Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS

BANJARAN KOTA TAHUN 2015

ABSTRAK
Salah satu upaya kesehatan masyarakat pengembangan yang dilakukan di
puskesmas adalah program pembinaan usia lanjut. Salah satu program yang
dilaksanakan adalah posyandu lansia. Beberapa faktor mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan posyandu lansia yaitu jarak dari rumah ke posyandu, dukungan
keluarga, serta peran serta kader. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015
berdasarkan jumlah posyandu lansia yang aktif. Penelitian dirancang secara
deskriptif analitik dengan metode potong lintang yang dilakukan dengan melihat
data pelaksanaan posyandu lansia, data diambil dari 14 posyandu lansia. Hasil
penelitian menunjukan di Desa Banjaran Kota jumlah posyandu lansia aktif 2 (25%),
tidak aktif 6 (75%), Desa Ciapus jumlah posyandu lansia aktif 1 (20 %), tidak aktif 4
(80%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum lebih banyak
jumlah posyandu lansia yang tidak aktif.

OVERVIEW OF POSYANDU IN BANJARAN HEALTH CITY 2015

ABSTRACT

One of the public health efforts undertaken development in health centers are
elderly coaching program. One of the programs implemented are Posyandu.
Several factors affect the successful implementation of Posyandu, the distance from
the house to the neighborhood health center, family support, as well as the
participation of cadres. The purpose of this study is to describe the implementation
of Posyandu in Puskesmas Banjaran Kota of the Year 2015 by the number of
Posyandu active. The study was designed as a descriptive analytic with cross
sectional method is done by looking at the data posyandu elderly, the data taken
from 14 Posyandu. The results showed in Desa Banjaran Kota number of Posyandu
active 2 (25%), inactive 6 (75%), Desa Ciapus number of Posyandu active 1 (20%),
inactive 4 (80%). From this study it can be concluded that in general the more the
number of Posyandu inactive.
Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.1 Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. 1
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.1 Upaya kesehatan
masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas 1

Upaya pengembangan yang berjalan dengan rutin di Puskesmas Banjaran


Kota yaitu pembinaan usia lanjut pada kelompok usia lanjut dan pelayanan
kesehatan usia lanjut dengan kegiatan Posbindu. Berdasarkan data tahun 2014
program pelayanan kesehatan usia lanjut belum mencapai target. Posbindu lansia
dibentuk bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut. Kegiatan yang dilaksanakan pada posbindu lansia yaitu
melakukan pemeriksaan fisik umum berupa pengukuran berat badan, tinggi badan,
tekanan darah dan penyuluhan tentang penyakit yang biasa terjadi pada pasien usia
lanjut. Keberhasilan pelaksanaan posyandu lansia dilihat dari meningkatnya
sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah orang masyarakat
lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya, berkembangnya jumlah
lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia,
berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga,berkembangnya jangkauan
pelayanan kesehatan bagi lansia dan penurunan daya kesakitan dan kematian akibat
penyakit pada lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai
pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas Banjaran Kota berdasarkan jumlah
posyandu lansia yang aktif.2

Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif
analitik dengan pendekatan secara potong lintang
Hasil

Pelaksanaan Posyandu Lansia Di Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015 adalah


sebagai berikut
Tabel 1 Pelaksanaan Posyandu Lansia di Puskesmas Banjaran Kota
Tahun 2015
Variabel Jumlah Persen

Posyandu Lansia Desa


Banjaran Kota
Aktif 2 25%
Tidak Aktif 6 75%
Posyandu Lansia Desa
Ciapus
Aktif 1 20%
Tidak Aktif 4 80%

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini didapatkan bahwa pelaksanaan posyandu lansia di


Puskesmas Banjaran Kota lebih banyak posyandu yang tidak aktif. Sumberdaya
manusia juga menjadi kendala karena hanya ada satu penanggung jawab yang
merangkap program dalam kegiatan lapangan puskesmas. Selain itu penyuluhan
dari pemegang upaya terhadap kader yang berada di RW yang belum meiliki
Posbindu belum optimal sehingga masih kurangnya kader yang terlibat dalam
kegiatan posyandu lansia.

Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan posyandu lansia yaitu umumnya


lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari posyandu lansia. Jarak rumah
dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau. Jarak posyandu yang dekat
akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami
kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan
faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Kurangnya dukungan keluarga untuk
mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu lansia.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat
bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar
lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha
membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.3
Keluarga, bagi lansia merupakan sumber kepuasan. Data yang diambil oleh
Henniwati (2008) terhadap lansia berusia 50, 60 dan 70 tahun di Kelurahan
Jambangan, menyatakan mereka ingin tinggal ditengah-tengah keluarga. Mereka
tidak ingin tinggal di Panti Werdha. Para lansia merasa bahwa kehidupan mereka
sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai kakek dan nenek, akan
tetapi keluarga juga dapat menjadi frustasi bagi lansia. Hal ini terjadi jika ada
hambatan komunikasi antara lansia dengan anak atau cucu, dimana perbedaan
faktor generasi memegang peranan. Kader Posyandu Lansia, Wahyuna (2008)
melakukan penelitian kader di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Ngawi.
Kader-kader tersebut hanya bertugas mencatat dan mengurusi masalah konsumsi
saja, selain itu kader juga bekerja tergantung perintah petugas kesehatan tanpa ada
pelatihan lebih lanjut sehingga peran kader dalam kegiatan tersebut belum optimal.
Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, baik dengan individu atau
kelompok maupun masyarakat, kader juga harus dapat membina kerjasama dengan
semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan posyandu, serta untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan lansia pada hari buka posyandu yaitu pendaftaran,
penimbangan, pencatatn/ pengisian KRS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan
sesuai kewenangannya dan pemberian PMT, serta dapat melakukan rujukan jika
diperlukan (Departemen Kesehatan RI, 2006).4

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah disimpulkan bahwa salah satu kendala
pelayanan usia lanjut masih belum mencapai target dikarenakan sumber daya
terbatas dan peran kader yang belum optimal dimana dapat terlihat dari kegitan
posyandu lansia yang hanya ada di tiga RW

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung beserta jajarannya, Kepala UPTD Banjaran, Kepala Puskesmas
Banjaran Kota, beserta seluruh petugas puskesmas yang telah membantu dan
membimbing selama di puskesmas, kepada pempimbing serta koordinator dan
seluruh dosen di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung atas ilmu yang telah diberikan.
Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
2. Subijanto, dkk. (2011). Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan
Kesehatan Lansia. Surakarta : Fakulas Kedokeran Universitas Sebelas
Maret. http://posyandulansia.pdf.co.id.
3. Latifah, Nurul. (2010). Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id
4. Maryam, RS dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medik

Anda mungkin juga menyukai