Anda di halaman 1dari 2

Nama:Jeniffer Capryati Paraeng

Nim:711335117017

MK;Pengolahan Limbah Cair (PLC)

Tugas!

Mencari materi tentang karakteristik dan komposisi tinja.

Tinja - Karakteristik dan Proses Dekomposisinya


Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari
proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus).
Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia
termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan,
keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya (Soeparman, 2002:11). Ekskreta manusia
(human excreta) yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan hasil akhir dari proses yang
berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh (Chandra, 2007:124).
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan
adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik
tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran
pencernaan (Azwar, 1995).

Karakteristik Tinja
Menurut Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari
sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini
sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air
seni), serta zat-zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya. Perkiraan
komposisi tinja dapat dilihat pada tabel berikut (Soeparman, 2002):

Perkiraan Komposisi Tinja tanpa Air Seni


Komponen Kandungan (%)
Air 66-80
Bahan organik (dari berat 88-97
kering) 5,7-7,0
Nitrogen (dari berat kering) 3,5-5,4
Fosfor (sebagai P2O5) (dari 1,0-2,5
berat kering) 40-55
Potasium (sebagai K2O) (dari 4-5
berat kering) 5-10
Karbon (dari berat kering)
Kalsium (sebagai CaO) (dari
berat kering)
C/N rasio (dari berat kering)

Kuantitas Tinja dan Air Seni


Tinja/Air Seni Gram/orang/hari
Berat Basah Berat Kering
Tinja 135-270 35-70
Air seni 1.000-1.300 50-70
Jumlah 1.135-1.570 85-140

Selain kandungan komponen-komponen di atas, pada setiap gram tinja juga mengandung
berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan/ tidak
menyebabkan penyakit.
Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang
menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (enteric or intestinal
disesases). Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun cacing-
cacing parasit. Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci
(enterococci) yang sering terdapat di saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh
manusia dan hewan-hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta
per gram (Soeparman, 2002)).

Dekomposisi Tinja
Proses penguraian (decomposition) pada tinja secara alamiah akan berlangsung, sehingga akan
berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan tidak mengganggu. Aktivitas utama dalam
proses dekomposisi tersebut adalah (Soeparman, 2002) :

1. Pemecahan senyawa organik kompleks, seperti protein dan urea, menjadi bahan yang
lebih sederhana dan lebih stabil.
2. Pengurangan volume dan massa (kadang-kadang sampai 80%) dari bahan yang
mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbon dioksida, amonia, dan nitrogen
yang dilepaskan ke atmosfer, bahan-bahan yang terlarut dalam keadaan tertentu meresap
ke dalam tanah di bawahnya.
3. Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak mampu hidup dalam
proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik di dalam massa yang tengah
mengalami dekomposisi.

Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktivitas bakteri dapat berlangsung
dalam suasana aerobik atau anaerobik. Proses anaerobik tersebut misalnya terjadi pada kakus air
(aqua privy), tangki pembusukan (septic tank), atau pada dasar lubang yang dalam. Atau dapat
pula terjadi secara aerobik, seperti pada dekomposisi tertentu. Di samping itu, dekomposisi dapat
terdiri lebih dari satu tahap, sebagian aerobik dan sebagian lagi anaerobik, tergantung pada
kondisi fisik yang ada. Sebagai contoh, proses anaerobik berlangsung dalam septic tank, effuent
cair meresap ke dalam tanah melalui saluran peresapan dan meninggalkan banyak bahan organik
pada lapisan atas tanah. Bahan organik itu diuraikan secara aerobik oleh bakteri saprofit yang
mampu menembus tanah sampai kedalaman 60 cm.

Anda mungkin juga menyukai