PENDAHULUAN
Pada dasarnya Kimia Analitik dibagi menjadi dua, yaitu : Kimia Analitik
Kualitatif dan Kimia Analitik Kuantitatif.
Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang
susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan; perubahan ini
disebut suatu reaksi kimia. Zat yang susunan telah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut “pereaksi”.
Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basa
(dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai pelarutnya adalah air),
dan cara kering. Dari kedua cara tersebut yang lebih penting adalah cara basah,
sehingga cara ini akan diuraikan lebih mendetail. Adapun keuntungan cara basah
terhadap cara kering adalah reaksi dapat terjadi dengan cepat, lagipula relatif lebih
mudah dikerjakan. Perubahan – perubahan yang terjadi dengan cara ini anatara
lain : terjadinya suatu endapan, terjadinya suatu perubahan larutan, atau
timbulnya suatu gas.
1
Dalam analisa secara kualitatif, reaksi – reaksi yang digunakan sebagian besar
adalah reaksi – reaksi : asam – asam, basah – basah dan garam –garam anorganik
dalam larutan air; adapun pelarut – pelarut lain jarang digunakan, kecuali untuk
keadaan – keadaan tertentu; oleh karenanya perlu diberikan pengertian umum dari
keadaan yang ada dalam larutan.
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum kimia analitik di semester dua ini adalah membantu
mahasiswa dalam praktikum di laboratorium ataupun dilapangan geologi sehingga
mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan suatu unsur dalam sebuah
singkapan dan batuan . selain itu dapat berguna dikehidupan/ dunia kerja nantinya
.
2
BAB II
PERCOBAAN
1. Gelas Ukur
2. Tabung Reaksi
3. Penjepit Tabung Reaksi
4. Labu Ukur
5. Pengaduk Gelas
6. Pipet Tetes
7. Erlenmenyer
8. Gelas Alroji
9. Pipa Bengkok
10. Gelas Piala
11. Corong
12. Pipet Gondok
13. Rak Tabung Reaksi
14. Statif
15. Buret
16. Pembakaran Spirtus
3
2.1.3 Laporan pengenalan alat laboratorium
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
4
No Nama Alat Gambar Fungsi
5
No Nama Alat Gambar Fungsi
6
2.2 Penyaringan Endapan
2.2.1 Dasar Teori
7
2.2.4 Laporan penyaringan endapan
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
8
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
9
2.3 Pembuatan dan Pengenalan Bau Gas NH3 dan Kertas Lakmus
2.3.1 Dasar Teori
Gas NH3 adalah gas yang dapat diketahui karena mempunyai bau, jadi
dapat diketahui karena tercium baunya (baunya tidak enak)
10
2.3.4 Laporan Pembuatan dan Pengenalan Bau Gas NH3 dan Kertas Lakmus
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
11
2.4 Analisis Anion
2.4.1 Dasar Teori
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion
dalam sampel.Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis
unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel.
12
uji coba anion hiddrogen karbonat
a) Didihkn NaHCO
b) Larutan tersebut ditambahkan CaCl2berlebih , terbentuk endapa putih
saring dan ambil fitratnya
c) Tambahkan filtrat dengan amoniak maka akan terbentuk endapan /
larutan menjadi keruh keputihan
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
13
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
14
2.5 Analisis Kation
2.5.1 Dasar Teori
Kation Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak, melebur pada
suhu 845oC. Kalsium membantuk kation kalsium (II) atau Ca2+ dalam larutan air.
15
2.5.4 Laporan Analisis Kation
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
16
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
Pengenceran dilakukan dengan cara membuat larutan standar dari larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui. Membuat larutan standar HCl 0,1 N dari Larutan
0,2 N
17
2.6.4 Laporan Pengenceran dengan Labu Ukur
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
18
BAB III
ANALISIS KUANTITATIF
Titrasi adalah salah satu cara analisis yang sering dilakukan dalam analisis
kuantitatif. Dalam titrasi ini digunakan larutan standar. Larutan standar yaitu
larutan yang diketahui Normalitasnya dengan pasti. Pada proses titrasi, ada dua
zat yaitu zat yang konsentrasinya sudah diketahui yang disebut larutan standar,
larutan ini dimasukan kedalam buret sebagai zat penetrasi. Zat yang kedua yaitu
zat yang dititrasi yang akan ditentukan Normalitasnya dan ditempatkan ke dalam
erlenmeyer.
1. Buret
2. Indikator phenolptalin
3. HCl
4. NaOH
5. Corong
6. Erlenmayer
7. Penyangga Buret
19
Catat berapa banyak volume titran yang keluar dari buret
Hitunglah normalitas larutan yang dititrasi menggunakan rumus titrasi
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
20
3.2 Penentuan Kadar Asam Cuka
Asam asetat, juga dikenal sebagai asam etanoat, adalah senyawa kimia
organik terbaik dikenal karena memberikan rasa asam pada cuka dan bau yang
tajam. Asam asetat adalah salah satu asam karboksilat paling sederhana (kedua-
paling sederhana, setelah asam format) dan memiliki rumus kimia CH3COOH.
1. Corong
2. Erlenmeyer
3. Buret
4. Penyangga Buret
5. Gelas Ukur
6. Pipet Tetes
7. Larutan asam cuka
8. NaOH
9. Indikator Pp
Ambil larutan asam cuka dengan pipet tetes sebanyak 40 ml dan masukan
kedalam labu ukur
Masukan larutan NaOH sebanyak 100 ml kedalam buret
Tambahkan indikator pp sebanyak 2 tetes kedalam larutan asam cuka dan
kocok
Lakukan titrasi tersebut dengan larutan standar NaOH sampai terjadi
perubahan warna pada larutan.
21
3.2.4 Laporan Penentuan Kadar Cuka
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
22
3.3 Standarisasi Larutan Natrium Hidroksida & Asam Oksalat
1. Gelas Arloji
2. Buret
3. Corong
4. Labu Ukur
5. Gelas Piala
6. Pipet Tetes
7. H2C204
8. NaOH
9. Indikator Pp
10. Aquades
23
Tambahkan larutan NaOH dengan aquades sebanyak 10 ml
Tambahkan 3 tetes indikator pp pada larutan tadi
Lakukan titrasi sampai berubah warna
Catat volume asam oksalat yang dibutuhkan untuk titrasi
Hitung konsentrasi NaOH dengan rumus V1N1=V2N2
Alat : Pertemuan Ke :
Bahan : Tanggal :
24
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat sebagai mana mestinya dengan
bentuk yang singkat. Atas pengertian dan kerjasama nya, saya ucapkan banyak
terima kasih.
Dadan Nugraha
29