Anda di halaman 1dari 2

Politik Indonesia

Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan pemerintahan
berbentuk republik dan sistem pemerintahan presidensial dengan sifat parlementer. Indonesia
tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian kekuasaan. Walaupun
mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah negara Islam.

Eksekutif dipimpin oleh seorang presiden yang merupakan kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu oleh seorang wakil presiden
sebagai pembantu presiden yang kedudukannya di atas para menteri dan juga sebagai
pengawas presiden. Kekuasaan legislatif dibagi di antara dua kamar di dalam Majelis
Permusyawaratan Rakyat/MPR yaitu Dewan Perwakilan Rakyat/DPR dan Dewan Perwakilan
Daerah/DPD. Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung/MA yang dan sebuah
Mahkamah Konstitusi/MK yang secara bersama-sama memegang kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan Inspektif dikendalikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang memiliki
perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang memiliki otonomi, 5 di antaranya memiliki status
otonomi yang berbeda, terdiri dari 3 Daerah Otonomi Khusus yaitu Aceh, Papua, dan Papua
Barat; 1 Daerah Istimewa yaitu Yogyakarta; dan 1 Daerah Khusus Ibu kota yaitu Jakarta.
Setiap provinsi dibagi-bagi lagi menjadi kota/kabupaten dan setiap kota/kabupaten dibagi-
bagi lagi menjadi kecamatan/distrik kemudian dibagi lagi menjadi keluarahan/desa/nagari
hingga terakhir adalah rukun tetangga.

Pemilihan Umum diselenggarakan setiap 5 tahun untuk memilih anggota DPR, anggota DPD,
dan anggota DPRD yang disebut pemilihan umum legislatif (Pileg) dan untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden atau yang disebut pemilihan umum presiden (Pilpres).
Pemilihan Umum di Indonesia menganut sistem multipartai.

Ada perbedaan yang besar antara sistem politik Indonesia dan negara demokratis lainnya di
dunia. Di antaranya adalah adanya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang merupakan ciri
khas dari kearifan lokal Indonesia, Mahkamah Konstitusi yang juga berwenang mengadili
sengketa hasil pemilihan umum, bentuk negara kesatuan yang menerapkan prinsip-prinsip
federalisme seperti adanya Dewan Perwakilan Daerah, dan sistem multipartai berbatas di
mana setiap partai yang mengikuti pemilihan umum harus memenuhi ambang batas 2.5%
untuk dapat menempatkan anggotanya di Dewan Perwakilan Rakyat maupun di Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD Kabupaten/Kota.

Sistem Politik Indonesia adalah sebuah sistem politik yang berlaku di Indonesia.[1] Faktor
yang mempunyai nilai abadi sebagai fundamen dan merupakan konsekuensi pendirian Negara
Indonesia,seperti falsafah Negara dan lain sebagainya, dalam banyak hal, walaupun bersifat
transcendental tapi sudah nyata diterima sebagai suatu kenyataan kiranya perlu
dipertimbangkan pengaruhnya terhadap sistem politik Indonesia, walaupun dipergunakan
pendekatan yang menyisihkan pengaruh falsafah sebagai hasil aktivitas merenun-renung.[1]
Kemudian dapat diuraikan lebih lanjut bahwa pada sistem politik Indonesia akan ditemui
faktor lingkungan yang mempengaruhinya.[1] Suatu sistem, termasuk sistem politik, harus
secara terbuka pengaruh dari lingkungannya, disamping juga dapat mengubah
lingkungannya.[1]

1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945 Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur
kedudukan dan tanggung jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan
hubungan antara lembaga-lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan
kewajiban warga negara. Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan
lembaga tertinggi negara dan DPR. Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan
menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang wakil presiden serta kabinet.
Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh MA
sebagai lembaga kehakiman tertinggibersama badan-badan kehakiman lain yang
berada dibawahnya.

1. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945 Pokok-pokok sistem


politik di Indonesia setelah amendemen UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republik. NKRI terbagi dalam 34 daerah provinsi dengan menggunakan
prinsip desentralisasi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Dengan
demikian, terdapat pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2. kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden beserta wakilnya dipilih dalam satu
paket secara langsung oleh rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab pada
parlemen, dan tidak dapat membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden
beserta wakilnya adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk
satu kali masa jabatan.
3. tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembaga-
lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.
4. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang
berada langsung dibawah presiden.
5. kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan
anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya pemerintahan. DPR tidak
dapat dibubarkan oleh presiden beserta kabinetnya, tetapi dapat mengajukan
usulan pemberhentian presiden kepada MPR.

Anda mungkin juga menyukai