Anda di halaman 1dari 76

Soal No.

1
Perhatikan gambar lingkaran berikut.

PQ adalah garis singgung lingkaran O yang berjari-jari 5 cm.

Jika panjang garis QR adalah 8 cm, tentukan luas segitiga QOS

Pembahasan
PQ garis singgung lingkaran, sehingga PQ tegak lurus dengan OS. Dengan phytagoras
didapat:

Sehingga luas segitiga QOS adalah

Soal No. 2
Diberikan sebuah lingkaran dengan pusat titik O.

Jika besar sudut ABC adalah 70° dan titk C dan titik A berturut-turut adalah titik singgung
garis CB dan AB pada lingkaran O, tentukan besar dari sudut AOC

Pembahasan
∠ OBC = 70°/2 = 35°
∠BOC = 180° − 90° − 35 = 55°

∠AOC = 2 × ∠ BOC = 155°


∠AOC = 2 × ∠ BOC = 2 × 55° = 110°

Soal No. 3
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A dan B, dengan panjang jari-jari masing-
masing 7 cm dan 2 cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka panjang garis singgung persekutuan
luar kedua lingkaran tersebut adalah...
(Soal UN Matematika SMP Tahun 2007)
A. 5 cm
B. 6 cm
C. 12 cm
D. 15 cm
Pembahasan
Garis singgung persekutuan luar dua buah lingkaran

Dengan pythagoras

Garis singgung kedua lingkaran sejajar dan sama panjang dengan garis CB yaitu 12 cm

Soal No. 4
Panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran 8 cm. Jika jarak titik pusat
kedua lingkaran 17 cm dan panjang jari-jari salah satu lingkaran 10 cm, maka panjang
jari-jari lingkaran yang lain adalah...
A. 5 cm
B. 6 cm
C. 7 cm
D. 9 cm

Pembahasan
Misalkan lingkaran A dan B dengan jarak titik pusat AB dan panjang garis singgung
persekutuan dalam adalah PQ:
AB = 17 cm
PQ = 8 cm
RA = 10 cm
RB = ....

Soal No. 5
Diketahui dua lingkaran dengan pusat P dan Q, jarak PQ = 26 cm, jari-jari lingkaran
masing-masing 12 cm dan 2 cm. Panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran
adalah....
A. 16 cm
B. 24 cm
C. 28 cm
D. 30 cm

Pembahasan
Menentukan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Misalkan hendak menggunakan
rumus yang seperti ini

dimana
p = jarak pusat ke pusat = 26 cm
R = 12 cm
r = 2 cm
d = garis singgung persekutuan luar = ....

masukkan datanya

Soal No. 6
Diketahui dua lingkaran jari-jari lingkaran masing-masing 14 cm dan 2 cm. Jika jarak
antara kedua pusat lingkaran adalah 20 cm maka panjang garis singgung persekutuan luar
kedua lingkaran adalah....
A. 16 cm
B. 18 cm
C. 22 cm
D. 25 cm
Pembahasan
Dengan cara dan rumus yang sama diperoleh garis singgungnya persekutuan luar:

Soal No. 7
Perhatikan gambar berikut !

Panjang PQ = 20 cm, AB = 25 cm dan AP = 9 cm. Perbandingan luas lingkaran berpusat di


A dengan luas lingkaran berpusat di B adalah...
A. 3 : 2
B. 5 : 3
C. 9 : 4
D. 9 : 7
(Soal UAN 2003)
Pembahasan
Data, A dan B pusat dua lingkaran yang berjarak 25 cm.

Misalkan format rumus yang dipakai seperti ini

dimana
d = garis singgung persekutuan dalam
p = jarak pusat ke pusat lingkaran

maka jari-jari lingkaran kecilnya


sehingga perbandingan luasnya

Soal No. 8
Diketahui dua lingkaran jari-jari lingkaran masing-masing 10 cm dan 6 cm. Jika jarak
antara kedua pusat lingkaran adalah 20 cm maka panjang garis singgung persekutuan
dalam kedua lingkaran adalah....
A. 4 cm
B. 8 cm
C. 12 cm
D. 16 cm

Pembahasan
Bentuk lain dari rumus soal sebelumnya adalah

masukkan datanya

Soal No. 9
Panjang garis singgung persekutuan luar dua buah lingkaran adalah 12 cm dan jarak dua
titik pusat lingkaran tersebut adalah 13 cm. Jika panjang salah satu jari-jari lingkaran
adalah 8 cm, panjang jari-jari lingkaran lain adalah…. A. 2 cm
B. 3 cm
C. 5 cm
D. 6 cm

Pembahasan
Bentuk lain dari rumus garis singgung luar, dengan data R = 8, p = 13, l = 12 dan r =
dicari,

Soal No. 10
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat di A dan B, masing-masing berjari-jari 34 cm
dan 10 cm. Garis CD merupakan garis singgung persekutuan luar. Bila CD = 32 cm, panjang
AB =.....
A. 66 cm
B. 44 cm
C. 42 cm
D. 40 cm
Pembahasan
Menentukan jarak pusat dua lingkaran, diketahui garis singgung persekutuan luarnya:

Soal No. 11
Dua buah roda dililit dengan tali seperti gambar berikut!

Perkirakan panjang tali yang melilit roda-roda tersebut!

Pembahasan
Perhatikan gambar:

Jika r adalah jari-jari, dan K = keliling lingkaran = 2π r


Panjang tali yang melilit roda-roda
p = 2r + 2r + 1/2K + 1/2K
p = 4r + K
p = 4r + 2πr = 4(21) + 2 (22/7)(21) = 84 + 132 = 216 cm
Soal No. 12
Delapan buah roda dililit dengan tali seperti gambar berikut, masing-masing roda
diameternya 14 cm!

Tentukan panjang tali yang melilit roda-roda tersebut!

Pembahasan
Perhatikan gambar, D adalah diameter lingkaran, dan K adalah keliling:

Ada 8 D dan 1/4 K sebanyak 4. Jadi panjang talinya:


= 8 D + 4(1/4 K)
=8D+K
=8D+πD
= 8(14) + (22/7)14
= 112 + 44 = 156 cm
Soal No. 1
Ayah akan membagikan uang sejumlah Rp 240.000,00 kepada Amir dan Budi dengan
perbandingan 3 : 5.
Tentukan jumlah uang yang diterima masing-masing oleh Amir dan Budi!

Pembahasan
Amir : Budi = 3 : 5
Jumlah uang = Rp 240.000,00
Uang yang diterima oleh Amir adalah
3
/8 x Rp 240.000,00 = Rp 90.000,00
Uang yang diterima oleh Budi adalah
5
/8 x Rp 240.000,00 = Rp 150.000,00

Catatan : Angka 8 didapat dari 3 + 5

Soal No. 2
Ayah akan membagian uang sejumlah Rp 320.000,00 kepada Amir, Budi dan Charli dengan
perbandingan 3 : 5 : 8. Tentukan jumlah uang yang diterima masing-masing oleh Amir,
Budi dan Charli!

Pembahasan
Amir : Budi : Charli = 3 : 5 : 8
Jumlah uang = Rp 240.000,00
Uang yang diterima oleh Amir adalah
3
/16 x Rp 320.000,00 = Rp 60.000,00
Uang yang diterima oleh Budi adalah
5
/16 x Rp 320.000,00 = Rp 100.000,00
Uang yang diterima oleh Charli adalah
8
/16 x Rp 320.000 = Rp 160.000,00

Catatan : Angka 16 didapat dari 3 + 5 +8

Soal No. 3
Kota A dan kota B berjarak 60 km. Tentukan jarak kedua kota tersebut dalam suatu peta
yang berskala 1 : 1.200.000 nyatakan dalam cm!

Pembahasan
Jarak sebenarnya = 60 km = 60.000 m = 6.000.000 cm
Skala = 1 : 1.200.000
Jarak pada peta = 6.000.000 : 1.200.000
= 5 cm

Soal No. 4
Ayah Andi merancang sebuah rumah dengan menggambar denah yang berskala 1 : 20. Jika
lebar rumah dalam denah tersebut adalah 25 cm, tentukan lebar sebenarnya setelah
rumah tersebut berdiri, nyatakan dalam satuan meter!

Pembahasan
Skala denah = 1 : 200
Jarak pada denah = 25 cm
Jarak sebenarnya = 25 m x 20
= 500 cm = 5 m

Soal No. 5
Sebuah mobil balap menempuh 60 km dalam waktu 30 menit. Berapa jam waktu yang
diperlukan mobil tersebut untuk menempuh jarak 180 km?

Pembahasan
60 km → 30 menit
180 km → ......menit

Logikanya adalah waktu yang diperlukan akan semakin besar seiring dengan
bertambahnya jarak, sehingga gunakan perbandingan senilai:
t
/ 30 = 180 /60
t = 180/60 x 30 = 3 x 30 = 90 menit
90 menit adalah 1,5 jam

Soal No. 6
Amir menyediakan satu kantong plastik makanan untuk ikannya yang berjumlah 10 ekor
yang habis dalam waktu 12 hari. Jika ikan Amir sekarang berjumlah 25 ekor, perkirakan
berapa hari satu kantong plastik makanan yang disediakan oleh Amir akan habis!

Pembahasan
10 ekor → 15 hari
25 ekor → ..... hari
Semakin bertambah jumlah ikan, makanan akan lebih cepat habis, kurang dari 15 hari.
Gunakan perbandingan berbalik nilai:
h
/15 = 10/25
h = ( 10/25) x 15
h = 6 hari
Soal No. 7
Ayah Charli hendak membangun sebuah rumah yang akan dikerjakan oleh 25 pekerja
dengan perkiraan waktu selesai dalam 60 hari. Jika pekerjaan tersebut dilakukan oleh 45
pekerja, perkirakan dalam berapa hari pekerjaan tersebut akan selesai!

Pembahasan
25 pekerja → 60 hari
45 pekerja → ....hari
Tentunya hasilnya akan lebih kecil dari 60 hari, karena jumlah pekerjanya semakin
banyak. Gunakan perbandingan berbalik nilai
h
/60 = 25/45
h = 25/45 x 60
h = 37,5 hari
Soal No. 8
Sebuah proyek direncanakan dapat diselesaikan dalam waktu 9 bulan oleh 140 karyawan.
Jika proyek tersebut dipercepat penyelesaiannya, maka agar dapat selesai dalam waktu 7
bulan banyak karyawan yang harus ditambahkan sebanyak....
A. 40 orang
B. 80 orang
C. 150 orang
D. 180 orang

Soal No. 9
Perbandingan uang Amir dan Budi adalah 2 : 3, sementara itu perbandingan uang Budi dan
Cici adalah 4 : 5. Jika jumlah uang mereka adalah Rp3.500.000,00 maka banyaknya uang
Amir adalah....
A. Rp600.000,00
B. Rp650.000,00
C. Rp700.000,00
D. Rp800.000,00
Pembahasan
Terdapat dua perbandingan yang terpisah pada soal di atas. Langkah pertama satukan
dulu perbandingannya:

Penghubungnya adalah Budi, cari kpk antara angka 3 dan 4, yaitu 12. Sehingga
perbandingan pertama dikali 4, yang kedua dikali 3 menjadi:

Setelah sama pada bagian Budi, susun jadi satu:


Jadi uang Amir besarnya adalah

Soal No. 10
Perbandingan kelereng Faiz dan Bayu adalah 4 : 11. Jumlah kelereng mereka ada 60.
Selish kelereng keduanya adalah...
A. 16 butir
B. 24 butir
C. 28 butir
D. 44 butir

Pembahasan
Selisih perbandingan Faiz dan Bayu adalah 11 − 4 = 7. Jadi Selisih kelerengnya adalah:

Read more: http://www.matematikastudycenter.com/smp/11-perbandingan-dan-skala-vii-


smp#ixzz62CyZJOFjSoal dan Pembahasan Persamaan Linear Satu Variabel

Berikut kumpulan soal cerita dan pembahasan persamaan linear satu variabel dalam
kehidupan sehari-hari yang diambil dari soal-soal ujian nasional tingkat SMP.

Soal ❶ (UN 2017)


Taman bunga Pak Rahman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang
diagonalnya (3x + 15) meter dan (5x + 5) meter. Panjang diagonal taman bunga
tersebut adalah...
A. 10 meter
B. 25 meter
C. 30 meter
D. 55 meter
Pembahasan:
Seperti yang diketahui bahwa persegi panjang memiliki 2 diagonal yang sama panjang.
Jadi:
Diagonal 1 = 3x + 15
Diagonal 2 = 5x + 5
Karena diagonal 1 = diagonal 2, maka:
3x + 15 =5x + 5
<=> 3x - 5x = 5 - 15
<=> -2x = -10
<=> x = -10/-2
<=> x = 5
Subtitusi nilai x = 5 ke salah satu diagonal:
Diagonal = 3x + 15
= 3(5) + 15
= 15 + 15
= 30
Jadi, panjang diagonal taman bunga tersebut adalah 30 meter
(JAWABAN : C)

Soal ❷(UN 2017)


Kebun sayur Pak Joko berbentuk persegi dengan panjang diagonal (4x +6)dan (2x +
16) meter. Panjang diagonal kebun sayur tersebut adalah....
A. 38 meter
B. 32 meter
C. 28 meter
D. 26 meter
Pembahasan:
Sama hanya dengan soal Nomor 1, bahwa persegi panjang memiliki 2 diagonal yang
sama panjang. Jadi:
Diagonal 1 = diagonal 2
4x + 6 = 2x + 16
<=> 4x - 2x = 16 - 6
<=> 2x =10
<=> x = 10/2
<=> x = 5
Subtitusi nilai x = 5 ke salah satu persamaan diagonal:
4x + 6 = 4(5) + 6 = 26
Jadi, panjang diagonal kebun sayur tersebut adalah 26 meter.
(JAWABAN : D)

Baca Juga: Soal Cerita dan Pembahasan UN tentang SPLDV


Soal ❸(UN 2016)
Nada membeli kue untuk lebaran. Harga satu kaleng kue nastar sama dengan 2 kali
harga satu kaleng kue keju. Harga 3 kaleng kue nastar dan 2 kaleng kue keju
Rp480.000,00. Uang yang harus dibayarkan Nada untuk membeli 2 kaleng kue nastar
dan 3 kaleng kue keju adalah.....
A. Rp480.000,00
B. Rp420.000,00
C. Rp360.000,00
D. Rp180.000,00
Pembahasan:
Misalkan:
Kue Nastar = x
Kue Keju = y
Model matematika:
* Harga satu kaleng kue nastar sama dengan 2 kali harga satu kaleng kue keju:
x = 2y .....(1)
* Harga 3 kaleng kue nastar dan 2 kaleng kue keju Rp480.000,00
3x + 2y = 480.000 .......(2)
Ditanyakan: Harga 2 kaleng kue nastar dan 3 kaleng kue keju.
Subtitusi persamaan (1) ke persamaan (2) diperoleh:
3x + 2y = 480.000
3(2y) + 2y = 480.000
<=> 6y + 2y = 480.000
<=> 8y = 480.000
<=> y = 480.000/8
<=> y = 60.000
Subtitusi nilai y = 60.000 ke persamaan (1), diperoleh:
x = 2y = 2(60.000) = 120.000
Harga 2 kaleng kue nastar dan 3 kaleng kue keju:
2x + 3y = 2(120.000) + 3(60.000)
= 240.000 + 180.000
= 420.000
Jadi, harga 2 kaleng kue nastar dan 3 kaleng kue keju adalah Rp420.000,00
(JAWABAN : B)

Soal ❹(UN 2016)


Harga 1 ikat bayam sama dengan harga dua ikat kangkung. Bu Aminah membeli 20 ikat
bayam dan 50 ikat kangkung seharga Rp225.000,00. Bu Aisyah membeli 25 ikat
bayam dan 60 ikat kangkung. Harga yang harus dibayar bu Aisyah adalah.....
A. Rp220.000,00
B. Rp275.000,00
C. Rp290.000,00
D. Rp362.000,00
Pembahasan:
Misalkan:
Harga 1 ikat bayam = x
Harga 1 ikat kangkung = y
Model matematika:
* Harga 1 ikat bayam sama dengan harga dua ikat kangkung:
x = 2y ........(1)
* Harga 20 ikat bayam dan 50 ikat kangkung seharga Rp225.000,00.
20x + 50y = 225.000 ........(2)
Ditanyakan: Harga 25 ikat bayam dan 60 ikat kagkung.
Subtitusi persamaan persamaan (1) ke persamaan (2):
20x + 50y = 225.000
20(2y) +50y = 225.000
<=> 40y +50y = 225.000
<=> 90y = 225.000
<=> y = 225.000/90
<=> y =2.500
Subtitusi nilai y =2.500 ke persamaan (1).
x = 2y = 2(2.500) = 5.000
Harga 25 ikat bayam dan 60 ikat kangkung:
25x + 60y = 25(5.000) +60(2.500)
= 125.000 + 150.000
= 275.000
Jadi, harga 25 ikat bayam dan 60 ikat kangkung adalah Rp275.000,00.
(JAWABAN: B)

Soal ❺(UN 2015)


Umur ayah p tahun dan ayah 6 tahun lebih tua dari paman. Jika jumlah umur paman
dan ayah 38 tahun, maka model matematika yang tepat adalah.....
A. 2p + 6 = 38
B. 2p - 6 = 38
C. p + 6 = 38
D. p - 6 = 38
Pembahasan:
Diketahui: umur ayah = p tahun.
Misal umur paman = y tahun
Model matematika:
* Umur ayah 6 tahun lebih tua dari paman:
p=y+6
y = p - 6 ......(1)
* Jumlah umur paman dan ayah 38
y + p = 38 ........(2)
Subtitusi persamaan (1) ke persamaan (2), diperoleh:
y + p = 38
<=> (p - 6) + p = 38
<=> 2p - 6 = 38
(JAWABAN: B)

Soal ❻(UN 2015)


Fikri membeli 5 buku tulis disebuah toko, ia membayar dengan uang Rp20.000,00 dan
mendapat pengembalian Rp2.500,00. Jika harga 1 buku tulis tersebut x rupiah, maka
model matematika yang benar adalah.....
A. 20.000 - 5x = 2.500
B. 5x - 2.500 = 20.000
C. 20.000 - (x+5) = 2.500
D. x + 5 = 20.000 - 2.500
Pembahasan:
Diketahui:
Harga 1 buku tulis = x rupiah
Model matematika:
* Fikri membeli 5 buku tulis => 5x
* Fikri membayar Rp20.000,00 => 5x = 20.000
* Uang kembalian = Rp2.500,00
Jadi, total uang = harga 5 buku tulis + pengembalian atau
20.000 = 5x + 2.500
20.000 - 5x = 2.500
(JAWABAN : A)

Soal ❼(UN 2015)


Suatu persegi panjang, panjangnya 5 cm lebih dari lebar. Jika keliling persegi panjang
38 cm dan lebar x cm, maka model matematikanya adalah....
A. 5 + x = 38
B. 2(2x + 5) = 38
C. 2(x + 5) =38
D. 5 + 2x = 38
Pembahasan:
Diketahui:
Lebar persegi panjang = x cm
Model matematika:
* Panjangnya 5 cm lebih dari lebar:
p=x+5
* Keliling persegi panjang = 38 cm
<=> 2(panjang + lebar) = 38
<=> 2((x + 5) + x) = 38
<=> 2(2x + 5) = 38
Jadi, model matematikanya adalah 2(2x + 5) = 38
(JAWABAN: B)

Soal ❽(UN 2014)


Diketahui keliling persegi panjang 94 cm dengan ukuran panjang (5x + 2) cm, dan lebar
(2x + 3) cm, maka panjang dan lebar persegi panjang sebenarnya berturut-turut
adalah....
A. 24 cm dan 23 cm
B. 25 cm dan 22 cm
C. 32 cm dan 15 cm
D. 36 cm dan 11 cm
Pembahasan:
Diketahui:
Keliling persegi panjang = 94 cm
Panjang = (5x + 2) cm
Lebar = (2x + 3) cm
Ditanyakan:
Panjang dan lebar sesungguhnya.
Penyelesaian:
Keliling = 94
<=> 2(p + l) = 94
<=> 2((5x+2)+(2x+3)) = 94
<=> 2(7x + 5) = 94
<=> 7x + 5 = 94/2
<=> 7x + 5 = 47
<=> 7x = 47 - 5
<=> 7x = 42
<=> x = 42/7
<=> x = 6
Panjang = 5x + 2
= 5(6)+2
= 30 + 2
= 32
Lebar = 2x + 3
= 2(6)+3
= 12 + 3
= 15
Jadi, panjang dan lebar persegi panjang sebenarnya berturut-turut adalah 32 cm dan 15
cm.
(JAWABAN: C)

Soal ❾(UN 2014)


Sebuah persegi panjang berukuran panjang (5x - 1) cm, dan lebar (2x + 2) cm. Jika
keliling persegi panjang itu 72 cm, maka panjang dan lebarnya adalah.....
A. 12 cm dan 10 cm
B. 16 cm dan 12 cm
C. 20 cm dan 16 cm
D. 24 cm dan 12 cm
Pembahasan:
Diketahui:
Keliling persegi panjang = 72 cm
Panjang = (5x - 1) cm
Lebar = (2x + 2) cm
Ditanyakan:
Panjang dan lebar sesungguhnya.
Penyelesaian:
Keliling = 72
<=> 2(p + l) = 72
<=> 2((5x-1)+(2x+2)) = 72
<=> 2(7x + 1) = 72
<=> 7x + 1 = 72/2
<=> 7x + 1 = 36
<=> 7x = 36 - 1
<=> 7x = 35
<=> x = 35/7
<=> x = 5
Panjang = 5x - 1
= 5(5)-1
= 25 - 1
= 24
Lebar = 2x + 2
= 2(5)+2
= 10 + 2
= 12
Jadi, panjang dan lebar persegi panjang sebenarnya berturut-turut adalah 24 cm dan 12
cm
(JAWABAN : D)

Soal ⑩(UN 2013)


Jumlah 3 bilangan genap berurutan sama dengan 90. Jumlah bilangan terbesar dan
terkecil adalah.....
A. 50
B. 60
C. 62
D. 64
Pembahasan:
Misalkan:
Bilangan genap pertama = x, maka:
Bilangan genap kedua = x + 2
Bilangan genap ketiga = x + 4
Jumlah ketiga bilangan = 90
<=> x + (x + 2) + (x + 4) = 90
<=> 3x + 6 = 90
<=> 3x = 90 - 6
<=> 3x = 84
<=> x = 84/3
<=> x = 28
Jadi:
Bilangan pertama = 28
Bilangan kedua = 30
Bilangan ketiga = 32
Bilangan terbesar + terkecil = 32 + 28 = 60
(JAWABAN: B)

Soal ⓫(UN 2013)


Jumlah 5 bilangan ganjil berurutan adalah 135. Jumlah 2 bilangan terbesarnya
adalah.....
A. 54
B. 58
C. 60
D. 64
Pembahasan:
Misalkan:
Bilangan ganjil pertama = x, maka:
Bilangan ganjil kedua = x + 2
Bilangan ganjil ketiga = x + 4
Bilangan ganjil keempat = x + 6
Bilangan ganjil kelima = x + 8
Jumlah kelima bilangan = 135, maka:
x + (x+2) + (x+4) + (x+6) + (x+8) = 135
<=> 5x + 20 = 135
<=> 5x = 135 - 20
<=> 5x = 115
<=> x = 115/5
<=> x = 23
Dua bilangan terbesar:
Bilangan keempat = 23 + 6 = 29
Bilangan kelima = 23 + 8 = 31
Jumlah dua bilangan terbesar = 29 + 31 = 60
(JAWABAN: C)
Soal Nomor 1
Jika xx dan yy merupakan penyelesaian
sistem persamaan 2x−y=72x−y=7 dan x+3y=14x+3y=14, maka
nilai x+2yx+2y adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 88 B. 99 C. 1111 D. 1313
Penyelesaian
Diketahui SPLDV
{2x−7=7(⋯1)x+3y=14(⋯2){2x−7=7(⋯1)x+3y=14(⋯2)
Eliminasi yy dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
2x−y=7x+3y=14∣∣∣×3×1∣∣∣ 6x−3y=21x+3y=14+7x=35x=52x−y=7x+3y=14|×3×1| 6x−
3y=21x+3y=14+7x=35x=5
Substitusi x=5x=5 pada salah satu persamaan, misalkan pada persamaan (1)(1).
2x−y=72(5)−y=710−y=7y=32x−y=72(5)−y=710−y=7y=3
Diperoleh nilai y=3y=3, sehingga x+2y=5+2(3)=11x+2y=5+2(3)=11
(Jawaban C)
[collapse]

Soal Nomor 2
Jika xx dan yy adalah penyelesaian dari
sistem persamaan 2x+3y=32x+3y=3 dan 3x−y=103x−y=10, maka
nilai 2x−y=⋯⋅2x−y=⋯⋅
A. 33 B. 44 C. 55 D. 77
Penyelesaian
Soal Nomor 3
Himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel {7x+3y=−55x+2y=1{7x+3y=−55x+2y=1 adalah ⋯⋅⋯⋅
A. {(13,−32)}{(13,−32)} C. {(32,−13)}{(32,−13)}
B. {(−13,−32)}{(−13,−32)} D. {(−32,−13)}{(−32,−13)}
Penyelesaian
Diketahui SPLDV
{7x+3y=−5(⋯1)5x+2y=1(⋯2){7x+3y=−5(⋯1)5x+2y=1(⋯2)
Eliminasi yy dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
7x+3y=−55x+2y=1∣∣∣×2×3∣∣∣ 14x+6y=−10 15x+6y=3–
−x=−13x=137x+3y=−55x+2y=1|×2×3| 14x+6y=−10 15x+6y=3–
−x=−13x=13
Substitusi x=13x=13 pada salah satu persamaan, misalkan pada persamaan (1)(1).
7x+3y=−57(13)+3y=−53y=−96y=−327x+3y=−57(13)+3y=−53y=−96y=−32
Jadi, himpunan penyelesaian SPLDV tersebut adalah {(13,−32)}{(13,−32)}
(Jawaban A)
[collapse]

Soal Nomor 4
Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
{x−y=53x−5y=5{x−y=53x−5y=5
adalah ⋯⋅⋯⋅
A. {(−2,9)}{(−2,9)} C. {(−5,10)}{(−5,10)}
B. {(10,5)}{(10,5)} D. {(5,10)}{(5,10)}

Penyelesaian
Diketahui SPLDV
{x−y=5(⋯1)3x−5y=5(⋯2){x−y=5(⋯1)3x−5y=5(⋯2)
Eliminasi xx dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
x−y=53x−5y=5∣∣∣×3×1∣∣∣ 3x−3y=15 3x−5y=5–
2y=10y=5x−y=53x−5y=5|×3×1| 3x−3y=15 3x−5y=5–2y=10y=5
Substitusi y=5y=5 pada salah satu persamaan, misalkan pada persamaan (1)(1).
x−y=5x−5=5x=10x−y=5x−5=5x=10
Jadi, himpunan penyelesaian SPLDV tersebut adalah {(10,5)}{(10,5)}.
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 5
Andi membeli 22 buku tulis dan 33 pensil seharga Rp8.500,00, sedangkan Didit
membeli 33 buku tulis dan 22 pensil seharga Rp9.000,00. Jika Anita membeli 11 buku
dan 11 pensil, maka ia harus membayar sebesar ⋯⋅⋯⋅
A. Rp5.000,00 C. Rp4.000,00
B. Rp4.500,00 D. Rp3.500,00
Penyelesaian
Misalkan xx = harga 11 buku tulis dan yy = harga 11 pensil, sehingga dapat
dibentuk model matematika berupa SPLDV sebagai berikut.
{2x+3y=8.500(⋯1)3x+2y=9.000(⋯2){2x+3y=8.500(⋯1)3x+2y=9.000(⋯2)
Jumlahkan persamaan (1)(1) dan (2)(2).
2x+3y=8.5003x+2y=9.000+5x+5y=17.500x+y=3.5002x+3y=8.5003x+2y=9.000+5x+
5y=17.500x+y=3.500
Dengan demikian, Anita harus membayar Rp3.500,00 untuk membeli 11 buku tulis
dan 11 pensil.
(Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 6
Harga 55 kg gula pasir dan 3030 kg beras adalah Rp410.000,00, sedangkan harga 22 kg
gula pasir dan 6060 kg beras adalah Rp740.000,00. Harga 22 kg gula pasir dan 55 kg
beras adalah ⋯⋅⋯⋅
A. Rp154.000,00 C. Rp74.000,00
B. Rp80.000,00 D. Rp32.000,00
Penyelesaian
Misalkan xx = harga gula pasir per kg dan yy = harga beras per kg, sehingga dapat
dibentuk model matematika berupa SPLDV sebagai berikut.
{5x+30y=410.000(⋯1)2x+60y=740.000(⋯2){5x+30y=410.000(⋯1)2x+60y=740.00
0(⋯2)
Eliminasi yy dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
5x+30y=410.0002x+60y=740.000∣∣∣×2×1∣∣∣10x+60y=820.0002x+60y=740.000–
8x=80.000x=10.0005x+30y=410.0002x+60y=740.000|×2×1|10x+60y=820.00
02x+60y=740.000–8x=80.000x=10.000
Substitusi x=10.000x=10.000 pada salah satu persamaan, misalkan
pada persamaan (1)(1).
5x+30y=410.0005(10.000)+30y=410.00050.000+30y=410.00030y=36.000y=12.0005x+30y=
410.0005(10.000)+30y=410.00050.000+30y=410.00030y=36.000y=12.00
0
Jadi, harga 11 kg gula pasir adalah Rp10.000,00 dan harga 11 kg beras adalah
Rp12.000,00.
Dengan demikian, harga
22 kg gula pasir dan 55 kg beras adalah
2×10.000+5×12.000=Rp80.000,002×10.000+5×12.000=Rp80.000,00 (Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 7
Harga 22 kg gula pasir dan 33 kg beras adalah Rp27.000,00, sedangkan harga 33 kg gula
pasir dan 33 kg beras adalah Rp33.000,00. Harga 11 kg gula pasir dan 11 kg beras
(masing-masing) adalah ⋯⋅⋯⋅
A. Rp6.000,00 dan Rp5.000,00
B. Rp5.000,00 dan Rp6.000,00
C. Rp5.000,00 dan Rp7.000,00
D. Rp7.000,00 dan Rp5.000,00
Penyelesaian
Misalkan xx = harga gula pasir per kg dan yy = harga beras per kg, sehingga dapat
dibentuk model matematika berupa SPLDV sebagai berikut.
{2x+3y=27.000(⋯1)3x+3y=33.000(⋯2){2x+3y=27.000(⋯1)3x+3y=33.000(⋯2)
Eliminasi yy dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
2x+3y=27.0003x+3y=33.000–−x=−6.000x=6.0002x+3y=27.0003x+3y=33.000–
−x=−6.000x=6.000
Substitusi x=6.000x=6.000 pada salah satu persamaan, misalkan pada persamaan (1)(1).
2x+3y=27.0002(6.000)+3y=27.00012.000+3y=27.0003y=15.000y=5.0002x+3y=27.0002(6
.000)+3y=27.00012.000+3y=27.0003y=15.000y=5.000
Jadi, harga 11 kg gula pasir adalah Rp6.000,00 dan harga 11 kg beras adalah Rp5.000,00.
(Jawaban A)
[collapse]

Soal Nomor 8
Harga 55 pensil dan 22 buku adalah Rp26.000,00, sedangkan harga 33 pensil dan 44 buku
Rp38.000,00. Jika harga 11 pensil dinyatakan dengan aa dan harga 11 buku dinyatakan
dengan bb, maka sistem persamaan linear dua variabel yang tepat sesuai masalah di atas
adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 5a+2b=26.0005a+2b=26.000 dan 4a+3b=38.0004a+3b=38.000
B. 5a+2b=26.0005a+2b=26.000 dan 3a+4b=38.0003a+4b=38.000
C. 2a+5b=26.0002a+5b=26.000 dan 3a+4b=38.0003a+4b=38.000
D. 2a+5b=26.0002a+5b=26.000 dan 4a+3b=38.0004a+3b=38.000
Penyelesaian
Harga 55 pensil dan 22 buku adalah Rp26.000,00, kita
tulis 5a+2b=26.0005a+2b=26.000
Harga 33 pensil dan 44 buku adalah Rp38.000,00, kita
tulis 3a+4b=38.0003a+4b=38.000
Jadi, SPLDV yang sesuai adalah
{5a+2b=26.0003a+4b=38.000{5a+2b=26.0003a+4b=38.000
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 9
Keliling lapangan yang berbentuk persegi panjang adalah 5858 meter. Jika selisih panjang
dan lebarnya 99 meter, maka luas lapangan tersebut adalah ⋯ m2⋯ m2.
A. 9595 C. 261261
B. 190190 D. 380380
Penyelesaian
Diketahui keliling persegi panjang 58 meter, berarti ditulis
2(p+l)=58⇔p+l=292(p+l)=58⇔p+l=29
Diketahui juga bahwa selisih panjang dan lebar 9 meter, berarti ditulis
p−l=9p−l=9
Dengan demikian, diperoleh SPLDV
{p+l=29(⋯1)p−l=9(⋯2){p+l=29(⋯1)p−l=9(⋯2)
Eliminasi ll dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
p+l=29p−l=9+2p=38p=19p+l=29p−l=9+2p=38p=19
Untuk p=19p=19, diperoleh 19−l=919−l=9, yang berarti l=10l=10.
Jadi, luasnya adalah L=pl=19(10)=190 m2L=pl=19(10)=190 m2
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 10
Sukardi membeli kue untuk merayakan acara ulang tahun pacarnya. Kue yang dibeli
ada 22 jenis, yaitu kue nastar dan kue keju. Harga 11 kaleng kue nastar sama dengan dua
kali harga 11 kaleng kue keju. Jika harga 33 kaleng kue nastar dan 22 kaleng kue keju
adalah Rp480.000,00, maka uang yang harus dibayar Sukardi apabila ia memutuskan untuk
membeli 22 kaleng kue nastar dan 33 kaleng kue keju adalah ⋯⋅⋯⋅
A. Rp480.000,00 C. Rp360.000,00
B. Rp420.000,00 D. Rp180.000,00
Penyelesaian
Misalkan x=x= harga satu kaleng kue nastar dan y=y= harga satu kaleng kue keju.
Dengan demikian, diperoleh SPLDV
{x=2y3x+2y=480.000{x=2y3x+2y=480.000
Substitusi 2y=x2y=x pada persamaan 22, sehingga ditulis
3x+x=480.0004x=480.000x=120.0003x+x=480.0004x=480.000x=120.000
Ini berarti, y=12⋅120.000=60.000y=12⋅120.000=60.000
Harga 22 kaleng kue nastar dan 33 kaleng kue keju adalah
2x+3y=2(120.000)+3(60.000)=240.000+180.000=420.0002x+3y=2(120.000)+3(60.000
)=240.000+180.000=420.000
Jadi, uang yang harus dibayar Sukardi adalah Rp420.000,00.
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 11
Budi dan Joko membeli buku tulis dan pulpen di toko Pak Umar. Budi membeli 1010 buku
tulis dan 44 pulpen dengan harga Rp36.000,00. Joko membeli 55 buku tulis dan 88 pulpen
dengan harga Rp27.000,00. Harga 11 buku tulis dan 11 pulpen masing-masing
adalah ⋯⋅⋯⋅
A. Rp2.000,00 dan Rp2.000,00
B. Rp2.500,00 dan Rp2.750,00
C. Rp3.000,00 dan Rp1.750,00
D. Rp3.000,00 dan Rp1.500,00

Penyelesaian
Misalkan x,yx,y berturut-turut menyatakan harga 11 buku tulis dan 11 pulpen, sehingga
terbentuk SPLDV
{10x+4y=36.000(⋯1)5x+8y=27.000(⋯2){10x+4y=36.000(⋯1)5x+8y=27.000(⋯2)
Eliminasi xx dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
10x+4y=36.0005x+8y=27.000∣∣∣÷2×1∣∣∣ 5x+2y=18.000 5x+8y=27.000–
6y=9.000y=1.50010x+4y=36.0005x+8y=27.000|÷2×1| 5x+2y=18.000 5x+8y
=27.000–6y=9.000y=1.500
Substitusi y=1.500y=1.500 pada salah satu persamaan, misalkan
pada persamaan pertama.
5x+2y=18.0005x+2(1.500)=18.0005x+3.000=18.0005x=15.000x=3.0005x+2y=18.0005x+
2(1.500)=18.0005x+3.000=18.0005x=15.000x=3.000
Jadi, harga 11 buku tulis dan 11 pulpen berturut-turut adalah Rp3.000,00 dan Rp1.500,00.
(Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 12
Perhatikan gambar berikut!
Gambar a dan b masing-masing menunjukkan potongan struk belanjaan Lucky dan Claresta
di Indo April Alun-alun Pacitan. Jika pada hari yang sama, Audrey memiliki uang
Rp165.000,00 dan ingin membeli buku tulis 10’s dan pensil 2B dengan kuantitas terbanyak,
maka barang yang dapat dibeli olehnya adalah ⋯⋅⋯⋅
A. empat buku tulis 10’s dan enam pensil 2B
B. enam buku tulis 10’s dan empat pensil 2B
C. sepuluh buku tulis 10’s dan enam pensil 2B
D. enam buku tulis 10’s dan delapan pensil 2B
Penyelesaian
Misalkan x,yx,y berturut-turut menyatakan harga 1 buku tulis 10’s dan 1 pensil, sehingga
terbentuk SPLDV
{2x+3y=80.000(⋯1)x+y=35.000(⋯2){2x+3y=80.000(⋯1)x+y=35.000(⋯2)
Eliminasi xx dari persamaan (1)(1) dan (2)(2).
2x+3y=80.000x+y=35.000∣∣∣×1×2∣∣∣ 2x+3y=80.000 2x+2y=70.000–
y=10.0002x+3y=80.000x+y=35.000|×1×2| 2x+3y=80.000 2x+2y=70.000–
y=10.000
Substitusi y=10.000y=10.000 pada salah satu persamaan, misalkan
pada persamaan (2)(2).
x+y=35.000x+10.000=35.000x=25.000x+y=35.000x+10.000=35.000x=25.000
Ini berarti, harga 11 buku tulis 10’s dan 11 pensil berturut-turut adalah Rp25.000,00 dan
Rp10.000,00.
Cek alternatif jawaban:
A. empat buku tulis 10’s dan enam pensil 2B
4x+6y=4(25.000)+6(10.000)=160.0004x+6y=4(25.000)+6(10.000)=160.000
B. enam buku tulis 10’s dan empat pensil 2B
6x+4y=6(25.000)+4(10.000)=190.0006x+4y=6(25.000)+4(10.000)=190.000
(kelebihan)
C. sepuluh buku tulis 10’s dan enam pensil 2B
10x+6y=10(25.000)+6(10.000)=310.00010x+6y=10(25.000)+6(10.000)=310.000
(kelebihan)
D. enam buku tulis 10’s dan delapan pensil 2B
6x+8y=6(25.000)+8(10.000)=230.0006x+8y=6(25.000)+8(10.000)=230.000
(kelebihan)
(Jawaban A)

Contoh Soal Sistem Persamaan Linear 3 Variabel (SPLTV)


1. Dengan menggunakan metode subtitusi, tentukanlah himpunan
penyelesaian sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV) berikut ini.
x + y – z = –3
x + 2y + z = 7
2x + y + z = 4
Jawab:
Jawab:
Pertama, kita tentukan dulu persamaan yang paling sederhana. Dari ketiga
persamaan yang ada, persamaan pertama lebih sederhana. Dari persamaan
pertama, nyatakan variabel x sebagai fungsi y dan z sebagai berikut.
⇒ x + y – z = –3
⇒ x = –3 – y + z
■ Subtitusikan peubah x ke dalam persamaan kedua
⇒ x + 2y + z = 7
⇒ (–3 – y + z) + 2y + z = 7
⇒ –3 + y + 2z = 7
⇒ y + 2z = 7 + 3
⇒ y + 2z = 10 ……………….. Pers. (3)
■ Subtitusikan variabel x ke dalam persamaan ketiga
⇒ 2x + y + z = 4
⇒ 2(–3 – y + z) + y + z = 4
⇒ –6 – 2y + 2z + y + z = 4
⇒ –y + 3z = 4 + 6
⇒ –y + 3z = 10 ……………….. Pers. (4)
■ Persamaan (3) dan (4) membentuk SPLDV y dan z:
y + 2z = 10
–y + 3z = 10
■ Selanjutnya kita selesaikan SPLDV tersebut dengan metode subtitusi. Pilih
salah satu persamaan yang paling sederhana yaitu persamaan pertama. Dari
persamaan pertama, kita peroleh
⇒ y + 2z = 10
⇒ y = 10 – 2z
■ Subtitusikan peubah y ke dalam persamaan kedua
⇒ –y + 3z = 10
⇒ –(10 – 2z) + 3z = 10
⇒ –10 + 2z + 3z = 10
⇒ –10 + 5z = 10
⇒ 5z = 10 + 10
⇒ 5z = 20
⇒z=4
■ Subtitusikan nilai z = 4 ke salah satu SPLDV, misal y + 2z = 10 sehingga
kita peroleh
⇒ y + 2z = 10
⇒ y + 2(4) = 10
⇒ y + 8 = 10
⇒ y = 10 – 8
⇒y=2
■ Selanjutnya, subtitusikan nilai y = 2 dan z = 4 ke salah satu SPLTV, misal x
+ 2y + z = 7 sehingga kita peroleh
⇒ x + 2y + z = 7
⇒ x + 2(2) + 4 = 7
⇒x+4+4=7
⇒x+8=7
⇒x=7–8
⇒ x = –1
Dengan demikian, kita peroleh nilai x = –1, y = 2 dan z = 4. Sehingga
himpunan penyelesaian dari SPLTV di atas adalah {(–1, 2, 4)}.

Untuk memastikan bahwa nilai x, y, dan z yang diperoleh sudah benar, kalian
dapat mengeceknya dengan cara mensubtitusikan nilai x, y, dan z ke dalam
tiga SPLTV di atas.
■ Persamaan pertama
⇒ x + y – z = –3
⇒ –1 + 2 – 4 = –3
⇒ –34 = –3 (benar)
■ Persamaan kedua
⇒ x + 2y + z = 7
⇒ –1 + 2(2) + 4 = 7
⇒ –1 + 4 + 4 = 7
⇒ 7 = 7 (benar)
■ Persamaan ketiga
⇒ 2x + y + z = 4
⇒ 2(–1) + 2 + 4 = 4
⇒ –2 + 2 + 4 = 4
⇒ 4 = 4 (benar)
Berdasarkan pembuktian tersebut, maka bisa dipastikan bahwa nilai x, y dan z
yang diperoleh sudah benar dan memenuhi sistem persamaan linear tiga
variabel yang ditanyakan.

2. Dengan menggunakan metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian


sistem persamaan linear tiga variabel berikut ini.
x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20
Jawab:
Langkah pertama, kita tentukan variabel mana yang akan kita eliminasi
terlebih dulu. Untuk mempermudah, lihat variabel yang paling sederhana.
Dari ketiga SPLTV di atas, variabel yang paling sederhana adalah x sehingga
kita akan mengeliminasi x terlebih dulu. Untuk menghilangkan variabel x,
maka kita harus samakan koefisien masing-masing x dari ketiga persamaan.
Perhatikan penjelasan berikut.
x + 3y + 2z = 16 → koefisien x = 1
2x + 4y – 2z = 12 → koefisien x = 2
x + y + 4z = 20 → koefisien x = 1
Agar ketiga koefisien x sama, maka kita kalikan persamaan pertama dan
persamaan ketiga dengan 2 sedangkan persamaan kedua kita kalikan 1.
Prosesnya adalah sebagai berikut.
x + 3y + |× 2x + 6y +
= 16 → = 32
2z 2| 4z
2x + 4y – |× 2x + 4y –
= 12 → = 12
2z 1| 2z
|× 2x + 2y +
x + y + 4z = 20 → = 40
2| 8z

Setelah koefisien x ketiga persamaan sudah sama, maka langsung saja kita
kurangkan atau jumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua dan
persamaan kedua dengan persamaan ketiga sedemikian rupa hingga variabel
x hilang. Prosesnya seperti di bawah ini.
■ Dari persamaan pertama dan kedua:
2x + 6y +
= 32
4z
2x + 4y –
= 12
2z −
2y + 6z = 20

■ Dari persamaan kedua dan ketiga:


2x + 4y –
= 12
2z
2x + 2y +
= 40
8z


2y – 10z =
28

Dengan demikian, kita peroleh SPLDV sebagai berikut.


2y + 6z = 20
2y – 10z = –28
Langkah selanjutnya adalah kita selesaikan SPLDV di atas dengan metode
eliminasi. Pertama, kita tentukan nilai y dengan mengeliminasi z. Untuk dapat
mengeliminasi variabel z, maka kita harus menyamakan koefisien z dari
kedua persamaan. Perhatikan penjelasan berikut.
2y + 6z = 20 → koefisien z = 6
2y – 10z = –28 → koefisien z = –10
Agar kedua koefisien z sama, maka persamaan pertama kita kali dengan 5
sedangkan persamaan kedua kita kali dengan 3. Setelah itu, kedua persamaan
kita jumlahkan. Prosesnya adalah sebagai berikut.

2y + = 20 |× → 10y + = 100
6z 5| 30z
2y – – |×
= → 6y – 30z = –84
10z 28 3|
+
16y = 16

y = 1

Kedua, kita tentukan nilai z dengan mengeliminasi y. Untuk dapat


mengeliminasi variabel y, maka kita juga harus menyamakan koefisien y dari
kedua persamaan. Berhubung koefisien y kedua persamaan sudah sama, maka
kita bisa langsung mengurangkan kedua persamaan tersebut. Prosesnya
adalah sebagai berikut.
2y +
= 20
6z
2y – –
=
10z 28 −
16z = 48

z = 3

Sampai pada tahap ini kita sudah memperoleh nilai y = 1 dan z = 3. Langkah
terakhir, untuk mendapatkan nilai x, kita subtitusikan nilai y dan z tersebut ke
dalam salah satu SPLTV, misalnya persamaan x + y + 4z = 20 sehingga kita
peroleh:
⇒ x + y + 4z = 20
⇒ x + 1 + 4(3) = 20
⇒ x + 1 + 12 = 20
⇒ x + 13 = 20
⇒ x = 20 – 13
⇒x=7
Dengan demikian kita peroleh nilai x = 7, y = 1 dan z = 3 sehingga himpunan
penyelesaian SPLTV di atas adalah {(7, 1, 3)}.

3. Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel di


bawah ini dengan menggunakan metode campuran.
x – y + 2z = 4
2x + 2y – z = 2
3x + y + 2z = 8
Jawab:
■ Metode Eliminasi (SPLTV)
Baca Juga:

 Kumpulan Contoh Soal dan Jawaban SPLTV (Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel)
 5 Macam Metode Menentukan Penyelesaian SPLTV + Contoh Soal dan Pembahasan Bagian
3
 15 Contoh Soal Cerita SPLDV, SPLTV, SPLK dan Jawabannya

Langkah pertama, kita tentukan variabel mana yang akan kita eliminasi
terlebih dahulu. Untuk mempermudah, lihat variabel yang paling sederhana.
Dari ketiga SPLTV di atas, variabel yang paling sederhana adalah y sehingga
kita akan mengeliminasi y dulu. Untuk menghilangkan peubah y, maka kita
harus menyamakan koefisien masing-masing y dari ketiga persamaan.
Perhatikan penjelasan berikut.
x – y + 2z = 4 → koefisien y = –1
2x + 2y – z = 2 → koefisien y = 2
3x + y + 2z = 8 → koefisien y = 1
Agar ketiga koefisien y sama, maka kita kalikan persamaan pertama dan
persamaan ketiga dengan 2 sedangkan persamaan kedua kita kalikan 1.
Prosesnya adalah sebagai berikut.
|× 2x – 2y +
x – y + 2z = 4 → = 8
2| 4z
2x + 2y – = 2 |× → 2x + 2y – z = 2
z 1|

3x + y + |× 6x + 2y +
= 8 → = 16
2z 2| 4z

Setelah koefisien y ketiga persamaan sudah sama, maka langsung saja kita
kurangkan atau jumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua dan
persamaan kedua dengan persamaan ketiga sedemikian rupa hingga variabel
y hilang. Prosesnya seperti di bawah ini.
● Dari persamaan pertama dan kedua:
2x – 2y +
= 8
4z
2x + 2y –
= 2
z +
4x + 3z = 10

● Dari persamaan kedua dan ketiga:

2x + 2y – z = 2
6x + 2y +
= 16
4z −
−4x − 5z = −14

4x + 5z = 14

Dengan demikian, kita peroleh SPLDV sebagai berikut.


4x + 3z = 10
4x + 5z = 14

■ Metode Subtitusi (SPLDV)


Dari SPLDV pertama kita peroleh persamaan x sebagai berikut.
⇒ 4x + 3z = 10
⇒ 4x = 10 – 3z
Lalu kita subtitusikan persamaan y tersebut ke SPLDV kedua sebagai berikut.
⇒ 4x + 5z = 14
⇒ (10 – 3z) + 5z = 14
⇒ 10 + 2z = 14
⇒ 2z = 14 – 10
⇒ 2z = 4
⇒z=2
Kemudian, untuk menentukan nilai x, kita subtitusikan nilai z = 2 ke dalam
salah satu SPLDV, misalnya persamaan 4x + 3z sehingga kita peroleh:
⇒ 4x + 3(2) = 10
⇒ 4x + 6 = 10
⇒ 4x = 10 – 6
⇒ 4x = 4
⇒ x =1
Langkah terakhir, untuk menentukan nilai y, kita subtitusikan nilai x = 1 dan z
= 2 ke dalam salah satu SPLTV di atas, misalnya persamaan x – y + 2z = 4
sehingga kita peroleh:
⇒ x – y + 2z = 4
⇒ (1) – y + 2(2) = 4
⇒1–y+4=4
⇒5–y=4
⇒y=5–4
⇒y=1
Dengan demikian kita peroleh nilai x = 1, y = 1 dan z = 2 sehingga himpunan
penyelesaian SPLTV di atas adalah {(1, 1, 2)}.
4. Dengan menggunakan metode determinan, tentukanlah himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini.
2x + y + z = 12
x + 2y – z = 3
3x – y + z = 11
Jawab:
■ Mengubah SPLTV ke bentuk matriks
Pertama, kita ubah sistem persamaan yang ditanyakan dalam soal ke bentuk
matriks berikut.

2 1 1 x 12
1 2 −1 y = 3
3 −1 1 z 11
Kedua, kita tentukan nilai D, Dx, Dy dan Dz dengan ketentuan seperti pada
langkah-langkah di atas.
■ Menentukan nilai D
2 1 1 2 1
D = 1 2 −1 1 2
3 −1 1 3 −1
D = [(2)(2)(1) + (1)(−1)(3) + (1)(1)(−1)] – [(3)(2)(1) + (−1)(−1)(2) +
(1)(1)(1)]
D = [4 – 3 – 1] − [6 + 2 + 1]
D=0−9
D = −9
■ Menentukan nilai D x

Dx = 12 1 1 12 1
3 2 −1 3 2
11 −1 1 11 −1
Dx = [(12)(2)(1) + (1)(−1)(11) + (1)(3)(−1)] – [(11)(2)(1) +
(−1)(−1)(12) + (1)(3)(1)]
Dx = [24 – 11 – 3] − [22 + 12 + 3]
Dx = 10 − 37
Dx = −27
■ Menentukan nilai D y

2 12 1 2 12
Dy = 1 3 −1 1 3
3 11 1 3 11
Dy = [(2)(3)(1) + (12)(−1)(3) + (1)(1)(11)] – [(3)(3)(1) + (11)(−1)(2) +
(1)(1)(12)]
Dy = [6 – 36 + 11] − [9 − 22 + 12]
Dy = −19 – (–1)
Dy = −18
■ Menentukan nilai D z

2 1 12 2 1
Dz = 1 2 3 1 2
3 −1 11 3 −1
Dz = [(2)(2)(11) + (1)(3)(3) + (12)(1)(−1)] – [(3)(2)(12) + (−1)(3)(2) +
(11)(1)(1)]
Dz = [44 + 9 – 12] − [72 − 6 + 11]
Dz = 41 − 77
Dz = −36
■ Menentukan nilai x, y, z
Setelah nilai D, Dx, Dy, dan Dz kita peroleh, langkah terakhir adalah menentukan
nilai x, y, dan z menggunakan rumus berikut ini.

Dx −27
x = = = 3
D −9
Dy −18
y = = = 2
D −9
Dz −36
z = = = 4
D −9
Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear 3
variabel di atas adalah HP = {(3, 2, 4)}.

5. Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLTV berbentuk pecahan berikut


ini.
1 2 4
+ + = 1
x y z
−1 4 12
+ + = 0
x y z
2 8 4
+ + = −1
x y z
Penyelesaian:
Misalkan:
1 1 1
= p ; = q ; = r
x y z
Dengan menggunakan permisalan ini, maka bentuk SPLTV pecahan di atas
menjadi seperti berikut.
■ Persamaan pertama:
⇒ 1(1/x) + 2(1/y) + 4(1/z) = 1
⇒ p + 2q + 4r = 1
■ Persamaan kedua:
⇒ −1(1/x) + 4(1/y) + 12(1/z) = 0
⇒ −p + 4q + 12r = 0
■ Persamaan ketiga:
⇒ 2(1/x) + 8(1/y) + 4(1/z) = −1
⇒ 2p + 8q + 4r = −1
Dengan demikian, kita telah memperoleh SPLTV bentuk baku dengan variabel
p, q, dan r yaitu sebagai berikut.
p + 2q + 4r = 1 …………..…… Pers. (1)
−p + 4q + 12r = 0 …………… Pers. (2)
2p + 8q + 4r = −1 ..….……… Pers. (3)
Langkah selanjutnya adalah menentukan himpunan penyelesaian SPLTV
tersebut dengan menggunakan salah satu dari 5 metode penyelesaian yang
telah disebutkan di atas. Misalnya kita gunakan metode campuran (eliminasi
+ subtitusi), sehingga penyelesaiannya adalah sebagai berikut.

#1 Metode Eliminasi (SPLTV)


Langkah pertama, kita tentukan variabel mana yang akan kita eliminasi
terlebih dahulu. Untuk mempermudah, lihat variabel yang paling sederhana.
Dari ketiga SPLTV di atas, variabel yang paling sederhana adalah p sehingga
kita akan mengeliminasi p dulu.

Untuk menghilangkan peubah p, maka kita harus menyamakan koefisien


masing-masing p dari ketiga persamaan. Perhatikan cara berikut.
p + 2q + 4r = 1 → koefisien p = 1
−p + 4q + 12r = 0 → koefisien p = −1
2p + 8q + 4r = −1 → koefisien p = 2
Agar ketiga koefisien q sama (abaikan tanda), maka kita kalikan persamaan
pertama dan kedua dengan 2, sedangkan persamaan ketiga kita kalikan 1
sehingga hasilnya adalah sebagai berikut.

p + 2q + 4r = 1 → 2p + 4q + 8r = 2
2|
−p + 4q + |× −2p + 8q +
= 0 → = 0
12r 2| 24r

2p + 8q + 4r = −1 → 2p + 8q + 4r = −1
1|

Setelah koefisien p ketiga persamaan sudah sama, maka langsung saja kita
selisihkan atau jumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua dan
persamaan kedua dengan persamaan ketiga sedemikian rupa hingga variabel
p hilang. Perhatikan proses berikut ini.
● Dari persamaan pertama dan kedua:

2p + 4q + 8r = 2
−2p + 8q +
= 0
24r +
12q + 32r = 2

● Dari persamaan kedua dan ketiga:


−2p + 8q +
= 0
24r
2p + 8q + 4r = −1
+
16q + 28r = −1

Dengan demikian, kita peroleh SPLDV sebagai berikut.


12q + 32r = 2
16q + 28r = −1
#2 Metode Subtitusi (SPLDV)
Dari SPLDV pertama, kita peroleh persamaan p sebagai berikut.
⇒ 12q + 32r = 2
⇒ 12q = 2 – 32r
Kemudian, agar persamaan q di atas dapat disubtitusikan pada SPLDV kedua,
kita sedikit modifikasi SPLDV menjadi bentuk seperti berkut.
⇒ 16q + 28r = −1 [SPLDV awal]
⇒ 4/3(12q) + 28r = −1 [SPLDV modifikasi]
Kemudian masukkan persamaan q ke SPLDV modifikasi tersebut.
⇒ 4/3(12q) + 28r = −1
⇒ 4/3(2 – 32r) + 28r = −1
⇒ 8/3 – 128r/3 + 28r = −1
Kalikan kedua ruas dengan angka 3
⇒ 8 − 128r + 84r = −3
⇒ −128r + 84r = −3 – 8
⇒ −44r = −11
⇒ r = −11/−44
⇒ r = 1/4
Kemudian untuk menentukan nilai q, kita subtitusikan nilai r = 1/4 ke dalam
salah satu SPLDV, misalnya persamaan 12q + 32r = 2 sehingga kita peroleh:
⇒ 12q + 32r = 2
⇒ 12q + 32(1/4 ) = 2
⇒ 12q + 8 = 2
⇒ 12q = 2 – 8
⇒ 12q = –6
⇒ q = –6/12
⇒ q = –1/2
Setelah nilai q dan r diperoleh, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai p
dengan cara mensubtitusikan nilai q = –1/2 dan r = 1/4 ke salah satu SPLTV di
atas, misalnya persamaan p + 2q + 4r = 1 sehingga kita peroleh:
⇒ p + 2q + 4r = 1
⇒ p + 2(–1/2) + 4(1/4 ) = 1
⇒ p + 2(–1/2) + 4(1/4 ) = 1
⇒p–1+1=1
⇒p+0=1
⇒p=1
Sampai disini kita sudah berhasil mendapatkan nilai p = 1, q = –1/2 dan r = 1/4 .
Langkah terakhir adalah menentukan nilai x, y, dan z dengan menggunakan
permisalan sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

1 /x = p 1 /y = q 1 /z = r

1 /x = 1 1 /y =
1/2
1/z = 1/4

x = 1 y = z = 4
2
Dengan demikian kita peroleh nilai x = 1 , y = −2, dan z = 4 sehingga
himpunan penyelesaian SPLTV tersebut adalah {(1, −2, 4)}.
Contoh Soal 1:
Tentukan himpunan penyelesaian SPKK berikut dan gambarkan sketsa grafik
tafsiran geometrinya.
y = x2
y = 2x2 – 3x
Jawab:
Subtitusikan bagian kuadrat yang pertama y = x2 ke bagian kuadrat yang
kedua y = 2x2 – 3x sehingga diperoleh:
⇒ x2 = 2x2
⇒ 2x2 – x2 – 3x = 0
⇒ x2 – 3x = 0
⇒ x(x – 3) = 0
⇒ x = 0 atau x = 3
Selanjutnya, subtitusikan nilai x = 0 dan x = 3 ke bagian kuadrat yang
pertama y = x2.
■ Untuk x = 0 diperoleh:
⇒ y = x2
⇒ y = (0)2
⇒y=0
■ Untuk x = 3 diperoleh:
⇒ y = x2
⇒ y = (3)2
⇒y=9
Dengan demikian, himpunan penyelesaian SPKK itu adalah {(0, 0), (3, 9)}.
Anggota-anggota dari himpunan penyelesaian SPKK tersebut secara
geometris dapat ditafsirkan sebagai koordinat titik potong antara parabola y
= x2 dengan parabola y = 2x2 – 3x. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di
bawah ini.
Contoh Soal 2:
Tentukan himpunan penyelesaian SPKK berikut dan gambarkan sketsa grafik
tafsiran geometrinya.
y = x2 – 1
y = x2 – 2x – 3
Jawab:
Subtitusikan bagian kuadrat yang pertama y = x2 – 1 ke bagian kuadrat yang
kedua y = x2 – 2x – 3 sehingga diperoleh:
⇒ x2 – 1 = x2 – 2x – 3
⇒ x2 – x2 = –2x – 3 + 1
⇒ 2x = –2
⇒ x = –1
Selanjutnya, subtitusikan nilai x = –1 ke persamaan y = x2 – 1 sehingga
diperoleh:
⇒ y = x2 – 1
⇒ y = (–1)2 – 1
⇒y=1–1
⇒y=0
Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari SPKK tersebut adalah {(–1,
0)}. Tafsiran geometrinya adalah grafik parabola y = x2 – 1 dan parabola y =
x2 – 2x – 3 berpotongan di satu titik, yaitu di (–1, 0). Perhatikan gambar di
bawah ini.

Contoh Soal 3:
Baca Juga:

 Kumpulan Contoh Soal SPLDV, SPLTV, SPLK, SPKK dan Jawabannya


 Kumpulan Contoh Soal dan Jawaban SPLK (Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat)
 Contoh Soal dan Pembahasan SPKK (Sistem Persamaan Kuadrat & Kuadrat)

Tentukan himpunan penyelesaian SPKK berikut dan gambarkan sketsa grafik


tafsiran geometrinya.
y = −2x2
y = x2 + 2x + 1
Jawab:
Subtitusikan bagian kuadrat yang pertama y = −2x2 ke bagian kuadrat yang
kedua y = x2 + 2x + 1 sehingga diperoleh:
⇒ −2x2 = x2 + 2x + 1
⇒ 2x2 + x2 + 2x + 1 = 0
⇒ 3x2 + 2x + 1 = 0
Persamaan kuadrat ini tidak mempunyai akar real karena nilai
diskriminannya adalah bilangan negatif. Perhatikan perhitungan berikut ini.
D = b2 – 4ac
Dengan a = 3, b = 2 dan c = 1 sehingga:
⇒ D = (2)2 – 4(3)(1)
⇒ D = 4 – 12
⇒ D = –8
Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari SPKK tersebut adalah
himpunan kosong atau ditulis sebagai {∅}. Tafsiran geometrisnya adalah
grafik parabola y = −2x2 dan y = x2 + 2x + 1 tidak berpotongan dan tidak
bersinggungan seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Contoh Soal 4:
Misalkan diketahui SPKK berikut ini.
y = 3x2 + m
y = x2 – 2x – 8
■ Tentukan nilai m agar SPKK tepat mempunyai satu anggota dalam
himpunan penyelesaiannya.
■ Tentukan himpunan penyelesaian yang dimaksud itu.
Jawab:
Banyaknya anggota himpunan penyelesaian dari suatu SPKK ditentukan
berdasarkan nilai diskriminan, dengan kriteria sebagai berikut.
1 Jika D > 0, SPKK mempunyai dua himpunan penyelesaian (parabola
berpotongan di dua titik).
2 Jika D = 0, SPKK mempunyai satu himpunan penyelesaian (parabola
berpotongan di satu titik atau saling bersinggungan).
3 Jika D < 0, SPKK tidak mempunyai himpunan penyelesaian (parabola tidak
berpotongan atau bersinggungan).

Dengan demikian, agar SPKK tersebut tepat memiliki satu himpunan


penyelesaian maka nilai diskriminan dari persamaan kuadrat gabungan harus
sama dengan nol. Persamaan kuadrat gabungan didapat dengan
mensubtitusikan persamaan kuadrat y = 3x2 + m ke persamaan kuadrat y =
x2 – 2x – 8 sehingga diperoleh:
⇒ 3x2 + m = x2 – 2x – 8
⇒ 3x2 – x2 + 2x + 8 + m = 0
⇒ 2x2 + 2x + (8 + m) = 0
Dari sini kita peroleh persamaan kuadra gabungan, dengan nilai a = 2, b = 2
dan c = 8 + m. Agar persamaan kuadrat ini hanya memiliki satu himpunan
penyelesaian maka D = 0, sehingga:
⇒ b2 – 4ac = 0
⇒ (2)2 – 4(2)(8 + m) = 0
⇒ 4 – 8(8 + m) = 0
⇒ 4 – 64 – 8m = 0
⇒ –60 – 8m = 0
⇒ 8m = –60
⇒ m = –60/8
⇒ m = –15/2
⇒ m = –7,5
Dengan demikian nilai m adalah –7,5.

Sekarang masukkan nilai m yang telah diperoleh ke persamaan kuadrat


gabungan sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
⇒ 2x2 + 2x + (8 + m) = 0
⇒ 2x2 + 2x + ((8 + (–7,5)) = 0
⇒ 2x2 + 2x + 0,5 = 0
Untuk menghilangkan desimal, kedua ruas kita kalian 2
⇒ 4x2 + 4x + 1 = 0
Kemudian, kita faktorkan untuk memperoleh nilai x
⇒ (2x + 1)2 = 0
⇒ (2x + 1) = 0
⇒ 2x = −1
⇒ x = −1/2
Selanjutnya, subtitusikan nilai x = −1/2 ke persamaan y = x2 – 2x – 8 sehingga
diperoleh:
⇒ y = x2 – 2x – 8
⇒ y = (−1/2)2 – 2(−1/2) – 8
⇒ y = 1/4 + 1 – 8
⇒ y = 1/4 –7
⇒ y = −27/4
Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari SPKK tersebut adalah
{(−1/2, −27/4)}.

Contoh Soal dan Pembahasan Pertidaksamaan Linear


Agar kalian lebih memahami dan terampil dalam menentukan penyelesaian
atau himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan linear satu variabel,
perhatikan beberapa contoh soal dan pembahasannya berikut ini.
Contoh Soal 1:
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut, kemudian
gambarkan dalam garis bilangan.
(a) 2x + 8 > 0
(b) 5x – 15 ≤ 0
Jawab:
(a) 2x + 8 > 0
⇒ 2x > −8
⇒ x > −4
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x > −4, x ∈ R}. Himpunan
penyelesaian ini, secara geometris tampak pada Gambar (a).

(b) 5x – 15 ≤ 0
⇒ 5x ≤ 15
⇒x≤3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x ≤ 3, x ∈ R}. Garis bilangannya
dapat digambarkan seperti pada Gambar (b).

Contoh Soal 2:
Carilah himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut ini.
(a) 2 – 3x ≥ 2x + 12
(b) 4x + 1 < x – 8
Jawab:
(a) 2 – 3x ≥ 2x + 12
⇒ −2x – 3x ≥ −2 + 12
⇒ −5x ≥ 10
⇒ x ≤ −2
Jadi, himpunan penyelesaian pertidaksamaan itu adalah {x | x ≤ −2, x ∈ R}.

(b) 4x + 1 < x – 8
⇒ 4x – x < −8 – 1
⇒ 3x < −9
⇒ x < −3
Jadi, himpunan penyelesaian pertidaksamaan itu adalah {x | x < −3, x ∈ R}.

Contoh Soal 3:
Baca Juga:

 Kumpulan Contoh Soal + Pembahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel


 Cara Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
 Cara Menyelesaikan Pertidaksamaan Pecahan, Akar, Nilai Mutlak, Polinomial, Contoh Soal
& Pembahasan

Tuliskan himpunan penyelesaian dari:


(a) 2x – 3 < 4x – 3 < 2x + 2
(b) 2x < 3x + 10 < 4x
Jawab:
(a) 2x – 3 < 4x – 3 < 2x + 2
⇒ −3 < 2x – 3 < 2 ………………….(setiap ruas dikurangi 2x)
⇒ 0 < 2x < 5 ………………………….(setiap ruas ditambah 3)
⇒ 0 < x < 5/2 ………………………….(setiap ruas dibagi 2)
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | 0 < x < 5/2}.

(b) 2x < 3x + 10 < 4x


⇒ 0 < x + 10 < 2x …………………...(setiap ruas dikurangi 2x)
Sekarang, perhatikan,
0 < x + 10 < 2x sama artinya dengan:
(1) x + 10 > 0
(2) 2x > x + 10
Pandang pertidaksamaan (1), x + 10 > 0 ⇔ x > −10
Pandang pertidaksamaan (2), 2x > x + 10 ⇔ x > 10
Penyelesaian dari pertidaksamaan (1) dan (2) dapat digambarkan
pada Gambar (c) di bawah ini.

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x > 10}.

Contoh Soal 4:
Carilah himpunan penyelesaian dari setiap pertidaksamaan linear berikut ini.
(a) 2x – 1 < 0
(b) 3x – 6 > 0
Jawab:
(a) 2x – 1 < 0
⇒ 2x < 1
⇒ x < 1/2
Jadi, himpunan penyelesaiannya, HP = {x | x < 1/2}.

(b) 3x – 6 > 0
⇒ 3x > 6
⇒ x > 6/3
⇒x>2
Jadi, himpunan penyelesaiannya, HP = {x | x > 2}.

Contoh Soal 5:
Carilah himpunan penyelesaian setiap pertidaksamaan linear berikut ini.
(a) 2x – 4 < 3x – 2
(b) 1 + x ≥ 3 – 3x
Jawab:
(a) 2x – 4 < 3x – 2
⇒ 2x – 3x < –2 + 4
⇒ –x < 2
⇒ x > –2
Jadi, himpunan penyelesaiannya, HP = {x | x > –2}.
(b) 1 + x ≥ 3 – 3x
⇒ x + 3x ≥ 3 – 1
⇒ 4x ≥ 2
⇒ x ≥ 2/4
⇒ x ≥ 1/2
Jadi, himpunan penyelesaiannya, HP = {x | x ≥ 1/2}.

Contoh Soal 6:
Carilah himpunan penyelesaian setiap pertidaksamaan berikut ini.
(a) x/2 + 2 < x/3 + 21/2
(b) 1 < 2x – 1 ≤ 3
Jawab:
(a) x/2 + 2 < x/3 + 21/2
⇒ x/2 + 2 < x/3 + 21/2
⇒ x/2 − x/3 < 21/2 – 2
⇒ 3x/6 − 2x/6 < 1/2
⇒ x/6 < 1/2
⇒ x < 6/2
⇒x<3
Jadi, himpunan penyelesaiannya, HP = {x | x < 3}.

(b) 1 < 2x – 1 ≤ 3
⇒ 1 + 1 < 2x ≤ 3 + 1
⇒ 2 < 2x ≤ 4
⇒1<x≤2
Jadi, himpunan penyelesaiannya, HP = {x | 1 < x ≤ 2}.
1. Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Pecahan

Secara umum, penyelesaian atau himpunan penyelesaian pertidaksamaan


berbentuk pecahan berikut ini.
f(x)
< 0
g(x)
f(x)
≤ 0
g(x)
f(x)
> 0
g(x)
f(x)
≥ 0
g(x)
Dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah 1:
Carilah nilai-nilai nol bagian pembilang dan bagian penyebut dari bentuk
pecahan f(x)/g(x), yaitu f(x) = 0 dan g(x) = 0.
Langkah 2:
Gambarlah nilai-nilai nol itu pada diagram garis bilangan, sehingga diperoleh
interval-interval.
Langkah 3:
Tentukan tanda-tanda interval dengan cara mensubtitusikan nilai-nilai uji
yang berada dalam masing-masing interval.
Langkah 4:
Berdasarkan tanda-tanda interval yang diperoleh pada langkah 3, kita dapat
menentukan interval yang memenuhi. Dalam menentukan interval yang
memenuhi itu, perlu diingat adanya syarat bahwa bagian penyebut tidak
boleh sama dengan nol atau g(x) ≠ 0.

Sekarang agar kalian lebih paham mengenai cara menentukan himpunan


penyelesaian dari pertidaksamaan bentuk pecahan, silahkan kalian pelajari
dan pahami dua contoh soal dan pembahasannya berikut ini.
Contoh Soal :
Carilah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan pecahan berikut ini.
2x –
4
≤ 0
3x +
3
Jawab:
Nilai nol bagian pembilang: 2x – 4 = 0 ⇒ x = 2
Nilai nol bagian penyebut: 3x + 3 = 0 ⇒ x = −1

Nilai nol pembilang dan penyebut ditempatkan pada diagram garis bilangan.
Nilai-nilai nol tersebut membagi garis bilangan menjadi tiga interval yaitu x
< −1, −1 < x < 2, dan x > 2. Perhatikan gambar berikut ini.

Kemudian kita tentukan tanda interval cukup dengan menggunakan satu nilai
uji. Ambil angka yang paling mudah dihitung, yaitu x = 0 yang terlatak dalam
selang −1 < x < 2. Apabila nilai x = 0 kita masukkan ke pertidaksamaan
pecahan, maka kita peroleh:
2(0) – 4 4
= −
3(0) + 3 3
Karena hasilnya negatif, maka interval −1 < x < 2 bertanda − atau < 0.

Karena satu interval sudah diketahui, maka dua interval lainnya juga dapat
dengan mudah ditentukan, yaitu interval x < −1 bertanda positif dan interval
x > 2 juga bertanda positif, karena setiap melompati pembuat nol, tanda harus
berganti (selang-seling) seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Dengan mengingat bahwa bagian penyebut tidak boleh sama dengan nol,
maka:
⇔ 3x + 3 ≠ 0
⇔ 3x ≠ 3
⇔ x ≠ 3/3
⇔x≠1
Sehingga tanda selang pada gambar garis bilangan di atas berubah menjadi
seperti berikut.

Jadi, himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut adalah HP = {x


| −1 < x ≤ 2}.

2. Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Bentuk Akar

Pertidaksamaan bentuk akar sering disebut juga pertidaksamaan irrasional,


yaitu pertidaksamaan yang variabelnya terdapat dalam tanda akar.
Pertidaksamaan bentuk akar mempunyai 8 macam bentuk baku (umum)
yaitu sebagai berikut.
1. √u(x) < a 1. √u(x) < √v(x)

2. √u(x) ≤ a 2. √u(x) ≤ √v(x)

3. √u(x) > a 3. √u(x) > √v(x)

4. √u(x) ≥ a 4. √u(x) ≥ √v(x)

Dengan a ≥ 0, a ∈ R (a bilangan real positif atau nol).


u(x) dan v(x) merupakan fungsi-fungsi dalam x dengan u(x) ≥ 0 dan v(x) ≥ 0.

Misalkan kita memiliki dua bilangan p dan q.


■ Misalkan p = 5 maka 5 = 25
2

q = 8 maka 82 = 64
Tampak bahwa 0 < 5 < 8 dan 52 < 82
■ Misalkan p = 1 maka 1 = 1
2

q = 3 maka 32 = 9
Tampak bahwa 0 < 1 < 3 dan 12 < 32
Berdasarkan contoh di atas, secara umum dapat dikatakan sebagai berikut.

Jika p dan q ∈ R dengan 0 < p < maka p2 <


q, q2
Dengan sifat tersebut, kita dapat menyelesaikan sistem pertidaksamaan
bentuk akar dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Kuadratkan kedua ruas pertidaksamaan itu (tanda pertidaksamaan tetap).
Kemudian, selesaikan.
2. Tentukan syarat bahwa bentuk akar masing-masing ruas terdefinisi atau
bernilai real, yaitu bilangan di bawah tanda akar bernilai positif atau nol.
3. Tentukan interval yang memenuhi penyelesaian pada langkah pertama dan
langkah kedua (cari irisannya).

Agar kalian lebih memahami cara penyelesaian pertidaksamaan bentuk akar,


perhatikan beberapa contoh soal dan pembahasannya berikut ini.
Contoh Soal :
Carilah himpunan penyelesaian pertidaksamaan irasional berikut.
√x + 5 < 4
Jawab:
1. Kedua ruas dikuadratkan, sehingga diperoleh pertidaksamaan berikut.
⇒ (√x + 5)2 < 42
⇒ x + 5 < 16
⇒ x < 16 – 5
⇒ x < 11 ……………. (1)
2. Syarat u(x) ≥ 0
⇒x+5≥0
⇒ x ≥ −5 …………… (2)
3. Penyelesaian yang memenuhi dari (1) dan (2) adalah irisan kedua interval
itu. Jadi, penyelesaiannya adalah −5 ≤ x < 11. Dengan demikian, himpunan
penyelesaiannya adalah {x | −5 ≤ x < 11, x ∈ R}. Himpunan penyelesaian ini
tampak pada garis bilangan di bawah ini.

3. Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Nilai Mutlak


Baca Juga:

 10 Soal Cerita Pertidaksamaan Linear/Kuadrat Satu Variabel dan Pembahasannya


 Cara Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Polinomial, Contoh Soal dan Pembahasan
 Cara Menyelesaikan Pertidaksamaan Pecahan, Akar, Nilai Mutlak, Polinomial, Contoh Soal &
Pembahasan

Nilai mutlak dari suatu bilangan real x (dilambangkan dengan |x|) adalah nilai
tak negatif dari bilangan rea itu. Misalnya, |3| = 3, |−2| = 2, dan |−1/2| = 1/2.
Nilai mutlak bilangan nol didefinisikan sebagai bilangan itu sendiri, sehingga |
0 | = 0. Secara umum, nilai mutlak didefinisikan sebagai berikut.
Untuk setiap bilangan real x, nilai mutlak x, ditulis |x| diartikan
x, untuk x ≥ 0
|x| = −x, untuk x <
0
Misalkan |x| < 0 maka dapat ditentukan suatu bilangan positif p sehingga |x|
+ p = a, a ≥ 0. Oleh karena itu,
|x| + p = a
⇔ (|x| + p)2 = a2
⇔ x2 + 2p|x| + p2 = a2
Karena p positif dan |x| positif, jika dimisalkan q = 2p|x| + p2 maka q
merupakan bilangan positif, sehingga diperoleh bahwa x2 + q = a2. Karena x2 +
q (positif) = a2 maka dapat disimpulkan bahwa

a, untuk a ≥ 0 ⇔ x2 <
|x| <
a2
Analogi dengan cara di atas maka kita juga akan memperoleh

a, untuk a ≥ 0 ⇔ x2 >
|x| >
a2
Cobalah kalian buktikan.
Akibat dari sifat |x| < a, untuk a ≥ 0 ⇔ x2 < a2 adalah sebagai berikut.
x 2 < a2
⇔ x2 – a2 < 0
⇔ (x – a)(x + a) < 0
Pembuat nol di ruas kiri pertidaksamaan itu adalah
(x – a)(x + a) < 0
⇔ x – a = 0 atau x + a = 0
⇔ x = a atau x = −a
Gambar garis bilangannya adalah sebagai berikut.

Kemudian kita uji sebuah titik, misalnya 0 (nol).


(x – a)(x + a) = 0
x = 0 → (0 – a)(0 + a)
⇔ (−a)(a)
⇔ −(a)2 < 0
Karena untuk x = 0 bernilai negatif (−a2 < 0) maka pernyataan
tersebut benar sehingga tanda dari garis bilangan itu adalah sebagai
berikut.

Interval yang memenuhi pertidaksamaan itu adalah –a < x < a.


Akibat dari sifat |x| > a, untuk a ≥ 0 ⇔ x2 > a2 adalah sebagai
berikut.
x2 > a2
⇔ x2 – a2 > 0
⇔ (x – a)(x + a) > 0
Pembuat nol ruas kiri pertidaksamaan itu adalah x = a a tau x = −a
dan garis bilangannya adalah sebagai berikut.

Karena daerah yang diminta positif, maka daerah yang memenuhi


adalah x < −a atau x > a seperti yang diperlihatkan pada gambar
berikut.

Analog dengan kedua hal di atas, tentu kalian dapat menunjukkan


bahwa |x| ≤ a, a ≥ 0 ⇔ −a ≤ x ≤ a dan untuk |x| ≥ a, a ≥ 0 ⇔ x ≤ −a
atau x ≥a. Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk a ≥ 0, berlaku
|x| < a ⇔ −a < x < a
|x| ≤ a ⇔ −a ≤ x ≤ a
|x| > a ⇔ x < −a atau
x>a
|x| ≥ a ⇔ x ≤ −a atau
x≥a
Pertidaksamaan nilai mutlak adalah suatu pertidaksamaan yang
variabelnya berada dalam tanda mutlak. Misalnya,
|x – 1| < 3, |x2 + 3x| > |5 – 2x|, dan |x + 1|2 – 2 ≤ |x + 1|.
Dari uraian di atas, untuk menyelesaikan suatu pertidaksamaan nilai
mutlak, dapat kita gunakan sifat-sifat berikut.
Jika a ∈ R dan a ≥ 0 maka
1. a. |x| < a ⇔ −a < x < a
b. |x| ≤ a ⇔ −a ≤ x ≤ a

c. |x| > a ⇔ x < −a atau x


>a
d. |x| ≥ a ⇔ x ≤ −a atau
x≥a
2. |x| = √x2
Contoh Soal:
Tentukanlah himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut.
|2x – 3| ≤ 7
Jawab:
Dengan menggunakan sifat 1 (b), diperoleh:
−7 ≤ 2x – 3 ≤ 7
⇔ −7 + 3 ≤ 2x ≤ 7 + 3
⇔ −4 ≤ 2x ≤ 10
⇔ −2 ≤ x ≤ 5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x| −2 ≤ x ≤ 5, x ∈ R}.
Soal Nomor 1
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2a2a cm.
Panjang ruas garis HBHB adalah ⋯⋅⋯⋅
A. (2a√3–a√2) cm(2a3–a2) cm D. 2a√2 cm2a2cm
B. a√2 cma2 cm E. 2a√3 cm2a3 cm
C. a√3 cma3 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Pertama, perhatikan segitiga ABDABD (siku-siku di AA). Panjang BDBD dapat


ditentukan dengan rumus Pythagoras, yaitu
BD=√AB2+AD2=√(2a)2+(2a)2=√8a2=2a√2 cmBD=AB2+AD2=(2a)2+(2a)2=8
a2=2a2 cm
Sekarang, perhatikan segitiga BDHBDH (siku-siku di DD). Panjang HBHB juga
dapat ditentukan dengan rumus Pythagoras, yaitu
HB=√BD2+DH2=√(2a√2)2+(2a)2=√8a2+4a2=√12a2=2a√3 cmHB=BD2+DH2=(2a2
)2+(2a)2=8a2+4a2=12a2=2a3 cm
Jadi, panjang ruas garis HBHB adalah 2a√3 cm2a3 cm
(Jawaban E)
[collapse]

Baca : Soal dan Pembahasan – Teorema Pythagoras

Soal Nomor 2
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk 88 cm. Jarak
titik BB ke garis HCHC adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 12√2 cm122 cm D. 8 cm8 cm
B. 8√5 cm85 cm E. 4√6 cm46 cm
C. 8√3 cm83 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Jarak titik BB ke HCHC sama dengan jarak titik BB ke CC. Perhatikan


bahwa BCBC merupakan rusuk kubus, sehingga panjang BC=8 cmBC=8 cm.
Jadi, jarak titik BB ke garis HCHC adalah 8 cm8 cm (Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 3
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk 66 cm. Jarak
antara titik BB dan EGEG adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 3√6 cm36 cm D. 6√6 cm66 cm
B. 4√6 cm46 cm E. 7√6 cm76 cm
C. 5√6 cm56 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Pada segitiga BEGBEG, diketahui BE,EGBE,EG, dan BGBG semuanya


merupakan diagonal bidang kubus,
sehingga segitiga BEGBEG merupakan segitiga sama sisi dengan
panjang BE=EG=BG=6√2 cmBE=EG=BG=62 cm. Untuk itu,
jarak BB ke EGEG adalah jarak BB ke OO di mana OO titik tengah EGEG.
Sekarang tinjau segitiga siku-siku BOGBOG.
Diketahui: OG=12EG=12(6√2)=3√2 cmOG=12EG=12(62)=32 cm dan BG=6√
2 cmBG=62 cm
Panjang BOBO dapat ditentukan dengan Teorema Pythagoras.
BO=√BG2–OG2=√(6√2)2–(3√2)2=√72−18=√54=3√6 cmBO=BG2–OG2=(62)2–
(32)2=72−18=54=36 cm
Jadi, jarak BB ke EGEG adalah 3√6 cm36 cm
(Jawaban A)
[collapse]

Soal Nomor 4
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm8 cm. MM adalah
titik tengah EHEH. Jarak titik MM ke garis AGAG sama dengan ⋯⋅⋯⋅
A. 4√6 cm46 cm D. 4√2 cm42 cm
B. 4√5 cm45 cm E. 4 cm4 cm
C. 4√3 cm43 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Misalkan titik OO merupakan proyeksi titik MM pada garis AGAG. Titik OO tepat
di tengah AGAG karena panjang MAMA dan MGMG sama.
Pertama, perhatikan segitiga siku-siku MHGMHG.
Diketahui HG=8 cmHG=8 cm dan MH=4 cmMH=4 cm (setengah dari
panjang rusuk kubus). Dengan Teorema Pythagoras, diperoleh
MG=√HG2+MH2=√82+42=√64+16=√80=4√5 cmMG=HG2+MH2=82+42=64+
16=80=45 cm
Sekarang, tinjau segitiga siku-siku MOGMOG.
Diketahui OG=4√3 cmOG=43 cm (setengah dari panjang diagonal ruang kubus)
dan MG=4√5 cmMG=45 cm. Dengan Teorema Pythagoras, diperoleh
MO=√MG2−OG2=√(4√5)2−(4√3)2=√80−48=√32=4√2 cmMO=MG2−OG2=(45)2
−(43)2=80−48=32=42 cm
Jadi, jarak titik MM ke garis AGAG sama dengan 4√2 cm42 cm
(Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 5
Panjang rusuk kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH adalah 12 cm12 cm.
Jika PP titik tengah CGCG, maka jarak titik PP ke garis HBHB adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 8√5 cm85 cm D. 6√2 cm62 cm
B. 6√5 cm65 cm E. 6 cm6 cm
C. 6√3 cm63 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Misalkan OO merupakan proyeksi titik PP ke garis HBHB. Titik OO berada di


tengah garis HBHB karena PB=PHPB=PH.
Pertama-tama, perhatikan dulu segitiga siku-siku BCPBCP.
Diketahui bahwa BC=12 cmBC=12 cm dan CP=6 cmCP=6 cm, sehingga
dengan menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh
BP=√BC2+CP2=√122+62=√144+36=√180=6√5 cmBP=BC2+CP2=122+62=14
4+36=180=65 cm
HBHB merupakan diagonal ruang kubus, dan karena panjang
rusuknya s=12 cms=12 cm, maka HB=s√3=12√3 cmHB=s3=123 cm. Ini
berarti PH=12(12√3)=6√3=√108 cmPH=12(123)=63=108 cm
Selanjutnya, perhatikan segitiga siku-siku BOPBOP.
Panjang OPOP merupakan jarak titik PP ke garis HBHB. Dengan
menggunakan Teorema Pythagoras kembali, diperoleh
OP=√BP2−OB2=√180−108=√72=6√2 cmOP=BP2−OB2=180−108=72=62 c
m
Jadi, jarak titik PP dengan garis HBHB adalah 6√2 cm62 cm
(Jawaban D)
[collapse]
Soal Nomor 6
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm4 cm.
Jika QQ adalah titik tengah rusuk FGFG, maka jarak titik QQ ke
garis BDBD adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 2√6 cm26 cm D. √14 cm14 cm
B. 2√5 cm25 cm E. 2√2 cm22 cm
C. 3√2 cm32 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Jarak titik QQ ke BDBD sama dengan jarak QQ ke OO pada BDBD sedemikian


sehingga QO⊥BDQO⊥BD.
Panjang QBQB dapat ditentukan dengan menggunakan Teorema
Pythagoras pada segitiga siku-siku BFQBFQ.
BQ=√BF2+FQ2=√42+22=√16+4=√20=2√5 cmBQ=BF2+FQ2=42+22=16+4=
20=25 cm
Sekarang, misalkan OO titik tengah BCBC, sedemikian dapat dibuat segitiga siku-
siku DOQDOQ. Diketahui
bahwa DO=BQ=2√5 cmDO=BQ=25 cm dan OQ=4 cmOQ=4 cm, sehingga
DQ=√DO2+OQ2=√(2√5)2+42=√20+16=√36=6 cmDQ=DO2+OQ2=(25)2+42=
20+16=36=6 cm
Selanjutnya, perhatikan segitiga BDQBDQ berikut.
Karena BD=4√2 cmBD=42 cm (diagonal bidang), maka dapat
dimisalkan DO=(4√2–x) cmDO=(42–x) cm dan OB=x cmOB=x cm,
serta QO=y cmQO=y cm.
Pada segitiga DOQDOQ, berlaku
DQ2=DO2+QO262=(4√2−x)2+y236=32–8√2x+x2+y24=–
8√2x+x2+y2 (⋯⋅1)DQ2=DO2+QO262=(42−x)2+y236=32–
82x+x2+y24=–82x+x2+y2 (⋯⋅1)
Pada segitiga BOQBOQ, berlaku
BQ2=BO2+QO2(2√5)2=x2+y220=x2+y2 (⋯⋅2)BQ2=BO2+QO2(25)2=x2+y22
0=x2+y2 (⋯⋅2)
Substitusikan persamaan 2 ke persamaan 1,
4=−8√2x+20−16=−8√2xx=168√2=2√2=√24=−82x+20−16=−82xx=1682=2
2=2
Untuk itu, kita dapatkan
y=√(2√5)2–(√2)2=√20−2=√18=3√2y=(25)2–(2)2=20−2=18=32
Jadi, jarak titik QQ ke garis BDBD adalah 3√2 cm32 cm
(Jawaban C)
[collapse]

Soal Nomor 7
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk aa cm. Jarak
titik EE ke bidang diagonal BDHFBDHF adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 12a√3 cm12a3 cm D. 12a cm12a cm
B. 12a√2 cm12a2 cm E. 14a cm14a cm
C. 14a√2 cm14a2 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Jarak titik EE ke bidang diagonal BDHFBDHF sama dengan jarak titik EE ke titik
tengah diagonal HFHF. Misalkan OO titik
tengah diagonal HFHF. EGEG merupakan diagonal bidang dengan
panjang a√2 cma2 cm.
Perhatikan bahwa panjang EOEO merupakan setengah dari
panjang diagonal EGEG, sehingga
EO=12(a√2)=12a√2 cmEO=12(a2)=12a2 cm
Jadi, jarak titik EE ke bidang diagonal BDHFBDHF adalah 12a√2 cm12a2 cm
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 8
Pada kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH yang panjang rusuknya 8 cm8 cm, jarak
titik EE ke bidang BGDBGD adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 13√3 cm133 cm D. 83√3 cm833 cm
B. 23√3 cm233 cm E. 163√3 cm1633 cm
C. 43√3 cm433 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Misalkan proyeksi titik EE pada bidang BDGBDG adalah titik KK, sedangkan
titik JJ dan LL berturut-turut merupakan titik tengah bidang alas dan bidang
atas kubus.
Pertama, perhatikan terlebih dahulu segitiga siku-siku JCGJCG.
Diketahui CG=8 cmCG=8 cm dan JC=4√2 cmJC=42 cm karena merupakan
setengah dari panjang diagonal bidang.
Dengan Teorema Pythagoras, panjang JGJG dapat ditentukan sebagai berikut.
JG=√JC2+CG2=√(4√2)2+82=√32+64=√96=6√6 cmJG=JC2+CG2=(42)2+82=3
2+64=96=66 cm
Selanjutnya, tarik garis EG,EJEG,EJ, dan JGJG sehingga diperoleh segitiga yang
dapat digambarkan sebagai berikut.
Diketahui panjang EG=8√2 cmEG=82 cm dan LJ=8 cmLJ=8 cm
Akan dicari panjang EKEK dengan menggunakan kesamaan luas segitiga.
L1=L212×LJ×EG=12×EK×JG8×8√2=EK×4√6EK=82×8 √24 √6√3=16√3=163√3L1=L2
12×LJ×EG=12×EK×JG8×82=EK×46EK=82×8 24 63=163=1633
Jadi, jarak titik EE ke bidang BGDBGD adalah 163√31633
Tips & Trick: Untuk soal setipe ini, jarak yang dimaksud dapat dicari secara
langsung dengan rumus 23s√323s3
dengan ss panjang rusuk kubus.
(Jawaban E)
[collapse]

Soal Nomor 9
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk 1212 cm.
Jarak ruas garis HDHD dan EGEG adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 6 cm6 cm D. 8 cm8 cm
B. 6√2 cm62 cm E. 8√2 cm82 cm
C. 6√3 cm63 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Jarak HDHD ke EGEG sama dengan jarak HH ke titik tengah EGEG.


Misalkan OO titik tengah EGEG, sehingga kita peroleh sebuah segitiga siku-
siku HEOHEO (siku-siku di OO).
Diketahui panjang EH=12 cmEH=12 cm.
Panjang diagonal bidang EG=s√2=12√2 cmEG=s2=122 cm,
sehingga EO=12EG=12(12√2)=6√2 cmEO=12EG=12(122)=62 cm
Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, didapat
HO=√EH2–EO2=√122−(6√2)2=√144−72=√72=6√2 cmHO=EH2–
EO2=122−(62)2=144−72=72=62 cm
Jadi, jarak ruas garis HDHD dan EGEG adalah 6√2 cm62 cm
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 10
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 10 cm10 cm.
Titik PP dan QQ masing-masing terletak di tengah-
tengah rusuk ABAB dan AFAF. Jarak titik CC ke
bidang DPQHDPQH adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 3√5 cm35 cm D. 6√3 cm63 cm
B. 4√5 cm45 cm E. 7√2 cm72 cm
C. 5√3 cm53 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Jarak titik CC ke bidang DPQHDPQH sama dengan jarak titik CC ke


titik RR pada PDPD sehingga RCRC tegak lurus PDPD.
Posisikan titik SS di tengah CDCD, sehingga PSPS tegak lurus CDCD.
Panjang PDPD dapat ditentukan dengan Teorema Pythagoras pada segitiga siku-
siku ADPADP dengan AP=5 cmAP=5 cm dan AD=10 cmAD=10 cm, sehingga
PD=√AP2+AD2=√102+52=√100+25=√125=5√5 cmPD=AP2+AD2=102+52=10
0+25=125=55 cm
Dengan menggunakan prinsip kesamaan luas segitiga pada △CDP△CDP (lihat
gambar kanan), diperoleh
12×CD×PS=12×PD×CR10×10=5√5×CRCR=1005√5=20√5=4√5 cm12×CD×PS=1
2×PD×CR10×10=55×CRCR=10055=205=45 cm
Jadi, jarak titik CC ke bidang DPQHDPQH adalah 4√5 cm45 cm
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 11
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk 88 cm.
Panjang proyeksi DEDE pada BDHFBDHF adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 2√2 cm22 cm D. 4√6 cm46 cm
B. 2√6 cm26 cm E. 8√2 cm82 cm
C. 4√2 cm42 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Proyeksi DEDE pada BDHFBDHF adalah ODOD, di mana OO titik tengah HFHF.
Pada segitiga HODHOD (siku-siku di HH), diketahui
panjang DH=8 cmDH=8 cm. Karena
panjang HFHF (diagonal bidang) 8√2 cm82
cm,
maka HO=12(HF)=12(8√2)=4√2 cmHO=12(HF)=12(82)=42 cm. Dengan
menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh
OD=√DH2+HO2=√82+(4√2)2=√64+32=√96=4√6 cmOD=DH2+HO2=82+(42)2
=64+32=96=46 cm
Dengan demikian, panjang proyeksinya adalah panjang ODOD,
yaitu 4√6 cm46 cm (Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 12
Kubus PQRS.TUVWPQRS.TUVW mempunyai panjang rusuk 66 cm. Jarak antara
bidang PUWPUW dan bidang QVSQVS adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 6√3 cm63 cm D. 2√3 cm23 cm
B. 6√2 cm62 cm E. 2√2 cm22 cm
C. 3√3 cm33 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Bidang PUWPUW dan QVSQVS keduanya sejajar, sehingga jarak kedua


bidang tersebut sama dengan seperbagian jaraknya
dari diagonal ruang kubus. Misalkan AA adalah titik tengah UWUW dan BB titik
pada ruas garis APAP, sedemikian
sehingga TB⊥PATB⊥PA. Perhatikan segitiga siku-siku PTAPTA.
Diketahui panjang TATA setengah dari panjang diagonal bidang kubus,
sehingga TA=12×6√2=3√2 cmTA=12×62=32 cm, dan PT=6 cmPT=6 cm.
Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh
PA=√PT2+TA2=√62+(3√2)2=√36+18=√54=3√6 cmPA=PT2+TA2=62+(32)2=3
6+18=54=36 cm
Karena TBTB adalah garis tinggi segitiga yang ditarik dari titik TT, maka dengan
menggunakan rumus kesebangunan, diperoleh
TB=PT×TAPA=6×3√23√6=6√2√6×√6√6=2√3 cmTB=PT×TAPA=6×3236=626
×66=23 cm
Jarak titik RR ke bidang QVSQVS juga sama, yaitu 2√3 cm23 cm, sedangkan
panjang diagonal ruang TR=6√3 cmTR=63 cm. Dengan demikian, jarak
bidang PUWPUW dan QVSQVS adalah
|PUW.QVS|=(6−2−2)√3=2√3 cm|PUW.QVS|=(6−2−2)3=23 cm
Jadi, jarak titik PUWPUW dan QVSQVS adalah 2√3 cm23 cm
(Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 13
Diketahui kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm12 cm.
Titik PP terletak pada
perpanjangan rusuk DCDC sehingga DC:CP=3:1DC:CP=3:1. Jarak
titik PP terhadap garis AHAH adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 8√28 cm828 cm D. 2√82 cm282 cm
B. 4√82 cm482 cm E. 2√28 cm228 cm
C. 4√28 cm428 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Diketahui bahwa DC=12 cmDC=12 cm. Karena DC:CP=3:1DC:CP=3:1,


maka CP=13×12=4 cmCP=13×12=4 cm.
Pada segitiga siku-siku DHPDHP,
diketahui DH=12 cmDH=12 cm dan DP=12+4=16 cmDP=12+4=16 cm,
sehingga dengan menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh
HP=√DH2+DP2=√122+162=√144+256=√400=20 cmHP=DH2+DP2=122+162=
144+256=400=20 cm
Misalkan proyeksi titik PP ke garis AHAH adalah titik OO, yang terletak di
tengah AHAH karena HP=APHP=AP.
Sekarang, tinjau segitiga siku-siku HOPHOP.
Diketahui OH=6√2 cmOH=62 cm dan HP=20 cmHP=20 cm, sehingga dengan
menggunakan Teorema Pythagoras lagi, diperoleh
OP=√HP2−OH2=√202−(6√2)2=√400−72=√328=2√82 cmOP=HP2−OH2=202−(6
2)2=400−72=328=282 cm
Jadi, jarak titik PP terhadap garis AHAH adalah 2√82 cm282 cm
(Jawaban D)
[collapse]

Soal Nomor 14
Kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH mempunyai panjang rusuk 12 cm12 cm.
Titik PP terletak pada rusuk EFEF dengan perbandingan EP:PF=1:3EP:PF=1:3.
Jarak titik BB ke ruas garis PGPG adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 12√175 cm12175 cm D. 6√175 cm6175 cm
B. 12√345 cm12345 cm E. 6√345 cm6345 cm
C. 12√515 cm12515 cm
Penyelesaian
Perhatikan sketsa gambar berikut.

Jarak titik BB ke PGPG sama dengan jarak titik BB ke FF sedemikian rupa


sehingga BF⊥PGBF⊥PG. Dengan demikian, kita akan menentukan panjang BFBF
Karena panjang rusuk kubus 12 cm12 cm dan EP:PF=1:3EP:PF=1:3,
maka EP=14×12=3 cmEP=14×12=3 cm dan PF=9 cmPF=9 cm.
Perhatikan segitiga siku-siku PFGPFG. Panjang PGPG dapat ditentukan
dengan Teorema Pythagoras.
PG=√PF2+FG2=√92+122=√81+144=√225=15 cmPG=PF2+FG2=92+122=81+
144=225=15 cm
Pada segitiga PBQPBQ, proyeksi titik PP ke BGBG adalah titik QQ yang tepat
berada di tengah BGBG, sehingga PG=PBPG=PB.
Selanjutnya, perhatikan segitiga siku-siku PQGPQG.
Karena BGBG diagonal bidang kubus dengan BG=12√2 cmBG=122 cm,
maka QG=6√2 cmQG=62 cm, sehingga dengan Teorema Pythagoras, diperoleh
PQ=√PG2–QG2=√152–(6√2)2=√225−72=√153=3√17PQ=PG2–QG2=152–
(62)2=225−72=153=317
Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.

Dengan menggunakan prinsip kesamaan luas segitiga pada


△PBG△PBG, diperoleh
12×PG×BO=12×BG×PQ15×BO=12√2×3√17BO=36√3415=12√345 cm12×PG×BO
=12×BG×PQ15×BO=122×317BO=363415=12345 cm
Jadi, jarak titik BB ke PGPG adalah 12√345 cm12345 cm
(Jawaban B)
[collapse]

Soal Nomor 15
Diketahui SS adalah titik yang terletak di
perpanjangan HDHD pada kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dengan DS:HD=1:2
DS:HD=1:2. Jika panjang rusuk kubus adalah 6 cm6 cm, jarak titik FF ke
titik SS adalah ⋯⋅⋯⋅
A. 5√17 cm517 cm D. 2√17 cm217 cm
B. 4√17 cm417 cm E. √17 cm17 cm
C. 3√17 cm317 cm
Penyelesaian
Metode Penyelesaian 1: Konsep Segitiga
Berdasarkan perbandingan yang diberikan, titik SS dipastikan berada
dibawah kubus (di bawah garis HDHD). Perhatikan sketsa gambar berikut.
Karena HD:DS=2:1HD:DS=2:1 dan HD=6 cmHD=6 cm,
maka DS=12×6=3 cmDS=12×6=3 cm, sehingga HS=9 cmHS=9 cm.
Buatlah segitiga siku-siku SHFSHF seperti gambar di atas.
Karena HFHF diagonal bidang kubus, maka jelas HF=6√2 cmHF=62 cm.
Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh
SF=√HS2+HF2=√92+(6√2)2=√81+72=√153=3√17 cmSF=HS2+HF2=92+(62)2
=81+72=153=317 cm
Jadi, jarak titik SS ke FF adalah 3√17 cm317 cm
Metode Penyelesaian 2: Konsep Vektor 3D
Catatan: Cara ini dapat digunakan bila materi vektor sudah dikuasai.
Posisikan kubus ABCD.EFGHABCD.EFGH dalam koordinat Kartesius 3D seperti
gambar berikut, di mana DD berada di titik asal.
Titik SS haruslah di bawah kubus berdasarkan perbandingan yang diberikan.
Karena HD:DS=2:1HD:DS=2:1 dan HD=6 cmHD=6 cm, maka
DS=12×6=3 cmDS=12×6=3 cm
sehingga koordinat titik SS adalah (0,0,−3)(0,0,−3).
Selanjutnya, buat vektor →SFSF→, dengan vektor posisinya diwakili oleh
→SF=F–S=(6,6,6)–(0,0,−3)=(6,6,9)SF→=F–S=(6,6,6)–(0,0,−3)=(6,6,9)
Panjang →SFSF→ adalah
|→SF|=√62+62+92=√36+36+81=√153=3√17|SF→|=62+62+92=36+36+81=
153=317
Jadi, jarak titik SS ke FF adalah 3√17 cm317 cm
(Jawaban C)
[collapse]

Anda mungkin juga menyukai