1. Pengertian Prosedur penanganan specimen merupakan suatu kebijakan yang dibuat petugas dan pimpinan laboratorium
yang memuat cara dalam penerimaan permintaan laboratorium , pemberian identitas, pengambilan sampel,
preparasi sampel dan penyimpanan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang di minta
2. Tujuan Untuk menghindari kesalahan pada tahap pra analitik
3. Kebijakan Prosedur penanganan specimen dilakukan oleh petugas laboratorium
4. Prosedur
A. PENERIMAAN PERMINTAAN LABORATORIUM
Periksa kembali macam-macam pemeriksaan dan tanyakan pada pasien
Catat nama, no CM,umur, alamat tanggal pemeriksaan, dan nama dokter pengirim, pemeriksaan
lab yng diminta, keterangan klinis/ diagnosis, nama petugas sampling pada buku register
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
Pengambilan specimen berdasarkan jenis pemeriksaan yang di minta
Untuk pasien rawat inap pengambilan sampel dapat dilakukan perawat bangsal atau petugas
sampling laboratorium
Untuk pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas sampling laboratorium
Label tabung atau tempat specimen meliputi nama pasien, umur, no Cm
Kirim specimen ke masing-masing ruang ( hematologi, kimia klinik, urinalisa.
C. PREPARASI SAMPEL
1. Darah lengkap
Homogenisasi sampel dengan antikogulan
2. Serum
Darah dalam tabung tertutup tanpa antikogulan disentrifuge selama 15 menit
Pisahkan serum dengan bekuan
3. Urin
Pindahkan urine pada tabung reaksi
Segera dilakukan pemeriksaan urine
D. PENYIMPANAN SAMPEL
Darah lengkap dapat tahan selama 2 jam pada suhu kamar dan tahan selama 24 jam pada suhu
40C
Serum dapat bertahan 24 jam dalam suhu kamar,dan dapat bertahan sekitar 1 minggu pada suhu
40C dan bertahan 2-3 bulan pada suhu -200C
5. Unit Terkait 1. Ruang rawat inap
2. Rawat jalan
3. Instalasi gawat darurat
4. Insentif care unit
5. Kamar operasi OK
6. Laboratorium
SAMPLING DARAH
1. Pengertian Pengambilan sampel darah merupakan pengambilan specimen darah yang sesuai dengan permintaan
pemeriksaan laboratorium.
2. Tujuan Untuk menjamin sampel sesuai dengan permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Kebijakan Pengambilan darah untuk semua pasien yang akan diperiksa dengan instruksi dari dokter pengirim
4. Prosedur A. Alat Dan Bahan :
1. Spuit 3cc, 5cc
2. Kapas Alkohol
3. Torniquet.
4. Tabung K3EDTA, Tabung Clot Activator
B. Cara Kerja :
1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisikan pasien dalam keadaan nyaman, boleh dalam keadaan duduk atau berbaring
3. Ikat lengan atas dengan turniquet
4. Tangan Menggenggam
5. Cari Vena Kubiti, Desinfeksi dengan kapas alcohol
6. Setelah alcohol mengering tusukdengan spuit ( Jarum menghadap keatas)
7. Ambil 5cc untuk pemeriksaan kimia klinik atau seurologi
8. Ambil 2-3cc untuk pemeriksaan hematologi ( Darah Lengkap)
9. Tutup Bekas luka dengan kapas alcohol, tekan
10. Lepaskan jarum, alirkan darah ke tabung sesuai jenis pemeruksaan
11. Beri label, nama, Tanggal Lahir, no CM
5. Unit Terkait 1. Ruang Rawat inap
2. Rawat Jalan ( Poliklinik)
3. Instalasi Gawat Darurat ( IRD)
4. Intensif Care Unit ( ICU)
5. Kamar Operasi ( OK)
6. Laboratorium
PENGAMBILAN SAMPEL URINE
1. Pengertian Pengambilan sampel urin merupakan pengambilan specimen urine yang sesuai dengan permintaan
pemeriksaan laboratorium
2. Tujuan Untuk menjamin sampel sesuai dengan permintaan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakan Pengambilan specimen urine untuk semua pasien yang akan diperiksa dengan instruksi dari dokter pengirim
4. Prosedur a. Alat Dan Bahan :
1. Botol / wadah bermulut lebar, kering, steril dan tertutup rapat
2. Kapas alkocohol
b. Cara Kerja :
1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Memberikan botol/ wadah,pada pasien yang sudah diberi lebel nama, umur dan no CM
3. Memberi penjelasan tentang cara pengambilan sampel urine yaitu dengan cara mencuci alat
kelamin dulu , kemudian menampung urine pada pancaran tengah sebanyak 10cc ( pancaran
awal dan akhir tidak boleh digunakan)
4. Anjurkan pasien untuk menutup wadah urine dengan rapat setelah pengambilan urine
5. Serahkan pada petugas lab
1. Pengertian Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan darah dengan Antikoagulan EDTA menggunakan
impedans. Darah Diaspirasi melalui tube kapiler kemudian dihubungkan dengan cairan isotonik. Dua
elektroda ditempatkan di dalam dan di luar lubang yang dilalui dan arus menjadi satbil. Ketika sel darah
melalui lubang, tahann antar dua elektroda meningkat. Variasi ini kemudian diubah dalam bentuk impuls di
mana amplitudonya sebanding dengan volume sel
2. Tujuan Mengetahui kadar hemoglobin, jumlah leukosit, jumlah trombosit, jumlah hematokrit, jumlah eritrosit, dan
hitung jenis leukosit dalam darah.
3. Kebijakan Pengambilan darah untuk semua pasien yang akan diperiksa dengan instruksi dari dokter pengirim
4. Prosedur A. Alat dan Bahan :
1. Alat Otomatis Cell ( sysmex 500i)
2. Darah EDTA
3. Cairan Pencuci
4. Cairan isotonik
5. Cairan deterjen
6. Cairan limbah
B. Cara kerja :
1. Hidupkan Alat ( On )
2. Hidupkan monitor sampai layar siap
3. Tekan nomor dan masukkan identitas pasien
4. Kocok sampel sampai homogen
5. Letakkan tabung sampel d lokasi penghisap
6. Isap darah sambil menekan panel hijau di belakang daerah penghisap
7. Pindahkan sisa sampel
8. Tunggu hasil sampai keluar
NILAI RUJUKAN
Hemoglobin ( HB)
Pria : 14 - 16 gr/dl
Wanita : 12 - 14 gr/dl
Leukosit ( WBC) : 4000-11.000/mm3
Eritrosit ( RBC)
Pria : 4,5 - 5,5 juta/mm3
Wanita : 4,5 – juta/mm3
Trombosit ( Plt) : 150.000 – 450.000/mm3
Hematokrit ( Hct)
Pria : 40 – 48 vol%
Wanita : 37 – 43 vol %
Limfosit : 20 – 40 %
Granulosit : 20 – 40 %
5. Unit Terkait 1. Ruang Rawat inap
2. Rawat Jalan ( Poliklinik)
3. Instalasi Gawat Darurat ( IRD)
4. Intensif Care Unit ( ICU)
5. Kamar Operasi ( OK)
6. Laboratorium
PEMERIKSAAN LAJU ENDAPAN DARAH
METODA
Rapid test
CARA KERJA
Isaplah serum 40ul menggunakan mikropipet kedalam empat tempat/bagian diatas plat putih
Tambahkan masing-masing 1 tetes reagent
Salmonella typhy O
Salmonella typhy H
Salmonella paratyphi AO
Salmonella paratyphi AH
Campurkan tiap-tiap serum dengan menggunakan ujung pengaduk, lalu goyang- goyangkan
selama kurang lebih 1 menit. Kemudian amati reaksi aglutinasi pada masing-masing bagian
PENILAIAN
Aglutinasi ( -) : tes widal negative
Aglutinasi ( +) : tes widal positif, titer 1/40
Untuk hasil positive, lanjutkan dengan pengenceran ;
20ul serum + 1 tetes reagent pengenceran 1/80
10ul serum + 1 tetes reagent pengenceran 1/160
5ul serum + 1 tetes reagent pengenceran 1/320
10. Unit Terkait 1. Instalasi Gizi Ruang Rawat inap
2. Rawat Jalan ( Poliklinik)
3. Instalasi Gawat Darurat ( IRD)
4. Intensif Care Unit ( ICU)
5. Laboratorium
PEMERIKASAAN ALBUMIN
1. Pengertian Albumin merupakan suatu bagian dari protein yang berfungsi sebagai pengikat dalam proses pengangkutan
terhadap berbagai unsure didalam plasma
2. Tujuan Untuk menentukan kadar albumin dalam darah
3. Kebijakan Semua pasien yang datang untuk pemeriksaan dengan instruksi dokter.
4. Prosedur 1. ALAT
1. Fotometer BTS
2. Tabung reaksi 3 ml
3. Mikropipet 10-1000ul
2. SAMPEL
1. Serum,plasma EDTA/ heparin
2. Jumlah 100 ul
3. Stabilitas 15 -25 c selama 8 jam
Pada suhu 2-8 cselama 72 jam
Pisahkan smpel dari sel-sel ( centrifuge) dilakukan dalam 3-5 menit
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Reangent blanko Sampel / standar
Sampel / standar - 20ul
Reagent 1000ul 1000ul
- Campurkan dan inkubasi 10 menit pada suhu 20-25oC, isapkan pada alat dan jalankan sesuai prosedur
. baca pada panjng gelombang 546nm.
- Catat hasil
- Nilai normal ; 3,8 – 5,1gr/dl
1. Pengertian Asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme purine dan beredar dalam plasma sebagai Na-Urat yang di
buang melalui ginjal
2. Tujuan Untuk membantu diagnose pentakit gout dan batu ginjal
3. Kebijakan Berdasarkan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Namrole.
4. Prosedur A. Cara kering ( dengan menggunakan darah kapiler)
1. Siapkan alat dan stik Asam Urat
2. Usap ujung jari tengah pasien dengan alcohol 70% dan biarkan kering
3. Tujuk ujung jari tersebut dengan lancet steril dengan posisi tegak lurus. Buanglah tetesan darah
pertama keluar dengan menggunakan segumpal kapas kering dan tetesan darah berikutx
masukkan kedalam stik asam urat sesuai dengan volume yang diinginkan
4. Tunggu beberapa menit sampai hasil terbaca pada alat
5. Catat hasil
B. Cara basah ( dengan menggunakan dengan menggunakan darah vena)
1. ALAT
Fotometer BTS
Tabung reaksi 3 ml
Mikropipet 10-1000ul
2. SAMPEL
4. Serum,plasma EDTA/ heparin
5. Jumlah 20 ul
6. Stabilitas 15 -25 c selama 8 jam
Pada suhu 2-8 cselama 72 jam
Pisahkan smpel dari sel-sel ( centrifuge) dilakukan dalam 3-5 menit
3. CARA PEMERIKSAAN
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung reaksi
Sampel 20ul
Reagent 1000ul
1. Pengertian Gula darah adalah senyawa yang larut dalam plasma darah yang berasal dari makanan ( pada keadaan
tertentu dari infuse atau suntikan). Glikogeonesisi dan glukoneogenesis
2. Tujuan Mengetahui kadar glukosa dalam darah
3. Kebijakan Semua pasien yang datang untuk pemeriksaan dengan instruksi dokter
4. Prosedur A. Cara kering ( dengan menggunakan darah kapiler)
1. Siapkan alat dan stik glukosa
2. Usap ujung jari tengah pasien dengan alcohol 70 % dan biarkan kering
3. Tusuk ujung jari tersebut dengan lancet steril dengan posisi tegak lurus. Buanglah tetes darah
pertama keluar dengan menggunakan segumpal kapas kering dan tetesan berikutnya masukkan
kedalam stikglukosa sesuai dengan volume yang diinginkan.
4. Tunggu beberapa menit sampai hasil terbaca pada alat tersebut.
5. Catat hasil
B. Cara basah ( dengan mengunakan darah vena )
1. Bahan pemeriksaan
Serum
2. Alat Dan Bahan
Clinipette 1000ul
Clinipette 20ul
Tabung reaksi
Alat fotometer
Reangent kolesterol
Pipet k dalam tabung reaksi
Sampel 10ul
Reangent 1000ul
1. Pengertian Kolesterol adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam batas-batas tertentu untuk kelangsungan
sel-sel tubuh
2. Tujuan Mengetahui kadar kolesterol dalam darah
3. Kebijakan Semua pasien yang datang untuk pemeriksaan dengan instruksi dokter
6. Pengertian HDL kolesterol adalah bagian dari kolesteroln yang dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler.
7. Tujuan Mengetahui kadar HDL kolesterol secara direct dalam darah
8. Kebijakan Semua pasien yang datang untuk pemeriksaan dengan instruksi dokter.
9. Prosedur 1. ALAT
1. Fotometer BTS
2. Tabung reaksi 3 ml
3. Mikropipet 10-1000ul
2. SAMPEL
1. Serum,plasma EDTA/ heparin
2. Jumlah 100 ul
3. Stabilitas 15 -25 c selama 8 jam
Pada suhu 2-8 cselama 72 jam
Pisahkan smpel dari sel-sel ( centrifuge) dilakukan dalam 30 menit
3. KONTROL
Jumlah : ≤ 5 ml
Stabilitas : 2-8c
Penyimpanan : pada suhu 2-8 c dalam lemari es sampai tanggal kadaluarsa
4. CARA PEMERIKSAAN
1. Keluarkan reagent b dan reagent a
2. Campurkan reagent a dan reagent b
Pipet ke dalam tabung
Sampel / standar 8ul
Reagent A 600ul
Reagent B 200ul
- Campurkan dan inkubasi 5 menit pada suhu 20-25oC, isapkan pada alat dan jalankan sesuai prosedur .
baca pada panjng gelombang 546nm.
- Catat hasil
- Nilai normal ;
HDL Cholesterol : > 60 mg/dl
11. Pengertian Creatinine adalah hasil peruraian d dalam otot dari enzyme tertentu phospho creatinine dengan ADP yang
di ubah menjadi creatinine dan ATP . larut dalam air merupakan waste product ( sampah) yang dibuang
melalui urine
12. Tujuan Untuk menilai, memantau, mendeteksi kemampuan fungsi ginjal
13. Kebijakan Semua pasien yang datang untuk pemeriksaan dengan instruksi dokter.
14. Prosedur 1. ALAT
1. Fotometer BTS
2. Tabung reaksi 3 ml
3. Mikropipet 10-1000ul
2. SAMPEL
1. Serum,plasma EDTA/ heparin
2. Jumlah 100 ul
3. Stabilitas 15 -25 c selama 8 jam
Pada suhu 2-8 cselama 72 jam
Pisahkan smpel dari sel-sel ( centrifuge) dilakukan dalam 30 menit
3. KONTROL
Jumlah : ≤ 5 ml
Stabilitas : 2-8c
Penyimpanan : pada suhu 2-8 c dalam lemari es sampai tanggal kadaluarsa
4. CARA PEMERIKSAAN
Pipet ke dalam tabung
Sampel / standar 100 ul
Reagent 1000ul
- Campurkan pada suhu 20-25oC, isapkan pada alat dan jalankan sesuai prosedur . baca pada panjng
gelombang 546nm.
- Catat hasil
- Nilai normal ;
Pria : 0,6 – 1,2 mg/dl
Wanita : 0,5 – 1,0
16. Pengertian SGOT ( Serum Glutamic Oxaloaecetic Transaminase) merupakan enzyme yang sering dijumpai dalam otot
jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan
pancreas.enzime AST ( Aspartat Aminotransferase) lebih sensitive untuk mendeteksi kerusakan otot dan
otot jantung dari pada kerusakan hAti
Prinsip pemerikasaan AST / SGOT :
Enzime AST sebagai katalisator menjadi reaksi seimbang
Kenaikkan kadar dari oxaloacetate menjadi indikasi reaksi yang di katalisasi oleh malate dehidrogenase
Aspartate + 2 – oxoglutarate AST oxalaceacetate + glutamate
Oxalatacetate + NADH + H+ Malate + NAD+
17. Tujuan Untuk mengetahui kadar enzyme SGOT dalam darah
18. Kebijakan Semua pasien yang datang untuk pemeriksaan dengan instruksi dokter.
19. Prosedur 5. PERSIAPAN
1. Pasien : sebaiknya berpuasa selama 10-12 jam sebelum pemeriksaan
2. Petugas laboratorium : Menggunakan alat Pelindung dirisebelum melakukan pemeriksaan
6. ALAT
4. Fotometer BTS
5. Tabung reaksi 3 ml
6. Mikropipet 10-1000ul
7. SAMPEL
4. Serum,plasma EDTA/ heparin
5. Jumlah 100 ul
6. Stabilitas 15 -25 c selama 8 jam
Pada suhu 2-8 cselama 72 jam
Pisahkan smpel dari sel-sel ( centrifuge) dilakukan dalam 30 menit
8. KONTROL
Jumlah : ≤ 5 ml
Stabilitas : 2-8c
Penyimpanan : pada suhu 2-8 c dalam lemari es sampai tanggal kadaluarsa
9. CARA PEMERIKSAAN
Pipet ke dalam tabung
Sampel / standar 100 ul
Reagent 1000ul
- Campurkan hingga homogen jagan sampai terjadi gelembung dan inkubasi 5 menit pada suhu 20-
25oC, isapkan pada alat dan jalankan sesuai prosedur . baca pada panjng gelombang 546nm.
- Catat hasil
1. Unit Terkait 1. Instalasi Gizi Ruang Rawat inap
2. Rawat Jalan ( Poliklinik)
3. Instalasi Gawat Darurat ( IRD)
4. Intensif Care Unit ( ICU)
5. Laboratorium
PEMERIKSAAN MALARIA
1. Pengertian Pemeriksaan parasit malaria adalah pemeriksaan darah penderita yang d duga malaria baik, secara
pemeriksaan mikroskopik ataupun pemeriksaan cepat dengan rapid diagnostic test ( RDT).
Penderitadinyatakan positive malaria dalam apabila pada pemeriksaan secara mikroskopik ditemukan
plasmodium sp dalam darahnyaatau apabilaRDT positive
2. Tujuan Menemukan dan mengidentifikasi parsit malaria di dalam sedian darah tepi
3. Kebijakan Pengambilan darah untuk semua pasien yang akan diperiksa
4. Prosedur A. Alat dan bahan
1. Blood lancet
2. Objek glass yang bersih, kering, dan bebas lemak
3. Larutan gymsa
4. Methanol
5. Emercy oil
6. Aquades
7. mikroskop
B. Lokasi
Pada orang dewasa biasanya pada ujung jari manis atau jari tengah di bagian tepi
Pada bayi atau anak kecil pada tumit atau ibu jari bagian pinggir
C. Metode pemeriksaan
Rapid test
Mikroskopis
1. Cara kerja
Cara pengambilan darah
1. Bersihkan ujung jari pasien dengan alcohol, biarkan kering
2. Tusuk dengan lancet steril sedalam 3mm, darah harus keluar dengan sendirinya tanpa
harus di peras
3. Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering, tunggu sampai darah keluar lagi
4. Sentuhkan tetesan tersebut pada 2 kaca objek. Kaca objek yng pertama dengan 2-3
tetesan darah. Kaca objek kedua dengan 1-2 tetesan darah. Tetesan kurang lebih 2cm
dari tepi kaca objek
Pembuatan sedian darah
a. Sedian darah tebal
1. Letakkan kaca objek pertama di atas meja dengan tetesan darah menghadap
keatas
2. Ambil kaca objek yang lain tempelkan ujungnya pada tetesan darah dan
berlawanan arah jarum jam sampai diameter 1cm
3. Biarkan diatas rak pengering nomor / kode pada sediaan
b. Sedian darah tipis
1. Letakkan kaca objek glass dengan tetesan darah kapiler dengan tetesan darah d
sebelah kanan dan menghadap ke atas
2. Pegang dengan tngan kanan kaca pengeser dan letakkan sisi pendeknya di
sebelah kiri dari tetesan darah
3. Kemudian gerakkan ke arah tetesan sehingga mengenai tetesan darah tersebut
4. Setelah menyentuh sisi pendek kaca pengeser, darah menyebar pada sisi kaca
pengeser tersebut. Tunggu sampai darah mnyebar k seluruh sisi kaca pengeser
5. Geser segera kaca pengeser ke kiri dengan sudut 30-450 ( kaca pengeser jngan d
tekan )
6. Keringkan sedian dan beri nomor / kode sedian
7. Fiksasi dengannn menggunakan methanol selama ± 10 menit
Pewarnaan
1. Siapkan larutan gymsa dengan mencampur 3cc gymsa dan 97cc larutan buffer/
aquade
2. Tuangkan larutan gymsa dari tepi hingga menutupi seluruh permukaan objek
glass. Biarkan selama 30-45 menit
3. Tuangkan air bersih secara perlahan-lahan dari tepi objek glass sampai larutan
gymsa yng terbuang menjadi jernih.
4. Pada saat darurat dapat dipakai pewarnaan cepat dengan perbandingan 2 tetes
gymsa d tambah 1ml larutan buffer / aquades selama 15 menit
D. Pemeriksaan sedian darah
1. Sedian darah yang sudah kering diletakkan di bawah mikroskop
2. Teteskan 1 tetes emercy oil
3. Sedian darah di periksa dengan pembesaran 100x. carilah gambaran lapang pandang
4. Pemeriksaan di lakukan zig – zag. Pemeriksaan rutin darah tebal dinyatakan negative bila tidak
ditemukan parasit pada 200 lapang pandang
E. Nilai normal
Penemuan parasit malaria dilaporkan dengan menggunakan symbol sebagai berikut
1. Plasmodium falciparum hanya bentuk cincin dilaporkan : Pl.F
2. asitPlasmodium falciparum berbentuk cincin dan gamet : Pl. F+G
3. Plasmodium falciparum bentuk gamet : Pl. Fg
4. Plasmodium untuk semua stadium : Pl. v
5. Plasmodium : Pl. Mix
System perhitungan parasit secara sederhana :
1. + = 1 sampai 10 parasit dalam 100 lapang pandang
2. ++ = 11 sampai 100 parasit dalam 100 lapang pandang
3. +++ = 1 sampa 10 parasit dalam 1 lapang pandang
4. ++++ = > 10 parasit dalam 1 lapang pandang
6. Pengertian Urine analyzer adalah alat yang digunakan untuk membaca stik urine 10 parameter
7. Tujuan Sebagai pedoman bagi patugas unit laboratorium dalam menggunakan alat urinalizer
8. Kebijakan Pengambilan specimen urine untuk semua pasien yang akan diperiksa dengan instruksi dari dokter pengirim
9. Prosedur Alat dan bahan :
1. Alat urine analyzer ( Royto RT- 150)
2. Urine segar
3. Reangent strip
Cara kerja :
1. Petugas menyalakan USP, setelah beberapa menit kemudian nyalakan urinalizer dengan menekan
tombol power di belakang alat
2. Lakukan pemanasan alat selama ±5 menit
3. Tekan star kemudiann tempat stik akan keluar, letakkan stik pada tempatx lalu tekan tekan star,
tunggu hingga ± 60 detik, tempat stik akan masuk
4. Hasil pemeriksaan tampil di layar alat. Tekan print akan tercetak
5. Tekan cancel untuk kembali k posisi awal
6. Untuk mematikan alat, tekan tombol power di bagian belakang alat
Interpretasi hasil pengamatan
Nilai rujukan normal : berwarna kuning, jernih, dengan pH 5,6, bj 1.000, protein negative, glukosa
negative, urobilinogen negative, bilirubin negatip, keton negative, dan nitrit negatif
5. Pengertian Pemeriksaan urine rutin metode stip / combur test adalah pemeriksaan urine yang sangat praktis, dengan
cara mencelupkan strip ke dalam urine di tunggu beberapa saat langsung keluar hasil sebanyak 10
parameter.
6. Tujuan Sebagai Acuan langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan urin rutin metode strip
7. Kebijakan Pengambilan specimen urine untuk semua pasien yang akan diperiksa dengan instruksi dari dokter pengirim
8. Prosedur Persiapan alat dan bahan
1. Reagent stip urinalisis 10 U
2. Urine segar
3. Tabung reaksi
Cara kerja :
1. Siapkan urine dalam tabung reaksi
2. Ambil 1 strip urinalisis 10 U dari tempatx, cepat tutup kembali
3. Celupkan strip k dalam urine dengan posisi tegak lurus selama beberapa saat
4. Angkat dan simpan strip di atas tissue dengan posisi miring untuk membuang sisa kelebihan urine
yang menempel
5. Baca strip selama 2 menit
6. Bandingkan warna yang terjadi di stip dengan warns yang ad pada botol stip
Interpretasi hasil pengamatan
Nilai rujukan normal : berwarna kuning, jernih, dengan pH 5,6, bj 1.000, protein negative, glukosa
negative, urobilinogen negative, bilirubin negatip, keton negative, dan nitrit negatif
4. Unit Terkait 11. Ruang Rawat inap
12. Rawat Jalan ( Poliklinik)12122134567890
13. Instalasi Gawat Darurat ( IRD)
14. Intensif Care Unit ( ICU)
15. Laboratorium
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
1.Pengertian Pemeriksaan golongan darah A/B/AB/O adalah suatu prosedur unutk mengetahui jenis golongan darah
seseorang
2. Tujuan Untuk menentukan golongan darah seseorang
3. Kebijakan untuk semua pasien yang akan diperiksa dengan instruksi dari dokter pengirim
4. Prosedur A. Alat
1. Blood Lancet
2. Objek glass
3. Kapas alcohol
4. Sarung tangan
B. Bahan
Reagent Anti A, Anti B, Anti AB
C. Cara kerja
1. Beri penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Sterilkan daerah yang akan ditusuk
3. Tusuk daerah yang sudah disinfeksi dengan blood lancet
4. Teteskan darah pada slide dua tempat berbeda
5. Pada tetesan darah pertama tambahkan reangent Anti A
6. Pada tetesan darah kedua tambahkan reangant Anti B
7. Goyangkan slide beberapa saat
8. Baca hasil :
Golongan darah A : Terjadi Aglutinasi pada tetesan darah yang di campur reangent A
Golongan Darah B : Terjadi Aglutinasi pada tetesan darah yang di campur reangent B
Golongan Darah AB : Terjadi Aglutinasi pada pada semua tetesan yang d campur reangent
A dan B
9. Catat hasil pada buku register
5. Unit Terkait 1. Ruang Rawat inap
2. Rawat Jalan ( Poliklinik)
3. Instalasi Gawat Darurat ( IRD)
4. Intensif Care Unit ( ICU)
5. Laboratorium
DONOR DARAH
5. Unit Terkait
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
6. Pengertian Spesimen yang dirujuk Adalah specimen pemeriksaan yang tidak tersedia di rumah sakit karena
keterbatasan fasilitas
7. Tujuan Agar pemeriksaan specimen tetap dapat dilakukan dengan cepat sehingga dapat terlayani dengan baik
8. Kebijakan Pemeriksaan atas permintaan dokter
9. Prosedur 1. Petugas memberitahukan kepada keluarga tentang adanya pemeriksaan laboratorium / patologi
Anatomi ( PA) yang tidak bisa dilakukan di rumah sakit
2. Petugas meminta persetujuan keluarga pasien setelah menjelaskan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk pemeriksaan tersebut
3. Petugas menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan tidak ditanggung oleh
pihak rumah sakit/bpjs.
4. Bila pasien atau keluarga pasien setuju maka petugas mengambil sampel speciemen sesuai
dengan permintaan dokter
5. Spesiemen dapat diantar langsung oleh keluarga pasien / petugas penanggung jawab PA
6. Hasil pemeriksaan diserahkan ke dokter
10. Unit Terkait 1. Laboratorium
2. Ruang Operasi ( OK )
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI LAYANAN
(PERAWAT & PETUGS LAB)
No. Ditetapkan Oleh :
Dokumen :SOP/LAB/26/RSUD-N Direktur RSUD Namrole
No.
STANDAR
Revisi :
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OPERASIONAL
PROCEDURE (SOP) Tanggal
NAMROLE
Terbit : 01 September 2017
Jl. Mangga Dua - Namrole
SABAHA PATTAH, SKM
Halaman : 1/1 NIP. 19600527 198303 1 011
11. Pengertian Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk menanyakan hasil pemeriksaan
laboratorium dan di catat oleh perawat secara lengkap, akurat dan jelas.
12. Tujuan 1. Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium
2. Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perawat dan petugas laboratorium
3. Mengurangi kesalahan/ kekeliruan hasil pelaporan pemeriksaan laboratorium
4. Mengurangi kesalahan / kekeliruan dalam pemberian terapi
5. Meningkatkan keselamatan pasien
6. Terpeliharanya mutu pelayanan
7. Kebijakan PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
8. Prosedur 1. Identifikasi pasien sebelum menelpon ruang laboratorium dengan mencocokkkan kebenaran
identitas
2. Tanya nama pasien
3. Petugas meminta persetujuan keluarga pasien setelah menjelaskan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk pemeriksaan tersebut
4. Petugas menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan tidak ditanggung oleh
pihak rumah sakit/bpjs.
5. Bila pasien atau keluarga pasien setuju maka petugas mengambil sampel speciemen sesuai
dengan permintaan dokter
6. Spesiemen dapat diantar langsung oleh keluarga pasien / petugas penanggung jawab PA
7. Hasil pemeriksaan diserahkan ke dokter
9. Unit Terkait 3. Laboratorium
4. Ruang Operasi ( OK )
1. Pengertian Perlakuan terhadap produk sisa hasil pemeriksaan yang berbahaya dan berisiko bagi petugas
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas laboratorium untuk pemisahan limbah
3. Kebijakan Semua specimen dianggap sebagai bahan infeksius dan berbahaya
4. Prosedur 1. Sampah Medis
A. Sampah cair/ limbah cair ( sisa darah dan urine )
Sampah cair/ limbah cair sisa pemeriksaan berupa darah dan urine dibuang ke dalam
westafel yang telah terhubung dengan saluran pembuangan limbah rumah sakit.
Siram westafel hingga bersih.
B. Sisah padat
Sampah medis berbentuk padat yang beresiko menularkan penyakit, seperti tabung, strip
bekas pemeriksaan, handscun dan masker bekas, di tempatkan pada tempat khusus untuk
sampah medis yang sudah diberi tanda dan dilapisi plastic warna kuning
Apabila tempat sampah tersebut telah penuh plastic dilepaskan dari tempat sampah
kemudian diserahkan kepada petugas sanitarian
C. Bekas jarum suntik dan benda tajam
Sampah medis bekas jarum suntik dan benda tajam lainx di tempatkan pada box khusus
yang tetutup dan tebal,
Apabila box telah penuh, masukkan dalam plastic kemudian diserahkan ke petugas
sanitarian
2. Sampah Non Medis
Sampah non medis berupa kertas serta sampah lainnya yang tidak beresiko menularkan
penyakit, di tempatkan pada tempat yang telah dilapisi plastic berwarna hitam.
Apabila tempat sampah telah penuh plastic dilepas dari tempat sampah kemudian diserahkan
ke petugas sanitarian.
3. Unit Terkait 1. Laboratorium
2. Sanitarian