Anda di halaman 1dari 4

a. Teori Geometri Peledakan R.

L Ash

Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak dengan mempertimbangkan

konstanta KB yang tergantung pada jenis atau grup batuan dan bahan peledak. Konstanta

KB dihitung pada formula berikut:

Dimana: KB = Konstanta burden

KB.std = Konstanta yang tergantung jenis batuan dan bahan peledak

Burden Standar (KB.std) menurut R.L Ash

Rock Group
Type of explosives
Soft Medium Hard
(<2 t/m3) (2-2,5 (>2,5
t/m3) t/m3)
Low density (0,8 - 0,9 g/cc) and low strength 30 25 20
Medium density (1,0 - 1,2 g/cc) and medium 35 30 25
strength
High density (1,3 - 1,6 g/cc) and high strength 40 35 30

 Densitas batuan standar = 160 lb/cuft

 Burden (B), ft = KB x D (inch)


12
 Kedalaman lubang ledak (L) = KL x B: KL antara 1,5 – 4

 Subdrilling (J) = KJ x B : KJ antara 0,2 – 0,4

 Stemming (T) = KT x B : KT antara 0,7 – 1,0


 Spasi (S) ; KS untuk mengukur spasi tergantung pada kondisi retakan (joints) di sekitar
lokasi yang akan diledakkan, jumlah bidang bebas dan sistem penyalaan (firing) yang

diterapkan.
Dalam teori geometri peledakan C.J Konya Burden dihitung
berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenis bahan
peledak yang diekspresikan dengan densitasnya. Rumusnya ialah:

dimana B = burden (ft), De = diameter bahan peledak (inci), e = berat


jenis bahan peledak dan r = berat jenis batuan.
Spasi ditentukan berdasarkan system delay yang direncanakan yang
kemungkinannya adalah:

 Instantaneous single-row blastholes


H  2B
H  4B  S  ; H = tinggi jenjang
3
H  4B  S  2B ; H = tinggi jenjang

 Sequenced single-row blastholes


H  7B
H  4B  S 
8
H  4B  S  1,4B

 Stemming (T): - Batuan massif, T = B


- Batuan berlapis, T = 0,7B

 Subdrilling (J) = 0,3B


 Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbang- kan 2
aspek, yaitu (1) efek ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi,
airblast, flyrock, dan getaran tanah; dan (2) biaya pengeboran. Tinggi
jenjang (H) dan burden (B) sangat erat hubungannya untuk
keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang dinamakan Stifness Ratio)
yang bervariasi memberikan respon berbeda terhadap fragmentasi,
airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya seperti terlihat pada
Tabel 2.

Anda mungkin juga menyukai