Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HIJRAH

A. Pengertian Hijrah

Hijrah menurut etimologi berasal dari bahasa arab ( ‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﺠ‬‫ ) ﻫ‬isim

masdar dari kata hajara-yahjuru-hajran ( ً‫ﺮﺍ‬‫ﺠ‬‫ ﻫ‬-‫ﺮ‬‫ﺠ‬‫ ﻬ‬‫ ﻳ‬-‫ﺮ‬‫ﺠ‬‫ ) ﻫ‬yang artinya

meninggalkan ( ‫ﻛَﻪ‬‫) ﺗَﺮ‬, memutuskan ( ‫ﻪ‬‫) ﻗَﻄَﻌ‬.1


Sedangkan hijrah menurut terminologi atau syara’ para ulama
memberikan definisi yang berbeda disebabkan karena banyaknya makna
yang terkandung dalam hijrah. Menurut Ahzami Samiun Jazuli definisi
hijrah secara syar’i yang layak dikaji adalah:
Pertama, menurut ar-Rāghib al-Asfahānī al-Hijru atau al-Hijran
yang artinya seseorang yang meninggalkan yang lainnya, baik secara fisik
perkataan, bahkan hati.2
Hijrah ialah perpindahan dari negeri kaum kafir atau kondisi
peperangan (dār al-kufri wa al-harbi) ke negeri muslim (dār al-Islām).
Ahzami Samiun Jazuli yang mengutip pendapat diatas yang kemukakan
oleh Ibn Arabi, Ibn Taimiyah dan Ibn Hajar. Menurut mereka negeri kafir
yaitu negeri yang dikuasai atau pemerintahannya dijalankan oleh orang-
orang kafir dan hukum yang dilaksanakan hukum mereka.
Ahzami Samiun Jazuli yang mengutip pendapatnya Ibn Taimiyah,
yaitu “sebuah negeri dikatakan sebagai dār al-kufri, dār al-iman dan dār
al-jasad bukan karena hakikat yang ada pada negeri itu, tetapi karena sifat
dari penduduknya. Suatu negeri yang dihuni oleh kaum mu’min yang
bertakwa, pada saat itu negeri tersebut adalah negeri para wali Allah.
Suatu negeri yang dihuni oleh kaum kafir pada saat itu negeri tersebut
adalah negeri kafir. Suatu negeri yang dihuni oleh kaum fasik, pada saat
itu negeri tersebut adalah negeri fasik. Jika penduduk negeri itu bukan

1
Ahmad Warson Al Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia, (Yogyakarta:
Pustaka Progresif, 1997), hlm.1489
2
Ar-Rāghib al-Asfahānī, Mu’jam Mufrodāt li al-Fāzh al-Qur’ān, (Beirūt: Dār al-Fikr,
2008), hlm. 568.

1
2

seperti yang disebutkan tadi, status negeri tersebut sesuai kondisi


penduduknya saat itu.3
Kedua, mendefinisikan hijrah yakni perpindahan dari negeri orang-
orang dzalim (dār al-zhulmi) ke negeri orang-orang adil (dār al-adli)
dengan maksud untuk menyelamatkan agama. Pendapat ini disetujui oleh
Ulama khalaf.4
Ketiga, pendapat ini dikemukakan oleh Ibn Arabi menyetujui
pendapat yang pertama yang telah dijelaskan, tetapi lebih cenderung
kepada makna yang lebih luas, yaitu sebagai berikut:5
a. Meninggalkan negeri yang diperangi menuju negeri Islam.
b. Meninggalkan negeri yang dihuni oleh ahli bid’ah.
c. Meninggalkan negeri yang dipenuhi oleh hal-hal yang haram,
sedangkan mencari yang halal ialah kewajiban tiap muslim.
d. Melarikan diri demi keselamatan jiwa dan harta.
Keempat, hijrah menurut orang-orang sufi adalah pergi untuk
mendekatkan diri dengan kebiasaan-kebiasaan baik, berbeda pendapat
untuk menganalisis suatu permasalahan, meninggalkan dosa-dosa dan
kesalahan, meninggalkan hal-hal yang menjauhkan diri dari kebaikan, dan
inilah posisi yang dialami oleh Nabi Ibrahim a.s.6
Dapat disimpulkan bahwa definisi hijrah adalah perpindahan baik
secara fisik atau non-fisik yang dilakukan oleh setiap orang untuk tujuan
yang lebih baik, halal, aman dan tentram dari keadaan sebelumnya.
B. Latar Belakang Hijrah
Untuk lebih detail dan jelas tentang perjalanan hijrah, maka dibagi
beberapa periode, yakni:
1. Hijrah para sahabat Nabi Muhammad ke Habasyah
Penindasan terhadap kaum muslimin pada pertengahan tahun ke-4
kenabian. Sebab, ketika itu orang-orang dari bangsa Arab Quraisy dan dari
bangsa Arab lainnya bertambah hari bertambah banyak yang menjadi

3
Ahzami Samiun Jazuli, Hijrah dalam Pandangan al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2006), hlm. 17.
4
Ibid., hlm. 18.
5
Ibid., hlm. 19.
6
Ibid., hlm. 17-20
3

pengikut Nabi saw., baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda pasti
mendapatkan penganiayaan dari kaum musyrikin.7 Pada mulannya tidak
seberapa, namun kemudian dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan
berubah menjadi keras, dan semakin menghebat pada pertengahan tahun
ke-5 kenabian seakan tidak ada tempat lagi bagi mereka di Makkah dan
memotivasi mereka untuk memikirkan cara meloloskan diri dari siksaan-
siksaan tersebut.8
Guna menghindari penindasan kaum musyrikin Makkah, Nabi saw.
mengusulkan, atau dalam riwayat lain mengizinkan pengikut-pengikut
beliau untuk mencari tempat yang aman di Habasyah (Ethiopia). Dan
ketika itu raja Najasyi (Negus), penguasa wilayah itu dikenal sebagi
seorang yang adil dan bijaksana.9
Beliau lebih suka dianiaya oleh kaum musyrikin Quraisy kota
Makkah, dari pada setiap hari melihat penganiayaan yang diderita oleh
para pengikut beliau. Oleh karena itu, beliau mengumpulkan para
pengikutnya, dan berkata:

‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺨْﺮ‬‫ﻣ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺟ‬‫ ﻓَﺮ‬‫ُ ﻟَﻜُﻢ‬‫ﻞَ ﺍ‬‫ﻌ‬‫ﺠ‬‫ﺘﱠﻰ ﻳ‬‫ ﺣ‬‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬‫ ﻋ‬‫ﺪ‬‫ ﺃَﺣ‬‫ﻈْﻠَﻢ‬‫ﻜًﺎ ﻟَﺎﻳ‬‫ﻠ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ ﻓ‬‫ ﻓَﺈِﻥ‬‫ﺔ‬‫ﺸ‬‫ﺒ‬‫ﺽِ ﺍﻟْﺤ‬‫ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺭ‬‫ﺘُﻢ‬‫ﺟ‬‫ﺮ‬‫ ﺧ‬‫ﻟَﻮ‬

. ‫ﻪ‬‫ﻴ‬‫ ﻓ‬‫ﺎ ﺃَﻧْﺘُﻢ‬‫ﻤ‬‫ﻣ‬


“Jika kamu pindah kenegeri Habsyah10, hal itu adalah lebih baik
karena disana ada seorang raja yang diwilayahnya tidak ada seorang
pun yang dianiaya, sehingga Allah menjadikan suatu masa yang penuh
kesenangan dan kepuasan kepada kamu daripada keadaan yang
seperti sekarang ini.

7
Moenawar Cholil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW., (Jakarta: Gema Insani
Press 2001), hlm. 263.
8
Shafiyyurahman al-Mubarakfury, Perjalanan Hidup Rasul Sang Agung Muhammad
SAW dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir, (Darussalam: PT Magatama Sofwa Pressindo,
2001), hlm. 123.
9
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi SAW Dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadits-
Hadits Shahih, (Tangerang: Lentera Hati, 20011), hlm. 359.
10
Negeri Habsyah adalah negeri yang sekarang dikenal dengan nama Abbesinia, yang
terletak dibenua Afrika. Gelar Raja Habasyah ialah Najasyi (Negus). Nama rajanya pada masa itu
ialah Ash-himah Bahri. Raja Habasyah dan sebagia besar rakyatnya waktu itu masih memeluk
agama Nasrani (Kristen).
4

Jumlah kaum muslimin yang berangkat hijrah ke Habasyah


berjumlah 15 orang, terdiri atas 10 orang laki-laki dan 5 orang perempuan:
1. ‘Utsmān bin ‘Affān dari Banī Umayyah
2. Abū Hudzaifah bin ‘Utbah bin Rabī’ah dari Banī ‘Abdu Syamsin
3. Abū Salāmah bin Abū Asad dari banī Makhzūm
4. Az-Zubair bin Awām dari Banī Asad
5. Mush’ab bin Umair dari Banī Abdul Dar
6. Abdurrahmān bin Aūf dari Banī Zuhran
7. Amīr bin Rabī’ah dari Banī ‘Adī bin Ka’ab
8. ‘Utsmān bin Madh’ūm dari Banī Jāmuh
9. Abū Sabrah bin Abī Rahmin dari Banī Amīr
10. Suhail bin Baidhā’ dari Banī Al-Hārits
11. Ruqoyyah binti Muhammad SAW (Istri ‘Utsmān bin ‘Affān)
12. Sahlah binti Suhail (istri Abū Huzaifah)
13. Ummu Salāmah binti Abu Umayyah (istri Abū Salāmah)
14. Laila bin Abī Khaltsamah (istri Amīr bin Rabī’ah), dan
15. Ummi Kultsūm (istri Abū Sabrah).
Hijrah ini disebut dalam kitab-kitab tarikh Islam dengan Hijratul
Ūlā (Hijrah yang Pertama). Menurut riwayat, mereka berangkat dari kota
Makkah pada permulaan bulan Rajab tahun ke-5 dari kenabian.
Sesampainya di sana mereka diterima dan dihormati dengan penghormatan
yang sebaik-baiknya oleh Raja Najasyi.11
Sebagian sejarawan, bahkan beberapa ulama dan penafsir al-
Qur’an menyatakan bahwa sebab kepulangan rombongan pertama kaum

11
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW., op. cit., Vol. I, hlm.
265-266.
5

muslimin yang berhijrah ke Habasyah adalah peristiwa al-Gharaniq12


itu.13
Dengan adanya undang-undang pemboikotan pemuka Quraisy
terhadap keluarga Bani hasyim dan Bani Muthalib yang akan mengadakan
pembelaan terhadap Nabi saw., terutama mereka yang belum ikut seruan
beliau, yang setiap hari menjaga diri Nabi dengan sangat ketat. Adapun
undang-undang pemboikotannya yakni:
1. Muhammad dan kaum keluarganya serta kaum pengikutnya tidak
diperkenankan untuk menikah dengan orang-orang Quraisy yang lain,
baik yang laki-laki maupun perempuan.
2. Kaum Quraisy tidak diperkanankan berjual beli barang apa saja dengan
Muhammad dan keluargannya serta pengikutnya.
3. Kaum Quraisy tidak diperkanankan menjalin persahabatan atau
pergaulan dengan Muhammad dan keluargannya serta pengikutnya.
4. Kaum Quraisy tidak diperkanankan mengasihi dan menyayangi
Muhammad dan keluargannya serta pengikutnya.
5. Undang-undang yang telah ditetapkan ini, sesuada ditulis dan
digantungkan didalam Ka’bah, ditetapkan sebagai undang-undang suci
Kaum Quraisy dan Muhammad serta pengikutnya.
6. Undang-undang ini berlaku selama Banī Hāsyim dan Banī Muthalib
belum menyerahkan Muhammad kepada kaum Quraisy untuk dibunuh.
Bila mana Muhammad telah diserahkan kepada mereka, Undang-
undang ini tidak berlaku lagi.
Dengan adanya undang-undang pemboikotan itu, Nabi saw.,
menganjurkan kaum muslimin supaya berhijrah lagi ke Negeri Habasyah.
Beliau bertindak demikian karena sangat sayang kepada umatnya dan

12
Al-Gharāniq adalah berbentuk jama’ dari al-Ghurnuq, al-Ghirnuq, yang dari segi
bahasa digunakan untuk burung yang banyak terbang di laut berwarna hitam atau putih, juga
dalam arti “pemuda yang tampan” riwayat tentang pristiwa di atas dipahami dalam arti “berhala-
berhala” dan ini merupakan salah satu sisi kelemahan riwayat tersebut karena dalam masyarakat
jahiliyah tidak dikenal penggunaan kata tersebut dalam arti berhala. Ini mengesankan bahwa
riwayat tersebut direkayasa setelah masa Nabi dan sahabat-sahabat beliau. Kesan ini dikuatkan
oleh kenyataan bahwa riwayat tersebut berujung pada rang-orang yang hidup sesudah masa
sahabat dan, dengan demikian, nilai kesahihannya sangat lemah.
13
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi SAW Dalam Sorotan al-Qur’ān dan Hadits-
Hadits Shahih, op. cit., hlm. 367.
6

tidak sampai hati melihat mereka turut mengalami kesempitan hidup dan
kesengsaraan. Oleh sebab itu, sebagian besar kaum muslimin menjalankan
perintah beliau hijrah ke negeri Habasyah untuk kedua kalinnya. Jumlah
mereka yang berhijrah yakni 101 terdiri 83 orang laki-laki dan 18 orang
perempuan. Yang menjadi kepala dan yang bertanggung jawab terhadap
rombongan yaitu Ja’far bin Abī Thālib.14
Setelah kaum Quraisy mendengar berita bahwa sebagian besar
pengikut-pengikut Nabi swa., telah hijrah ke negeri Habasyah, mereka
mengadakan pertemuan yang hasilnya memutuskan untuk menyusul ke
negeri Habasyah. Utusan tersebut disuruh menghadap Raja Habasyah
untuk memohon supaya mengusir kaum muslimin dari daerah
kekuasaannya. Adapun orang yang ditunjuk untuk menjadi utusan yakni
‘Amru bin ‘Ash dan ‘Amrah bin Wālid, keduanya berasal dari keturunan
Quraisy juga. Tetapi usaha itu sia-sia dan pulang dengan membawa rasa
malu.15
2. Hijrah Nabi Muhammad dan para sahabat Ke Madinah
Setelah perjanjian ‘Aqabah pertama Islam telah menyebar diluar
kota Makkah, yaitu di kota Madinah. Terdapat tujuh orang yang janji setia
terhadap Nabi saw., mereka berasal dari Yatsrib (Madinah) yakni 5 orang
dari suku Khazraj dan 2 orang berasal dari suku Aus. Lima orang suku
Khazrāj adalah Mu’ādz bin Harīts, Zakwān bin ‘Abd al-Qays, Ubadā bin
Samīt, Yazīd bin Thulha, dan ‘Abbās bin Ubadā bin Fadhlā. Sedangkan 2
orang dari suku Aus adalah Abul Haithām bin at-Taihān dan Uwaim bin
Sa’idā.
Banyak para peziarah dari Madinah ke Makkah, mereka ingin haji
dan menemui Nabi saw., dan mengajak beliau untuk pindah ke Madinah.
Sebab kebencian, perlakuan kejam, dan rasa takut yang dirasa Nabi saw.,
beserta para pengikutnya di Makkah, membuat cemas penduduk Madinah,
yang memutuskan untuk menawarkan perlindungan setia kepada Nabi
saw., jika beliau pindah kesana. Tujuh puluh tiga orang muslim dari

14
Ibid., hlm. 327-328.
15
Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Cahaya Di Atas Cahaya (membaca kekuatan dan
kecerdasan kepribadian Nabi Muhammad Saw., (Jogjakarta: Diva Press, 2008), hlm. 106-111.
7

Madinah pergi secara diam-diam ke ‘Aqabah untuk membuat perjanjian


yang disebut perjanjian ‘Aqabah. Dan ini perjanjian ‘Aqabah yang kedua
kalinya.16
Poin-poin perjanjian (Bai’at) tersebut ialah: Imam Ahmad
meriwayatkan dari Jābir (Poin-poin bai’at) secara rinci. Jābir berkata.
‘Wahai Rasulullah, untuk hal apa kami membai’atmu?. Beliau bersabda :
a. Untuk mendengarkan dan taat (loyal) di dalam kondisi semangat
maupun malas.
b. Untuk berinfaq di dalam masa sulit maupun mudah.
c. Untuk berbuat amar ma’ruf dan nahi munkar.
d. Untuk senantiasa tegak dijalan Allah, tanpa memperdulikan celaan
orang selama dilakukan di jalan Allah.
e. Untuk membelaku manakala aku datang kepada kalian, dan
melindungiku sebagaimana kalian melindungi kalian sendiri, istri-istri
dan anak-anak kalian.17
Setelah perjanjian itu, dipilihlah 12 pemimpin untuk memimpin
dan mengemban janji itu. Yaitu 9 orang dari suku Khazrāj dan 3 orang dari
suku Aus, nama-nama tersebut ialah:
1. Dari suku Khazrāj
1. As’ad bin Zurah bin ‘Ads
2. Sa’d bin ar-Rābi’ bin ‘Amr
3. ‘Abdullāh bin Rawāhah bin Tsa’labah
4. Rāfi’ bin Mālik bin al-‘Ajlān
5. al-Barā’ bin Ma’rur bin Shakhr
6. ‘Abdullāh bin ‘Amr bin Harām
7. ‘Ubādah bin ash-Shamīt bin Qais
8. Sa’d bin ‘Ubādah bin Dulāim
9. al-Mundzir bin ‘Amr bin Khunain
2. Dari suku Aus
1. Usaid bin Hudhair bin Sammāk

16
Shafiyyurahman al-Mubarakfury, Cahaya di Atas Cahaya, op. cit., hlm. 168-175.
17
Shafiyyurahman al-Mubarakfury, Perjalanan Hidup Rasul Sang Agung Muhammad
SAW dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir, op. cit., hlm. 206.
8

2. Sa’d bin Khaitsamah bin al-Hārits


3. Rifa’āh bin ‘Abd al-Mundzir bin Zubair.18
Singkat cerita Nabi mulai berhijrah dan berbagai rintangan yang
dihadapi, sampailah Nabi di Madinah pada hari senin, 8 Rabi’ul Awal
tahun 14 kenabian yang berarti pula tahun pertama hijriyah. Bertepatan
dengan 23 September 622 M. Rasulullah SAW., singgah di Quba.
Setelah shalat Jum’at, Nabi memasuki kota Madinah. Dan sejak
itu, kota Yatsrib di namakan dengan Madinatur Rasul. Kedatangan Nabi di
sambut dengan ekspresi kegembiraan diiringi juga dengan nyanyian:

ِ‫ﺍﻉ‬‫ﺩ‬‫ ﺍﻟْــﻮ‬‫ـــــﺔ‬‫ﻴ‬‫ ﺛَﻨ‬‫ـ ـﻦ‬‫ــــﺎ * ﻣ‬‫ﻨ‬‫ــﻠَﻴـ‬‫ ﻋ‬‫ﺭ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﻟْﺒــ‬‫ﻃَــــﻠَـــﻊ‬

ِ‫ﺍﻉ‬‫ ﺩ‬‫ﻠّﻪ‬‫ــــﺎﻟ‬‫ﻋ‬‫ـــــﺎ ﺩ‬‫ــــــــــﺎ * ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻠَﻴ‬‫ﻋ‬‫ﻜْﺮ‬‫ ﺍﻟﺸ‬‫ﺐ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬


19
ِ‫ﻄَﺎﻉ‬‫ﺮِ ﺍﻟْﻤ‬‫ ﺑِﺎﻟْﺄَﻣ‬‫ﺎ * ﺟِﺌْﺖ‬‫ﻨــــ‬‫ﻴ‬‫ ﻓــ‬‫ﺙ‬‫ﻮ‬‫ﻌ‬‫ ـﺒ‬‫ﺎ ﺍﻟْﻤ‬‫ﻬــــ‬‫ﺃَﻳ‬
 Bulan Purnama muncul di hadapan kita * Dari arah Tsaniyyatul
Wada’
 Dan kita wajib bersyukur karenanya * Atas apa yang Allah
panjatkan kepadanya
 Wahai yang diutus kepada kami * Engkau membawa perkara
yang ditaati.

Setelah Nabi hijrah dimulailah kehidupan masyarakat menjadi


berubah. Beberapa asas masyarakat Islam yang telah diletakkan oleh
Rasulullah antara lain yakni:
1. Al-Ikhā (persaudaraan), dalam hal ini Rasullulah mempersaudarakan
kaum Muhājirīn dan Anshār,
2. Al-Musāwah (persamaan), semua manusia sama, seorang Arab tidaklah
lebih mulia dari seorang ‘Ajam, dan juga sebaliknya kecuali
ketakwaanya,
3. Al-Tasāmuh (toleransi), disini umat islam siap berdampingan dengan
yahudi, mereka mendapat perlindungan dari Negara, dan bebas
melaksanakan ajaran agamanya,

18
Ibid., hlm. 209-210.
19
Ibid., hlm. 236-239.
9

4. Al-Tasyāwur (musyawarah), hal ini dibuktikan Muhammad SAW


ketika ia meminta pendapat para sahabat dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan yaitu persoalan yang berkaitan dengan dunia
sosial dan budaya.
5. Al-‘Adālah (keadilan), berkaitan dengan hak dan kewajiban individu
dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan posisi masing-masing,
6. Al-Ta’āwun (tolong-menolong).
C. Term Hijrah Dalam al-Qur’ān
Setelah penulis meneliti persebaran kata hijrah dalam al-Qur’ān,
penulis dapat mengumpulkan data bahwa kata hijrah terdapat dalam 17
surat al-Qur’ān. Yang mana kata hijrah ini tersebar pada 27 ayat dari 17
surat tersebut, banyaknya kata hijrah yang disebutkan secara keseluruhan
sebanyak 32 kali. Untuk lebih jelas, maka ada beberapa bentuk tentang
hijrah yaitu:
a. Penyebutan dalam bentuk Mufrād
1. Berupa Fi’il Mādhī
Surat al-Hasyr [59]: 9

 
 
  
 
  
      
 
 
  
   
  
     
 
 
    
      
 
   

             

      


Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (anshār) sebelum (kedatangan) mereka (muhājirīn), mereka
(anshār) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (muhājirīn). dan
mereka (anshār) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-
apa yang diberikan kepada mereka (muhājirīn); dan mereka
mengutamakan (orang-orang muhājirīn), atas diri mereka sendiri,
Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.20

20
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka,
2013), hlm. 798.
10

2. Berupa Fi’il Mudhāri’


Dalam ayat ini ada 2 kata hijrah dan dua bentuk yaitu berupa
Mudhāri’ dan Isim Fā’il :
Surat an-Nisā [4]: 100

    
  
   
      
     
 
   
  
   
  
 
  
  
   
     

 
 
 
  
    
   
   
  
   
 
  
        
  
    
   
     
 
 

 

Artinya: Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati


di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak.
Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.21

3. Berupa Isim Fā’il


Surat al-‘Ankabūt [29]: 26

 
 
          
     
   
    
 
    
    
    
    

Artinya: Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. dan berkatalah Ibrahim:


"Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan)
Tuhanku (kepadaku); Sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.22

4. Berupa Isim Maf’ūl


Surat al-Furqān [25]: 30

  
 
  
   
   
 
  
  
     
  
   
 
   
  

Artinya: Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku


menjadikan al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".23

5. Berupa Fi’il Amar


Surat Maryam [19]: 46

21
Ibid., hlm. 123.
22
Ibid., hlm. 565.
23
Ibid., hlm. 506.
11

      


 
    
   
  
    
      
       
   
 
 
  
 
   
 

Artinya: Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai


Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan
tinggalkanlah aku buat waktu yang lama".24

Surat al-Muzammil [73]: 10

 
  
  
 
 
 
  
 
   
  
   
  
   
  

Artinya: Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah
mereka dengan cara yang baik.25

Surat al-Muddatsir [74]: 5

  
 
    
   

Artinya: Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,26


b. Penyebutan dalam bentuk Jama’
1. Berupa Fi’il Mādhī
Surat al-Baqarah [2]: 218.

 
  
  
 
   
      
  
  
   
 
 
    
 
 
 
        
 
   
 

     

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang


berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat
Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.27

Surat ‘Ali ‘Imrān [3]: 195

               

  
   
             
      
 
       
     
 
 
 
     
  

             

   

24
Ibid., hlm. 424.
25
Ibid., hlm. 846.
26
Ibid., hlm. 849.
27
Ibid., hlm. 42.
12

Artinya: Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan


berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang
yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena)
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.28 Maka orang-
orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti
pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-
hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka
ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala
di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."29

Surat al-Anfāl [8]: 72

   
 
    
  
  
  
  
 
   
 
       
 
 
    
 
      
 
   
 

              

   
   
 
   
   
 
     
 
   
   
  
  
      
   
  
  
 
 

        

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta


berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi30. dan (terhadap)
orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada
kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam
(urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan
mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.31

28
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, Maka
demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama
manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.
29
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 97.
30
Yang dimaksud lindung melindungi Ialah: di antara Muhajirin dan Anshar terjalin
persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. Demikian keteguhan dan
keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi
seakan-akan mereka bersaudara kandung.
31
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 251.
13

Surat al-Anfāl [8]: 74

 
 
         
      
 
    
  
  
   
 
 
    
 
      
 
   

       

Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada
jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan
memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan
rezki (nikmat) yang mulia.32

Surat al-Anfāl [8]: 75

 
   
        
 
  
       
 
    
 
 
    
 
  
   
     
 
   

            

Artinya: Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah


serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu Termasuk golonganmu
(juga). orang-orang yang mempunyai hubungan Kerabat itu sebagiannya
lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat)33 di dalam
kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.34

Surat at-Taubah [9]: 20

 
   
   
 
 
  
  
 
   
       
  
  
   
 
 
    
 
      
 
  

     

Artinya: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan


Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya
di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.35

32
Ibid., hlm. 252.
33
Maksudnya: yang Jadi dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan kerabat,
bukan hubungan persaudaraan keagamaan sebagaimana yang terjadi antara muhājirīn dan anshar
pada permulaan Islam.
34
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 252.
35
Ibid., hlm. 256.
14

Surat an-Nakhl [16]: 41, 110

  
 
   
     
 
   
   
 
          
  
   
  
     
 
 
 
   

     

Artinya: Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka


dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka
di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau
mereka mengetahui.36

   
       
   
 
 
 
       
   
    
 
 
 
   
   
  
 

    

Artinya: Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang


berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar;
Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.37

Surat al-Hajj [22]: 58

     
 
    
  
 
               
  
  
  
    
 
 
 
   

     

Artinya: Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka


di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka
rezki yang baik (surga). dan Sesungguhnya Allah adalah Sebaik-baik
pemberi rezki.38
Surat al-Ahzāb [33]: 50

            

           

 
 
  
   
       
  
     
 
  
  
              
   
  
 

36
Ibid., hlm. 370.
37
Ibid., hlm. 380.
38
Ibid., hlm. 471.
15

              

          

Artinya: Hai Nabi, Sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-


isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang
kamu miliki yang Termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan
yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak
perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari
saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki
ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang
turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan
dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai
pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya
Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang
isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak
menjadi kesempitan bagimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.39

2. Berupa Fi’il Mudhāri’


Surat an-Nisā [4]: 89

   
   
  
       
     
 
   
      
 
  
     
  
  
  
 
      

             

   

Artinya: Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka


telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka
janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga
mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling40, tawan

39
Ibid., hlm. 600.
40
Diriwayatkan bahwa beberapa orang Arab datang kepada Rasulullah s.a.w. di Madinah.
lalu mereka masuk Islam, kemudian mereka ditimpa demam Madinah, karena itu mereka kembali
kafir lalu mereka keluar dari Madinah. kemudian mereka berjumpa dengan sahabat Nabi, lalu
sahabat menanyakan sebab-sebab mereka meninggalkan Madinah. mereka menerangkan bahwa
mereka ditimpa demam Madinah. sahabat-sahabat berkata: mengapa kamu tidak mengambil
teladan yang baik dari Rasulullah? sahabat-sahabat terbagi kepada dua golongan dalam hal ini.
yang sebahagian berpendapat bahwa mereka telah menjadi munafik, sedang yang sebahagian lagi
berpendapat bahwa mereka masih Islam. lalu turunlah ayat ini yang mencela kaum muslimin
karena menjadi dua golongan itu, dan memerintahkan supaya orang-orang Arab itu ditawan dan
dibunuh, jika mereka tidak berhijrah ke Madinah, karena mereka disamakan dengan kaum
musyrikin yang lain.
16

dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah


kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan
(pula) menjadi penolong.41
Surat an-Nisā [4]: 97

             

   
 
 
 
    
            
      
  
  
   
 
  
        
  
 

  

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam


Keadaan Menganiaya diri sendiri42, (kepada mereka) Malaikat bertanya :
"Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah
Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para Malaikat
berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di
bumi itu?". orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali.43

Surat al-Anfāl [8]: 72

   
 
    
  
  
  
  
 
   
 
       
 
 
    
      
 
   
 

              

   
   
 
   
   
 
     
 
   
   
  
  
      
   
  
  
 
 

        

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta


berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang
muhājirīn), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi44. dan (terhadap)
orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada

41
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 120.
42
Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang
muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi sedangkan mereka sanggup. mereka ditindas
dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara
mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
43
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 123.
44
Yang dimaksud lindung melindungi Ialah: di antara Muhajirin dan Anshar terjalin
persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. Demikian keteguhan dan
keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi
seakan-akan mereka bersaudara kandung.
17

kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka


berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam
(urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan
mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.45

Surat al-Mu’minūn [23]: 67

 
  
 
   
 
   
   
  
 

Artinya: Dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan


mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu
bercakap-cakap di malam hari.46

3. Berupa Isim Fā’il


Surat At-Taubah [9]: 100

 
  
 
 
   
     
 
     
 
   
  
 
 
   
  
   
  
 
  
  

              

  

Artinya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk


Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di
dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.47

Surat at-Taubah [9]: 117

  
     
 
       
    
 
   
  
 
 
    
     
 
  
  
 

                

Artinya: Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang


muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa
kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian

45
Kementerian Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 251.
46
Ibid., hlm. 491.
47
Ibid., hlm. 272.
18

Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang kepada mereka.48

Surat an-Nūr [24]: 22

          

    
  
  
   
    
   
 
     
 
 
     
      
  
  
  
  
 
 
   

  

Artinya: Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan


kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin
dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka
mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah
mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.49

Surat al-Ahzāb [33]: 6, 50

            

       
    
  
  
 
 
    
    
   
  
  
  
  
    
   

        

Artinya: Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari
diri mereka sendiri50 dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. dan orang-
orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak
(waris-mewarisi) di dalam kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan
orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik51 kepada saudara-
saudaramu (seagama). adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam
kitab (Allah).52

48
Ibid., hlm. 276.
49
Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi
apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong
tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan
menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas
perbuatan mereka itu.
50
Maksudnya: orang-orang mukmin itu mencintai Nabi mereka lebih dari mencintai diri
mereka sendiri dalam segala urusan.
51
Yang dimaksud dengan berbuat baik disini ialah Berwasiat yang tidak lebih dari
sepertiga harta.
52
Kementerian Agama RI, al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit. hlm. 592.
19

Surat al-Hasyr [59]: 8

  
   
 
  
     
 
      
 
      
   
 
   
  
 
 
      
 
  

        

Artinya: Juga bagi orang fakir yang berhijrah53 yang diusir dari kampung
halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah
dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka
Itulah orang-orang yang benar.54

Surat al-Mumtahanah [60]: 10

  
   
   
 
  
    
  
 
  
    
   
 
   
        
 
       

              

              

             

          

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah


kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu
uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;
maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman
Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka)
orang-orang kafir. mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-
orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami
suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. dan tiada dosa atasmu
mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. dan
janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan
perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah
kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka
bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. dan
Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.55

53
Maksudnya: Kerabat Nabi, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil yang
kesemuanya orang fakir dan berhijrah.
54
Kementerian Agama RI, al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 797.
55
Ibid., hlm. 803.
20

4. Berupa Fi’il Amar


Surat an-Nisā [4]: 34

            

           

  
  
   
  
    
 
   
   
 
 
 
    
 
  
 
   
  
    
   
  

         

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri56 ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)57. wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya58, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya59. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha besar.60

Penggunaan lafadz Hijrah dengan semua derivasinya, dari ayat-


ayat di atas memberikan makna etimologi yang bermacam-macam, yakni:
1. Hijrah yang artinya berpindah dari satu tempat ketempat yang lain,
terdapat dalam surat al-Baqarah [2]: 218, Ali ‘Imrān [3]: 195, al-
‘Ankabūt [29]: 26, at-Taubah [9]: 10, an-Nisā [4]: 97, al-Anfāl [8]: 72,
74, 75, dan al-Mumtahanah [60]: 8,

56
Maksudnya: tidak Berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
57
Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya
dengan baik.
58
Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. Nusyuz dari pihak isteri
seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
59
Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan
pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah
dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul
mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya
janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.
60
Kementerian Agama RI, al-Qur’ān dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 108
21

2. Hijrah yang artinya meninggalkan sesuatu, terdapat dalam surat


Maryam [19]: 46, an-Nisā [4]: 89, an-Nisā [4]: 100, at-Hajj [22]: 58,
al-Ahzāb [33]: 50,
3. Hijrah yang artinya sesuatu yang diacuhkan, terdapat dalam surat al-
Furqān [25]: 30,
4. Hijrah yang artinya orang-orang yang berhijrah atau pelaku hijrah
(Muhajirin), terdapat dalam surat at-Taubah [9]: 100, 117, al-Hasyr
[59]: 8, 9, an-Nūr [24]: 22, al-Ahzāb [33]: 6,
5. Hijrah yang artinya menjauhi sesuatu yang tidak mengenakkan hati
atau jasmani (fisik), terdapat dalam surat al-Muzammil [73]: 10, al-
Muddatsir [74]: 5, an-Nakhl [16]: 41, 110,
6. Hijrah yang artinya memisahkan sesuatu dari sesuatu, terdapat dalam
surat an-Nisā [4]: 34,
7. Hijrah yang artinya bercakap-cakap ketika di waktu malam, terdapat
dalam surat al-Mu’minūn [23]: 22.

Anda mungkin juga menyukai