Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEIKUTSERTAAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM METODE


INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS
SIMPANG TIGA PEKANBARU
TAHUN 2016

Elmia Kursani1, Dewi Rahmawati2


1)
Dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru, Riau, Indonesia.
2)
Alumni Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru, Riau, Indonesia.

Email : elmiakursanihtp@gmail.com

ABSTRAK

Inspeksi visual asam asetat (IVA) ialah salah satu metode deteksi dini kanker serviks yang
sama populer dengan pap smear. Indonesia ialah salah satu negara dengan jumlah penderita
kanker serviks tinggi di dunia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru setiap 2 menit meninggal
1 orang wanita karena kanker serviks. diketahui di Puskesmas Simpang Tiga terdapat 15
kasus lesi pra kanker yang termasuk dalam 10 besar penyakit tidak menular di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Tiga tahun 2015.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan wanita usia subur (WUS) dalam metode IVA
di Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru Tahun 2016.Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif
analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah WUS yang
berusia 15-44 tahun yang berkunjung di Puskesmas Simpang Tiga dengan jumlah 95 WUS.
Pengambilan sampel dengan menggunakan Sampling Kuota. Analisis yang digunakan adalah
analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dan alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pendidikan dengan
kunjungan IVA (P value = 0,529>0,05, nilai POR = 0,703), terdapat hubungan pekerjaan
dengan kunjungan IVA (P value = (0,000<0,05, nilai POR=0,194), terdapat hubungan akses
informasi dengan kunjungan IVA (P value=0,000<0,05, nilai POR = 5,231), terdapat
hubungan peran kader kesehatan dengan kunjungan IVA (P value = 0,028<0,05, nilai POR
=2,762) dan juga terdapat hubungan penyuluhan kesehatan dengan kunjungan IVA (P value
= 0,035<0,05, nilai POR = 2,656).
Disarankan pada instansi terkait yaitu Pukesmas Simpang Tiga untuk meningkatkan
konseling atau penyuluhan pada WUS tentang metode IVA agar segera terdeteksi sedini
mungkin penderita kanker serviks.

Daftar Pustaka: 38 (2003-2015)


Kata Kunci: Puskesmas Simpang Tiga, Akses informasi, Peran Kader Kesehatan,
Penyuluhan Kesehatan, Inspeksi Visual Asam Asetat

ABSTRACT

Visual Inspection With Acetic Acid (VIA) is one method the early detection cervical cancer
the same pap smear popular. Indonesia is one of the there cervical cancer high in the world.
Every 1 minutes to emerge 1 new cases of any 2 minutes died 1 the women because cervical
cancer. While Puskesmas Simpang Tiga known 15 lesions cancer cases pre included in 10
large non infectious disease in the work area of Puskesmas Simpang Tiga in 2015.The
purpose of this research to know the factors related to the women participation fertile age
(WUS) in VIA method in the working area of Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru in
2016.This type of research this is a quantitative analytic with a design research cross
sectional. The population of this research is WUS aged 15-44 years visit in Puskesmas
Simpang Tiga with the number of 95 WUS. The sample collection with the use of sampling
quotas. The analysis used is univariat analysis and bivariat with chi-square test and a
measuring instrument used is the questionnaires.The research results show that there was no
correlation education with the VIA (P value=0,529>0,05, nilai POR=0,703), there are
relations work with the VIA (P value = (0,000<0,05, nilai POR=0,194), there are relations
access to information with VIA (P value = 0,000<0,05, nilai POR=5,231), there are relations
the role of kaders health with the VIA (P value = 0,028<0,05, nilai POR=2,762), and there
are also relations with the counseling health VIA (P value=0,035<0,05, nilai POR=2,656).
Suggested to related institutions that is PukesmasSimpangTiga to increase counseling or
counseling in WUS of methods of VIA to immediately detected as early as possible patients
cervical cancer.

Bibliography : 38 (2003-2015)
Keywords : Puskesmas Simpang Tiga, Access to Information, The Role of Kader Health,
Counseling Health, Visual Inspection With Acetic Acid

PENDAHULUAN umur 15-45 tahun setelah kanker


IVA (inspeksi visual dengan aplikasi payudara, tidak kurang dari 500.000 kasus
asam asetat) merupakan salah satu metode baru dengan kematian 280.000 penderita
deteksi dini kanker serviks yang sama terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Hal
populer dengan pap smear (Savitri, 2015). ini bisa dikatakan setiap dua menit seorang
Kanker serviks ialah salah satu masalah wanita meninggal akibat kanker serviks.
kesehatan terkemuka yang mencolok bagi Indonesia merupakan salah satu negara
wanita di seluruh dunia. Kanker serviks dengan jumlah penderita kanker serviks
menduduki urutan kedua dari penyakit yang tinggi di dunia. Setiap 1 menit
kanker yang menyerang wanita di dunia muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit
dan urutan pertama untuk wanita di negara meninggal 1 orang wanita karena kanker
sedang berkembang (Puspita, 2015). serviks. Diperkirakan setiap hari muncul
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal,
atau WHO (World Health Organization), berarti setiap jam diperkirakan 1 orang
terdapat insiden kanker serviks baru wanita meninggal dunia karena kanker
493.243 jiwa per tahun, dengan angka serviks. Artinya Indonesia akan kehilangan
kematian sebanyak 273.505 jiwa per tahun 600-750 orang wanita produktif tiap
(Emilia, 2010). Kanker serviks merupakan bulannya (Puspita, 2015). Menurut
kanker nomor dua terbanyak pada wanita Sankaranarayanan dalam penelitiannya,
tentang perbandingan pasien kanker sosialisasi, pelatihan pelatih (training of
serviks yang meninggal dunia pada trainers), pelatihan provider di
kelompok yang dilakukan deteksi dini Kabupaten/Kota, pelatihan kader di
dengan IVA dan pada kelompok yang Puskesmas, promosi, pelaksanaan
tidak dilakukan deteksi dini pada negara skrining, pencatatan dan pelaporan
berkembang, didapatkan hasil bahwa (surveilans), serta monitoring danevaluasi
mereka yang melakukan skrining IVA (Kemenkes RI, 2015).
35% lebih sedikit yang meninggal dunia Berdasarkan data dari RSUD Arifin
dibanding mereka yang tidak mendapat Achmad Provinsi Riau, angka kejadian
skrining IVA (Wahyuningsih, 2014). kanker serviks mengalami peningkatan
Menurut Kementerian Kesehatan dari tahun ketahun yaitu tahun 2012
Republik Indonesia, di Indonesia kanker sebanyak 89 kasus, tahun 2013 sebanyak
serviks menempati urutan kedua dari 109 kasus, dan pada tahun 2014 sebanyak
semua jenis kanker pada wanita, dengan 113 kasus. Dinas Kesehatan Provinsi Riau
insiden kanker serviks adalah 100 per pada tahun 2015 mulai melakukan
100.000 penduduk per tahun (Savitri, pencanangan kampanye peduli kesehatan
2015). Menurut Pusat Data dan Informasi wanita melalui tes IVA, dimana
Kesehatan (2015), IVA merupakan melibatkan seluruh unsur yang berkaitan
program yang sedang digalangkan dalam dengan kesehatan dan wanita. Tes IVA
meningkatkan pelaksanaan pencegahan dipusatkan di Puskesmas Simpang Tiga
dan deteksi dini kanker serviks pada dengan target 100 pemeriksaan sebanyak
wanita di Indonesia mulai tahun 2015- 100 orang. Diseluruh Provinsi Riau
2019. Pada 21 April 2015 lalu, Organisasi diharapkan mencapai target minimal yaitu
Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE 1.816 orang, dengan rincian perKabupaten
KK) telah melaksanakan gerakan deteksi harus mencapai 200 orang untuk
dini kanker serviks melalui metode IVA Kabupaten/Kota kecuali Pekanbaru yang
secara serentak di seluruh wilayah ditargetkan sebanyak 616 orang. Cara
Indonesia. Target program adalah 50% pencapaian target ini adalah dengan
wanita berusia 30-50 tahun yang dicapai melakukan pemeriksaan IVA serentak
hingga tahun 2019. Kegiatan deteksi dini disetiap Kabupaten/Kota sebanyak 100
dilaksanakan di Puskesmas dengan orang per Kabupaten/Kota saat
rujukan ke Rumah Sakit Kabupaten/Kota pencanangan tanggal 21 April 2015,
dan Rumah Sakit Tingkat Provinsi. sisanya dilakukan pemeriksaan oleh
Kegiatan pokoknya adalah advokasi dan Kabupaten/Kota sampai batas akhir 22
Desember 2015. Hasil pemeriksaan setiap HASIL
bulannya dilaporkan kepada Gubernur Hasil uji bivariat dari 5 variabel,
Riau melalui Dinas Kesehatan secara terdapat 4 variabel yang mempunyai
berjenjang, dari Dinas Kesehatan hubungan signifikan dengan keikutsertaan
Kabupaten/Kota ke Provinsi. Pemeriksaan wanita usia subur (WUS) dalam metode
IVA dilakukan secara gratis dengan syarat inspeksi visual asam asetat (IVA) yaitu
harus yang sudah menjadi anggota BPJS pekerjaan (P value = 0,000), akses
(Dinkesriau.Net, 2015). informasi (P value = 0,000), peran kader
Tujuan penelitian ini adalah untuk kesehatan (P value = 0,028), penyuluhan
mengetahui faktor-faktor yang kesehatan (P value = 0,035). Sedangkan
berhubungan dengan keikutsertaan wanita variabel pendidikan tidak memiliki
usia subur (WUS) dalam metode inspeksi hubungan yang signifikan secara statistik.
visual asam asetat (IVA) di Puskesmas Berdasarkan nilai POR maka wanita usia
Simpang Tiga Kota Pekanbaru Tahun subur (WUS) yang tidak bekerja berisiko 1
2016. kali untuk berpeluang tidak melakukan
kunjungan IVA dibandingkan dengan
METODE WUS yang bekerja (POR) = 0,194
Jenis penelitian ini adalah (CI 95% = 0,0810-0,467). WUS yang
kuantitatif dengan desain analitik dan tidak menggunakan akses informasi
pendekatan cross sectional yang berisiko 5 kali untuk berpeluang tidak
dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di melakukan kunjungan IVA dibandingkan
Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru. dengan WUS yang menggunakan akses
Jumlah populasi dalam penelitian ini informasi (POR) = 5,231 (CI 95% =
adalah 9.442 orang, dengan jumlah sampel 2,177-12,569). WUS yang kadernya tidak
95 sampel. Teknik pengambilan sampel berperan berpeluang 3 kali untuk tidak
dalam penelitian ini adalah sampling melakukan kunjungan IVA dibandingkan
kuota. Jenis data yang dikumpulkan adalah dengan WUS yang kadernya berperan
data primer dengan menggunakan (POR) = 2,762 (CI 95% = 1,197-6,374).
kuesioner. Analisis bivariat dilakukan WUS yang petugas kesehatannya tidak
dengan uji Chi Square. memberikan penyuluhan berpeluang 3 kali
untuk tidak melakukan kunjungan IVA
dibandingkan dengan WUS yang petugas
kesehatannya memberikan penyuluhan
(POR) = 2,656 (CI 95% = 1,151-6,128).
Tabel 1 Hasil penelitian ini sejalan dengan
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
hasil penelitian sebelumnya yang
Keikutsertaan WUS dalam Metode IVA
POR P dilakukan oleh Gustiana (2014) yang
Total
No. Variabel (95% CI) Value
N %
menunjukan tidak adanya hubungan
1. Pendidikan pendidikan terhadap perilaku pencegahan
Rendah 38 40,0 0,703
0,529
Tinggi 57 60,0
(0,308- kanker serviks, persentase perilaku
1,603)
Total 95 100 pencegahan lebih tinggi pada responden
Status
2.
Pekerjaan 0,194 yang berpendidikan rendah yaitu 66.7%
0,000
Tidak Bekerja 42 44,2 (0,0810- dengan hasil uji statistik (ρ = 1.000)
Bekerja 53 55,8 0,467)
Total 95 100 dengan nilai OR = 0.87 (95% CI = 0.07- 9.96).
Akses
3. Menurut Notoatmodjo (2007),
Informasi 5,231
Tidak (2,177- 0,000
47 49,5 pendidikan didefinisikan sebagai suatu
Menggunakan 12,569)
Menggunakan 48 50,5 proses pengalaman belajar yang bertujuan
Total 95 100
Peran Kader mempengaruhi sikap dan perilaku
4. Kesehatan
2,762 seseorang atau kelompok tertentu.
Tidak 44 46,3 0,028
(1,197-
Berperan
Berperan 51 53,7
6,374) Menurut Kurniawati (2015), menyatakan
Total 95 100 wanita usia subur dengan tingkat
Penyuluhan
5.
Kesehatan
2,656 pendidikan yang rendah tidak
(1,151- 0,035
Tidak 54 56,8 mendapatkan cukup informasi mengenai
6,128)
Ya 41 43,2
Total 95 100 pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
tentang metode IVA yang dapat diakses
PEMBAHASAN
melalui media informasi seperti searching
1. Hubungan Pendidikan dengan
di internet maupun membaca buku-buku
Keikutsertaan Wanita Usia Subur
tentang kanker serviks dan
(WUS) dalam Metode Inspeksi
pencegahannya. Sebaliknya WUS dengan
Visual Asam Asetat (IVA
tingkat pendidikan menengah dan tinggi
Berdasarkan hasil penelitian
mereka dapat mengakses informasi-
didapatkan tidak adanya hubungan antara
informasi mengenai kesehatan bagi dirinya
pendidikan dengan keikutsertaan wanita
akan tetapi semua kembali kepada
usia subur (WUS) dalam metode inspeksi
kesadaran masing-masing individu dalam
visual asam asetat (IVA). Hasil uji Chi-
menyikapi mengenai kesehatan pada
Square diperoleh nilai Pvalue =
dirinya.
(0,529>0,05).
Dari hasil penelitian, peneliti
berasumsi bahwa wanita usia subur yang
berpendidikan rendah lebih banyak bekerja berpeluang 1 kali untuk tidak
melakukan kunjungan IVA, hal ini melakukan kunjungan IVA dibandingkan
disebabkan rasa ingin tahu WUS tersebut dengan WUS yang bekerja.
terhadap hal yang baru mereka dengar Hasil penelitian ini tidak sejalan
ditambah menurut responden pemeriksaan dengan hasil penelitian Dewi, 2014,
yang dilakukan tidak menghabiskan biaya dengan judul faktor-faktor yang
yang mahal, jadi tidak sepenuhnya wanita berhubungan dengan perilaku wanita usia
usia subur yang berpendidikan rendah subur dalam deteksi dini kanker serviks
dipengaruhi oleh pendidikan formal saja, dengan metode IVA di Wilayah Kerja
akan tetapi dapat pula dipengaruhi oleh Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur
pendidikan non formal atau faktor dari luar Tahun 2014, yaitu hasil uji statistik dimana
seperti media elektronik atau orang lain, nilai p 1,000 menunjukkan bahwa
bahkan dalam hal ekonomi juga sangat pekerjaan tidak mempunyai hubungan
diperhitungkan oleh mereka. Hal ini sesuai yang bermakna dengan perilaku WUS
dengan teori Darnindro (2006), dalam deteksi dini kanker serviks dengan
menyatakan perilaku pencegahan metode pemeriksaan IVA.
seseorang tidak sepenuhnya dipengaruhi Menurut Theresia, Karningsih dan
oleh tingkat pendidikan namun lebih Delmaifanis (2012), lingkungan pekerjaan
dipengaruhi oleh paparan informasi yang memungkinkan WUS mendapat informasi
dimilikinya. mengenai deteksi dini kanker serviks
dengan metode pemeriksaan IVA. Selain
2. Hubungan Status Pekerjaan dengan itu, pekerjaan dikaitkan dengan daya beli
Keikutsertaan Wanita Usia Subur sehingga wanita yang bekerja akan
(WUS) dalam Metode Inspeksi semakin mandiri dan semakin mudah
Visual Asam Asetat (IVA) untuk memeriksakan kesehatannya.
Berdasarkan hasil penelitian Dari hasil penelitian, peneliti
didapatkan adanya hubungan antara berasumsi bahwa WUS yang tidak bekerja
pekerjaan dengan keikutsertaan wanita memiliki lebih banyak waktu luang yang
usia subur (WUS) dalam metode inspeksi dapat dipergunakan untuk melakukan
visual asam asetat (IVA). Hasil uji Chi- kunjungan IVA, ibu yang tidak bekerja
Square diperoleh nilai P value = juga memiliki pengetahuan yang cukup
(0,000<0,05) dengan Prevalence Odds yang diperoleh terutama dari kader
Ratio (POR) = 0,194 (CI 95% = 0,0810- kesehatan. Sedangkan, pada WUS yang
0,467) artinya responden yang tidak bekerja terdapat kendala dimana tidak
selamanya mereka memiliki pengetahuan menggunakan akses informasi berisiko 5
lebih baik dan luas, hal ini juga dapat kali untuk berpeluang tidak periksa IVA
disebabkan karena tidak adanya waktu dibandingkan dengan WUS yang
luang yang dapat disediakan oleh WUS menggunakan akses informasi.
yang bekerja dikarenakan WUS yang Hasil penelitian ini tidak sejalan
bekerja akan lebih mementingkan dengan hasil penelitian Utami, 2014
pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dengan judul hubungan antara
untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pengetahuan, sikap, dan sumber informasi
pada melakukan pemeriksaan IVA yang dengan perilaku perempuan dalam
dianggap menakutkan apabila mengetahui pencegahan kanker serviks di Puskesmas
hasilnya. Oleh karena itu rendahnya Rowosari, Semarang Tahun 2014, dari
pekerjaan seseorang tidak mempengaruhi hasil uji chi-square pada α = 0.05
dalam mencari dan memperluas wawasan, diperoleh nilai P value = 0,532,
pengetahuan untuk melakukan kunjungan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
IVA. Hal ini diperkuat oleh teori antara sumber informasi dengan perilaku
Notoatmodjo (2007), adanya pekerjaan perempuan dalam pencegahan kanker
akan menyebabkan seseorang meluangkan serviks.
banyak waktu dan tenaga untuk Menurut Notoatmodjo (2003), akses
menyelesaikan pekerjaan yang dianggap informasi pada hakekatnya mendukung
penting. atau memungkinkan terwujudnya
pelaksanaan deteksi dini kanker serviks,
3. Hubungan Akses Informasi dengan faktor ini disebut faktor pendukung. Akses
Keikutsertaan Wanita Usia Subur informasi mengenai kesehatan reproduksi
(WUS) dalam Metode Inspeksi terutama kesehatan reproduksi wanita
Visual Asam Asetat (IVA) dapat diperoleh dari majalah, leaflet,
Berdasarkan hasil penelitian poster, televisi, buku kesehatan dan
didapatkan adanya hubungan antara akses lainnya.
informasi dengan keikutsertaan wanita Dari hasil penelitan, peneliti
usia subur (WUS) dalam metode inspeksi berasumsi bahwa pada WUS yang banyak
visual asam asetat (IVA). Hasil uji tidak melakukan kunjungan IVA
Chi-Square diperoleh nilai P value = dipengaruhi oleh tidak adanya akses
(0,000<0,05), dengan Prevalence Odds informasi yang digunakan maupun
Ratio (POR) = 5,231 (CI 95% = 2,177- didapatkan, disebabkan oleh rasa acuh tak
12,569) artinya responden yang tidak acuh pada kesehatan, menganggap jika
belum ada keluhan maka wanita tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan
melakukan pemeriksaan IVA dan hasil penelitian Susanti, 2011 dengan judul
disebabkan kurangnya penyuluhan- faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyuluhan tentang metode IVA yang rendahnya kunjungan inspeksi visual asam
dapat dilakukan dari pihak Puskesmas, asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas
kader kesehatan maupun kerjasama antara Halmahera Kecamatan Semarang Timur
kampus dengan puskesmas dalam Tahun 2011, yaitu dari uji Chi Square
menjalankan kegiatan penyuluhan. yang dilakukan, diperoleh nilai P value =
Hal ini sesuai teori Puspita (2015), 0,009 menunjukkan bahwa ada hubungan
informasi kesehatan tentang kanker serviks antara peran kader kesehatan dengan
sangat penting didapat oleh WUS terutama rendahnya Kunjungan Inspeksi Visual
dalam pencegahan melalui deteksi dini Asam Asetat (IVA) di Puskesmas
metode IVA, informasi yang tidak Halmahera Kecamatan Semarang Timur
diperoleh oleh WUS merupakan salah satu Tahun 2011.
masalah dan penyebab wanita terus diburu Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
oleh penyakit berbahaya ini. berasumsi pada kader kesehatan yang tidak
berperan yaitu pada saat adanya
4. Hubungan Peran Kader Kesehatan penyuluhan atau informasi mengenai
dengan Keikutsertaan Wanita Usia deteksi dini IVA dari Puskesmas,
Subur (WUS) dalam Metode kelompok tidak hadir sehingga
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). mempengaruhi informasi kader kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang seharusnya dapat disampaikan
didapatkan adanya hubungan antara peran kepada masyarakat, karena kader
kader dengan keikutsertaan wanita usia kesehatan merupakan orang yang lebih
subur (WUS) dalam metode inspeksi dekat dengan masyarakat, sehingga ketika
visual asam asetat (IVA). Hasil uji Chi- kader mendapatkan informasi terbaru dari
Square diperoleh nilai P value = petugas kesehatan di Puskesmas maupun
(0,028<0,05) dengan Prevalence Odds penyuluhan yang diadakan di Puskesmas,
Ratio (POR )= 2,762 (CI 95% = 1,197- maka kader dapat segera menyampaikan
6,374) artinya responden yang kadernya langsung kepada wanita, hal itu dapat
tidak berperan berpeluang 3 kali untuk meningkatkan angka kunjungan metode
berpeluang tidak periksa IVA IVA.
dibandingkan dengan WUS yang kadernya Hal ini sesuai dengan teori Susanti
berperan. (2011), meyatakan peran kader kesehatan
berhubungan dengan rendahnya kunjungan 1,151-6,128) artinya responden yang
IVA disebabkan karena kader kesehatan petugas kesehatannya tidak memberikan
kurang memberikan promosi kesehatan penyuluhan berisiko 3 kali untuk
tentang kanker servik dan pentingnya berpeluang tidak periksa IVA
deteksi dini kanker servik dengan IVA. dibandingkan dengan WUS yang petugas
Peran kader yang baik akan memberikan kesehatannya memberikan penyuluhan.
pengaruh yang baik pula pada seseorang Hasil penelitian ini sejalan dengan
atau masyarakat. hasil penelitian Susanti (2011), dengan
Menurut DEPKES RI, 2007 dalam judul faktor-faktor yang berhubungan
susanti 2011, kader adalah anggota dengan rendahnya kunjungan inspeksi
masyarakat yang dipilih untuk menangani visual asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja
masalah kesehatan, baik perseorangan Puskesmas Halmahera Kecamatan
maupun masyarakat, serta untuk bekerja Semarang Timur Tahun 2011, yaitu dari
dalam hubungan yang amat dekat dengan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh
tempat pelayanan kesehatan dasar. Kader nilai P value = 0,017 < 0,05 yang
mempunyai peran mengontrol kesehatan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
bayi dan balita serta kesehatan ibu. Selain penyuluhan kesehatan dengan rendahnya
itu kader juga mempunyai tugas untuk kunjungan inspeksi visual asam asetat
memberikan penyuluhan kepada (IVA) di Puskesmas Halmahera
masyarakat mengenai masalah kesehatan Kecamatan Semarang Timur Tahun 2011.
masyarakat yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
berasumsi bahwa kurangnya penyuluhan
5. Hubungan Penyuluhan Kesehatan dari tenaga kesehatan dapat dipengaruhi
dengan Keikutsertaan Wanita Usia oleh kurangnya tenaga penyuluh dan
Subur (WUS) dalam Metode kurangnya waktu luang, sehingga
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) penyuluhan pun hanya dapat dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian dipuskesmas dengan keterbatasan peserta
didapatkan adanya hubungan antara yang hadir, sehingga kunjungan IVA
penyuluhan kesehatan dengan masih belum merata oleh WUS, dalam hal
keikutsertaan wanita usia subur (WUS) ini penyuluhan oleh tenaga kesehatan
dalam metode inspeksi visual asam asetat sangat membantu wanita untuk
(IVA). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
Pvalue = (0,035<0,05) dengan Prevalence kemauan dan kemampuan WUS dalam
Odds Ratio (POR)= 2,656 (CI 95%= ikut serta metode IVA, akan tetapi jika
petugas kesehatan tidak melakukan diselenggarakan guna meningkattkan
pendekatan dan penyuluhan terkait metode pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
IVA maka kunjungan IVA pun akan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sedikit, hal ini karena petugas kesehatan dan aktif berperan serta dalam upaya
merupakan orang yang dipercaya oleh kesehatan.
masyarakat terutama WUS, dimana
petugas kesehatan memiliki keahlian KESIMPULAN
selain pengobatan juga dalam Faktor yang berhubungan dengan
penyampaian informasi yang benar, keikutsertaan wanita usia subur dalam
sehingga jika adanya penyuluhan maka inspeksi visual asam asetat adalah faktor
akan mendorong wanita untuk melakukan pekerjaan dengan POR = 0,194 (CI 95%=
metode IVA. 0,0810-0,467)artinya responden yang tidak
Hal ini sejalan dengan teori dari bekerja berpeluang 1 kali untuk tidak
Soekidjo Notoatmodjo (2003), yang melakukan kunjungan IVA dibandingkan
menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan dengan WUS yang bekerja. Faktor akses
atau pendidikan kesehatan merupakan informasi dengan POR = 5,231 (CI 95%=
suatu upaya atau kegiatan yang ditujukan 2,177-12,569) artinya responden yang
agar masyarakat menyadari atau tidak menggunakan akses informasi
mengetahui bagaimana cara memelihara berisiko 5 kali untuk berpeluang tidak
kesehatan mereka, bagaimana menghindari periksa IVA dibandingkan dengan WUS
atau mencegah hal-hal yang merugikan yang menggunakan akses informasi.
kesehatan mereka dan orang lain, kemana Faktor peran kader kesehatan dengan
seharusnya mencari pengobatan bila sakit, POR= 2,762 (CI 95%= 1,197-
dan sebagainya. 6,374)artinya responden yang kadernya
Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun tidak berperan berpeluang 3 kali untuk
2009, untuk mewujudkan derajat berpeluang tidak periksa IVA
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dibandingkan dengan WUS yang kadernya
diselenggarakan upaya kesehatan dengan berperan. Faktor penyuluhan kesehatan
pendekatan melalui pelayanan kesehatan dengan POR = 2,656 (CI 95%=1,151-
promotif, preventif, kuratif dan 6,128)artinya responden yang petugas
rehabilitatif yang dilaksanakan antara lain kesehatannya tidak memberikan
melalui penyuluhan yang lebih penyuluhan berisiko 3 kali untuk
mengutamakan kegiatan yang bersifat berpeluang tidak periksa IVA
promosi kesehatan. Penyuluhan kesehatan
dibandingkan dengan WUS yang petugas Di Rumah Susun Klender Jakarta
2006. Tesis. FKUI. Jakarta
kesehatannya memberikan penyuluhan.
Dewi, L. (2014). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku
Wanita Usia Subur dalam Deteksi
SARAN
Dini Kanker Serviks dengan Metode
Diharapkan agar meningkatkan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) di Wilayah Kerja
konseling atau penyuluhan pada wanita
Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak
usia subur tentang deteksi dini kanker Timur. Naskah Publikasi. Fakultas
Kedokteran Universitas
serviks metode inspeksi visual asam asetat
Tanjungpura. Pontianak
(IVA) dengan upaya penjaringan pada
Dinkesriau.net. (2015). Kampanye Peduli
setiap WUS yang melakukan kunjungan
Kesehatan Provinsi Riau Targetkan
KB, agar penderita kanker serviks atau 1816 Pemeriksaan IVA. Pekanbaru :
Media Center Dinkes Riau
yang dicurigai kanker serviks dapat segera
melakukan pengobatan lanjutan sesuai Emilia, O., Yudha, P.H., Kusumanto, D.,
Freitag, H. (2010). Bebas Ancaman
tahap pengobatan, sehingga dapat
Kanker Serviks. Yogyakarta:
menurunkan angka kesakitan maupun Medpress
kematian wanita akibat kanker serviks.
Gustiana, D,. Irvani, y. D,. Nurchayati, S.
(2014). Faktor-Faktor yang
DAFTAR PUSTAKA Berhubungan dengan Perilaku
Pencegahan Kanker Serviks pada
Asih, S. G. (2015). Metodologi Penelitian Wanita Usia Subur. Pekanbaru Riau:
Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: JOM PSIK, Volume 1 No.2, Oktober
Budi Utama 2014
Artiningsih. (2011). Hubungan antara Hanafi, H. (2004). Keluarga Berencana
Tingkat Pengetahuan dan Sikap dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Wanita Usia Subur dengan Sinar Harapan
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat dalam Rangka deteksi Dini Hasan, M. I. (2008). Pokok-Pokok Materi
Kanker Serviks di Puskesmas Blooto Statistik 1 (Statistik Deskriptif).
Kecamatan Prajurit Kulon Jakarta: Bumi Aksara
Mojokerto.Tesis. Program
Pascasarjana Program Studi Hidayat. (2007). Metodologi Penelitian
Kedokteran Keluarga. Surakarta Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika
BPJS Kesehatan. (2015). Info BPJS
Kesehatan Edisi XVIII. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. (2015).
BPJS Kesehatan Buletin Jendela Data & Informasi
Kesehatan, Semester 1, 2015. Jakarta
Darnindro, N. (2006). Pengetahuan Sikap
Perilaku Perempuan Yang Sudah Kementerian Kesehatan RI. (2013).
Menikah Mengenai Pap Smear Dan Pedoman Teknis Pengendalian
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kanker Payudara & Kanker Leher
Rahim. Jakarta
Kurniawati, W., Aini, F., Maryanto, S. Sari, N. (2013). Faktor-Faktor yang
(2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan
Berhubungan dengan Perilaku WUS Pencegahan Kanker Serviks pada
dalam Melakukan Deteksi Dini Wanita Usia Subur di RSUD AA
Kanker Serviks dengan Metode Provinsi Riau. Skripsi: STIKes Hang
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Tuah Pekanbaru
Wilayah Kerja Puskesmas Kretek
Bantul Yogyakarta. Tesis. STIkes Savitri, A. (2015). Kupas Tuntas Kanker
Ngudi Waluyo, Yogyakarta Payudara & Kanker Leher Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Meliasari, D. (2014). Pegetahuan dan
Dukungan Suami Berhubungan Setiati, E. (2009). Waspadai 4 Kanker
dengan Tindakan Pemeriksaan IVA Ganas Pembunuh Wanita.
pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Yogyakarta: ANDI
Desa Sunggal Kanan. Jurnal Ilmiah
PANNMED, Volume 9 No.3, Setiawan, A., Saryono. (2010). Metodologi
Januari-April 2015 Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1,
S2. Yogyakarta: Nuha Medika
Munawaroh, (2013). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Wanita Usia Sibagariang, E.E., Juliane., Rismalinda.,
Subur Melakukan Pemeriksaan Pap Nurzannah, S. (2010). Metodologi
Smear di RSUD AA Provinsi Riau Penelitian untuk Mahasiswa
Notoadmodjo. (2003). Pendidikan dan Diploma Kesehatan. Jakarta: TIM
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta Siswosudarmo. (2007). Teknologi
Kontrasepsi. Yogyakarta: Gajah
Notoadmodjo. (2005). Metodologi Mada University Press
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta Soebachman, A. (2011). Awas 7 Kanker
Paling Mematikan. Yogyakarta:
Notoadmodjo. (2007). Promosi Kesehatan Syura Media Utama
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta Sri, D.R. (2015). Asuhan Ibu dengan
Kanker Serviks. Jakarta: Salemba
Notoadmodjo. (2012). Metodologi Medika
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta Sulistyaningsih. (2011). Metodologi
Penelitian Kebidanan Kuantitatif –
Nurcahyo, J. (2010). Awas !!! Bahaya Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara. Yogyakarta: Wahana Susanti, A. (2011). Faktor-Faktor yang
Totalita Publisher Berhubungan dengan Rendahnya
Kunjungan Inspeksi Visual Asam
Puspita, S.A. (2015). Stop Kanker Serviks. Asetat (IVA) di wilayah Kerja
Yogyakarta: Notebook Puskesmas Halmahera Kecamatan
Semarang Timur. Skripsi: IKM
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Negeri Semarang.
Nuha Medika
Ulfah, M.K. (2013). Buku Ajar Kesehatan Wahyuningsih, T., Yudhya, E.M. (2014).
Reproduksi dan Keluarga Berencana Faktor Risiko Terjadinya Lesi
untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta: Prakanker Serviks Melalui Deteksi
TIM Dini dengan Metode IVA (Inspeksi
Visual Asam Asetat). Jakarta : Forum
Utami, T.E. (2014). Hubungan Ilmiah, Volume 11 No.2, Mei 2014
antaraPengetahuan, Sikap,
danSumberInformasidenganPerilaku Wawan, A., Dewi, M. (2010). Teori &
PerempuandalamPencegahanKanke Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
rServiks di PuskesmasRowosari, Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Semarang. Jurnal Keperawatan. Nuha Medika
Volume 2. No. 1. Juli 2014

UU RI No. 20. (2003). Undang-Undang RI


No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai