Anda di halaman 1dari 7

Sosialisasi Manfaat Pemeriksaan Radiologi Sebagai Upaya

Edukasi Dokter Kepada Pasien Penyakit Dalam


Renasheva Alifia Nugraha
Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
renasheva04@gmail.com

Abstract.
Saat ini alat-alat radiologi adalah alat diagnostik yang sangat diperlukan dalam
perawatan medis. Jenis citra yang digunakan untuk kepentingan diagnosa penyakit
dihasilkan dari peralatan medis seperti X-ray, USG, CT scan, MRI, dan PET. Manfaat
dari pemeriksaan radiologi adalah untuk mendiagnosis penyakit, pengobatan, dan
sebagai sarana komunikasi antara dokter dan pasien. Namun, paparan radiasi juga dapat
merusak sel. Oleh karena itu, dokter harus mensosialisasikan tentang pemeriksaan
radiologi pada masyarakat.

Keywords: radiologi, radiasi, manfaat, sosialisasi

Nowadays radiological devices are diagnostic tools that are very necessary in medical
care. The type of image used for the purpose of diagnosing disease is produced from
medical equipment such as X-rays, USG, CT scan, MRI, and PET. The benefits of
radiology examinations are to diagnose disease, treatment, and means of communication
between doctors and patients. However, radiation exposure can damage cells. Therefore,
a doctor is required to socialize about radiological examination to public.

Keywords: radiology, radiation, benefits, socialize

1. PENDAHULUAN
Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895. Penemuan sinar-X
ini dipengaruhi oleh hasil percobaan sebelumnya dari J.J. Thomson mengenai tabung katoda
dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua percobaan tersebut mengamati gerak electron
yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang berada dalam tabung kaca yang hampa udara.
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio,
panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang yang sangat pendek
Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi untuk diagnostik
sampai penggunaan radiasi untuk terapi (Ferry, 2008; Toto et al., 2009).
Saat ini alat-alat radiologi adalah alat diagnostik yang sangat diperlukan dalam
perawatan medis, terutama dalam keadaan darurat, onkologi dan Departemen Pediatrik.
Pencitraan radiologi memiliki manfaat untuk tindak lanjut pasien serta signifikansi diagnostik.
Alat radiologi telah banyak membantu dokter dalam mendiagnosa suatu penyakit. Jenis citra
yang digunakan untuk kepentingan diagnosa penyakit ini merupakan jenis citra khusus yang
dihasilkan dari peralatan medis seperti X-ray, USG (Ultrasonography), CT (Computed
Tomography) scanner, MRI (Magnetic Resonance Imaging), PET (Positron emission
Tomography). Dalam 15 tahun terakhir, teknik pencitraan yang canggih dalam neuroradiology
memberikan data yang sangat penting dari otak seperti metabolit dengan spektroskopi MR,
mikrovaskularitas dengan pencitraan perfusi, integritas materi putih dengan pencitraan tensor
difusi dan jaringan korteks dengan pencitraan fungsional. Teknik ini dilakukan untuk
pemantauan pada pasien onkologis dan evaluasi pra operasi serta diagnosis dini stroke (Reddy,
2017; Toto et al., 2009).
Banyak manfaat dari prosedur yang memanfaatkan radiasi pengion. Prosedur ini sudah
berkembang dan diterima dengan baik oleh masyarakat yang berprofesi di bidang medis dan
masyarakat luas. Di sisi lain, terdapat risiko yang terkadang merugikan yang sulit untuk
diperkirakan dan diukur.
Beberapa pasien salah menafsirkan risiko radiasi dan menolak pemeriksaan yang
bermanfaat atau berpotensi menyelamatkan nyawa karena takut akan radiasi. Ada bukti yang
menjelaskan risiko yang ditimbulkan tidak akan merugikan pasien, bahkan ketika risiko ini
dijelaskan kepada pasien dalam kelompok usia yang peka terhadap radiasi (Reddy, 2017).

2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian
kualitatif melibatkan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman
pribadi, instropeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan
visual (Galang, 2016). Dan dalam penelitian ini, data didapatkan dari wawancara dengan dokter
spesialis radiologi dan studi literatur.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Radiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses pembuatan gambar
(pencitraan) dari organ tubuh manusia dengan menggunakan radiasi sinar-x sebagai sumber
pencatat gambar. Ilmu radiologi memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang
kedokteran dan bidang pelayanan kesehatan. Instalasi Radiologi memiliki tugas pokok sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion dan non pengion.
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan sel-sel hidup. Jenis radiasi pengion adalah alpha, beta, gamma, neutron dan sinar-X.
Radiasi non pengion adalah jenis radiasi yang tidak menyebabkan ionisasi apabila berinteraksi
dengan ion-ion hidup. Jenis radiasi nya meliputi gelombang radio, televisi, gelombang radar
dan lain-lainya (Ferry, 2010; Pocut dan Nurul, 2017).
Macam-macam alat radiologi antara lain radiografi, flouroskopi dan angiografi, CT scan,
USG, MRI, dan kedokteran nuklir. Radiografi atau roentgenographs diproduksi oleh transmisi
X-Rays melalui pasien ke perangkat menangkap kemudian diubah menjadi gambar untuk
diagnosis dan biasanya untuk memberi penggambaran pada tulang dan benda padat asing.
Fluoroskopi dan angiografi adalah aplikasi khusus pencitraan X-ray memungkinkan
real-time pencitraan struktur dalam gerakan atau ditambah dengan agen radiocontrast yang
diberikan dengan cara ditelan atau disuntikkan ke tubuh pasien untuk menggambarkan anatomi
dan fungsi dari pembuluh darah, sistem perkemihan atau saluran pencernaan pasien.
Pencitraan CT menggunakan X-ray berhubungan dengan algoritma komputasi untuk
citra tubuh. CT scan telah menjadi uji pilihan dalam mendiagnosis beberapa kondisi mendesak
dan muncul seperti pendarahan otak, emboli paru (penyumbatan dalam arteri paru-paru),
diseksi aorta (robeknya dinding aorta), radang usus buntu, divertikulitis, dan batu ginjal.
USG digunakan untuk memvisualisasikan struktur jaringan lunak dalam tubuh secara
real time. USG dibatasi oleh ketidakmampuan untuk foto melalui udara (paru-paru, usus) atau
tulang. Dan pada alat ini tidak ada radiasi pengion yang terlibat sehingga pada umumnya
dianggap lebih aman.
MRI memberikan kontras jaringan lunak terbaik dari semua pencitraan dan memiliki
manfaat besar dalam pencitraan otak, tulang belakang, dan sistem muskuloskeletal. Salah satu
kelemahannya adalah pasien harus terus diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang
yang bising dan sempit saat pengambilan gambar dilakukan.
Pencitraan kedokteran nuklir melibatkan administrasi ke pasien radiofarmasi terdiri dari
zat dengan afinitas untuk jaringan tubuh tertentu diberi label dengan perunut radioaktif.
Jantung, paru-paru, tiroid, hati, kandung empedu, dan tulang umumnya dievaluasi untuk
kondisi tertentu menggunakan teknik ini. Kedokteran nuklir ini berguna dalam menampilkan
fungsi fisiologis. Perangkat pencitraan utama adalah kamera gamma yang mendeteksi radiasi
yang dipancarkan oleh pelacak dalam tubuh dan menampilkannya sebagai gambar.
Paparan radiasi pada tubuh dapat menimbulkan kerusakan pada tingkat molekuler,
seluler, jaringan, ataupun organ. Secara teori, dosis radiasi sangat rendah cukup untuk
menimbulkan kerusakan. Dan pada saat yang bersamaan, tidak ada tingkat dosis radiasi yang
berbahaya secara homogen. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada dosis yang relatif lebih
tinggi tidak semua orang mengalami tingkat kerusakan yang sama karena adanya perbedaan
tingkat kemampuan dan ketepatan mekanisme perbaikan terhadap kerusakan yang timbul
akibat radiasi. Namun, ada pula kasus pada radiasi dosis rendah yang dapat menginduksi
terjadinya perubahan pada tingkat molekuler dan seluler yang
menyebabkan perubahan pada materi genetik sel sehingga terbentuk sel
baru yang sifatnya abnormal. Sel seperti ini berpotensi untuk mengarah
pada pembentukan kanker dan/atau kerusakan genetik yang dapat
diwariskan.
Disamping risiko yang dapat ditimbulkan dari pemeriksaan radiologi, tidak dapat
dipungkiri bahwa pemeriksaan radiologi sangat membantu dokter dan pasien. Dokter awalnya
menganalisis penyakit dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien. Prosedur ini cukup jika
penyakit pasien dapat dikenali langsung dengan panca indra dokter. Namun, ada beberapa
penyakit yang menyulitkan karena letaknya jauh di dalam tubuh, tidak tampak, dan tidak teraba
(penyakit dalam). Hal tersebut dapat menimbulkan keraguan dalam pembuatan diagnosis
sehingga diperlukan bantuan penunjang, antara lain adalah alat-alat radiologi. Dengan adanya
alat-alat radiologi, diagnosa penyakit pada pasien dapat dilakukan dengan lebih akurat. Hasil
gambaran radiografi sangat membantu dalam mendiagnosis penyakit yang diderita oleh
manusia sehingga dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat. Sehingga, penyakit pasien
dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Selain untuk memdiagnosis penyakit, pemeriksaan radiologi juga dapat dilakukan untuk
pengobatan atau biasa disebut radiologi intervensi seperti memasang kateter atau memasukkan
instrumen bedah yang berukuran kecil ke dalam tubuh pasien.
Dari penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa hasil pemeriksaan menggunakan alat-alat
radiologi dinilai sangat mempermudah komunikasi antara dokter dan pasien. Dokter dapat lebih
mudah dalam menjelaskan diagnosa penyakit pada pasien dengan menggunakan penggambaran
dari alat radiologi. Dan pasien juga dapat lebih mudah mengerti tentang penyakitnya karena
dapat melihat langsung penggambaran dari hasil pemeriksaannya.
Sebelum melakukan pemeriksaan radiologi, dokter harus meminta izin dari pasien untuk
dilakukan pemeriksaan. Dokter harus menjelaskan secara rinci pemeriksaan apa yang akan
dilakukan dan bagaimana prosedurnya. Selain itu, dokter juga harus menjelaskan risiko yang
bisa saja terjadi karena pemeriksaan radiologi ini. Dan untuk meyakinkan pasien, dokter bisa
menjelaskan perbandingan antara manfaat dan risiko yang dapat ditimbulkan. Dan dapat
dikatakan bahwa lebih banyak manfaat yang didapatkan dari pemeriksaan radiologi
dibandingkan dengan risikonya. Namun, jika pasien tetap menolak untuk dilakukan
pemeriksaaan radiologi, dokter tidak boleh memaksa dan harus menghormati keputusan pasien.

4. SIMPULAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat manfaat besar dari pemeriksaan
radiologi, seperti membantu ketepatan diagnosis dan membantu komunikasi antara dokter dan
pasien. Namun, disamping itu juga terdapat risiko bahwa radiasi dapat merusak sel. Dokter
harus menjelaskannya pada pasien sebelum dilakukan pemeriksaan. Dan jika pada akhirnya
pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan, dokter harus menghormati keputusan pasien
tersebut.
5. SARAN
Masyarakat sangat butuh penjelasan terperinci tentang pemeriksaan radiologi, baik
tentang cara kerja alat, prosedur, manfaat, dan risiko dari pemeriksaan radiologi. Oleh karena
itu, sebaiknya diadakan sosialisasi atau penyuluhan agar masyarakat paham dan tidak salah
mengerti tentang pemeriksaan radiologi. Dan dari penyuluhan ini juga diharapkan dapat
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

6. DAFTAR PUSTAKA
Finzia PZ dan Ichwanisa N. (2017). Gambaran pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan
keselamatan kerja di Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal
Aceh Medika, 1(2): 67-73.
Gumilang, Galang Surya. (2016). Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan
konseling. Jurnal Fokus Konseling, 2(2): 144-159.
Hidayatullah, Rahmat. (2017). Dampak tingkat radiasi pada tubuh manusia. Jurnal Mutiara
Elektromedik, 1(1): 16-23.
Ravikanth, Reddy. (2017). Effective radiological imaging for the good of patients: Weighing
benefits and risks. World Journal of Nuclear Medicine, 16(2): 85-87.
Scatliff JH dan Morris PJ. (2014). From rontgen to magnetic resonance imaging: The history of
medical imaging. NC Medical Journal, 75(2): 111-113.
Sunarno S, Setiowati E, Lestari L. (2012). Aplikasi alat radiografi digital dalam pengembangan
layanan foto rontgen. Jurnal MIPA, 35(2): 145-150.
Suyatno, Ferry. (2008). Aplikasi radiasi sinar-x di bidang kedokteran untuk menunjang
kesehatan masyarakat. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, 503-510.
Suyatno, Ferry. (2010). Aplikasi radiasi dan radioisotop dalam bidang kedokteran. PRPN-
BATAN, 507-514.
Trikasjono T, Marjanto D, Timorti B. (2009). Analisis keselamatan pesawat sinar-x di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta. PTNBR – BATAN, 278-289.
TRANSKRIP WAWANCARA

Tanggal Wawancara : 15 Juni 2019

Identitas Narasumber

1. Nama : dr. Basuki Nugroho, Sp. Rad.


2. Umur : 45 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Dokter spesialis radiologi

Wawancara

Keterangan S: Saya dan N: Narasumber

S : “Apa saja alat-alat dalam pemeriksaan radiologi dan bagaimanakah fungsinya?”


N : “Sebenarnya ada banyak. Kalau mau jelasnya, bisa kamu lihat di internet atau di jurnal-
jurnal. Tapi, yang biasa saya pakai ada X-ray/roentgen, flouroskopi/angiografi, CT scan,
USG, dan MRI. Rontgen biasanya dipakai untuk pencitraan tulang dan adanya benda
padat asing di dalam tubuh. Flouroskopi digunakan cara memasukkan agen radiocontrast
ke tubuh pasien untuk menggambarkan anatomi pembuluh darah, pencernaan, dan lain-
lain. CT scan untuk pemeriksaan seperti pendarahan otak, emboli paru, dan diseksi aorta.
USG untuk memberi penggambaran struktur jaringan lunak dalam tubuh secara real time.
Dan MRI yang paling bagus disbanding semuanya, MRI bisa memberi pencitraan
keseluruhan tubuh. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa baca di jurnal.”

S : “Apa sajakah manfaat dari pemeriksaan radiologi?”


N : “Sebenarnya, ada banyak sekali. Tapi, yang paling jelas manfaatnya adalah untuk
membantu dalam diagnosis penyakit pasien sehingga dapat memberi penobatan kepada
pasien secara cepat dan cepat. Pemeriksaan radiologi juga dapat dilakukan untuk
pengobatan atau biasa disebut radiologi intervensi seperti memasang kateter atau
memasukkan instrumen bedah yang berukuran kecil ke dalam tubuh pasien. Dan juga,
pemeriksaan menggunakan alat-alat radiologi sangat mempermudah komunikasi antara
dokter dan pasien.”

S : “Apa sajakah risiko dari pemeriksaan radiologi?”


N : “Yang jelas, paparan radiasi dari pemeriksaan radiologi dapat merusak sel, entah itu
menyebabkan kematian ataupun menyebabkan abnormalitas dari sel. Untuk jelasnya,
dapat kamu lihat di jurnal.”
S : “Menurut dokter, bagaimanakah cara dokter untuk meyakinkan pasien agar bersedia
menerima pemeriksaan radiologi?”
N : “Yang pasti, dokter yang memeriksa pasien tersebut harus menjelaskan manfaat dan
risikonya pada pasien. Selain itu, dokter juga harus menjelaskan prosedur pemeriksaannya.
Namun, jika pasien tetap menolak maka dokter tidak boleh memaksa.”

Anda mungkin juga menyukai