Terdapat beberapa faktor risiko yang membuat seseorang berisiko tinggi terkena TBC otak, di
antaranya:
Anak balita
Penderita HIV
Orang yang mengalami gangguan gizi (malnutrisi)
Pengidap penyakit yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun
TBC otak umumnya ditandai dengan adanya riwayat tuberkulosis di paru, yang pada umumnya
memberikan gejala seperti batuk berdahak berkepanjangan, banyak keringat di malam hari, dan
berat badan yang menurun. Tak hanya itu, penderita TBC otak juga biasanya akan merasakan
keluhan lain berupa rasa letih, lemas, nyeri-nyeri otot, dan demam naik turun.
Penderita TBC otak kerap mengeluhkan sakit kepala dan kekakuan leher. Bahkan terkadang, tingkat
kesadaran penderita juga dapat ikut mengalami gangguan. Di samping itu, penderita juga akan
mengalami gangguan syaraf yang memberikan komplikasi berupa:
Kejang
Bicara meracau
Disorientasi
Gangguan penglihatan
Tangan dan/ atau kaki sulit digerakkan
Mulut mencong
Tremor
Bila seorang dokter mencurigai seseorang mengalami infeksi TBC otak, maka pemeriksaan lumbal
pungsi dan CT scan umumnya akan dilakukan.
Lumbal pungsi merupakan pemeriksaan untuk mengambil sampel cairan otak, dengan cara
menusukkan jarum pada tulang belakang. Pada penderita infeksi TBC otak, cairan otak akan terlihat
berwarna kuning dengan kadar glukosa rendah, kadar protein tinggi, dan banyak sel limfosit di
dalamnya.