Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN PERILAKU IBU DALAM

MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POLINDES HARAPAN BUNDA DESA KALIGADING


KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010

Ludfi Dini Arasta

ABSTRAK

Latar belakang : ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi
berumur 6 bulan tanpa pemberian tambahan cairan dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur nasi dan tim. Meskipun rawat gabung dan pemberian ASI Eksklusif merupakan alat untuk
menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi tapi pada kenyataannya banyak Rumah Sakit, Puskesmas klinik
dan Rumah Bersalin yang belum melaksanakan rawat gabung sehingga dapat mempengaruhi perilaku ibu
dalam memberikan ASI.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Rawat Gabung dengan Perilaku Ibu
dalam memberikan ASI Ekslusif di Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal Tahun 2010.
Metode penelitian: desain penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan Cross
Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan normal di Desa Kaligading
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal sebanyak 35 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisa
datanya menggunakan metode Fisher Exact.
Hasil penelitian: Berdasarkan uji statistik Fisher Exact didapatkan hasil nilai p value 0,035 (0,035 <
0,05) sehingga ada hubungan pelaksanan rawat gabung dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif di Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Kata kunci: Rawat Gabung, Perilaku, ASI Ekslusif

PENDAHULUAN selama 6 bulan pertama kehidupannya.


Saat buah hati ibu tumbuh dan berkembang (Firmansjah, 2008).
di dalam kandungan, tubuh ibu memberinya Dengan rawat gabung maka antara ibu dan
antibodi melalui plasenta. Ini memberinya bayi akan segera terjalin proses lekat ( early infant
kekebalan pasif yang mampu melindungi janin ibu - mother bonding ) akibat sentuhan badan antara
dari serangan penyakit selama masa kehamilan. ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh
Namun begitu sang buah hati dilahirkan, ia tidak yang besar terhadap perkembangan psikologi bayi
lagi mendapatkan suplai antibodi. Sementara itu selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
sistem kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir merupakan stimulasi mental yang mutlak
belum bekerja secara sempurna. Karena itu, bayi dibutuhkan oleh bayi. (Febrianti, 2008).
sangat rentan terkena resiko infeksi pada tahun Rawat Gabung akan membantu
pertama kelahiran. (Firmansjah, 2008). memperlancar pemberian ASI. Karena dalam
Menurut Professor Guido Moro dari tubuh ibu menyusui ada hormon oksitosin.
Macedonis Melloni Maternity Hospital di Milan Hormon ini sangat berpengaruh pada keadaan
dua pertiga dari sistem kekebakan tubuh bayi di emosi ibu. Jika ibu tenang dan bahagia karena
bagian perutnya, sehingga sangatlah penting untuk dapat mendekap bayinya, maka hormon ini akan
memperhatikan apa ia makan dan minum. Itulah meningkat dan ASI pun cepat keluar, sehingga
sebabnya mengapa buah hati ibu yang baru lahir bayi lebih puas mendapatkan ASI. (Febrianti,
sangat membutuhkan Air Susu Ibu (ASI) terutama 2008).

1
Salah satu kekaguman kita tentang cinta meninggal dunia pada bulan pertama kelahiran
Tuhan kepada umat-Nya dapat kita rasakan ketika dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dibandingakan
ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI (Air bayi yang disusui oleh ibunya secara eklsklusif.
Susu Ibu), proses ini merupakan mukjizat yang (Firmansjah, 2008).
harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal Pemberian ASI Eksklusif masih belum
mungkin karena tidak ada makanan di dunia ini seperti yang diharapkan. Menurut hasil Survey
yang sesempurna ASI. Air Susu Ibu (ASI) adalah Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
salah satu jenis makanan yang mencakup seluruh 2002-2003 presentase anak di bawah 6 bulan yang
unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial mendapatkan ASI Eksklusif adalah 39,5%
maupun spiritual (Purwanti, 2004: 5). (Depkes,2008). Hal ini dikarenakan banyak ibu
Sampai saat ini ASI (Air Susu Ibu) masih yang tidak menyusui bayinya dengan berbagai
merupakan gizi terbaik bagi bayi karena komposisi alasan, diantaranya karena kurangnya informasi
zat-zat gizi di dalamnya secara optimal mampu ibu tentang manfaat dan kegunaan ASI, merasa
menjamin pertumbuhan tubuh bayi (Widjaja, kurang modern dan menyusui dianggap kuno,
2001: 18). Selain itu ASI juga mengandung karena ibu takut tidak disayang oleh suami ada
antibody yang akan membantu bayi membangun juga yang beralasan karena ibu bekerja dan ingin
system kekebalan tubuh dalam masa menyenangkan suami (Widjaja, 2003: 21-22).
pertumbuhannya, juga meningkatkan Intelegensi Pemberian ASI secara Eksklusif adalah
Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) anak. pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan atau
Menyusui juga dapat menciptakan ikatan psikologi makanan lain pada bayi. Survey yang
dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi, dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and
mencegah perdarahan setelah melahirkan, Health Surveillance System (NSS) dan WHO
mempercepat mengecilnya rahim (Ida,2009). bekerja sama dengan Balitbangkes dan Helen
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini Keller International menunjukan cakupan ASI
mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 Eksklusif 4-5 bulan sangat rendah yaitu di
bulan tanpa pemberian tambahan cairan dan tanpa perkotaan antara 4-12%, sedangkan di pedesaan 4-
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, 25%. Pencapaian ASI Eksklusif 5-6 bulan lebih
bubur nasi dan tim (Roesli, 2000: 2). rendah lagi yaitu di perkotaan 1-3%, sedangkan di
ASI Eksklusif merupakan alat untuk pedesaan 2-13% (Ida,2009).
menjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara Menurut UNICEF seorang anak yang
ibu dan bayi. Bagi bayi, tidak ada pemberian ibu diberikan ASI memiliki kesempatan untuk
yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bertahan hidup tiga kali lebih besar dibanding
bayinya. ASI tidak ternilai harganya, selain temannya yang tidak mendapatkan ASI. Baru-baru
meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara ini sebuah analisa memperkirakan bahwa sebuah
optimal ASI juga membuat anak potensial intervensi, yaitu pemberian ASI selama 6 bulan
memiliki emosi yang stabil, spritual yang matang, dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh
serta memilki perkembangan sosial yang baik. dunia termasuk 22% nyawa yang melayang setelah
Tidak ada susu formula yang dapat mendekati kelahiran (Bunga, 2008).
apalagi menyamai keuntungan alami yang di Meskipun rawat gabung dan pemberian ASI
berikan oleh ASI (Kartika, 2008: 74). Eksklusif merupakan alat untuk menjalin kasih
The United Children’s of Found (UNICEF) sayang antara ibu dan bayi tapi pada kenyataannya
menyatakan, terdapat 30.000 kematian bayi di banyak Rumah Sakit, Puskesmas klinik dan
Indonesia dari 10 juta kematian anak balita di Rumah Bersalin yang belum melaksanakan rawat
dunia setiap tahunnya. UNICEF menyebutkan gabung sehingga dapat mempengaruhi perilaku
bukti ilmiah terbaru, yang juga dikeluarkan ibu dalam memberikan ASI.
Journal Paediatrics, bahwa bayi yang diberikan Perilaku dari pandangan biologis adalah
susu formula memiliki kemungkinan untuk merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme

2
yang bersangkutan. Untuk kepentingan kerangka lembut, promina sebagai tambahan ASI pada
analisa dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa bayinya.
yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik Dari fenomena inilah maka perlu dilakukan
dapat diamati secara langsung atau secara tidak penelitian tentang ”Hubungan Pelaksanaan Rawat
langsung (Notoatmodjo S, 2003 : 118). Gabung Terhadap Perilaku Ibu Dalam
Pelaksanaan rawat gabung yang belum dilakukan Memberikan ASI Eksklusif di Polindes Harapan
dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja
memberikan ASI pada bayinya karena kurangnya Kabupaten Kendal”.
pengetahuan ibu dan informasi tentang rawat
gabung, keuntungan ASI dan manajemen METODE PENELITIAN
menyusui, ibu bekerja takut tidak menarik lagi Desain penelitian ini menggunakan metode
atau air susu hanya sedikit, belum lagi kurangnya korelasional, yaitu penelitian atau penelaahan
dukungan yang diberikan suami atau keluarga hubungan antara dua variabel pada suatu situasi
menjadi sederet alasan yang menyurutkan atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk
motivasi sang ibu. Disamping itu perlu juga melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala
mengajak bidan untuk mengajarkan Inisiasi yang lain atau variabel satu dengan variabel yang
Menyusui Dini pada ibunya setelah melahirkan. lain (Notoatmodjo, 2005: 142).
Menurut data yang ada berdasarkan Survei Pendekatan yang dilakukan dengan
Demografi Kesehatan Indonesia (2002-2003) pendekatan Cross Sectional yaitu yaitu penelitian
menunjukkan, bahwa Rawat Gabung dan dimana variabel-variabel yang termasuk antara
Pemberian ASI saja selama 2 bulan baru sebesar faktor resiko dan variabel termasuk efek
64% dari total bayi yang ada, padahal diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
target yang diharapkan adalah Rawat Gabung dan Dalam hal ini yang termasuk faktor risiko adalah
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar pelaksanaan rawat gabung sedangkan variabel
80%. Di Jawa Tengah Rawat Gabung dan yang termasuk faktor efek adalah perilaku ibu
Pemberian ASI eksklusif 6 bulan rata-rata 27,40%, dalam memberikan ASI Eksklusif (Notoatmodjo,
sedangkan di Kabupaten Banyumas sebesar 2005:148). Penelitian ini dilaksanakan di Desa
52,12% dan di Kabupaten Boyolali sebesar 80%. Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
Dari data terakhir yang didapat dari Dinas pada bulan April-Juni 2010.
Kesehatan Kabupaten Kendal jumlah bayi yang di Populasi adalah keseluruhan subjek
Rawat Gabung dan diberi ASI Eksklusif yaitu penelitian (Machfoed.I,2008:40). Populasi dalam
berjumlah 3.933 bayi (44,32%), di Rumah Sakit penelitian ini adalah ibu yang melahirkan normal
Umum Daerah dr. Soewondo Kendal jumlah bayi di Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten
yang di Rawat Gabung dan diberi ASI Eksklusif Kendal sebanyak 35 orang. Sampel adalah
yaitu berjumlah 446 (94,6%), sedangkan dari sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari
Puskesmas Boja didapat jumlah bayi yang di populasi itu (Machfoed. I, 2008:40). Sampel
Rawat Gabung dan diberi ASI Eksklusif sebanyak dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
281 bayi (46,14%). melahirkan normal di Desa Kaligading Kecamatan
Berdasarkan survey awal di Desa Kaligading Boja Kabupaten Kendal sebanyak 35 orang,
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal didapatkan 35 dengan kriteria :
ibu yang melakukan rawat gabung dan menyusui a. Kriteria Inklusi
secara eksklusif. Dilanjutkan wawancara yang Kriteria inklusi adalah karakteristik
dilakukan pada 5 ibu yang habis melahirkan umum subjek penelitian dari suatu populasi
didapatkan 2 orang melakukan rawat gabung dan target yang terjangkau yang akan diteliti
memberi ASI saja, sedang 3 orang lain melakukan (Nursalam, 2003:96). Yang termasuk dalam
rawat gabung dan menyusui selain itu juga kriteria inklusi, yaitu :
memberikan makanan tambahan seperti pisang

3
1. Semua ibu yang melahirkan normal Instrumen yang digunakan dalam penelitian
dengan bayi usia 6-10 bulan di Desa ini yaitu Cheklist dan kuesioner. Kuesioner adalah
Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
Kendal. baik, sudah matang dimana responden tinggal
2. Semua ibu melahirkan normal dengan memberikan jawaban atau dengan memberi tanda-
bayi usia 6-10 bulan yang bersedia jadi tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005 : 116). Cheklist
responden. yang berisi tentang observasi pelaksanaan rawat
b. Kriteria Eksklusi gabung. Untuk mengetahui perilaku ibu dalam
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan memberikan ASI Eksklusif digunakan kuesioner
atau mengeluarkan subjek yang memenuhi yang berjumlah 10 soal. Pertanyaan positif
kriteria inklusi dari studi karena berbagai (Favourable), jawaban Ya nilai 2, jawaban Tidak
sebab (Nursalam, 2003:97). Yang termasuk nilai 1, sedangkan pertanyaan negatif
dalam kriteria eksklusi, yaitu : (Unfavourable) jawaban Ya nilai 1 dan jawaban
1. Ibu yang melahirkan normal dengan usia Tidak nilai 2.
bayi 6-10 bulan dan bukan penduduk di Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat
Desa Kaligading Kecamatan Boja pengumpul data selesai disusun belum berarti
Kabupaten Kendal. kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan
2. Ibu melahirkan normal dengan usia bayi data, untuk itu perlu diuji validitas dan reliabilitas
6-10 bulan yang pada waktu penelitian di lapangan (Arikunto, 2006 : 168). Kuesioner
tidak berada di Desa Kaligading akan diujikan di Desa Simbang Kecamatan Boja
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal sebanyak 10 responden.
Sampling adalah suatu proses dalam Valid apabila mampu mengukur apa yang
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat diiginkan dan dapat mengungkap data variabel
mewakili populasi (Nursalam, 2003: 97). Dalam yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006 : 168).
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur
dengan Non Probability Sampling, dengan penelitian ini menggunakan rumus korelasi
pendekatan total populasi atau sampling jenuh product moment.
yaitu tekhnik penentuan sampel bila semua Uji validitas dengan tahap signifikansi 5%
anggota populasi digunakan sebagai sampel ( untuk koefesien korelasi jika r hitung > r tabel jika
Sugiyono, 2006:61). dibanding maka butir soal dikatakan valid, bila r
Data yang digunakan dalam penelitian ini hitung positif dan lebih besar dari nilai r tabel,
adalah data primer dan data sekunder. maka item pertanyaan pada kuesioner penelitian
Pengumpulan data primer dilakukan dengan dikatakan valid. Uji ini akan dilakukan dengan
wawancara dan obnservasi oleh responden. Data menggunakan sistem komputer.
primer dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Dalam uji validitas, setiap item pertanyaan
rawat gabung dan perilaku ibu dalam memberikan dilakukan uji validitas terhadap total skor seluruh
ASI eksklusif. Data Sekunder adalah data yang pertanyaan tersebut dengan menggunakan uji
diperoleh peneliti dari berbagai catatan atau Pearson Product Moment. Apabila hasil dari uji
informasi yang telah ada. Data sekunder dapat tersebut untuk setiap item pertanyaan ternyata
berasal dari catatan medis responden, buku signifikan (p > 5%), maka item pertanyaan
registrasi, dan informasi-informasi yang relevan. tersebut sudah valid dan bisa digunakan, tetapi
Dalam hal ini peneliti tidak mendapatkan apabila tidak signifikan (p < 5%) maka item
informasi langsung dari responden penelitian pertanyaan tersebut tidak valid dan harus didrop
(Udiyono, 2007;28). Data sekunder diperoleh dari dari kuesioner. Uji signifikasi dengan
dokumentasi Bidan di Desa Kaligading membandingkan nilai r hitung dengan r tabel df =
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. 10 mendapatkan r tabel (0,632).

4
Hasil uji validitas kuesioner yang dilakukan f
peneliti di Desa Simbang Kecamatan Boja x= × 100%
n
Kabupaten Kendal pada 10 responden Dari Analisis bivariate adalah analisa yang
keseluruhan hasil penelitian validitas diketahui dilakukan terhadap lebih dari 2 variabel yang
bahwa setiap butir pertanyaan untuk uji perilaku saling berhubungan atau berkorelasi
ibu dalam pemberian ASI Eksklusif sebanyak 10 (Notoatmodjo, 2005:188). Tujuannya untuk
item pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini karena menganalisa Hubungan Pelaksanaan Rawat
nilai r hitung masing-masing item soal lebih besar Gabung Terhadap Perilaku Ibu dalam Memberikan
dari r tabel (0,632) jika dilihat dari soal kuesioner ASI Eksklusif di Desa Kaligading Kecamatan
yang dinyatakan valid secara keseluruhan maka Boja Kabupaten Kendal, dengan menggunakan
layak untuk dilanjutkan uji reliabilitas dan teknik komputerisasi dan taraf signifikan 5%.
dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Tekhnik analisa yang dilakukan terhadap 2
Reliabilitas adalah suatu instrument cukup variabel yang diduga berhubungan atau
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat berkorelasi. Dalam analisa ini dapat dilakukan uji
pengumpul data karena instrument tersebut sudah statistik dengan menggunakan metode Fisher
baik. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang Exact. Untuk dapat mencari hubungan hipotesa
reliabel akan menghasilkan data yang dapat antara variabel independent dan variabel
dipercaya juga. Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dependent Analisa Bivariat megggunakan rumus
menurut Arikunto (2006 : 178) dengan teknik (Sugiyono,2007:146) :
alpha.
(A + B)! (C + D)! (A + C)! (B + D)!
Hasil perhitungan rumus ini kemudian
dianalisa dalam aplikasinya, bila hasil perhitungan P=
Cronbach Alpha (α) > 0,6 atau mendekati angka 1 N! A! B! C! D!
maka instrumen penelitian dikatakan reliabel. Uji Keterangan :
ini akan dilakukan dengan menggunakan system P : Hasil nilai faktorial
komputer. A,B,C,D : Frekuensi hasil penelitian
Hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai N : Jumlah seluruh populasi
Cronbach Alpha (α) untuk variabel perilaku α = Jika p hitung > p tabel maka Ho ditolak dan
0,936 berarti melebihi dari angka 0,6 maka Ha diterima ( α < 0,05).
kuesioner diatas dikatakan reliabel sehingga dapat Jika p hitung < p tabel maka Ho diterima dan
digunakan sebagai kuesioner dalam penelitian. Ha ditolak ( α > 0,05).
Cara Pengolahan Data menurut Nazir Menurut Udiyono (2007:45) , etika
(2005), metode pengolahan data yaitu: Editing, penelitian yaitu :
Coding, dan Tabulating. 1. Lembar persetujuan menjadi responden
Analisis yang dilakukan terhadap tiap (informed consent)
variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, Yaitu persetujuan dari responden atau
2005:188). Dalam analisis ini hanya menghasilkan subjek yang akan diteliti setelah
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap mendapatkan informasi tentang rencana
variabel yang diteliti yaitu pelaksanaan rawat penelitian yang akan melibatkannya.
gabung dengan perilaku ibu dalam memberikan Persetujuan ini perlu dibuat untuk
ASI Eksklusif. Langkah-langkah dalam meyakinkan bahwa subjek telah
menggunakan teknik presentase menurut memahami dan tidak berkeberatan sebagai
Notoatmodjo (2005:188) adalah sebagai berikut : subjek penelitian
1). Menghitung perolehan jumlah responden. 2. Tanpa nama (Anonimity)
2). Menghitung presentase yang dicapai dengan Untuk menjaga kerahasiaan responden
menggunakan rumus : maka peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden pada lembar pengumpulan

5
data, cukup dengan memberi kode nomor
pada masing-masing lembar tersebut. No Pendidikan Frekuensi Persentase
3. Kerahasiaan (convidentiality) (%)
Kerahasiaan informasi responden dijamin 1 Pendidikan 9 orang 25,7 %
oleh peneliti karena hanya kelompok data 2 Dasar (SD) 26 orang 74,3 %
tertentu saja yang akan disajikan / Pendidikan
dilaporkan sebagai riset. 3 Menengah 0 orang 0%
(SMP,SMA)
HASIL PENELITIAN Pendidikan
1. Analisa Univariat Tinggi (PT)
a. Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur Total 35 orang 100
Berdasarkan dari hasil penelitian menurut Berdasarkan tabel diatas tingkat
umur responden adalah sebagai berikut : pendidikan dari 35 responden
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan menunjukkan bahwa responden yang
umur responden Berpendidikan Menengah (SMP,SMA)
No Umur Frekuensi Persentase sebanyak 26 orang (74,3 %), Pendidikan
(%) Dasar (SD) sebanyak 9 orang (25,7 %)
1 < 20 tahun 7 orang 20,0 % sedangkan Pendidikan Tinggi (PT) tidak
2 21 – 35 28 orang 80,0 % ada. Sehingga dapat diketahui proporsi
3 tahun 0 orang 0% terbanyak untuk tingkat pendidikan
> 35 responden sebanyak 26 responden (74,3%)
tahun dengan tingkat Pendidikan Menengah
Total 35 orang 100 % (SMP,SMA).
Berdasarkan tabel diatas
diketahui dari 35 responden c. Karakteristik Responden Berdasarkan
menunjukkan bahwa usia 21 - 35 tahun Pekerjaan
sebanyak 28 orang (80,0%), usia < 20 Berdasarkan dari hasil penelitian
tahun sebanyak 7 orang (20,0%), dan menurut pekerjaan responden di Desa
yang berusia > 35 tahun tidak ada. Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten
Sehingga dapat diketahui proporsi Kendal adalah sebagai berikut :
terbanyak untuk usia responden Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan
sebanyak 28 responden (80,0%) dengan pekerjaan responden
usia 21-35 tahun. No Pekerjaan Frekuensi
Persentase
b. Karakteristik Responden Berdasarkan (%)
Pendidikan 1 Tidak Bekerja 19 orang 54,3 %
Berdasarkan dari hasil penelitian 2 Bekerja 16 orang 45,7 %
menurut tingkat pendidikan responden
adalah sebagai berikut :
Total 35 orang 100 %
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden Berdasarkan tabel diatas dari 35
berdasarkan pendidikan responden menunjukkan bahwa responden
tidak bekerja sebanyak 19 orang (54,3%),
sedangkan responden yang bekerja
sebanyak 16 orang (45,7 %). Sehingga
dapat diketahui proporsi terbanyak

6
responden yang tidak bekerja sebanyak 19 b. Perilaku Ibu Dalam Memberikan ASI
responden (54,3%). Eksklusif
Tabel 6 Distribusi frekuensi perilaku ibu
d. Karakteristik Respoden Berdasarkan dalam memberikan ASI
Jumlah Anak Yang Dilahirkan Eksklusif
Berdasarkan dari hasil penelitian Persentase
No Perilaku Frekuensi
responden menurut Jumlah Anak Yang (%)
Dilahirkan sebagai berikut ; 1 Ya, dilakukan 24 orang 68,6 %
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden 2 Tidak, dilakukan 11 orang 31,4 %
Menurut Jumlah Anak yang Total 35 orang 100 %
dilahirkan Berdasarkan tabel diatas
Persentase menunjukkan bahwa dari 35 responden
No Jumlah Anak Frekuensi
(%) perilaku menyusui secara eksklusif ya,
1 Primipara (1) 21 orang 60,0 % dilakukan sebanyak 24 orang (68,6%)
2 Multipara (2 – 4) 14 orang 40,0 % dan tidak, dilakukan sebanyak 11 orang
3 Grademulti (> 5) 0 orang 0% (31,4%). Ini membuktikan bahwa
Total 35 orang 100% responden di Polindes Harapan Bunda
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Desa Kaligading Kecamatan Boja
dari 35 responden tergolong Primipara Kabupetan Kendal banyak yang
sebanyak 21 orang (60,0%), kemudian memberikan ASI Eksklusif.
tergolong Multipara 15 orang (40,0%) c. Hubungan Pelaksanaan Rawat Gabung
dan tergolong Grandemulti tidak ada. Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan
Sehingga dapat diketahui proporsi ASI Eksklusif
responden terbanyak menurut jumlah Tabel 7 Distribusi frekuensi
anak yang dilahirkan, tergolong pelaksanaan rawat gabung dan
primipara sebanyak 21 responden perilaku ibu dalam
(60,0%). memberikan ASI Eksklusif
2. Analisa Bivariat Perilaku Pemberian ASI Nilai
Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Rawat Gabung Eksklusif P
Rawat Total
Tabel 5 Distribusi frekuensi pelaksanaan Ya, Tidak, valu
Gabung
rawat gabung dilakukan dilakukan e
Persentase 10 19 0,03
No Pelaksanaan Frekuensi
(%) Ya (28,6%) 9 (25,7%) (54,3%) 5
1 Ya 16 orang 54,7 % 14 16 (45,7
2 Tidak 19 orang 54,3 % Tidak (40,0%) 2 (5,7%) %)
Total 35 orang 100 % 24 11 35
Berdasarkan tabel diatas Total (68,6%) (31,4%) (100,0%)
menunjukkan bahwa dari 35 responden Berdasarkan tabel 4.7
yang melakukan rawat gabung dalam menunjukkan bahwa responden yang
kriteria ya sebanyak 19 orang (54,3%) melakukan rawat gabung dan
dan kriteria tidak sebanyak 16 orang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 10
(45,7 %). Ini membuktikan bahwa responden (28,6 %), tidak melakukan
responden di Polindes Harapan Bunda rawat gabung dan memberikan ASI
Desa Kaligading Kecamatan Boja Eksklusif sebanyak 14 responden
Kabupetan Kendal banyak yang (40,0%), sedangkan ibu yang
melakukan rawat gabung. melakukan rawat gabung dan tidak

7
memberikan ASI Eksklusif sebanyak 9 memperoleh pengetahuan.(Notoatmodjo,2003
responden (25,7%), tidak melakukan : 11-18).
rawat gabung dan tidak memberikan Sikap merupakan reaksi atau respon
ASI Eksklusif sebanyak 2 responden yang masih tertutup dari seseorang terhadap
(5,7%). suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap
Berdasarkan uji statistik Fisher tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
Exact didapatkan hasil nilai p value dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
0,035. Berarti lebih kecil dari taraf yang tertutup. Sikap juga merupakan kesiapan
signifikan 5% (0,035 < 0,05), ini berarti atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga pelaksanaan motif tertentu.(Notoatmodjo,
ada hubungan pelaksanan rawat gabung 2003 : 124). Sikap seseorang tersebut dapat
dengan perilaku ibu dalam memberikan dipengaruhi oleh pengalaman pribadi atau
ASI Eksklusif di Polindes Harapan pengalaman orang lain yang dianggap
Bunda Desa Kaligading Kecamatan penting, kebudayaan di samping itu juga
Boja Kabupaten Kendal. lembaga pendidikan. Dari hal tersebut dapat
terkumpul menjadi satu dalam diri seseorang
PEMBAHASAN sehingga akan membentuk suatu peran yang
1. Pelaksanaan Rawat Gabung di Polindes tujuannya untuk menentukan tindakan.
Harapan Bunda Desa Kaligading Tindakan tersebut dapat berupa baik maupun
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal buruk.
Dari hasil analisa data melalui Berdasarkan hasil penelitian
penelitian menunjukkan bahwa dari 35 menunjukkan bahwa banyak ibu yang
responden yang melakukan rawat gabung melakukan rawat gabung karena dipengaruhi
sebanyak 19 orang (54,3%) dan tidak oleh tingginya pengetahuan dan pendidikan
melakukan rawat gabung sebanyak 16 orang yang mayoritas pengetahuannya baik dan
(45,7 %). Rawat Gabung merupakan satu cara berpendidikan menengah (SMP,SMA)
perawatan dimana ibu dan bayi yang baru sehingga responden mempunyai pola fikir
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan yang cukup dalam menerima pemahaman
ditempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau mengenai rawat gabung.
tempat bersama-sama selama 24 jam penuh Hal ini dapat juga dipengaruhi oleh
dalam sehari. usia, usia responden paling banyak berusia
Banyak faktor yang mempengaruhi 20-35 tahun yang termasuk kategori usia
dan mendorong ibu melakukan rawat gabung reproduktif, menunjukkan bahwa tingkat
salah satunya yaitu pengetahuan dan sikap. kedewasaan responden berdasarkan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu pengalaman hidup yang sudah banyak dan
setelah seseorang melakukan penginderaan memiliki pola fikir yang didukung dengan
terhadap suatu objek tertentu, sebagian besar pengetahuan yang baik maka mereka akan
pengetahuan diperoleh melalui mata dan memberikan pusat perhatian yang lebih pada
telinga (Notoatmodjo,2003: 127). Cara bayinya terutama untuk melakukan rawat
memperoleh pengetahuan secara tradisional gabung dengan bayinya.
dapat diperoleh berdasarkan pengalaman Hasil penelitian diatas sesuai dengan
pribadi. Pengalaman merupakan sumber hasil penelitian yang dilakukan Kadek Yemi
pengetahuan atau pengalaman merupakan A dengan judul pegaruh penyuluhan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pengetahuan dan kesiapan ibu menyusui
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya dalam memberikan ASI Eksklusif di Tabanan
Bali tahun 2009, didapatkan bahwa responden

8
dengan pengetahuan tinggi meningkat 8 orang Hasil penelitian diatas juga sesuai
(27%) dan responden dengan pengetahuan dengan penelitian yang dilakukan Isna
rendah menurun 10 orang (33%). Hikmawati yaitu faktor-faktor resiko
Penelitian ini menunjukkan bahwa kegagalan pemberian ASI selama dua bulan
sebagian besar ibu menyusui dalam pada bayi umur 3-6 bulan di Desa Banyumas
memberikan ASI Eksklusif di Tabanan Bali Tahun 2009, didapatkan hasil faktor internal
mempunyai pengetahuan tinggi tentang ASI berhubungan dengan kegagalan pemberian
Eksklusif dengan adanya pengetahuan yang ASI selama dua bulan adalah ibu pekerja,
tinggi diharapkan akan dapat menghasilkan pendidikan rendah, mindset ibu ASI + SF/MP
perilaku kesehatan yang baik karena perilaku ASI, paritas ≥3, keadaan ibu sakit, kunjungan
yang didasari adanya pengetahuan akan lebih antenatal tidak lengkap, sedangkan faktor
langgeng (Notoatmodjo 2003 : 127-128). eksternal adalah persalinan tidak normal dan
Pengetahuan merupakan domain yang pengenalan awal SF/MP ASI.
sangat penting untuk terbentuknya tindakan Penelitian ini menunjukkan sebagian
seseorang (Notoatmodjo S, 2003: 33). Apabila besar ibu yang gagal memberikan ASI selama
pengetahuan atau kognitif baik hal tersebut dua bulan yaitu ibu dengan pendidikan
dapat mengakibatkan terbentuknya tindakan rendah. Pendidikan adalah upaya persuasi atau
seseorang (over behavior). Pengetahuan pembelajaran kepada masyarakat agar
memegang peranan penting dalam masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan
menimbang baik dan tidaknya informasi yang atau praktek untuk memelihara atau mengatasi
diperoleh, maka semakin baik informasi yang masalah dan meningkatkan kesehatannya.
diperoleh semakin baik pula pengetahuan ibu Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan
tentang pemberian ASI eksklusif pada peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh
bayinya dan begitu juga sebaliknya. pendidikan kesehatan ini didasarkan
Selain itu juga pengetahuan seseorang pengetahuan dan kesadarannya melalui proses
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor pembelajaran, sehingga perilaku tersebut
eksternal. Faktor internal di antaranya yaitu diharapkan akan berlangsung lama (long
jenis kelamin, tingkat kecerdasan dan tingkat lasting) dan menetap (langgeng) karena
emosi. Karena tingkat pendidikan seseorang didasari oleh kesadaran. Memegang
sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin kelemahan dan pendekatan kesehatan ini
tinggi pendidikan seseorang, maka adalah hasil lamanya, karena perubahan
pengetahuan semakin baik. Faktor eksternal perilaku melalui proses pembelajaran yang
yaitu lingkungan sosial budaya seseorang, pada umumnya memerlukan waktu lama
tingkat ekonomi seseorang dan politik ( Notoatmodjo S, 2003 : 57).
(Supriyati, 2003 : 77). Di lingkungan yang Tingkat pendidikan ibu menyusui bayi
berpendidikan SMA tingkat pengetahuannya dalam penelitian ini mayoritas berpendidikan
lebih baik dari mayoritas penduduknya yang rendah, sehingga tingkat pendidikan ini
berpendidikan SD. Pada penelitian ini diperkirakan ada kaitannya dengan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan
Tabanan Bali dapat diperoleh berdasarkan ASI ekslusif. Hal ini dihubungkan dengan
otoritas atau kekuasaan seperti tradisi, otoritas tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang
pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun yang berpendidikan lebih tinggi akan
ahli ilmu pengetahuan dalam hal ini petugas mempunyai pengetahuan yang lebih luas
kesehatan yang senantiasa memberikan dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang
penyuluhan maupun pembinaan tentang ASI rendah. Sedangkan tingkat pendidikan ibu
eksklusif pada bayi. yang rendah mengakibatkan kurangnya

9
pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, Hal ini diduga berkaitan dengan latar
terutama dalam pemberian ASI eksklusif. belakang pendidikan yang cukup baik dan
Pengetahuan ini diperoleh baik secara pengalaman yang dimiliki oleh responden
formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu dilihat dari umur yang menunjukkan tingkat
yang mempunyai tingkat pendidikan yang kedewasaan, semakin tinggi pendidikan maka
lebih rendah, umumnya tertutup menerima individu tersebut cenderung untuk bersikap
perubahan atau hal-hal baru guna positif dalam perilaku seperti yang diungkap
pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga oleh Notoatomodjo (2003: 16). Dengan
akan membuat seseorang terdorong untuk adanya latar belakang pendidikan dan
ingin tahu, mencari pengalaman sehingga pengetahuan yang baik diharapkan akan dapat
informasi yang diterima akan menjadi menghasilkan perilaku kesehatan yang baik
pengetahuan. karena perilaku yang didasari adanya
Fenomena penggeseran paradigma itu pengetahuan akan lebih langgeng (
dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup Notoatmodjo : 128 ) sehingga mempengaruhi
dan meningkatnya pemahaman kaum wanita perilaku ibu yang baik dalam memberikan
tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan ASI Eksklusif.
kebebasan informasi membuat para wanita Hasil penelitian diatas sesuai dengan
masa kini lebih berani memasuki wilayah hasil penelitian yang dilakukan Kadek Yemi
pekerjaan lain yang dapat memberdayakan A dengan judul pegaruh penyuluhan
kemampuan dirinya secara maksimal, kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap
sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI pengetahuan dan kesiapan ibu menyusui
ekslusif ( Evi, 2002 : 55). dalam memberikan ASI Eksklusif di Tabanan
2. Perilaku Ibu Dalam Memberikan ASI Bali tahun 2009, didapatkan jumlah responden
Eksklusif di Polindes Harapan Bunda dengan kesiapan baik meningkat sebanyak 14
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal orang (47%).
Dari hasil analisa data melalui Penelitian ini menunjukkan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa dari 35 sebagian besar ibu menyusui memiliki
responden perilaku ibu menyusui secara kesiapan baik dalam memberikan ASI
eksklusif sebanyak 24 orang (68,6%) dan Eksklusif. Kesiapan adalah kesediaan atau
tidak menyusui secara eksklusif sebanyak 11 kemauan seseorang untuk bertindak
orang (31,4%). Yang dimaksud perilaku melakukan suatu aktivitas (Notoatmodjo,
dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan 2003 : 22) dalam hal ini ibu yang memberikan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. ASI Eksklusif. Kesiapan ibu yang baik dalam
Untuk kepentingan kerangka analisa dapat memberikan ASI Eksklusif berarti seorang ibu
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang tersebut mau dan memperhatikan stimulus
dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat (objek) yang diberikan.
diamati secara langsung atau secara tidak Kesiapan seseorang dapat dipengaruhi
langsung (Notoatmodjo S, 2003 : 118). oleh tingkat pendidikan, informasi,
Menurut Robert Kwick dalam buku pengalaman pribadi atau dari orang lain yang
Notoatmodjo S (2003:123) menyatakan dianggap penting, kebudayaan di samping itu
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu juga lembaga pendidikan. Dari hal tersebut
organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat terkumpul menjadi satu dalam diri
dapat dipelajari. Dari hasil penelitian dan teori seseorang sehingga akan membentuk suatu
diatas dapat diartikan bahwa perilaku ibu peran yang tujuannya untuk menentukan
memberikan ASI Eksklusif sebagian besar tindakan. Tindakan tersebut dapat berupa baik
adalah menyusui secara eksklusif karena atau positif maupun buruk atau negatif,
dipengaruhi pengetahuan yang baik. kesiapan positif pada responden

10
dimungkinkan adanya pemahaman Menurut Suradi R (2004 : 23), paritas
penghayatan terhadap pengalaman yang dalam menyusui adalah pengalaman
dialami (Notoatmodjo, 2003 : 31). pemberian ASI eksklusif, menyusui pada
Kesiapan dalam penelitian ini kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan
tinggi tingkat pendidikannya kesiapan akan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap
baik atau positif, sebaliknya semakin rendah keputusan ibu untuk menyusui atau tidak.
pendidikan seseorang makin jelek pengalaman selama masa kehamilan,
kesiapannya. Dari hasil penelitian ini persalinan, terutama pengalaman menyusui
diketahui sebagian besar responden memiliki pertamanya. Pengalaman yang diperoleh
kesiapan baik (47%), hal ini diperkuat oleh dapat memperluas pengetahuan seseorang
sebagian besar responden berpendidikan dalam pernberian ASI hasil penelitian
tinggi. Andrianny (2005) bahwa pengalaman ibu
Hasil penelitian diatas juga sesuai dalam mengurus anak berpengaruh terhadap
dengan penelitian yang dilakukan Isna pengetahuannya tentang ASI ekslusif.
Hikmawati yaitu faktor-faktor resiko 3. Hubungan Pelaksanaan Rawat Gabung
kegagalan pemberian ASI selama dua bulan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan
pada bayi umur 3-6 bulan di Desa Banyumas ASI Eksklusif di Polindes Harapan Bunda
Tahun 2009, didapatkan hasil faktor internal Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
berhubungan dengan kegagalan pemberian Dari hasil penelitian diketahui adanya
ASI selama dua bulan adalah ibu pekerja, hubungan secara signifikan antara
pendidikan rendah, mindset ibu ASI + SF/MP pelaksanaan rawat gabung dengan perilaku
ASI, paritas ≥3, keadaan ibu sakit, kunjungan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di
antenatal tidak lengkap, sedangkan faktor Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading
eksternal adalah persalinan tidak normal dan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
pengenalan awal SF/MP ASI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
Penelitian ini menunjukkan sebagian 35 responden menunjukkan bahwa responden
besar ibu yang gagal memberikan ASI selama yang melakukan rawat gabung dan
dua bulan yaitu ibu yang melahirkan anak ≥ 3 memberikan ASI Eksklusif sebanyak 10
(multipara). Paritas diperkirakan ada responden (28,6 %), tidak melakukan rawat
kaitannya dengan arah pencarian informasi gabung dan memberikan ASI Eksklusif
tentang pengetahuan ibu nifas/menyusui sebanyak 14 responden (40,0%), sedangkan
dalam memberikan ASI ekslusif. Hal ini ibu yang melakukan rawat gabung dan tidak
dihubungkan dengan pengaruh pengalaman memberikan ASI Eksklusif sebanyak 9
sendiri maupun orang lain terhadap responden (25,7%), tidak melakukan rawat
pengetahuan yang dapat mempengaruhi gabung dan tidak memberikan ASI Eksklusif
perilaku saat ini atau kemudian ( Notoatmodjo sebanyak 2 responden (5,7%).
S, 2003 : 45). Dari hasil penelitian diketahui adanya
Seorang ibu dengan bayi pertamanya hubungan secara signifikan antara
mungkin akan mengalami masalah ketika pelaksanaan rawat gabung dengan perilaku
menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di
tahu cara-cara yang sebenarnya dan apabila Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading
ibu mendengar ada pengalaman menyusui Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
yang kurang baik yang dialami orang lain hal Hal ini sesuai dengan pernyataan
ini memungkinkan ibu ragu untuk (Febrianti,2008) yaitu dengan rawat gabung
memberikan ASI pada bayinya (Suradi R, maka antara ibu dengan bayi akan segera
2004 : 52). terjalin proses lekat akibat sentuhan badan

11
antara ibu dan bayinya, makin sering ibu Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
melakukan kontak fisik langsung dengan bayi pendapat Notoatmodjo S (2003 : 56) bahwa
akan membantu mempengaruhi produksi ASI, ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang
untuk itu ibu harus berada dalam satu pentingnya pemberian ASI ekslusif cenderung
ruangan bersama dengan bayinya secara terus- memiliki perilaku yang baik dalam pemberian
menerus dan mendorong ibu untuk segera ASI eksklusif. Dalam hal hal ini pengetahuan
menyusui bayinya kapanpun bayi dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang
menginginkan sehingga akan memperlancar sebagian besar respondennya berpendidikan
produksi ASI. tinggi, sehingga mereka memiliki
Perilaku secara luas tidak hanya pengetahuan yang baik tentang pemberian
ditinjau dalam kaitannya dengan sikap ASI ekslusif.
manusia. Perilaku ditinjau dari sudut motivasi Pada penelitian ini pengetahuan ibu
dan teori belajar serta dari sudut pandang lain tentang ASI eksklusif diperoleh berdasarkan
akan memberikan pelaksanaan yang berbeda- otoritas atau kekuasaan seperti tradisi, otoritas
beda. Begitu banyak faktor internal dan pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun
eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini dan ahli ilmu pengetahuan dalam hal ini petugas
masa datang. Hal ini juga sesuai konsep teori kesehatan yang senantiasa memberikan
Lawrence Green daam Notoatmodjo (2003: penyuluhan maupun pembinaan tentang ASI
164), bahwa perilaku dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Eksklusif dapat terjadi apabila dipengaruhi Di samping itu, perilaku pemberian
oleh tiga faktor yaitu faktor presdisposisi, ASI eksklusif juga dipengaruhi adanya sikap
faktor pendukung dan faktor pendorong, dari ibu menyusui sendiri. Hal ini sejalan
dimana dari tiga hal tersebut dapat dengan teori yang dikemukan oleh Azwar
disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau (2007 : 85) bahwa sikap menunjukan
masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, bagaimana perilaku atau kecenderungan
sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau berperilaku yang ada dalam diri seseorang
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu yang berkaitan dengan objek sikap yang
ketersediaan fasilitas, sikap petugas kesehatan dihadapinya. Kaitan ini didasarkan oleh
terhadap kesehatan juga akan mendukung dan asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan
memperkuat terbentuknya perilaku ibu dalam banyak mempengaruhi perilaku.
memberikan ASI Eksklusif. Kecenderungan berperilaku secara konsisten
Hasil penelitian diatas sesuai dengan selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini
hasil penelitian yang dilakukan Kadek Yemi membentuk sikap individual. Sikap sering
A dengan judul pegaruh penyuluhan diperoleh dari orang lain yang paling dekat.
kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap Sikap membuat seseorang mendekati atau
pengetahuan dan kesiapan ibu menyusui menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap
dalam memberikan ASI Eksklusif di Tabanan positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak
Bali tahun 2009, didapatkan jumlah responden selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.
dengan pengetahuan tinggi meningkat 8 orang Dengan demikian, dapatlah dikatakan
(27%), responden dengan pengetahuan rendah bahwa tingkat pengetahuan responden yang
menurun 10 orang (33%) dan jumlah baik karena mayoritas berpendidikan tinggi,
responden dengan kesiapan baik meningkat menjadikan mereka memiliki kesipan baik
sebanyak 14 orang (47%). Ada pengaruh tentang pemberian ASI ekslusif kepada
penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan bayinya.
sebesar t = −9, 381 dan kesiapan sebesar t = Hasil penelitian diatas juga sesuai
−6,696 dengan harga P= 0,000 (P< 0, dengan penelitian yang dilakukan Isna
05). Hikmawati yaitu faktor-faktor resiko

12
kegagalan pemberian ASI selama dua bulan pula pengetahuan yang di miliki, sebaliknya
pada bayi umur 3-6 bulan di Desa Banyumas pendidikan yang kurang akan menghambat
Tahun 2009, didapatkan hasil faktor internal perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
berhubungan dengan kegagalan pemberian nilai baru yang di perkenalkan, sehingga
ASI selama dua bulan adalah ibu pekerja, mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu
pendidikan rendah, mindset ibu ASI + SF/MP dalam menghadapi masalah terutama dalam
ASI, paritas ≥3, keadaan ibu sakit, kunjungan memberikan ASI Eksklusif.
antenatal tidak lengkap, sedangkan faktor
eksternal adalah persalinan tidak normal dan SIMPULAN
pengenalan awal SF/MP ASI. Berdasarkan penelitian yang telah
Sedangkan analisis multivariat dilakukan mengenai hubungan pelaksanaan rawat
menunjukkan bahwa faktor resiko kegagalan gabung dengan perilaku ibu dalam memberikan
pemberian ASI selama dua bulan adalah ibu ASI Eksklusif di Polindes Harapan Bunda Desa
pekerja ((OR 4,549; p=0,0001, 95% Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
CI=1,996-10,369), mindset ibu ASI+SF/MP dapat disimpulkan :
ASI (OR= 2,719; p= 0,012, 95% CI = 1,246- 1. Karakteristik
5,932), dan pendidikan ibu Hasil penelitian dari 35 responden
rendah (OR = 2,830 ; p= 0,047, 95% CI = menunjukkan bahwa usia 21 - 35 tahun
1,013-7,906). Probabilitas ibu melahirkan sebanyak 28 orang (80,0%), responden yang
yang gagal memberikan ASI selama dua bulan berpendidikan menengah (SMP,SMA)
yang sebanyak 26 orang (74,3 %), responden tidak
sebesar 80% apabila ibu tersebut sebagai ibu bekerja sebanyak 19 orang (54,3%),
pekerja, responden tergolong Primipara sebanyak 21
mindset ibu ASI+SF/MP ASI, dan pendidikan orang (60,0%).
ibu rendah 2. Hasil penelitian didapatkan dari 35 responden
Penelitian ini menunjukkan sebagian terdapat 19 orang (54,3%) yang melakukan
besar ibu yang gagal memberikan ASI selama rawat gabung dan tidak melakukan rawat
dua bulan yaitu ibu dengan pendidikan gabung sebanyak 16 orang (45,7 %).
rendah. Pendidikan menurut Suwarno dalam 3. Hasil penelitian didapatkan perilaku ibu
Nursalam (2001), berarti bimbingan oleh menyusui secara eksklusif sebanyak 24 orang
seseorang terhadap perkembangan orang lain (68,6%) dan tidak menyusui secara eksklusif
menuju kearah suatu cita-cita tertentu. sebanyak 11 orang (31,4%).
Pendidikan di perlukan untuk mendapatkan 4. Ada Hubungan yang signifikan antara
informasi, misalnya hal-hal yang menunjang pelaksanaan rawat gabung dengan perilaku
kesehatan sehingga dapat meningkatkan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di
kualitas hidup. Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading
Tingkat pendidikan ibu menyusui Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
dalam penelitian yang dilakukan Isna
Hikmawati mayoritas responden SARAN
berpendidikan rendah,sehingga tingkat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan dilakukan mengenai hubungan pelaksanaan rawat
pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan gabung dengan perilaku ibu dalam memberikan
ASI ekslusif. Hal ini sesuai pernyataan ASI Eksklusif di Polindes Harapan Bunda Desa
Koetjoroningrat dalan Nursalam (2001) Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal,
menyebutkan bahwa makin tinggi tingkat maka dapat disarankan kepada :
pendidikan seseorang, makin mudah 1. Bagi Bidan Polindes
menerima informasi sehingga makin banyak

13
Diharapkan bidan mampu meningkatkan pengalaman bagi mahasiswa Sekolah Tinggi
mutu pelayanan pada ibu bersalin pada Ilmu Kesehatan Karya Husada.
khususnya dan masyarakat pada umumnya, 4. Bagi Peneliti
lebih meningkatkan pemberian informasi Dengan keterbatasan waktu penelitian penulis
kepada keluarga melalui penyuluhan untuk hanya meneliti pelaksanaan rawat gabung dengan
dapat memberikan dukungan pada ibu untuk perilaku ibu dalam memberikan ASI Eksklusif,
melakukan rawat gabung dan memberikan ASI maka disarankan bagi peneliti lain yang akan
Eksklusif. melaksanakan penelitian dengan tema yang sama
2. Bagi Masyarakat diharapkan obyek penelitian diperluas tidak hanya
Dapat meningkatkan pengetahuan dan meneliti mengenai hubungan pelaksanaan rawat
sikapnya tentang rawat gabung dan diharapkan gabung dengan perilaku ibu memberikan ASI
dapat meningkatnya perilakunya untuk Eksklusif tetapi peneliti melakukan observasi
menyusui secara eksklusif. secara langsung mengenai perilaku ibu dalam
3. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya melakukan rawat gabung dan bagaimana praktek
Husada ibu memberikan ASI Eksklusif.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk
menambah ilmu dan pengetahuan dan

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Arloka.

Alimul, A. 2003. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba Medika.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bunga,http://www.endonesa.net/vtty/2008/10/09/asi-eksklusif-benar-benar-eksklusif-bagian-1. 20 Januari
2010.

Depkes, 2009. Pendidikan Formal. http : www.docstoc.com, 29 Januari 2010

Depkes,http://www.litbang.depkes.go.id/media/index.php?mod=browse&op=read&id=9hub-9di-s2-
2008_diananuraf. 20 Januari 2010.

Evi, S. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Febrianti E.M. 2007. Kamar ibu bersalin dan Rawat Gabung. http://www.wordpress.com. 23 Januari 2010

Firmansjah R.B.R. 2008. 9 Mitos Menyusui dan Faktanya. http://www.bayi sehat.com. 30 Januari
2010.

Ida,http://www.indofamily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=56&itemid=108. 20 Januari
2010.

Ida,http://www.digilib.undip.ac.id/ebooks/index.php?option=com_content&task=view&147&lang=id. 20
Januari 2010.

14
Kartika. 2008. Sehat Setelah Melahirkan, Panduan Pada Ibu Hamil dan Masa nifas. Klaten. Kawan Kita.

Machfoedz, I. 2008. Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.


Yogyakarta ; Fitramaya

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Marasco,L dan Santa Maria. 2007. Agar ASI lancar diawal Menyusui. http://www.lalecheleague.org. 19
Maret 2009 jam 20.30 WIB
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika.

Purwanti, HS. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta. EGC

Roesli, U. 2000. ASI Eksklusif. Jakarta. Trubus Agriwidya.


Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfa Beta.

Udiyono. 2007. Metodelogi Kesehatan. Semarang : Universitas Dipenegoro

Widjaja, MC. 2003. Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak & Kesehatan Balita. Jakarta. Kawan Pustaka.

Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

15
16

Anda mungkin juga menyukai