Kimia Dasar I
IKATAN KIMIA
RACHMALIA PUTRI
H031191080
KELOMPOK VI
PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
perubahan energi. Ilmu kimia juga tidak hanya mempelajari sifat zat, tetapi berusaha
mencari prinsip yang mengatur sifat-sifat materi tersebut serta merumuskan teori untuk
Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung satu jenis atom.
Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas subtansi-subtansi
yang bisa juga disebut dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari
proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Sedangkan untuk membentuk
senyawa unsur kimia, unsur-unsur tersebut harus berkombinasi (Dwinata dkk, 2016).
Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu
senyawa kimia dapat bersatu. Ikatan kimia diabagi menjadi ikatan ion dan ikatan
kovalen. Senyawa ion dibentuk oleh perpindahan elektron diantara atom untuk
membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai gaya tarik-menarik. Gaya
ion. Ikatan kovalen terbentuk dari pemakaian bersama elektron diantara atom-atom.
Dengan kata lain gaya tarik menarik inti atom pada elektron yang dipakai bersama
Oleh karena itu, mempelajari ikatan kimia itu penting karena tidak hanya satu
ikatan kimia yang ada, melainkan beberapa yang lain. Membedakan sebuah ikatan
kimia juga tidaklah mudah, maka dari itu mempelajari lebih dalam mengenai macam-
pembentukan senyawa kompleks dan bukan kompleks dari percobaan yang dilakukan
Prinsip percobaan ini untuk mengamati perbedaan ikatan ion dan ikatan
C2H5OH, dan CHCl3 dengan AgNO3, mereaksikan HCl, CH3COOH, dan C2H5Cl
dengan Metil Orange (MO), dan pengamatan pada perbedaan antara senyawa
kompleks dan bukan kompleks dari perubahan warna yang dihasilkan dengan
mereaksikan CuSO4 dengan NH4OH, BaCl2, dan K4Fe(CN)6 dan mereaksikan FeCl3
TINJAUAN PUSTAKA
Dua atom dapat berinteraksi dan membentuk molekul. Intaraksi ini selalu
molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia, apabila intaraksi atom-
atom itu menyangkut pengeluaran energi lebih dari 42 kJ per mol atom. Dalam hal ini
akan terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini
adalah penting sekali dalam hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat
Ikatan kimia adalah topik yang mencakup hubungan antara topik kimia lainnya,
dan itu membutuhkan pengetahuan prasyarat dari beberapa konsep kimia dasar seperti
atom, molekul, ion, dan sebagainya (Ültay, 2015). Pokok bahasan ikatan kimia pada
umumnya menyatakan bahwa ikatan ionik atau elektrokovalen terbentuk dari unsur
logam dan non-logam, sedangkan ikatan kovalen terbentuk dari unsur non-logam dan
Ikatan Kimia dibagi menjadi dua yaitu ikatan ion atau ikatan elektrokovalen
dan ikatan kovalen. Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik antara dua ion yang
berlawanan muatan yang terbentuk melalu peripindahan elektron. Ikatan ion disebut
juga ikatan elektrovalen atau elektrokovalen. Sedangkan ikatan kovalen adalah gaya
tarik-menarik antara dua atom sebagai akibat pemakaian bersama pasangan elektron
(Sudaryat, 2016).
Ikatan ion timbul sebagai akibat dari gaya tarik-menarik antara ion bermuatan
positif dan ion yang bermuatan negative yang dihasilka karena perpindahan elektron
(Sudaryat, 2016). Ahli kimia menggunakan aturan nomenklatur untuk secara jelas
menyebutkan senyawa ionik dan molekuler diberi nama menggunakan metode yang
agak berbeda. Senyawa ion biner biasanya terdiri dari logam dan bukan logam. Nama
dari logam ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan nama bukan logam dengan ujungnya
Selain ikatan ion dan kovalen dikena juga ikatan logam, ikatan hidrogen, dan
gaya Van der Waals. Pada ikatan logam atom-atom saling terikat dengan cara
pemakaian bersama elektron oleh semua atom dalam kisi. Ikatan logam dapat
didefinisikan sebagai gaya tarik-menarik antara dua ion logam yang positif dan
1. hantaran listrik
a. padatan senyawa ion tidak menghantarkan listrik karena tidak terdapat partikel
c. ion-ion terikat pada kisi, sehingga tidak menghantar muatan melalui kisi.
e. dalam larutan air, ion-ion dikelilingi air dan bebas bergerak sehingga dapat
menghantar listrik.
2. titik leleh dan titik didih senyawa ion tinggi, karena memerlukan energi thermal
yang besar untuk memisahkan ion yang terikat erat dalam kisi.
3. keras, kebanyakan senyawa ion keras. Permukaan kristalnya tidak mudah digores.
Hal ini disebabkan ion-ion erat terikat dalam kisi sehingga sukar bergerak dari
kedudukannya.
5. kelarutan pada umumnya, senyawa ion melarut dalam pelarut polar dan tidak
Sedangkan pada ikatan kovalen, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk
oleh suatu atom disebut kovalensi. Sifat ikatan kovalen yaitu pada suhu kamar
umumnya berupa gas, cairan atau padatan dengan titik leleh rendah dengan gaya antar
molekul lemah meskipun ikatan kovalen itu ikatan kuat. Ikatan kovalen melarut dalam
pelarut non-polar seperti benzena dan beberapa diantaramya dapat berinteraksi dengan
pelarut polar. Dan padatannya, leburannya atau larutannya tidak menghantarkan listrik
(Sudaryat, 2016).
tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan
pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Sintesis senyawa kompleks
diakukan dengan menggunakan berbagai cara antara lain dengan pencampuran larutan
pada berbagai perbandingan mol logam: mol ligan dalam berbagai pelarut tanpa
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain tabung reaksi, pipet tetes,
CH3COOH, HCl, CuSO4, AgNO3, C2H5OH, MO, NH4OH, CHCl3, BaCl2, FeCl3,
AgNO3. Tabung (1) ditetesi dengan NaCl, tabung (2) dengan C2H5OH/Etanol, dan
tabung (3) dengan CHCl3 , masing-masing sebanyak 4 tetes. Perhatikan dan catat
Siapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCl, tabung (2) dengan
CH3COOH, dan tabung (3) dengan C2H5OH, masing-masing sebanyak 2,5 mL.
Selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi dengan indikator Metil Orange (MO).
Siapkan 4 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Tabung (1) dan
(2) ditetesi dengan larutan NH4OH berlebih sedangan tabung (3) dan (4) ditetesi
dengan larutan NH4OH sedikit. Tabung reaksi (1) dan (3) ditambah dengan larutan
BaCl2, tabung (2) dan (4) dengan K4Fe(CN)6, masing-masing 3 tetes. Perhatikan dan
ditambah dengan BaCl2 dan tabung (2) dengan K4Fe(CN)6 masing-masing 3 tetes.
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan FeCl3 dan
Tabung (2) dengan K3Fe(CN)6 masing-masing 1 mL. Ke dalam tabung (1) dan (2)
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. ikatan ion dan ikatan kovalen dapat dibedakan berdasarkan terjadinya endapan
atau tidak. Jika terjadi endapan, maka termasuk ikatan ion atau ikatan
begitu juga dengan larutan CuSO4 yang ditetesi NH4OH berlebih dan sedikit lalu
endapan di keempat tabung reaksi dimana dua yang ditetesi NH4OH berlebih dan
dua yang sedikit. Larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan BaCl2 dan
yang terbentuk pada larutan-larutan tersebut adalah ikatan ion. Sedangkan yang
2. senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua cara yaitu
sekaligus. Kebalikannya dengan senyawa bukan kompleks maka tidak akan terjadi
larutan CuSO4 yang ditetesi NH4OH baik sedikit atau berlebih direaksikan dengan
BaCl2 dan K4Fe(CN)6 serta larutan CuSO4 yang direaksikan dengan larutan BaCl2
dan K4Fe(CN)6 pada dua tabung reaksi yang berbeda. Larutan FeCl3 direaksikan
5.2 Saran
laboratorium memadai, namun ada beberapa bahan yang kurang bahkan tidak ada
hingga harus mencari atau meminta di kelompok lain dan juga harus mengganti larutan
praktikan yang tidak menggunakan alat keselamatan kerja dan tidak membawa alat-
Dewi, F., Afrida, dan Efrianto, B., 2016, Analisis Keterlaksanaan Pendekatan
Experiental Learning dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di Kelas X MIA SMAN 1 Kota Jambi,
Journal Indo. Soc. Integ. Chem., 8(2): 11.
Dwinata, R. A.,Efendi, R., dan Yudha, S. P., 2016, Rancangan Bangun Aplikasi Tabel
Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur Kimia Dasar
Berbasis Android, Jurnal Rekursif, 4(2): 117.
Openstax College, 2015, Chemistry, Rice University, Texas.
Sudaryat, Y., 2016, Kimia Dasar, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ültay, N., 2015, The Effect Of Concept Cartoons Embedded Within Context-Based
Chemistry: Chemical Bonding, Journal Of Baltic Science Education, 14(1):
104-105.
Widiyowati, I. I., 2014, Hubungan Pemahaman Konsep Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur dengan Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia,
Pancaran, 3(4): 100.