebut dan memecahkan masalahnya secara bijaksana. Peningkatan
kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik memerlukan
keserasian serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat pendidikan (lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat). Berbagai upaya perlu diusahakan dan dilakukan agar
program-program pendidikan dari setiap pusat pendidikan tersebut dapat saling mendukung
dan memperkuat satu dengan lainnya. Dalam lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai
hal (seperti perbaikan gizi, permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menjadi ladasan
untuk pelaksanaan pengembangan pendidikan selanjutnya di sekolah dan masyarakat. Pada
lingkungan sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan hubungan sekolah
dengan orang tua siswa, misalnya melalui organisasi orang tua siswa, kunjungan guru ke
rumah orang tua murid atau sebaliknya kunjungan orang tua murid ke sekolah, dan
sebagainya.

Selanjutnya, sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan


masyarakat sekitarnya (seperti menerjunkan siswa ke masyarakat, mendatangkan nara sumber
dari masyarakat ke sekolah, dan sebagainya). Akhirnya lingkungan masyarakat
mengusahakan berbagai kegiatan atau program yang menunjang serta melengkapi program
pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah. Dengan adanya kontribusi tripusat
pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi tersebut, maka diharapkan akan
memberikan peluang untuk mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.

Kelompok 2 Page 7
Sementara itu, Unruh (1974) mengelompokkan masyarakat menurut hubungannya
dengan sekolah. Kelompok tersebut adalah: (1) Immadiate (pihak yang sangat cepat
berhubungan dengan sekolah yaitu siswa, guru, dan orang tua siswa); (2) Associated (pihak
yang tertarik pada sekolah); (3) Disassociated (pihak yang tidak tertarik dengan sekolah); dan
(4) Institusionalized (lembaga umum). Kehidupan manusia sejak lahir sampai akhir
hayat tidak dapat terlepas dari berbagai pengaruh yang berasal dari dalam maupun luar
dirinya. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat mengarah positif maupun negatif yang berasal dari
tiga lingkungan pendidikan (Tri Pusat Pendidikan) yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Sehingga lingkungan pendidikan berperan menjadi pusat berlangsungnya
pendidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Tri pusat pendidikan hanya
dapat dibahas terpisah-pisah secara teoritis, namun realitanya secara simultan dan terpadu
saling memberikan pengaruh timbal-balik dan tidak dapat dipilah-pilah. Peningkatan
kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik memerlukan
keserasian serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tri pusat pendidikan. Sekolah tidak
akan bisa melaksanakan kegiatan pendidikannya dengan lancar tanpa adanya dukungan dan
keterlibatan dari masyarakat. Sehingga pihak sekolah hendaknya mampu menganalisis
kelompok masyarakat mana yang bisa dilibatkan dalam mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan program pendidikan di sekolah. Kreativitas pihak sekolah/pengelola
pendidikan dalam hal ini sangat diperlukan untuk menjalin kerjasama sekolah dengan
lingkungan keluarga/orang tua siswa dan lingkungan masyarakat di sekitar sekolah.

Kelompok 2 Page 8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat
istiadat, tempat tinggal dan yang lainnya yang dapat memberikan penjelasan serta
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang
lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah.
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian bahan
maupun dalam segi penulisan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca agar karya tulis ini bisa menjadi berguna bagi pendidikan di Indonesia.

Kelompok 2 Page 9
Daftar Pustaka
Depdikbud; 1982/1983 ; materi dasar pendidikan program Akta Mengajar V

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

La Sulo, Sulo Lipu. 1990. Penelaahan Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP IKIP Ujung
Pandang.

Abdul Rahmat. Pengantar Pendidikan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:

Manajemen Qolbun Salim, 2010

Kelompok 2 Page 10

Anda mungkin juga menyukai