Pembimbing :
dr. Prabaningrum Widyasmoro, Sp.N
Disusun Oleh:
Silvana Oktaviana G4A017042
Firdausa Dwi Ariyanti G4A017044
Dita Yulianti G4A017045
Nirmala Muflihatul K G4A017047
Hesti Tri Yuliani G4A017049
STASE KOMPREHENSIF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Silvana Oktaviana G4A017042
Dita Yulianti G4A017045
Firdausa Dwi Ariyanti G4A017044
Nirmala Muflihatul K G4A017047
Hesti Tri Yuliani G4A017049
Mengetahui,
Dokter Pembimbing,
2
I. LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Usia : 45 tahun
Alamat : Randegan RT 2/RW 3, Wangon
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan rumah makan
Tanggal masuk : 27 September 2019
Tanggal Periksa : 30 September 2019
B. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kiri
C. Anamnesa (alloanamnesis)
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Ajibarang diantar oleh keluarga pasien dengan
keluhan kelemahan anggota gerak kiri. Keluhan dirasakan sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan anggota gerak dirasakan perlahan-
lahan. Pasien awalnya mengeluhkan rasa kesemutan pada tangan dan kaki
sebelah kiri. Lama kelamaan pasien merasa tangan dan kakinya lemas dan
tidak dapat digerakkan. Pasien sempat terjatuh saat hendak mengendarai
motor karena kelemahan pada tangan dan kakinya tersebut. Pasien sadar dan
masih dapat berkomunikasi. Keluhan dirasa terus menerus dan tidak
berkurang dengan istirahat. Sebelumnya pasien merasa baik baik saja dan
tidak merasa ada keluhan apapun. Selain itu, pasien juga mengeluhkan muka
merot sebelumnya. Keluhan lain seperti penurunan kesadaran, nyeri kepala,
mual, muntah, kejang, demam, sesak, keringat dingin, pandangan ganda dan
gangguan pendengaran disangkal.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit yang sama : disangkal
3
b. Riwayat darah tinggi : disangkal
c. Riwayat penyakit gula : disangkal
d. Riwayat alergi : disangkal
e. Riwayat sakit ginjal : disangkal
f. Riwayat penyakit jantung : disangkal
g. Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
h. Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal
i. Riwayat Paraparese (+) selama 4 bulan saat usia 17 tahun post demam
tinggi
3. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat penyakit yang sama : disangkal
b. Riwayat darah tinggi : disangkal
c. Riwayat penyakit gula : disangkal
d. Riwayat asma : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai karyawan rumah makan sebagai juru masak. Pasien
tinggal di rumah bersama 2 orang anak dan istrinya. Istri pasien bekerja di
pabrik makanan sebagai buruh. Pasien mengatakan senang mengkonsumsi
gorengan dan jeroan. Pasien juga mengaku jarang berolahraga. Pembiayaan
kesehatan pasien menggunakan BPJS.
D. PemeriksaanFisik
Keadaan Umum : tampak lemah
Kesadaran : compos mentis (GCS : E4V5M6)
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72 kali/menit, reguler, isi cukup
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36.7 oC
4
Status Generalis
Mata : Konjungitva Anemis -/-, Sklera Ikterus -/-, Edema
palpebra -/-, Refleks pupil (+/+), Pupil bulat isokor
(3mm/3mm)
Pulmo : Suara dasar vesikuler +/+, RBK -/-, RBH -/-, WHZ -/-
Jantung : S1>S2, reguler, Suara tambahan (-)
Abdomen : Datar, supel, timpani, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+ ,Edema -/- , Capillary Refill < 1 detik
+/+ -/-
Status Neurologis
Sikap tubuh : lurus dan simetris
Gerakan abnormal :-
Kepala : mesocephal, ukuran normal
Leher : kaku kuduk (-), tanda meningeal (-)
Nervus Cranialis Kanan Kiri
N.II (N. Opticus)
Daya Penglihatan Normal Normal
Warna Normal Normal
N. III (N. Occulomotorius)
Ptosis - -
Gerak bola mata ke atas + +
Gerak bola mata ke medial + +
Gerak bola mata ke bawah + +
Ukuran Pupil 3 mm 3 mm
Bentuk Pupil Bulat Bulat
Refleks Cahaya Langsung Normal Normal
Refleks Cahaya Konsensual Normal Normal
N. IV (N. Trochlearis)
Gerak bola mata ke lateral-bawah + +
5
N. V (N. Trigeminus)
Menggigit + normal + normal
Sensibilitas wajah + normal + normal
N. VI (N. Abducens)
Gerak bola mata ke lateral + +
N. VII (N. Fasialis)
Kerutan kulit dahi + +
Kedipan mata + normal + normal
N. IX (N. Glossofaringeus)
N. X (N. Vagus)
N. XI (N. Asesorius)
6
Sikap bahu + normal + normal
Artikulasi + menurun
Tremor lidah -
RASA PROPRIOSEPTIK
1. Rasa getar: TDL/TDL
2. Rasa tekan: dbn/menurun
3. Rasa nyeri tekan: TDL/TDL
4. Rasa gerak dan posisi: TDL/TDL
RASA KORTIKAL
1. Stereognosis: TDL/TDL
2. Baragnosis: TDL/TDL
3. Pengenalan 2 titik: TDL/TD
7
Pemeriksaan Sistem Motorik dan Reflek
Atas Bawah Tangan
Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Pertumbuhan N N N N N N
Tonus N N N N N N
Kekuatan
- Fleksi 5 2 5 2 5 2
- Ekstensi 5 2 5 2 5 2
Reflek Fisiologis
- Bisep +2 +2
- Trisep +2 +2
Reflek Patologis
- Hoffman (-) (-)
- Tromner (-) (-)
- Babinski (-) (+)
8
Fungsi Motorik
Gerakan
Kanan Kiri
Ekstremitas superior Bebas Terbatas
Ekstremitas Inferior Bebas Terbatas
Tonus
Kanan Kiri
Ekstremitas superior Normal Normal
Ekstremitas inferior Normal Normal
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 27/9/2019
Pemeriksaan 27/9/2019 Nilai normal
Hemoglobin 14,6 11,2 – 17,3 g/dL
Leukosit 6780 2800 – 10600 U/L
Hematokrit 41,7 40 – 52 %
Eritrosit 5,06 4,4 – 5,9 juta/uL
Trombosit 357.000 150000 – 440000/uL
MCV 82,4
MCH 28,9
MCHC 35
RDW 12,7
MPV 9,3
Basophil 1
Eusinofil 4
Batang 0,0
Segmen 58,2
Limfosit 30
Monosit 7
Ureum 19 14,98 – 38,52 mg/dL
9
Kreatinin 1,25 0,7 – 1,3 mg/dL
GDS 102 <=200 mg/Dl
SGOT 23
SGPT 15
Natrium 143
Kalium 3,9
Klorida 106
F. Diagnosis
1. Diagnosis klinis : Hemiparese Sinistra et Parese N.VII dan N.XII
dextra (Hemiparese Alternans)
2. Diagnosis topis : Batang Otak
3. Diagnosis etiologis : Stroke Non Hemoragik
G. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. O2 2-3 LPM NK
b. IVFD Asering 20 tpm
c. Inj. Citicolin 2 x 500 mg IV
d. Inj Mecobalamin 1x500 mg IV
e. PO Clopidogrel 1x75 mg
f. PO Aspilet 1x80 mg
2. Nonmedikamentosa
a. Bed rest posisi semifowler (kepala elevasi 30o)
b. Monitoring keluhan pasien, tanda vital, keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
c. Diet lunak Tinggi Kalori Tinggi Protein
3. Edukasi
a. Edukasi pasien dan keluarga mengenai stroke, penyebab, rencana
tatalaksana, dan pencegahannya.
b. Edukasi mengenai faktor risiko stroke.
c. Edukasi mengenai pentingnya kontrol tekanan darah dan gula darah.
10
H. Usulan Pemeriksaan Penunjuang
1. Pemeriksaan Radiologi : CT-Scan
2. Pemeriksaan EKG
I. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad fungtionam : dubia ad malam
3. Ad sanationam : dubia ad malam
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun
darah pada parenkim otak, retina atau medulla spinalis, yang dapat
B. Klasifikasi
maupun trombosis.
3. Stroke in Evolution
waktu.
12
4. Completed Stroke
C. Etiologi
fungsi dan bentuk sel yang diikuti dengan kerusakan fungsi dan integritas
susunan sel yang selanjutnya terjadi kematian neuron (Caplan et al., 2009)
Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak,
bagian kiri atrium atau ventrikel. Penyakit jantung rheumatoid akut atau
atrium, infark kordis akut dan embolus yang berasal dari vena
13
dan stroke pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan
D. Faktor Risiko
didasari oleh berbagai macam faktor risiko. Ada faktor yang tidak
a. Usia
1,7%, usia 55-64 tahun 3,3%, 65-74 tahun 4,6 %, dan ≥ 75 tahun
negara di Eropa pada tahun 2000 sebesar 1,1 juta per tahun dan akan
menjadi 1,5 juta per tahun pada tahun 2025 (Ghani et al., 2016).
b. Jenis kelamin
14
Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol meningkat
sudah muncul pada kelompok usia muda yaitu 15-24 tahun dengan
menurun 32% setiap mengonsumsi 200 gram buah setiap hari dan
menurun 11% setiap mengonsumsi 200 gram sayuran setiap hari. Jadi
hazard ratio (HR) 0,65 (95% CI 0,44-0,98) pada subyek yang melakukan
aktifitas fisik dengan intensitas sedang sampai berat setelah 9,1 tahun
15
meningkatkan aktifitas fisik dan olahraga penting dalam manajemen
penderita stroke.
merokok dan risiko stroke. Perokok tiap hari berisiko 2-4 kali mendapat
sentral setelah dikontrol dengan faktor lain tetap berisiko stroke dengan
dianjurkan tekanan darah sistol <140 dan diastol <90 mmHg pada
populasi umum dan <130/80 mmHg pada diabetes dan subyek berisiko
16
(tidak berlebih) untuk mencegah hipertensi. Kira-kira sepertiga bagian
DM berisiko 2,96 kali (95% CI: 2,62 – 3,34) dibanding yang tidak DM.
dan kira kira 20% pasien diabetes akan meninggal akibat stroke.
E. Patofisiologi
terkait, yaitu :
17
1. Perubahan fisiologi pada aliran darah otak
aliran darah otak orang dewasa adalah +800 ml/menit atau 20%
oksigen +3,5 ml/100 gram otak/menit. Bila aliran darah otak turun
secara lengkap. Hanya 10% yang diubah menjadi asam piruvat dan
18
dihasilkan 2 mol Atp/mol glukosa. Adapun energi yang dibutuhkan
respon elektrik.
biokimiawi molekuler.
2005).
F. Penegakkan Diagnosis
19
1. Anamnesis
• Gangguan atensi
• Gangguan memory
2. Pemeriksaan Fisik
• Penurunan GCS
• Kelemahan motorik
• Defisit sensorik
• Gangguan otonom
20
• Gangguan neurobehavior
3. Pemeriksaan Penunjang
• EKG
• Doppler Carotis
• Transcranial Doppler
prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil
• Thorax foto
• Urinalisa
• Echocardiografi (TTE/TEE)
• DSA Serebral
G. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum :
21
- Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
- Manajemen nutrisi
b. Tatalaksana Spesifik
1033)
- Neurorestorasi / Neurorehabilitasi
c. Tindakan Intervensi/Operatif
22
d. Edukasi
selama perawatan
H. Prognosis
saraf.
23
- Talaksana emergensi (termasuk trombolisis intravena dan
fasilitas
TCD/TCCD
medis
24
III. PEMBAHASAN
1. Stroke non hemoragik terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah yang
memperdarahi otak. Kondisi yang melandasi timbulnya sumbatan ini adalah
perkembangan deposit lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini
disebut atherosclerosis. Deposit lemak dapat menyebabkan dua tipe
sumbatan, yaitu trombosis serebri dan emboli serebri. Sumbatan pembuluh
darah otak menimbulkan gangguan fungsi saraf akut yang timbul secara
mendadak dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang
terganggu. Oleh karena itu manifestasi klinik stroke dapat berupa
hemiparesis, hemiplegi, kebutaan mendadak, afasia, maupun gejala lain
sesuai daerah otak yang terganggu.
2. Faktor risiko yang terdapat pada pasien yaitu kebiasaan konsumsi gorengan,
jarang berolahraga dan hiperkolesterolemia. Hal-hal tersebut dapat
mengakibatkan atherosclerosis pada pembuluh darah, salah satunya adalah
pembuluh darah yang terdapat pada otak sehingga perfusi darah ke otak
terganggu.
3. Pasien didiagnosis SNH berdasarkan keluhan yang dirasakan dan
memenuhi skor siriraj untuk kriteria SNH, yaitu (2,5 x kesadaran) + (2 x
muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0.1 x tekanan darah diastolik) – (3 x
atheroma) – 12. Pada pasien ini didapatkan skor -2, sehingga pasien
didiagnosis SNH.
4. Hemiparese alternans adalah kelumpuhan atau kelemahan otot ekstremitas
kontralateral terhadap lesi di batang otak dengan kelumpuhan otot yang
disarafi saraf otak ipsilateral setinggi lesi.
5. Pemberian aspilet dan clopidogrel sebagai trombolitik dan anti-platelet
berfungsi untuk menurunkan agregasi platelet dan menghambat
pembentukan trombus untuk mencegah perluasan daerah iskemik lebih
lanjut.
25