A. Latar Belakang
Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian
seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai dana (surplus
of funds) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (lack of funds).2 Apabila sistem
keuangan tidak bekerja dengan baik maka perekonomian menjadi tidak efisien dan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu kesinambungan
pelaksanaan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kestabilan dan kekuatan
sistem keuangan.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Jika nilai
perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang
aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas
perusahaan. Aliran kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba sehingga
meningkatkannilai kini ekspektasi arus kas. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan
perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama.
Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Akhirnya karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku
bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi,
manajemen eksposur membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.
B. Pengertian Risiko Keuangan
Resiko keuangan adalah segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya
diperbandingkan dengan resiko non keuangan, seperti resiko operasional. Jenis resiko keuangan
misalnya adalah resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Resiko keuangan adalah resiko yang timbul akibat ketidakpastian target keuangan sebuah
usaha atau ukuran keuangan usaha. Target keuangan usaha adalah besaran target yang ditetapkan
oleh wirausaha dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan usaha adalah kondisi
keuangan usaha yang bisa berupa arus kas, laba usaha, dan pertumbuhan penjelasan (Bramantyo
Djohamputera).
Resiko nilai tukar atau resiko mata uang adalah suatu bentuk resiko yang muncul karena
perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Suatu perusahaan atau
pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis lintas Negara akan memperoleh risiko ini jika
tidak menerapkan lindung nilai (hedging).
Resiko nilai tukar yang terkait dengan instrument mata uang asing penting dalam investasi
asing. Resiko ini muncul karena perbedaan kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas
nyata, yang akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi.
c. Resiko likuiditas
Resiko likuiditas adalah resiko yang muncul jika suatu pihak tidak dapat membayar
kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai meskipun pihak tersebut memiliki asset yang cukup
bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika asset tersebut dikatakan tidak likuid.
Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya
pihak lain di pasar yang berminat membelinya; hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga
aktiva, karena pada kasus penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aktiva tersebut tak bernilai.
Tidak adanya pihak yang berminat menukar aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena
kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, resiko likuiditas biasanya lebih besar
kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh atau bervolume kecil.
Resiko likuiditas merupakan suatu resiko keuangan karena adanya ketidakpastian
likuiditas. Suatu lembaga dapat berkurang likuiditasnya jika peringkat kreditnya turun, mengalami
pengeluaran kas yang tak terduga, atau peristiwa lainnya yang menyebabkan pihak lain
menghindari transaksi atau memberikan pinjaman ke lembaga tersebut, suatu perusahaan juga
dapat terpapar terhadap resiko likuiditas jika pasar yanga diiuktinya mengalami penurunan
likuiditas.
Beberapa sebab yang melatar belakangi terjadinya risiko likuiditas pada perusahaan,
yaitu :
a. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage. yang artinya utang perusahaan sudah
berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri.
b. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang saat jatuh tempo sudah begitu besar, baik utang
diperbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang, baik utang diperbankan, leasing, mitra bisnis,
utang dagang, utang dalam bentuk bunga obligasi yang sudah jatuh tempo harus secepatnya
dibayar, dan berbagai bentuk tagihan lainnya.
c. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi pengaruh pada
kerugian yang bersifat jangka pendek dan panjang.
d. Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahaan, yaitu sudah
terlalu banyak asset yang dijual sehingga jika asset yang tersisa tersebut masih ingin dijual maka
itu tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.
e. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang sistematis serta
fluktuatif, jika penjualan dan keuntungan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya perusahaan
harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat. Karena jika keterlambatan akan
menyebabkan perusahaan memperoleh profit secara fluktuatif, sementara kondisi profit yang baik
adalah yang bersifat “konstan bertumbuh”. Konstan bertumbuh artinya penjualan dan keuntungan
perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif
yang membahayakan.
b. Resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko bahwa pembeli secara kredit tidak mampu membayar hutang
dan memenuhi kewajiban seperti yang tertuang dalam kesepakatan.
Risiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk merupakan suatu risiko akibat
kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari
bank beserta bunganya dengan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
1) Perencanaan kredit
2) Persetujuan kredit
c. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat berpengaruh terhadap tingkat risiko kredit
yang dihadapi oleh bank, dimana dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan
mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaan yang menjadi nasabah debitur. Dengan
menurunnya tingkat pendapatan tersebut akan menyebabkan nasabah tidak akan mampu
mengembalikan pinjaman yang diberikan bank.
c. Resiko permodalan
Resiko permodalan adalah resiko yang dihadapi wirausaha berupa kemungkinan tidak
mampu menutupi kerugian. Misalkan : jika wirausaha meminjam uang untuk meningkatkan
kinerjanya. Tetapi tidak mampu mengembalikan uang tersebut.
d. Resiko Pasar
Resiko pasar berkaitan dengan potensi penyimpanan hasil keuangan karena pergerakan
variable pasar selama periode likuidasi dan harus melakukan penyesuaian dengan pasar.
Risiko pasar secara umum ada 2 bentuk yaitu :
a. General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait
yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis. Contohnya
pada saat bank sentral suatu negara melakukan kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat)
dengan berbagai instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan
menaikkan BI rate ini akan membawa pengaruh secara menyeluruh pada seluruh sektor bisnis
yang berhubungan dengan interest rate related (berbagai instrument yang berhubungan dengan
suku bunga). Bahwa salah satu pihak yang paling urgen dianggap langsung berhubungan dekat
dengan interest rate related instrument adalah perbankan. Dengan begitu mereka mengambil
kredit dan mendepositokan sejumlah uangnya ke bank.
b. Specific Market Risk (Risiko Pasar Secara Spesifik)
Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada satu
sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh. Contohnya : Produk yang terjual oleh
suatu perusahaan dianggap mengandung bahan yang berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu
produk makanan yang mengandung lemak babi. Secara Islam makanan yang mengandung lemak
babi haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media massa baik cetak maupun elektronik
akan menyebabkan terjadinya penurunan drastic pada penjualan produk perusahaan yang
berpengaruh pada penurunan laba perusahaan.
D. Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasi eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensial yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi efektifitas program lindung nilai.
a. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market yang
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas
hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan
biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi
keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta harga komoditas dan ekuitas.
Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar
dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan
b. Menguantifikasi Penyeimbang
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi
proses kuantifikasi penyeimbang yang berkaitan dengan alternative strategi respons risiko.
Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung nilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya
kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar
c. Manajemen Risiko di Dunia Dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan
dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup :
a) Antisipasi pergerakan kurs
b) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
c) Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
d) Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal
PENUTUP
Kesimpulan
a. Resikokeuangan adalah segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya
diperbandingkan dengan resiko non keuangan, seperti resiko operasional. Jenis resiko keuangan
misalnya adalah resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Resiko keuangan adalah resiko yang timbul akibat ketidak pastian target keuangan sebuah usaha
atau ukuran keuangan usaha.
b. Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari prubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko
volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar.
c. Jenis – Jenis Resiko Keuangan
DAFTAR PUSTAKA
http:///www.google. Risiko Keuangan.
http://adnantandzil.blogspot.com/