Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH :

DEANDRA TH. KUMONTOY

18061007

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................ 2

Penyebab Masalah ........................................................................................................ 3

Solusi Yang Ditawarkan ................................................................................................ 5

Kondisi Saat Ini................................................................................................................ 7

Daftar Pustaka.............................................................................................................. 10

2
Vaksin MR: Orang tua ragu-ragu karena khawatir 'palsu dan tidak halal'

Penyebab Masalah

Sejumlah orang tua mengaku tidak bersedia anak mereka diberi


imunisasi campak dan rubella atau MR dengan alasan vaksin tersebut
dikhawatirkan palsu atau tidak memiliki sertifikat halal.

Kekhawatiran orang tua ini muncul seiring dengan program


imunisasi massal untuk wilayah luar Pulau Jawa yang dimulai hari
Rabu (01/08).

Salah satu orang tua yang mengaku ragu-ragu untuk menyertakan


anaknya mengikuti vaksin MR adalah Linda Sukmawati. Anak
ketiganya yang berusia dua tahun belum mendapat imuninasi, tidak
seperti kedua kakaknya.

"Saya malah berpikir, jangan-jangan yang selama ini masuk ke


anak saya pun (vaksin) palsu. Jadi ya buat apa juga kalau yang dulu
palsu, terus kenapa sekarang saya harus imunisasi?" ujar Linda
kepada BBC News Indonesia, Rabu (01/08).
3
Sejumlah orang tua lain mengaku mengkhawatirkan aspek halal
tidaknya vaksin MR.

Ini mendorong Majelis Ulama Indonesian (MUI) Provinsi


Kepulauan Riau mengimbau warga Muslim untuk tidak ikut serta
imunisasi campak dan rubella (MR) yang kembali digelar pemerintah.

Ketua I MUI Kepulauan Riau, Azhar Hasyim, menuturkan imbauan


ini dikeluarkan lantaran vaksin tersebut belum mendapat sertifikasi
halal dari MUI pusat.

"Belum ada fatwa MUI pusat, vaksin MR itu halal atau haram
belum ada fatwanya. Imbauan kepada para gubernur agar menunda
dulu sampai keluar surat dari MUI bahwa vaksin itu haram atau halal,"
ujar Azhar saat dihubungi sambungan telpon.

Azhar melanjutkan, imbauan ini bermula dari banyaknya


pertanyaan dari masyarakat yang bingung soal halal atau tidaknya
vaksin tersebut, yang akhirnya membuat mereka ragu-ragu untuk
memvaksin anak-anak mereka.

"Mereka menanyakan ke MUI, itu halal atau tidak."

4
Solusi yang ditawarkan

Dalam surat imbauan yang ditujukan kepada Gubernur Kepri pada


30 Juli lalu, MUI Kepri meminta instansi terkait, dalam hal ini Dinas
Kesehatan, untuk menunda penyuntikan vaksin tersebut sampai
diterbitkannya sertifikasi halal oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI).

Selain itu, mereka juga meminta agar masyarakat Muslim untuk


tidak ikut serta dalam proses penyuntukan vaksin campak/MR sampai
adanya keputusan resmi dari LPPOM-MUI.

Bagaimanapun, Dinas Kesehatan Kepri tetap menggelar imunisasi


campak seiring dengan dicanangkannya fase kedua program
imunisasi MR yang fokus di 28 provinsi di luar Pulau Jawa selama
bulan Agustus dan September.

Kampanye fase kedua menyasar 31,9 juta anak, kelompok paling


rentan tertular penyakit campak dan rubella, yakni anak berusia
sembilan bulan hingga 15 tahun.

Kampanye imunisasi MR melanjutkan pelaksanaan fase pertama


yang digelar pada Agustus-September 2017 di Pulau Jawa. Saat itu
pemerintah menyuntikkan kekebalan tubuh kepada 35,3 juta anak.

5
Kala itu, polemik tentang perlu atau tidaknya vaksinasi marak
dibicarakan. Begitu pula halal atau tidaknya vaksin, Kini, hal yang
sama kembali terulang.

Pemerintah Kabupaten Siak, Riau, juga memutuskan untuk


menunda pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) kepada peserta
didik, khususnya umat Muslim.

Kendati begitu, imunisasi tetap diberikan kepada peserta didik


non-Muslim.

Ketua I MUI Kepulauan Riau, Azhar Hasyim menegaskan,


pihaknya meminta MUI pusat segera melakukan pembahasan terkait
vaksin MR bersama Kementerian Kesehatan, serta instansi terkait dan
menyampaikan hasil keputusan MUI di seluruh Indonesia untuk
menjadi acuan dalam melakukan program vaksinasi gratis itu.

Selama ini, pemberian vaksin kekebalan tubuh untuk anak-anak


berpedoman kepada fatwa MUI nomor 4 tahun 2016 tentang

6
imunisasi. Fatwa tersebut membolehkan vaksin atau imunisasi untuk
pencegahan.

Kondisi saat ini

Kini vaksin MR belum memiliki sertifikasi halal dari MUI.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat Bidang Fatwa, Shalahuddin


Al Ayyubi mengakui hingga kini belum ada pendaftaran sertifikasi halal
ke MUI, baik dari importir maupun produsen dari vaksin tersebut.

Padahal, label halal itu sangat penting bagi umat Muslim.

"Ini sudah berlangsung sekian lama. Tahun kemarin, kita sudah


mewanti-wanti untuk masalah itu," kata dia.

"Apalagi ini diwajibkan oleh pemerintah. Makanya kita aktif


mengajak Kementerian Kesehatan, kita akan helpful (membantu)
kepada pemerintah, kepada Kementerian Kesehatan dalam hal ini,
untuk mencari solusi yang terbaik. Ini komunikasi saja tidak ada," kata
Shalahuddin.
7
Kendati begitu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Anung Sugihantono menampik minimnya koordinasi
dengan MUI terkait halal atau haramnya vaksin MR.

"Sejauh ini koordinasi terus dilakukan sejak fase I, dikerjakan


untuk kegiatan untuk program imunisasi secara umum dan
pelaksanaan imunisasi MR pada fase kedua ini. Kita sudah lakukan
komunikasi, bukan hanya dengan jajaran kementerian/lembaga tapi
juga jajaran MUI," kata dia.

Dia menambahkan, Kemenkes sudah mengimbau importir dari


vaksin ini, yakni perusahaan kesehatan Biofarma untuk mendorong
produsen vaksin mendaftarkan sertifikasi halal.

"Sebagaimana yang tertulis di Undang-Undang bahwa yang


mendaftarkan itu adalah produsen, dan kami sejauh ini mendorong
pihak Biofarma selaku penyedia vaksin ini untuk mendorong produsen
untuk mendaftarkan itu di dalam sebuah proses regulasi yang ada,"
jelasnya.

8
Ditambahkan pula pemerintah akan tetap menjalankan fase kedua
dari program imunisasi MR yang fokus di 28 provinsi di luar Pulau
Jawa selama bulan Agustus dan September.

"Yang jelas kami tetap akan memberikan pelayanan kepada yang


memerlukan pelayanan itu sebagaimana kampanye atau sosialisasi
yang sudah kita lakukan.

"Dan waktu kita kan dua bulan, jadi tahapan-tahapan ini tetap kita
ikuti sejalan juga nanti apa-apa yang dilakukan oleh pihak produsen
untuk kegiatan itu," katanya.

Bagaimanapun, seperti disebutkan oleh seorang ibu dan pengurus


MUI, sertifikasi halal dianggap penting oleh sebagian anggota
masyarakat.

Tanpa kejelasan itu, program vaksinasi gratis untuk pencegahan


penyebaran penyakit campak dan rubella di Indonesia, mungkin tidak
dapat menjangkau seluruh sasaran, yang di luar Pulau Jawa
ditargetkan mencapai 31 juta anak.

Menurut Kantor regional Asia Tenggara dari Badan Kesehatan


Dunia (WHO), Indonesia merupakan salah satu negara tertinggal
dalam upaya menangani penyakit campak.

Salah satunya disebabkan adanya kesalahpahaman terhadap


upaya vaksinasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45034202

11 September 2019

10

Anda mungkin juga menyukai