PENDAHULUAN
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan
wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat
Indonesia dengan laju perkembangannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat,
terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan (Mulyasa, 2002:15).
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran ajar peserta didik secara aktif menyumbangkan potensi dirinya untuk
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.
kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak–anak didik selaras dengan dunianya.
dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya gempuran beragam budaya dan peradaban
bangsa lain. Sebagai sebuah negara yang kaya akan suku budaya yang beraneka ragam
(heterogen), Indonesia harus mampu menjadi bangsa yang mandiri dalam arti sanggup
Salah satu usaha dan cara pemerintah untuk mengatasi permasalahan kualitas
pendidikan demi menjawab tuntutan dan kebutuhan dunia kerja adalah dengan pengembangan
pendidikan kejuran dan pelatihan, baik dari segi kuantitas ataupun kualitasnya. Lembaga-
lembaga pendidikan kejuruan dan pelatihan tersebut diharapkan mampu untuk mengatasi
masalah sosial yang ada di masyarakat, seperti halnya permasalahan pengangguran yang
masih menjadi momok bagi pemerintah. Sumber daya manusia yang masih rendah disinyalir
sebagai salah satu penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Tingkat dan
kualitas SDM suatu bangsa tentunya sangat erat kaitannya dengan kualitas pendidikan di
negara terebut. Oleh karena itu, dibutuhkan keseriusan yang benar-benar matang dalam
mengelola dan mengkoordinasi sistem pendidikan di Indonesia, tidak hanya dari pihak
pemerintah tapi juga seluruh pihak-pihak terkait lainnya sebagai satu kesatuan.
apresiasi yang diperlukan oleh pekerja dalam mamasuki pekerjaan dan membuat
kemajuankemajuan dalam pekerjaan penuh makna dan produktif (Adhikary, 2005). Menurut
Pavlova (2009) tradisi dari pendidikan kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk bekerja.
Pendidikan dan pelatihan kejuruan/ vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan terbentuknya
keterampilan, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia usaha/ industri, diawasi oleh
masyarakat dan pemerintah atau dalam kontrak dengan lembaga serta berbasis produktif.
Apresiasi terhadap pekerjaan sebagai akibat dari adanya kesadaran bahwa orang hidup butuh
kejuruan/vokasi menjadi tanpa makna jika masyarakat dan peserta didik kurang memiliki
apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan dan kurang memiliki perhatian terhadap cara bekerja
lembaga pendidikan pada tingkat menengah yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta
didiknya siap memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, kualitas lulusan/ output SMK tidak
hanya dilihat dari pencapaian nilai yang bagus tetapi juga harus dilihat bagaimana setelah
lulus tersebut dapat meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi, baik itu bekerja ataupun
ditanggapi dan dicarikan solusi yang tepat berkaitan dengan kualitas pendidikan di SMK,
karena masih banyak lulusan SMK yang menganggur. Untuk itu diperlukan pembekalan ilmu
yang matang di setiap lembaga pendidikan kejuruan khususnya SMK untuk dapat
menghasilkan lulusan/ output yang benar-benar siap memasuki dunia kerja dengan diukur
Lulusan pendidikan kejuruan harus mampu bersaing di dunia industri dan juga
memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan IPTEK serta dunia kerja
saat ini. Seperti yang kita ketahui bahwa mutu produk pendidikan sangat erat hubungannya
dengan proses pelaksanaan pembelajaran dan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
sarana-prasrana, alat- bahan, manajemen sekolah, lingkungan (iklim) kerja dan kerja sama
industri. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang benar-benar matang serta pelaksaan yang
harus selalu dimonitoring serta dievaluasi agar hasil yang diperoleh bisa sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Dalam hal ini, Pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Program
Profesi Guru Universitas Negeri Malang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman lapangan
yang lebih matang. Tujuan dilaksanakannya program PPL tersebut adalah untuk memberikan
pengalaman praktis di lapangan bagi mahasiswa melalui kegiatan magang, agar : (1)
dan (2) mahasiswa siap menjadi tenaga professional dalam bidang keahliannya. Kegiatan ini
pada dasarnya sangat terkait dengan uji kemampuan mahasiswa tentang bagaimana mereka
menerapkan bekal teoritis yang telah dipelajari di kampus, kemudian diterapkan di lapangan
lingkungan kerja serta mampu mengaplikasikan segala ilmu yang di peroleh ke dalam dunia
kerja khususnya dunia pendidikan. Gambaran tentang kualitas lulusan pendidikan kejuruan
yang disarikan dari Finch dan Crunkilton (1979), bahwa : “Kualitas pendidikan kejuruan
menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah atau in-school success
standards dan kualitas menurut ukuran masyarakat atau out-of school success standards”.
Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan
kurikuler yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kedua,
meliputi keberhasilan peserta didik yang tertampilkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai
dengan standar kompetensi nasional ataupun internasional setelah mereka berada di lapangan
Sama seperti halnya SMK secara umum, bahwa SMK Turen-Malang juga bertujuan
untuk membekali peserta didiknya dengan bekal keterampilan dan keahlian pada bidang
tertentu agar mereka siap dan mampu bersaing dalam memasuki dunia kerja nantinya. Hal
tersebut menjadi sangat penting mengingat Malang merupakan salah satu kota pendidikan
yang cukup ternama di Indonesia. Selain itu industri-industri yang berkembang cukup pesat
juga akan membuka peluang bagi para generasi muda untuk dapat menjalankan roda
perindustrian tersebut. Oleh sebab itu maka pengelolaan SMK sebagai pencetak tenaga
terampil yang siap kerja, harus benar-benar dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dapat
menjawab tuntutan pasar tenaga kerja biak itu dalam tingkat, lokal, nasional ataupun
internasional.
1.2 Tujuan PPL
pendidikan dan pelatihan kejuruan/keteknikan melalui pengalaman nyata, baik dari aspek
mengajar di kelas.
2. Mahasiswa memiliki wawasan lebih mengenai dunia SMK sehingga dapat digunakan
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam proses pembelajran khususnya
di SMK Turen-Malang.
4. Bagi Sekolah mendapat tenaga tambahan untuk melaksanakan pekerjaan yang ada di
SMK Turen-Malang.
5. Bagi Guru dapat meringankan beban guru, karena kami siap untuk membantu demi
Jalan Panglima Sudirman No. 2 Telp. & Fax. (0341) 824052 Turen – Malang KodePos
(65175)
BAB II
ISI
Dalam mempersiapkan misi SDM tersebut berbagai kegiatan telah dan sedang
dilaksanakan yakni meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan,
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, menyempurnakan kurikulum,
meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI.
Selain itu, sekolah juga mengembangkan kegiatan Unit Produksi dan Jasa (UPJ)
sesuai dengan Kompetensi Keahlian masing-masing.
1. Tenaga pendidik
SMK Turen-Malang didukung oleh pendidik yang berpengalaman di dalam bidangnya
masing-masing. Dilihat dari segi kualitasnya tenaga pendidik di SMK Turen-Malang
tidak diragukan lagi, karena sudah banyak guru yang berprestasi dalam
membimbing peserta didiknya, baik secara akademik maupun non akademik.
2. Kondisi siswa
SMK Turen-Malang memiliki inputan siwa yang dengan kondisi kemampuan di
bawah rata-rata. Hubungan baik senantiasa terjalin antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru, siswa dengan karyawan, maupun siswa dengan masyarakat sehingga
dapat tercipta lingkungan yang sangat kondusif dalam KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar).
2.2 SEJARAH SMK TUREN-MALANG
SMK Turen-Malang berdiri pada tahun 1972. Di Jalan Panglima Sudirman No. 2 Telp. &
Fax. (0341) 824052 Turen – Malang dengan empat program keahlian:
1) Teknik Pemesinan
2) Teknik Kendaraan Ringan
3) Teknik Bisnis dan Sepeda Motor
4) Teknik Instalasi Tenaga Listrik
5) Rekayasa Perangkat Lunak
2. Observasi Pembelajaran
Di luar jadwal tersebut, peserta PPL PPG juga melakukan observasi fisik/
lingkungan sekolah yang dilaksanakan secara individu bagi tiap-tiap peserta PPL
PPG selama 5 hari. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui sarana dan
prasarana, situasi, kondisi pendukung kegiatan belajar mengajar, serta perangkat
pembelajaran, dan perilaku siswa dalam lingkungan sekolah.
3.1 Kesimpulan