Deskripsi
Absorber merupakan alat yang membawa gas dan mengontakkannya dengan cairan, sehingga
kandungan zat kontaminan yang terdapat dalam gas akan terabsorb ke dalam cairan. Selama
penyerapan, kontaminan yang terabsorp dalam cairan akan berubah fasa menjadi cair [1].
Sistem packed column menggunakan kolom yang berupa padatan sebagai media untuk
mengontakkan gas dengan cairan[2]. Gas dengan cairan dikontakkan secara terus-menerus[2].
Packed column biasa digunakan untuk proses distilasi, absorpsi gas, maupun ekstraksi cair-
cair[2]. Gas dengan cairan dialirkan secara counter-current[2], dimana cairan akan dialirkan
melalui bagian atas packed-bed tower dan gas dialirkan melalui bagian bawah. Cairan dan gas
akan bertemu pada bed dan cairan akan mengabsorp zat-zat kontaminan yang terdapat dalam
gas dan mengubahnya menjadi fasa cair. Kemudian gas yang telah melewati bed dan telah
dibersihkan dengan cairan akan keluar sebagai gas yang bebas dari polutan.
Bed yang digunakan dapat berguna sebagai penghilang kontaminan seperti emisi gas korosif,
dan zat bau[1]. Sistem packed bed juga digunakan dalam kolom distilasi[1].
Kekurangan
Tahapan dalam proses lebih sedikit dibandingkan sistem lainnya, sehingga kurang efektif
dalam pemisahan gas[1]
Dapat menyebabkan Channeling yang harus dapat dikendalikan dengan mendistribusikan
ulang cairan[1]
Tidak dapat beroperasi pada laju alir yang terlalu tinggi atau terlalu rendah[1]
Tidak dapat beroperasi dengan cairan yang memiliki viskositas yang tinggi[1]
Bed harus selalu dalam keadaan basah agar dapat beroperasi[1]
Aplikasi dalam Industri dan Unit
Sistem packed column paling sering digunakan dalam pengendalian polusi udara, tetapi juga
digunakan dalam industry petrokimia, pangan, farmasi, industry kertas, maupun industry
dirgantara[1]. Salah satu aplikasi dalam industry petrokimia yaitu untuk penyerapan dan
penghilangan gas etilen dari ruang sterilisasi[1]. Gas etilen yang larut dalam air kemudian akan
dihidrolisis menjadi etilen glikol[1].
Gambar Alat
Packed bed tower pada pabrik ethanolamine (Copyright Sulzer Chemtech Ltd., Switzerland)[3]
Biofiltrasi
Deskripsi
Biofiltrasi adalah teknologi pengendalian pencemaran udara yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk menghilangkan secara zat bau dan bersifat polutan yang mudah
menguap yang terkandung dalam aliran udara limbah secara biologis. Mikroorganisme berada
di permukaan dan di film air tipis yang mengelilingi permukaan bahan biofilter. Selama proses
biofiltrasi, udara yang terkontaminasi dipompa perlahan melalui bahan biofilter [1]. Polutan akan
diserap oleh permukaan bahan saringan, dan diserap ke dalam film air. Mikroorganisme secara
biologis akan mengonsumsi bahan kimia, yaitu metabolisme polutan, menghasilkan energi,
biomassa, dan produk akhir metabolisme, terutama CO2 dan H2O[1]. Proses biofiltrasi
menghasilkan dekomposisi polutan tanpa menimbulkan hasil samping yang berbahaya.
Dalam biofilter, mikroorganisme, biasanya berupa bakteri atau jamur, akan menghhancurkan
emisi VOC (Volatile Organic Compounds) dengan cara biologis[2].
Kekurangan
Gas yang diumpankan tidak boleh mematikan mikroorganisme[2].
Diperlukan pengendalian suhu dan kelembapan yang tepat[2].
Efisiensi akan menurun jika aliran gas memiliki konsentrasi VOC yang besar[2].
Tidak dapat menguraikan beberapa senyawa organic yang memiliki tingkat adsorpsi atau
degradasi yang rendah[3].
Sumber kontaminan dengan emisi kimia yang tinggi akan memerlukan unit biofilter yang besar
atau area yang terbuka untuk memasang sistem biofiltrasi[3].
Aplikasi pada Industri dan Unit
Biofiltrasi kebanyakan digunakan pada industry kimia, pengolahan makanan dan pengolahan
air[2]. Biofilter paling sering digunakan untuk mengambil kembali bahan VOC (Volatile Organic
Compound)[2]. Biofilter juga digunakan untuk memisahkan zat amonia, nitrit, padatan organic
terlarut, CO2, padatan yang tersuspensi, dan menabah kandungan oksigen dalam gas[4].
Gambar Alat
Cyclone
Deskripsi
Cyclone merupakan alat yang menggunakan momen inersia untuk memisahkan partikel yang
berasal dari gas buang[1]. Alat ini hampir dapat ditemukan pada hampir seluruh industry.
Cyclone ditempatkan di bagian atap suatu instalasi atau di samping bangunan [2]. Ukuran
cyclone sangat bervariasi tergantung seberapa banyak gas buang yang harus dipisahkan,
semakin banyak gas buang yang dipisahkan maka ukuran cyclone harus semakin besar[1]. Skema
kerja alat ini yaitu ketika gas buang dimasukkan ke dalam cyclone, gas kemudian akan berputar
di dalam cyclone dan membentur dinding dalam cyclone[1]. Partikel debu yang lebih berat akan
membentur dinding dalam cyclone dan akan jatuh ke bawah menuju penampung debu.
Sedangkan komponen gas akan terbawa oleh pusaran yang terdapat pada cyclone dan
terangkat lalu keluar melalui bagian atas cyclone[1].
Kekurangan
Hanya dapat memisahkan partikel dengan ukuran tertentu, sehingga partikel debu yang
terlelu kecil akan terbawa bersama udara bersih melalui pusaran/vortex[1].
Hanya dapat memisahkan partikel yang benar-benar kering dan tidak lengket[1].
Gambar Alat
[1]
Dry Scrubber
Deskripsi
Dry scrubber merupakan salah satu jenis scrubber yang berperan untuk memisahkan
komponen yang berbahaya dari gas buang industry sebelum gas buang tersebut dibuang ke
lingkungan. Day scrubber merupakan jenis scrubber yang paling sering digunakan dalam pabrik,
dimana berperan sebagai pemisah gas yang bersifat asam yang dapat menimbulkan hujan asam
apabila gas tersebut dibuang secara langsung ke lingkungan, zat polutan yang terdapat dalam
gas dipisahkan dalam keadaan kering[1]. Pemisahan komponen yang berbahaya dalam dry
scrubber terjadi dalam 3 tahap, yaitu pendinginan gas, injeksi reagen, dan penyaringan[1].
Pada tahap pendinginan, gas buang didinginkan dalam sistem pendingin evaporatif untuk
memudahkan dalam pemisahan zat polutan dan beracun bagi lingkungan[1]. Setelah gas
didinginkan secara signifikan, tahap injeksi reagen dilakukan. Pada tahap inilah komponen-
komponen yang berbahaya bagi lingkungan dipisahkan dari gas buang. Zat reagen yang
digunakan umumnya yang bersifat kering (serbuk) karena sifat penetralannya yang baik,
biasanya reagen yang digunakan yaitu natrium bikarbonat[1]. Serbuk natrium bikarbonat
dicampurkan dengan reagen lainnya lalu dicampurkan dengan gas dengan cara dialirkan pada
tekanan tinggi. Reaksi kimia yang terjadi antara gas dan serbuk reagen reaksi kimia antara
reagen dengan gas buang akan mengurangi tingkat keasaman gas dan menghilangkan polutan-
polutan yang berbahaya bagi lingkungan[1]. Langkah terakhir yaitu menggunakan fabric filter
untuk menangkap serbuk reaktan yang telah bereaksi dengan gas buang[1].
Kekurangan
Sisa limbah/residu yang harus dibuang karena sebagian besar merupakan bahan-bahan yang
berbahaya[1].
Tidak dapat memisahkan seluruh kontaminan dari gas buang, seperti merkuri[1].
Gambar Alat
[3]
Electrostatic Precipitator
Deskripsi
Electrostatic precipitator merupakan salah satu jenis penyaring (filter) udara yang
menggunakan listrik statis untuk memisahkan asap dan partikel polutan dari asap buangan
sebelum keluar dari cerobong asap[1]. Alat ini sangat efisien dalam pengoperasiannya dan tidak
terlalu mempengaruhi aliran gas buang yang melewati alat ini.
Pengoperasian alat ini cukup sederhana. Pertama-tama, gas buang yang masih kotor dialirkan
menuju cerobong asap akan melewati 2 elektroda yang bergantung pada bentuk elektroda itu
sendiri, dapat berupa kawat logam, palang, atau pelat di dalam pipa cerobong asap itu
sendiri[1]. Kemudian salah satu elektroda dialirkan listrik dengan tegangan tinggi dan pelat akan
mendapat muatan listrik negative dan menyebabkan partikel dalam gas buang mendapat
muatan listrik negative. Pada saat yang bersamaan, elektroda yang lainnya mendapatkan
muatan listrik positif[1]. Akibatnya partikel-partikel pengotor pada gas buang yang telah
mendapat muatan negative akan tertaik menuju elektroda yang memiliki muatan positif[1]. Ini
karena apabila ada kedua jenis muatan listrik yang sama maka akan saling tolak-menolak, dan
apabila kedua muatan berbeda jenis maka akan saling tarik-menarik. Sesekali elektroda yang
telah terakumulasi harus dibersihkan agar dapat bekerja dengan optimal[1].
Kekurangan
Tidak terlalu fleksibel terhadap perubahan kondisi operasi[2].
Sidak dapat mengendalikan emisi gas[2].
Sangat bergantung pada resistivitas partikulat listrik[2].
Biaya investasi yang tinggi[2].
Proses instalasi sangat membutuhkan banyak ruang/lahan[2].
Aplikasi pada Industri dan Unit
Electrostatic precipitator kebanyakan digunakan pada pembangkit listrik yang menggunakan
batu bara sebagai bahan bakarnya[1]. Pada pembangkit listrik tenaga batu bara, partikel-
partikelpada gas buang akaan tertarik oleh elektroda dalam bentuk asap dan abu. Asap dan abu
yang dikumpulkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara dengan cara ini disebut sebagai fly
ash[1]. Tetapi ada juga industry yang memakai alat ini, diantaranya industry besi, baja, dan
logam, industry semen, industry gypsum, dan industry pengolahan batubara [3].
Gambar Alat
[3]
Fabric Filter
Deskripsi
Fabric filter (disebut juga baghouses dan bagfilters) merupakan alat untuk memisahkan partikel
dari gas dengan melewatkan udara kotor melalui lapisan kain[1]. Fabric filter merupakan alat
yang sangat efektif dalam pengumpulan debu yang terkandung dalam gas [1]. Fabric filter
menggunakan Cloth Bag sebagai media pengakap debu yang kemudian akan dimasukkan ke
dalam Bag House dengan bantuan hisapan dari Fan[2]. Ada beberapa jenis fabric filter
berdasarkan sistem pembersihan debu yang tertangkap oleh bag, antara lain; shaker bag filter,
yang menggunakan getaran (vibrasi) sebagai proses pembersihan debu dari bag[2]. Kemudian
ada reverse air filter, yang menggunakan udara bersih yang berasal dari fan untuk
membersihkan bag dari debu yang tertangkap[2]. Lalu ada Pulse Jet Bag Filter dimana proses
pembersihan bag cloth-nya menggunakan udara bertekanan yang disemburkan secara langsung
ke bag Cloth[2].
Kekurangan
Membutuhkan area yang relative luas[2].
Kain filter dapat rusak akibat adanya temperature yang terlalu tinggi atau bahan kimia yang
bersifat korosif[2].
Tidak dapat beroperasi pada kondisi basah[2].
Kain pada filter dapat lengket yang dapat berpotensi menimbulkan kebakaran[2].
Bag yang sudah tidak terpakai akan menjadi sumber polusi yang baru [2].
Gambar Alat
Membrane Filtration
Deskripsi
Membrane filtration merupakan metoda penyaringan menggunakan membrane dengan menekan bahan
yang akan disaring (biasanya berbentuk cairan) secara paksa menuju membrane agar partikel-partikel
pengotor dapat terperangkap dalam membrane. Membrane adalah lapisan tipis semi permeable yang
memisahkan zat ketika terdapat kekuatan dorongan digunakan zat tertentu untuk melintasi
membrane[1]. Ada berbagai jenis proses dalam membrane filtration, yaitu mikrofiltrasi (proses
pemisahan menggunakan membrane dengan ukuran pori 0,03-10 mikron), ultrafiltrasi (proses
pemisahan menggunakan membrane dengan ukuran pori 0,002-0,1 mikron), nanofiltrasi (proses
pemisahan menggunakan membrane dengan ukuran pori nominal 0,001 mikron), reverse osmosis
(proses yang berkebalikan dengan proses osmosis), dan elektrodyalisis (proses desalinasi membrane
dengan arus listrik AC)[1].
Kekurangan
Sangat rentan terhadap fouling (penumpukan/akumulasi partikel yang telah tersaring, sehingga dapat
menurunkan kemampuan membrane dalam penyaringan) sehingga sering membutuhkan backwashing
untuk membersihkannya[3].
Laju alir yang terlalu tinggi dapat merusak bahan sensitive pada membrane[3].
Biaya untuk peralatan pendukung yang tinggi[3].
Membutuhkan pengendalian dalam proses pembuatan membrane agar ukuran pori seragam di setiap
bagian membrane[2].
Gambar Alat
Modul Membran[3]
Selective Catalytic Reduction
Deskripsi
Selective Catalytic Reduction (SCR) adalah alat yang digunakan untuk penguraian gas pasca-
buang yang mampu mengurangi emisi NOx dari berbagai macam sistem pembuangan gas. SCR
adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi NOx dalam aliran gas buang, dengan
tingkat pengurangan emisi NOx hingga 95%[1].
Dalam sistem pembuangan gas pada kendaraan bermotor, teknologi SCR dirancang untuk
memungkinkan reaksi reduksi nitrogen oksida (NOx) terjadi dalam tekanan atmosfer dimana
udara luar akan teroksidasi oleh amonia yang terbentuk[2]. Disebut "selektif" karena
mengurangi kadar NOx yang menggunakan amonia sebagai reduktan dalam sistem katalis [2].
Reaksi kimia dikenal sebagai "reduksi" dimana DEF(Diesel Exhaust Fluid) adalah zat pereduksi
yang bereaksi dengan NOx untuk mengubah polutan menjadi nitrogen, air dan sebagian kecil
CO2[2]. DEF dapat dengan cepat dipecah untuk menghasilkan amonia dalam aliran knalpot [2].
Kekurangan
Untuk gas buang yang memiliki kandungan SO3 yang tinggi, proses harus dilakukan pada suhu
yang relative tinggi, agar tidak terjadi kondensasi[3].
Biaya pengadaan katalis yang besar[3].
Katalis dapat mengalami blocking dan poisoning akibat dari zat yang terdapat dalam gas
buang yang tidak dapat dikatalisis[3].
Biaya investasi yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan SNCR[3].
Gambar Alat
Diagram SCR dalam industri[3]
Wet Scrubber
Deskripsi
Wet scrubber merupakan alat yang berperan untuk memisahkan komponen yang berbahaya
dari gas buang industry sebelum gas buang tersebut dibuang ke lingkungan [1]. Wet scrubber
merupakan jenis scrubber yang menggunakan cairan (liquid) dalam penggunaannya, dimana
partikel polutan yang terdapat dalam gas buang akan menempel pada cairan yang
disemprotkan, dan akan jatuh ke bawah bersama dengan cairan yang akan menjadi lumpur
(sludge)[2]. Wet scrubber sangat efektif dalam menghilangkan zat polutan dalam gas hasil
pembakaran dalam industry. Ada beberapa jenis wet scrubber, yaitu spray tower, cyclone spray
chamber, venturi scrubber, dan orifice scrubber[3].
Kekurangan
Seringnya membutuhkan perawatan karena gas yang bersifat asam dapat meruak dinding
dalam scrubber jika terbuat dari bahan yang tidak tahan korosi[3].
Partikel yang terkumpul di wadah pengumpul di dasar scrubber dapat terkontaminasi dengan
zat lain dan tidak dapat di daur ulang[3].
Proses pembuangan partikel yang terpisah yang telah menjadi sludge membutuhkan biaya
yang besar[3].
Membutuhkan water make up untuk mengganti cairan yang ikut terbuang bersama dengan
sludge[3].
Membutuhkan power/daya yang besar karena efisiensi pemisahan tertinggi untuk partikel
padat hanya dapat dicapai pada nilai pressure drop yang tinggi yang kemudian berujung pada
tingginya biaya operasional[2].
Gambar Alat
[1]