Anda di halaman 1dari 6

BAB III

SEKILAS TENTANG PERBANDINGAN HUKUM


A. PENGERTIAN PERBANDINGAN HUKUM

Perbandingan hukum dalam beberapa istilah asing disebut, antara lain, Comparative Law,
Comparative Jurisprudence, Foreign Law ( istilah inggris); Droit Compare (istilah prancis);
Rechtsgelijking ( istilah Belanda); dan Rechverleuichung atau Vergleichende Rechlehre ( istilah
Jerman).

Menurut Michael Bogdan adalah sulit untuk memberikan definisi tentang apa yang dimaksud
perbandingan hukum. Hal itu disebabkan sebagian besar karena fakta bahwa ide – ide tentang
makna perbandingan hukum itu amat luas. Untuk mendapatkan pemahaman tentang
perbandingan hukum, berikut ini diketengahkan pendapat para pakar tentang definisi
perbandingan hukum, yakni :

 Henry Cambell Black


Black menyatakan bahwa Comparative urisprudence adalah :
“ The study of the principles of legal science the comparison of various systems of law”
( “ Perbandingan hukum adalah studi tentang prinsip – prinsip ilmu hukum dengan
melakukan berbagai macam sistem hukum”).

 Watson
Watson mendefinisikan berpandingan hukum sebagai :
“….the study of the relationship between legal systems or between rules of more than one
systems… in the context of a historical relationship…[ a study of ] yhe nature of law and
the nature of legal development.
( perbandingan hukum adalah suatu studi mengenai hubungan antara sistem hukum atau
antara peraturan hukum lebih daroi satu sistem hukum dalam konteks hubungan historis.
Perbandingan hukum juga melipiti studi tentang sifat – sifat hukum dan sifat
perkembangan hukum”).

 Bryan A. Garner
Dalam Black’s Law Dictionary Garner mendefinisikan perbandingan hukum sebagai :
“The scholarly study of the similarities and differences between the legal sistem of
different jurisdictions, such as between Civil – Law and Common – Law – Countries.
( perbandingsn hukum adalah studi ilmiah mengenai persamaan – persamaan dan
perbedaan – perbedaan diantara sistem hukum pada wilayah yurisdiksi yang berbeda,
misalnya, sistem – sistem hukum di negara – negara Civil Law dan sistem hukum di
negara – negara Common Law).
 Michael Bogdan
Bogdan memberikan batasan tentang perbandingan hukum yang mencakup :
“ membandingkan sistem – sistem hukum yang berbeda – beda dengan tujuan
menegaskan persamaan an perbedaan masing – masing;

“ Bekerja dengan menggunakan persamaan dan perbedaan yang telah ditegaskan itu ,
misalnya, menjelaskan asal – usulnya, mengevaluasi solusi – solusi yang dipergunakan
dalam sistem – sistem hukum yang berbeda, mengelompokan – sistem – sistem hukum
menjadi keluarga – keluaraga hukum, atau mencari kesamaan inti dalam sistem – sistem
hukum tersebut; dan

Menguraikan masalah – masalah metodologis yang muncul sehubungan dengan tugas –


tugas ini, termasuk masalah – masalah metodologis yang terkait studi hukum luar
negeri,”

B. PERBANDINGAN HUKUM : ILMU ATAU METODE ?

Pertanyaan yang sering diketengahkan dalam buku – buku tentang perbandingan hukum adalah
apakah perbandingan hukum itu ilmu atau hanya suatu metode dalam ilmu hukum. Jawaban atas
pertanyaan ini berbeda – beda menurut para ahli. Ada ahli yang memandang perbandingan
hukum sebagai ilmu dan ada juga yang memandang perbandingan hukum sebagai suatu metode.
Ada juga ahli yang memandang bahwa perbandingan hukum adalah ilmu sekaligus metode.

Mengenai pertanyaan apakah perbandingan hukum itu ilmu atau metode, Michael Bogdan
menyatakan sebagai berikut :
“Pertanyaan hukum komparatif ( perbandingan hukum, pen ) adalah ilmu yang berdiri
sendiri ataukah hanya sebuah metode yang bisa dipergunakan oleh sarjana – sarjana
hukum dalam semua bidang penelitian hukum tradisional danggap sebagai minat teoretis
murni bila aspek – aspek praktis seperti alokasi dana untuk pengajaran dan penelitian
mandiri diabaikan. Meskipun demikian, atau barangkali karena itulah, banyak penulis
hukum mencurahkan upaya signifikan untuk mendiskusikan status hukum komparatif (
perbandingan hukum, pen ) dalam hal ini.”

Lebih lanjut, Michael Bogdan menyatakan sebagai berikut :


“… barangkali hukum administratif atau penelitian dalam hukum administratif harus
diulas dengan menggunakan metode komparatif ( metode perbandingan, pen)…akan
lebih mudah menyebut hukum ( perbandingan hukum, pen ) sebagai ilmu yang berdiri
sendiri.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka menurut Michael Bogdan perbandingan hukum adalah
suatu metode dan sekaligus ilmu yang berdiri sendiri. Perbandingan hukum memenuhi unsur
unsur sebagai suatu metode dan juga sekaligus sebagai ilmu.

Gutteridge berpendapat bahwa perbandinga hukum merupakan metodi studi dan penelitian dan
bukan cabang ata bagian dari hukum.
Gutteridge membagi perbandingan hukum menjadi dua kategori, yaitu descriptive comparative
law, yang tujuan utamanya adalah menyediakan informasi – informasi, dan applied comparative
law yang menetapkan tujuan atau sasaran.

Menurut G. Guitens – Bourgois bahwa perbandingan hukum adalah metode perbandingan yang
diterapkan pada ilmu hukum. Secara lengkap G. Guitens – Bourgois menyatakan sebagai
berikut:
“ perbandingan hukum adalah metode perbandingan yang diterapkan pada ilmu hukum.
Perbandingan hukum bukanlah ilmu hukum, melainkan hanya suatu metode studi, suatu
metode untuk meneliti sesuatu, suatu cara kerja, yakni perbandingan. Apabila hukum itu
terdiri atas seperangkat peraturan, maka jelaslah bahwa ‘ hukum perbandingan’
( vergelijkende recht) itu tidak ada. Metode untuk membanding – bandingkan antara
hukum dari berbagai sistem hukum tidak mengakibatkan perumusan – perumusan aturan
yang berdiri sendiri : tidak ada aturan hukum perbandingan.

Demikian pula Van Apeldoorn yang menyatakan :

“ Objek ilmu hukum adalah hukum sebagai gejala kemasyarakatan. Ilmu hukum tidak
hanya menjelaskan apa yang terjadi pada ruang lingkup hukum itu sendiri, tetapi juga
menjelaskan hubungan antara gejala – gejala hukum dengan gejala sosial lainnya itu,
maka digunakan metode sosiologis, sejarah, dan perbandingan hukum :
 Metode sosiologis dimaksudkan untuk meneliti hubungan antara hukum dengan gejala –
gejala sosial lainnya;
 Metode sejarah, untuk meneliti perkembangan hukum ; dan
 Metode perbandingan hukum, untuk membandingkan pelbagai tertib hukum dari
bermacam – macam masyarakat.”

C. PENGERTIAN PERBANDINGAN HUKUM


D.
Mengenai apa manfaat mempelajari perbandingan hukum diketengahkan oleh para ahli
sebagai berikut :
1. Menurut Sudarto
Mengenai apa manfaat mempelajari perbandingan hukum ada kecenderungan untuk
menjurus mempelajari sistem hukum asing itu, yakni :
a. Yang bersifat umum :
1. Memberi kepuasan baagi orang yang berhasrat ingin tahu yang bersifat ilmiah;
2. Memperdalam pengertian tentang pranata masyarakat dan kebudayaan sendiri;dan
3. Membawa sikap kritis terhadap sistem hukum sendiri.

b. Yang bersifat khusus :


Seghubungan dengan dianutnya asas nasional aktif dalam KUHP kita, yaitu pasal 5
ayat (1) ke-2 bahwa :
“aturan pidana dalam perundang – undangan Indonesia berlaku bagi warga negara
yang diluar Indonesia melakukan salah satu perbuatan yang oleh suatu aturan
pidana dalam perundang – undangan Indonesia dipandang sebagai kejahatan,
sedangkan menurut perundang – undangan negara dimana perbuatan dilakukan,
diancam dengan pidana,”
Jadi, misalnya :
Seorang wanita Indonesia melakukan abortus provokatus lriminalis di singapura yang
di sana tidak diancam pidana, maka apabila wanita itu kembali ke Indonesia, ia tidak
dapat dipidana.

2. Menurut Rene David dan Brierly

a) Berguna dalam penelitian hukum yang bersifat historis dan filosofis.


b) Penting untuk memahami labih baik dan untuk mengembangkan hukum nasional kita
sendiri.
c) Membantu dalam mengembangkan pemahaman terhadap bangsa – bangsa lain dan
oleh karena itu memberikan sumbangan untuk menciptakan hubungan/suasana yang
baik bagi perkembangan hubungan – hubungan internasional.

3. Menurut Soerjono Soekanto


a. Memberikan pengatahuan tentang persamaan dan perbedaan antara pelbagai bidang
tata hukum dan pengertian – pengertian dasarnya.
b. Pengetahuan tentang persamaan tersebut pada nomor a akan mempermudah
mengadakan :
1. Keseragaman hukum ( unifikasi);
2. Kepastian hukum; dan
3. Kesederhanaan hukum.
c. pengetahuan tentang perbedaan yang ada memberikan pegangan atau pedoman yang
lebih mantap bahwa dalam hal – hal tertentu keanekaragaman hukum merupakan
kenyataan dan hal yang harus diterapkan.
d. Perbandingan hukum akan dapat memberi bahan – bahan tentang faktor – faktor
hukum apakah yang perlu dikembangkan atau dihapuskan secara berangsur – angsur
demi integritas masyarakat, terutama pada masyarakat majemuk seperti Indonesia.
e. Perbandingan hukum dapat memberikan bahan – bahan untuk penngembangan
hukum antar tata hukum dalam bidang – bidang dimana kodifikasi dan unifikasi
terlalu sulit untuk diwujudkan.
f. Dengan pengembangan perbandingan hukum, maka menjadi tujuan akhir lagi
menemukan persamaan dan/atau perbedaan, melainkan justru pemecahan masalah-
masalah hukum secara adil dan tepat.
g. Mengetahui motif – motif politis, ekonomis, sosial, dan psikologis yang menjadi latar
belakang dari perundang – undangan, yurisprudensi, hukum, kebiasaan, traktat, dan
droktin yang berlaku di suatu negara.
h. Perbandingan hukum tidak terikat pada kekuatan dogma.
i. Penting untuk melaksanakan pembaruan hukum.
j. Di bidang penelitian, penting untuk lebih mempertajam dan mengarahkan proses
penelitian hukum.
k. Di bidang pendidikan hukum, memperluas kemampuan untuk memahami sistem –
sistem hukum yang ada serta penegakannya yang tepat dan adil.

4. Menurut Tahir Tungadi


a. Berguna untuk unifikasi ( dsn kodifikasi ) nasional, regional, dan internasional.
b. Berguna untuk harmonisasi hukum; misal ada pedoman dari PBB dapat mewujudkan
harmonisasi perundang – undangan dari berbagai negara mengenai suatu masalah
tertentu.
c. Untuk pembaharuan hukum, yaitu perbandingan hukum memperdalam pengetahuan
tentang hukum nasional dab dapat secara objektif melihat kebaikan dan kekurangan
hukum nasional.
d. Untuk menentukan asas – asas hukum dari hukum ( terutama bagi para hakim dari
pengedilan – pengadilan internasional penting untuk menerapkan the general
principles of law yang merupakan sumber penting badi hukum publik internasional).
e. Sebagai ilmu pembantu bagi hukum perdata internasional, misalnya, dalam hal
ketentuan hukum perdata internasional suatu negara menunjukan kepada hukum asing
yang harus diberlakukan dalam suatu kasus.
f. Diperlukan dalam program pendidikan bagi penasihat – pensihat hukum pada
lembaga – lembaga perdagangan internasional dan kedutaan – kedutaan, misal untuk
dapat melaksanakan traktat – traktat internasional.

Anda mungkin juga menyukai