Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuk sebenarnya adalah refleks normal tubuh kita akibat adanya
rangsangan dari selaput lendir di daerah tenggorokan dan cabang tenggorokan,
yang bertujuan untuk membersihkan saluran pernafasan dari zat-zat asing yang
menganggu. Namun jika berlebihan memang jadi menjengkelkan. Secara
sederhana, batuk dibedakan menjadi dua jenis, batuk kering dan batuk berdahak.
Batuk kering biasanya bukan merupakan mekanisme pengeluaran zat asing, dan
mungkin merupakan bagian dari penyakit lain. Batuk seperti ini tidak berguna dan
harus dihentikan. Untuk ini ada obat-obat yang bekerja menekan rangsang batuk
atau dikenal dengan nama antitusif. Beberapa obat yang termasuk jenis ini dan
sering digunakan adalah dekstrometorfan, noskapin, dan kodein. Sebaliknya,
batuk berdahak adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari
saluran nafas, temasuk dahak. Batuk ini sebaiknya tidak ditekan, supaya zat-zat
asing itu bisa dikeluarkan. Obat-obat yang bisa membantu pengeluaran dahak
disebut ekspektoran. Obat-obat ini biasanya juga merangsang terjadinya batuk
supaya terjadi pengeluaran dahak, contohnya efedrin.
Efedrin adalah amina simpatomimetik yang beraksi sebagai agonis
reseptor adrenergik. Mekanisme efedrin sebagai ekspektoran yaitu merangsang
reseptor-reseptor dimukosa lambung yang kemudian akan meningkatkan kegiatan
kelenjar sekresi dari saluran lambung-usus dan sebagai refleks memperbanyak
sekresi dari kelenjar yang berada disaluran nafas.
Beberapa cabang ilmu farmasi yaitu farmasetika, teknologi farmasi, farma
kologi, farmakologi klinis, farmakognosi, farmasi fisika, farmakoekonomi, biofar
masi, farmakokinetika, farmakoterapi, toksikologi, kimia farmasi, biologi
farmasi, dan lain-lain. Salah satu cabang ilmu farmasi yaitu farmasetika dasar.
Teknologi farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat – sifat obat beserta pendistribusian
dan penggunaan secara aman.
Ada berbagai jenis sediaan farmasi yang digunakan untuk diberikan
kepada pasien. Beberapa diantaranya adalah sirup, salep, suspensi, larutan, gel,
pasta, elixir, dan masih banyak lagi. Salah satu sediaan farmasi adalah sirup. Sirup
merupakan sediaan obat dalam bentuk larutan. Sediaan obat dalam larutan
mempunyai banyak keuntungan, selain mudah dalam pemakaian terutama bagi
anak kecil, juga mempunyai keuntungan seperti lebih cepat diabsorbsi dalam
saluran cerna, sehingga obat cepat diabsorbsi dan semakin cepat pula tercapainya
efek terapetik. Namun tidak semua obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan larutan
karena tidak semua obat stabil dalam larutan .
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum ini dengan
memformulasikan Efedrin HCL dalam sediaan sirup.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan memahami pembuatan formula sediaan sirup
efedrin.
2. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi sediaan sirup efedrin.
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Sirup adalah sediaan cair yang mengandung kadar sukrosa tidak kurang
dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Metode yang digunakan dalam pembuatan
sirup yaitu, metode campur. Uji evaluasi yang dilakukan pada kali ini yaitu uji
organoleptis, uji pH, uji massa jenis, uji viskositas, uji stabilitas fisik sediaan dan
uji volume terpindahkan.
7.2 Saran
7.2.1 Saran Untuk Asisten
Diharapkan kerja sama antara asisten dan praktikan lebih ditingkatkan
dengan banyak memberi materi atau pengetahuan mengenai yang akan
dipraktekan dilaboratorium tekhnologi farmasi.
7.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan untuk dapat menambah jumlah alat-alat laboratorium agar
waktu praktikum lebih efektif.
7.2.3 Saran Untuk Jurusan
Diharapkan adanya penambahan sarana dan prasarana laboratorium agar
lebih lengkap sehingga jalannya praktikum dapat terlaksana dengan baik dan
sesuai dengan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai