Nim:711335117017
Tugas!
Karakteristik Tinja
Menurut Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari
sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini
sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air
seni), serta zat-zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya. Perkiraan
komposisi tinja dapat dilihat pada tabel berikut (Soeparman, 2002):
Selain kandungan komponen-komponen di atas, pada setiap gram tinja juga mengandung
berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan/ tidak
menyebabkan penyakit.
Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang
menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (enteric or intestinal
disesases). Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun cacing-
cacing parasit. Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci
(enterococci) yang sering terdapat di saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh
manusia dan hewan-hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta
per gram (Soeparman, 2002)).
Dekomposisi Tinja
Proses penguraian (decomposition) pada tinja secara alamiah akan berlangsung, sehingga akan
berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan tidak mengganggu. Aktivitas utama dalam
proses dekomposisi tersebut adalah (Soeparman, 2002) :
1. Pemecahan senyawa organik kompleks, seperti protein dan urea, menjadi bahan yang
lebih sederhana dan lebih stabil.
2. Pengurangan volume dan massa (kadang-kadang sampai 80%) dari bahan yang
mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbon dioksida, amonia, dan nitrogen
yang dilepaskan ke atmosfer, bahan-bahan yang terlarut dalam keadaan tertentu meresap
ke dalam tanah di bawahnya.
3. Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak mampu hidup dalam
proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik di dalam massa yang tengah
mengalami dekomposisi.
Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktivitas bakteri dapat berlangsung
dalam suasana aerobik atau anaerobik. Proses anaerobik tersebut misalnya terjadi pada kakus air
(aqua privy), tangki pembusukan (septic tank), atau pada dasar lubang yang dalam. Atau dapat
pula terjadi secara aerobik, seperti pada dekomposisi tertentu. Di samping itu, dekomposisi dapat
terdiri lebih dari satu tahap, sebagian aerobik dan sebagian lagi anaerobik, tergantung pada
kondisi fisik yang ada. Sebagai contoh, proses anaerobik berlangsung dalam septic tank, effuent
cair meresap ke dalam tanah melalui saluran peresapan dan meninggalkan banyak bahan organik
pada lapisan atas tanah. Bahan organik itu diuraikan secara aerobik oleh bakteri saprofit yang
mampu menembus tanah sampai kedalaman 60 cm.