Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Kimia Dasar I

IKATAN KIMIA

RACHMALIA PUTRI

H031191080

KELOMPOK VI

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat, perubahan materi, serta

perubahan energi. Ilmu kimia juga tidak hanya mempelajari sifat zat, tetapi berusaha

mencari prinsip yang mengatur sifat-sifat materi tersebut serta merumuskan teori untuk

menerangkan mengapa hal itu terjadi (Dewi dkk, 2016).

Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung satu jenis atom.

Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas subtansi-subtansi

yang bisa juga disebut dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari

proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Sedangkan untuk membentuk

senyawa unsur kimia, unsur-unsur tersebut harus berkombinasi (Dwinata dkk, 2016).

Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu

senyawa kimia dapat bersatu. Ikatan kimia diabagi menjadi ikatan ion dan ikatan

kovalen. Senyawa ion dibentuk oleh perpindahan elektron diantara atom untuk

membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai gaya tarik-menarik. Gaya

tarik-menarik diantara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan

ion. Ikatan kovalen terbentuk dari pemakaian bersama elektron diantara atom-atom.

Dengan kata lain gaya tarik menarik inti atom pada elektron yang dipakai bersama

diantara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Sudaryat, 2016).

Oleh karena itu, mempelajari ikatan kimia itu penting karena tidak hanya satu

ikatan kimia yang ada, melainkan beberapa yang lain. Membedakan sebuah ikatan

kimia juga tidaklah mudah, maka dari itu mempelajari lebih dalam mengenai macam-

macam ikatan kimia sangat diperlukan.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui senyawa yang

memiliki ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen. Serta mengetahui reaksi

pembentukan senyawa kompleks dan bukan kompleks dari percobaan yang dilakukan

dengan pencampuran larutan.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Membedakan senyawa yang mempunyai ikatan elektrokovalen dan ikatan kovalen.

2. Membedakan reaksi pembentukan kompleks dan bukan kompleks.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini untuk mengamati perbedaan ikatan ion dan ikatan

kovalen dengan mengamati endapan yang dihasilkan ketika mereaksikan NaCl,

C2H5OH, dan CHCl3 dengan AgNO3, mereaksikan HCl, CH3COOH, dan C2H5Cl

dengan Metil Orange (MO), dan pengamatan pada perbedaan antara senyawa

kompleks dan bukan kompleks dari perubahan warna yang dihasilkan dengan

mereaksikan CuSO4 dengan NH4OH, BaCl2, dan K4Fe(CN)6 dan mereaksikan FeCl3

dan K3Fe(CN)6 dengan KCNS.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dua atom dapat berinteraksi dan membentuk molekul. Intaraksi ini selalu

disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam

molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia, apabila intaraksi atom-

atom itu menyangkut pengeluaran energi lebih dari 42 kJ per mol atom. Dalam hal ini

akan terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini

adalah penting sekali dalam hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat

lainnya (Sudaryat, 2016).

Ikatan kimia adalah topik yang mencakup hubungan antara topik kimia lainnya,

dan itu membutuhkan pengetahuan prasyarat dari beberapa konsep kimia dasar seperti

atom, molekul, ion, dan sebagainya (Ültay, 2015). Pokok bahasan ikatan kimia pada

umumnya menyatakan bahwa ikatan ionik atau elektrokovalen terbentuk dari unsur

logam dan non-logam, sedangkan ikatan kovalen terbentuk dari unsur non-logam dan

unsur non-logam (Widiyowati, 2014).

Atom-atom dapat saling terikat dengan cara (Sudaryat, 2016) :

1. perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain.

2. pemakaian bersama elektron oleh dua atom.

Ikatan Kimia dibagi menjadi dua yaitu ikatan ion atau ikatan elektrokovalen

dan ikatan kovalen. Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik antara dua ion yang

berlawanan muatan yang terbentuk melalu peripindahan elektron. Ikatan ion disebut

juga ikatan elektrovalen atau elektrokovalen. Sedangkan ikatan kovalen adalah gaya

tarik-menarik antara dua atom sebagai akibat pemakaian bersama pasangan elektron

(Sudaryat, 2016).
Ikatan ion timbul sebagai akibat dari gaya tarik-menarik antara ion bermuatan

positif dan ion yang bermuatan negative yang dihasilka karena perpindahan elektron

(Sudaryat, 2016). Ahli kimia menggunakan aturan nomenklatur untuk secara jelas

menyebutkan senyawa ionik dan molekuler diberi nama menggunakan metode yang

agak berbeda. Senyawa ion biner biasanya terdiri dari logam dan bukan logam. Nama

dari logam ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan nama bukan logam dengan ujungnya

berubah menjadi –ide (Openstax, 2015).

Selain ikatan ion dan kovalen dikena juga ikatan logam, ikatan hidrogen, dan

gaya Van der Waals. Pada ikatan logam atom-atom saling terikat dengan cara

pemakaian bersama elektron oleh semua atom dalam kisi. Ikatan logam dapat

didefinisikan sebagai gaya tarik-menarik antara dua ion logam yang positif dan

elektron-elektron terdelokalisasi di antara ion-ion tersebut. Pada ikatan hidrogen atom

hydrogen menjembatani dua atom yang keelektronegatifannya besar. Sedangkan gaya

tarik-menarik antara partikel-partikel tak bermuatan yang kulit elektronnya penuh

diebut gaya Van der Waals (Sudaryat, 2016).

Adapun sifat-sifat senyawa ion, yaitu (Sudaryat, 2016) :

1. hantaran listrik

a. padatan senyawa ion tidak menghantarkan listrik karena tidak terdapat partikel

bermuatan yang bergerak.

b. tidak terdapat elektron yang bebas bergerak.

c. ion-ion terikat pada kisi, sehingga tidak menghantar muatan melalui kisi.

d. dalam keadaan lebur, ion-ion bergerak dan dapat menghantar listrik.

e. dalam larutan air, ion-ion dikelilingi air dan bebas bergerak sehingga dapat

menghantar listrik.

2. titik leleh dan titik didih senyawa ion tinggi, karena memerlukan energi thermal

yang besar untuk memisahkan ion yang terikat erat dalam kisi.
3. keras, kebanyakan senyawa ion keras. Permukaan kristalnya tidak mudah digores.

Hal ini disebabkan ion-ion erat terikat dalam kisi sehingga sukar bergerak dari

kedudukannya.

4. kegetasan, kebanyakan senyawa ion getas (brittle). Distorsi menyebabkan tolak-

menolak antara ion yang muatannya sama.

5. kelarutan pada umumnya, senyawa ion melarut dalam pelarut polar dan tidak

melarut dalam pelarut non-polar.

Sedangkan pada ikatan kovalen, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk

oleh suatu atom disebut kovalensi. Sifat ikatan kovalen yaitu pada suhu kamar

umumnya berupa gas, cairan atau padatan dengan titik leleh rendah dengan gaya antar

molekul lemah meskipun ikatan kovalen itu ikatan kuat. Ikatan kovalen melarut dalam

pelarut non-polar seperti benzena dan beberapa diantaramya dapat berinteraksi dengan

pelarut polar. Dan padatannya, leburannya atau larutannya tidak menghantarkan listrik

(Sudaryat, 2016).

Adapula penelitian tentang senyawa kompleks baik di bidang sintesis maupun

identifikasi sifat-sifat menarik untuk dibicarakan karena warna-warna yang terjadi

pada pembentukan senyawa kompleks. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang

tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan

pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Sintesis senyawa kompleks

diakukan dengan menggunakan berbagai cara antara lain dengan pencampuran larutan

pada berbagai perbandingan mol logam: mol ligan dalam berbagai pelarut tanpa

pemanasan atau pencampuran larutan disertai pemanasan pada berbagai temperatur

(Kusyanto dan Sugiyarto, 2017).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain tabung reaksi, pipet tetes,

rak tabung, sikat tabung, dan labu semprot.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah NaCl,

CH3COOH, HCl, CuSO4, AgNO3, C2H5OH, MO, NH4OH, CHCl3, BaCl2, FeCl3,

KCNS, K3Fe(CN)6, dan K4Fe(CN)6.

3.3 Prosedur Percobaan

Siapkan 3 buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL

AgNO3. Tabung (1) ditetesi dengan NaCl, tabung (2) dengan C2H5OH/Etanol, dan

tabung (3) dengan CHCl3 , masing-masing sebanyak 4 tetes. Perhatikan dan catat

perubahan yang terjadi.

Siapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCl, tabung (2) dengan

CH3COOH, dan tabung (3) dengan C2H5OH, masing-masing sebanyak 2,5 mL.

Selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi dengan indikator Metil Orange (MO).

Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.

Siapkan 4 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Tabung (1) dan

(2) ditetesi dengan larutan NH4OH berlebih sedangan tabung (3) dan (4) ditetesi

dengan larutan NH4OH sedikit. Tabung reaksi (1) dan (3) ditambah dengan larutan

BaCl2, tabung (2) dan (4) dengan K4Fe(CN)6, masing-masing 3 tetes. Perhatikan dan

catat perubahan yang terjadi.


Siapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Tabung (1)

ditambah dengan BaCl2 dan tabung (2) dengan K4Fe(CN)6 masing-masing 3 tetes.

Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.

Siapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan FeCl3 dan

Tabung (2) dengan K3Fe(CN)6 masing-masing 1 mL. Ke dalam tabung (1) dan (2)

ditambahkan 3 tetes KCNS. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. ikatan ion dan ikatan kovalen dapat dibedakan berdasarkan terjadinya endapan

atau tidak. Jika terjadi endapan, maka termasuk ikatan ion atau ikatan

elektrovalen, sedangakan jika tidak terjadi endapan maka termasuk ikatan

kovalen. Larutan NaCl yang direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan,

begitu juga dengan larutan CuSO4 yang ditetesi NH4OH berlebih dan sedikit lalu

direaksikan dengan larutan BaCl dan juga larutan K4Fe(CN)6 menghasilkan

endapan di keempat tabung reaksi dimana dua yang ditetesi NH4OH berlebih dan

dua yang sedikit. Larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan BaCl2 dan

K4Fe(CN)6 di dua tabung berbeda juga menghasilkan endapan, sehingga ikatan

yang terbentuk pada larutan-larutan tersebut adalah ikatan ion. Sedangkan yang

merupakan ikatan kovalen adalah larutan C2H5OH direaksikan dengan AgNO3

dan larutan CHCl3 direaksikan dengan AgNO3 tidak menghasilkan endapan.

2. senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua cara yaitu

dengan adanya pengendapan dan adanya perubahan warna. Yang termasuk

senyawa kompleks adalah yang mengalami perubahan warna dan pengendapan

sekaligus. Kebalikannya dengan senyawa bukan kompleks maka tidak akan terjadi

perubahan warna dan pengendapan. Yang termasuk senyawa kompleks adalah

larutan CuSO4 yang ditetesi NH4OH baik sedikit atau berlebih direaksikan dengan

BaCl2 dan K4Fe(CN)6 serta larutan CuSO4 yang direaksikan dengan larutan BaCl2

dan K4Fe(CN)6 pada dua tabung reaksi yang berbeda. Larutan FeCl3 direaksikan

dengan KCNS menghasilkan endapan dan terjadi perubahan warna sehingga


disebut senyawa kompleks. Sedangkan senyawa bukan kompleks terjadi pada

larutan K3Fe(CN)6 direaksikan denga KCNS dan hasilnya tidak mengalami

perubahan warna dan tidak mengendap.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium adalah ruangan laboratorium terasa panas sehingga

sedikit tidak nyaman jika berlama-lama di dalam. Seharusnya ketersediaan bahan di

laboratorium memadai, namun ada beberapa bahan yang kurang bahkan tidak ada

hingga harus mencari atau meminta di kelompok lain dan juga harus mengganti larutan

yang tidak ada dengan larutan yang lainnya.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Saran untuk asisten adalah tetap memperhatikan praktikan saat bekerja di

laboratorium agar tidak terjadi kecelakaan di laboratorium serta memperingati

praktikan yang tidak menggunakan alat keselamatan kerja dan tidak membawa alat-

alat laboratorium yang harus dibawa saat bekerja di laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, F., Afrida, dan Efrianto, B., 2016, Analisis Keterlaksanaan Pendekatan
Experiental Learning dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di Kelas X MIA SMAN 1 Kota Jambi,
Journal Indo. Soc. Integ. Chem., 8(2): 11.
Dwinata, R. A.,Efendi, R., dan Yudha, S. P., 2016, Rancangan Bangun Aplikasi Tabel
Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur Kimia Dasar
Berbasis Android, Jurnal Rekursif, 4(2): 117.
Openstax College, 2015, Chemistry, Rice University, Texas.
Sudaryat, Y., 2016, Kimia Dasar, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ültay, N., 2015, The Effect Of Concept Cartoons Embedded Within Context-Based
Chemistry: Chemical Bonding, Journal Of Baltic Science Education, 14(1):
104-105.
Widiyowati, I. I., 2014, Hubungan Pemahaman Konsep Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur dengan Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia,
Pancaran, 3(4): 100.

Anda mungkin juga menyukai