Anda di halaman 1dari 5

7.

Berikan salah satu contoh Program Promosi Kesehatan di Indonesia, jelaskan:


 Strategi Promosi Kesehatan, dan
 Lima Pilar Promosi Kesehatan yang digunakan!

Jawab

 Salah satu contoh program promosi kesehatan di Indonesia adalah pemantauan status
berat badan anak yang dilakukan oleh Posyandu. Untuk beberapa waktu, kegemukan
dan obesitas telah dianggap menjadi masalah primer pada negara berkembang. Secara
global, angka kegemukan pada anak dibawah usia 5 tahun pada 2010 diperkirakan
mencapak lebih dari 42 juta. Hampir 35 juta merupakan anak yang tinggal di negara
berkembang. Sebagai negara berkembang, Indonesia juga menghadapi peningkatan
yang besar pada angka kegemukan (termasuk obesitas) anak. Kegemukan dan
obesitas pada anak dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, penyakit
jantung, diabetes melitus, dan gangguan tidur pada saat dewasa. Pemerintah indonesia
memfokuskan untuk memperbaiki kesehatan maternal anak (MCH), dengan
memperluas pelayanan kesehatan komunitas perkotaan dan pedesaan melalui Pusat
Pelayanan Terpadu (Posyandu), mengikuti Deklarasi Alma-Ata (Kazakhstan) tentang
Pelayanan Kesehatan Primer 1978 yang dilakukan oleh WHO dan UNICEF. Aktivitas
Posyandu meningkat dengan cepat di seluruh negeri: kenaikan angka dari Posyandu
dari yang hanya berjumlah 25.000 pada 1985 ke 244.382 pada 1990. Setelah itu,
jumlah Posyandu tidak meningkat dan kemungkinan malah menurun.
Sukarelawan, yang biasa disebut sebagai petugas kesehatan desa (Kader), direkrut dan
dilatih untuk mengenali masalah kesehatan dasar, seperti nutrisi, kehamilan dan
kesehatan anak, keluarga berencana, imunisasi, dan pencegahan diare. Sebagai bagian
dari komunitas, Kader akan lebih mudah menyampaikan program kesehatan, karena
mereka lebih dekat dengan masyarakat daripada petugas pelayanan kesehatan. Kader
adalah seorang wanita yang sudah berkeluarga dan anggota dari PKK. Kader
menerima pelatihan selama satu minggu untuk melaksanakan aktivitas Posyandu.
Satu Posyandu melayani sekitar 50 anak dibawah usia 5 tahun, atau layanannya
disesuaikan dengan kemampuan kader dan kondisi setempat, misalnya kondisi
geografi, jarak antara tempat tinggal, jumlah keluarga,dan lain lain. Program
Posyandu dilakukan setiap bulan. Operasional Posyandu didukung oleh dokter atau
bidan dari klinik kecamatan dan kader. Dalam hal pencegahan obesitas pada anak,
kader sering melakukan pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan. Dengan cara
ini, penambahan berat anak dapat dimonitor setiap bulan. Dalam hal perawatan
obesitas pada anak, peningkatan berat badan, kader diharapkan untuk memberikan
edukasi tentang nutrisi atau saran, memberikan rujukan ke puskesmas,dan menangani
suplemen makan atau praktik pemberian makan.

 Lima pilar promosi kesehatan yang digunakan adalah strengthen community action,
karena pada program pemantauan berat badan anak ini dilakukan oleh Kader yang
berasal dari anggota PKK, yang sebelumnya telah diberikan pelatihan selama satu
minggu. Mereka direkrut dan dilatih untuk mengenali masalah kesehatan dasar,
seperti nutrisi, kehamilan dan kesehatan anak, keluarga berencana, imunisasi, dan
pencegahan diare, selain itu kader juga melakukan pemantauan terhadap berat badan
anak dalam hal pencegahan obesitas di Posyandu. Kader juga terus melakukan upaya
untuk mendorong ibu-ibu tersebut membawa anak-anak mereka ke Posyandu secara
teratur. Solusi untuk memperbaiki praktik pencegahan dan pengobatan obesitas dapat
mencakup pengembangan lebih lanjut keterampilan konseling dan perubahan perilaku
Kader, seperti mendengarkan reflektif, wawancara motivasi dan penetapan sasaran
untuk memungkinkan mereka meningkatkan masalah berat dengan cara yang sensitif
dan tidak menghakimi dalam saran pencegahan obesitas dengan orang tua.

Dafpus
Helen Andriani, C.-Y. L.-W. (2016). Association of Maternal and Child Health Center
(Posyandu) Availability with Child Weight Status in Indonesia: A National Study.
International Journal of Environmental Reasearch and Public Health, 1-10.

Bangun Kebijakan Publik yang Sehat

Promosi kesehatan melampaui perawatan kesehatan. Ini menempatkan kesehatan pada agenda
pembuat kebijakan di semua sektor dan di semua tingkat, mengarahkan mereka untuk menyadari
konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan untuk menerima tanggung jawab mereka terhadap
kesehatan.
Kebijakan promosi kesehatan menggabungkan pendekatan yang beragam namun saling melengkapi
termasuk legislasi, tindakan fiskal, perpajakan dan perubahan organisasi. Ini adalah tindakan
terkoordinasi yang mengarah pada kebijakan kesehatan, pendapatan dan sosial yang mendorong
ekuitas lebih besar. Aksi bersama berkontribusi untuk memastikan barang dan layanan yang lebih
aman dan lebih sehat, layanan publik yang lebih sehat, dan lingkungan yang lebih bersih dan lebih
menyenangkan.

Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan terhadap penerapan kebijakan publik
yang sehat di sektor non-kesehatan, dan cara menghapusnya. Tujuannya adalah untuk membuat
pilihan lebih sehat pilihan yang lebih mudah bagi pembuat kebijakan juga.
Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

Masyarakat kita rumit dan saling terkait. Kesehatan tak lepas dari tujuan lain. Hubungan yang tak
terpisahkan antara manusia dan lingkungannya merupakan dasar pendekatan sosial-ekonomi terhadap
kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan untuk dunia, negara, wilayah dan masyarakat sama, adalah
kebutuhan untuk mendorong pemeliharaan timbal balik - untuk menjaga satu sama lain, masyarakat
kita dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber daya alam di seluruh dunia harus ditekankan
sebagai tanggung jawab global.

Mengubah pola hidup, kerja dan liburan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan. Kerja
dan liburan harus menjadi sumber kesehatan bagi manusia. Cara masyarakat mengatur kerja harus
membantu menciptakan masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan menghasilkan kondisi hidup dan
kerja yang aman, merangsang, memuaskan dan menyenangkan.

Penilaian sistematis terhadap dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah dengan cepat -
terutama di bidang teknologi, pekerjaan, produksi energi dan urbanisasi - sangat penting dan harus
diikuti oleh tindakan untuk memastikan manfaat positif bagi kesehatan masyarakat. Perlindungan
lingkungan alami dan bangunan serta konservasi sumber daya alam harus ditangani dalam strategi
promosi kesehatan.
Perkuat Tindakan Komunitas

Promosi kesehatan bekerja melalui tindakan masyarakat yang konkrit dan efektif dalam menetapkan
prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan menerapkannya untuk mencapai kesehatan
yang lebih baik. Inti proses ini adalah pemberdayaan masyarakat - kepemilikan dan kontrol atas usaha
dan takdir mereka sendiri. Pengembangan masyarakat mengacu pada sumber daya manusia dan
material yang ada di masyarakat untuk meningkatkan swadaya dan dukungan sosial, dan untuk
mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam dan arah
masalah kesehatan. Ini memerlukan akses informasi dan informasi yang berkesinambungan dan
berkesinambungan, kesempatan belajar untuk kesehatan, serta dukungan dana.
Kembangkan Keterampilan Pribadi

Promosi kesehatan mendukung pengembangan pribadi dan sosial melalui penyediaan informasi,
pendidikan untuk kesehatan, dan peningkatan kecakapan hidup. Dengan melakukan hal itu, ia
meningkatkan pilihan yang tersedia bagi orang-orang untuk lebih mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka sendiri, dan membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan.

Memungkinkan orang untuk belajar, sepanjang hidup, mempersiapkan diri untuk semua tahap dan
untuk mengatasi penyakit kronis dan luka-luka sangat penting. Ini harus difasilitasi di sekolah, rumah,
tempat kerja dan lingkungan masyarakat. Tindakan dibutuhkan melalui badan pendidikan, profesional,
komersial dan sukarela, dan di dalam institusi itu sendiri.

Reorientasi Pelayanan Kesehatan

Tanggung jawab untuk promosi kesehatan di layanan kesehatan dibagi di antara individu, kelompok
masyarakat, profesional kesehatan, institusi layanan kesehatan dan pemerintah.

Mereka harus bekerja sama menuju sistem perawatan kesehatan yang berkontribusi dalam
mengejar kesehatan. Peran sektor kesehatan harus semakin meningkat dalam arah promosi
kesehatan, di luar tanggung jawabnya untuk menyediakan layanan klinis dan kuratif. Layanan
kesehatan perlu merangkul mandat yang diperluas yang sensitif dan menghormati kebutuhan
budaya. Mandat ini harus mendukung kebutuhan individu dan masyarakat untuk kehidupan yang
lebih sehat, dan saluran terbuka antara sektor kesehatan dan komponen lingkungan sosial, politik,
ekonomi dan fisik yang lebih luas.

Reorientasi layanan kesehatan juga membutuhkan perhatian lebih kuat terhadap penelitian
kesehatan serta perubahan dalam pendidikan dan pelatihan profesional. Hal ini harus mengarah
pada perubahan sikap dan organisasi pelayanan kesehatan yang memfokuskan kembali pada
kebutuhan total individu sebagai keseluruhan orang.

8. Salah satu contoh program promosi kesehatan di Indonesia adalah pemantauan status
berat badan anak yang dilakukan oleh Posyandu. Peran potensial perawat yang dapat
dikembangkan dalam setiap pilar promosi kesehatan pada program tersebut yaitu :
a. Pilar strengthen community action. Program promosi kesehatan Posyandu
dijalankan oleh Kader dari ibu-ibu PKK. Sebelum melaksanakan program
tersebut, para Kader perlu diberikan pelatihan selama satu minggu oleh para
tenaga kesehatan (dokter, perawat, dll). Perawat sebagai bagian dari tenaga
kesehatan memiliki kewajiban untuk membantu memberikan pelatihan kepada
para Kader yang akan melakukan program Posyandu. Tujuan pelatihan itu
dilakukan untuk pelaksanaan Posyandu yang sesuai dengan standar kesehatan
yang berlaku di Indonesia.
b. Pilar develop personal skill. Selama mengikuti program Posyandu, perawat
sebagai tenaga kesehatan berkewajiban untuk melatih para Kader agar selama
program Posyandu berlangsung dapat sesuai standar kesehatan yang berlaku di
Indonesia. Dengan memberikan pelatihan, maka perawat juga dapat meningkatkan
skill pribadinya.

Anda mungkin juga menyukai