Anda di halaman 1dari 10

DIFUSI INOVASI

Disusun oleh:

Zefanya Aji Nugroho Panggabean

NIM : 170254242002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018

i
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Difusi Inovasi .................................................................................................................... 2
2.2 Model Difusi Inovasi .......................................................................................................................... 3
2.3 Contoh Perencanan Program Penyuluhan Perikanan .......................................................................... 5
BAB III : PENUTUP .................................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 8

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia diciptakan yang Maha kuasa dengan akal dan pikiran yang sangat baik,
sehingga sanggup mengunakannya untuk mengelolah segala sumberdaya dan memanfaatkan
teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya

Pada mulanya ada tiga hal yang menjadi dasar kebangkitan kemajuan kehidupan
umat manusia yaitu diciptakannya bahasa tulis kira-kira lima atau enam ribu tahun yang lalu,
disusul dengan kemampuan mengoperasikan hitungan sederhana kira-kira seribu tahun
kemudian dan diciptakannya mesin cetak sekitar lima ratus tahun yang lalu.

Media merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan
komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada
pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya.

Efek Perubahan sosial dimasyarakat berorientasi pada upaya untuk meninggalkan


unsur-unsur yang mesti ditinggalkan, berorientasi pada pembentukan unsur baru, serta
berorientasi pada nilai-nilai yang telah ada pada massa lampau. Tanpa sadar media massa
telah membawa masyarakat masuk kepada pola budaya yang baru dan mulai menentukan
pola pikir serta perilaku masyarakat.

Dari permasalahan ini ternyata memang ada jarak antara mengetahui dan mau
menerapkannya serta menggunakan atau menerapkan ide yang baru tersebut. Maka dalam
proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana cara untuk mempercepat
diterimanya suatu inovasi oleh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk memecahkan
masalah tersebut maka difusi inovasi menarik perhatian para ahli pengembangan masyarakat
dan dipelajari secara mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan seperti berikut ini

1. Apakah yang dimaksud dengan difusi inovasi?


2. Bagaimana model difusi inovasi?
3. Bagaimana contoh perencanan program penyuluhan perikanan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Difusi Inovasi


Difusi inovasi berasal dari dua kata yaitu difusi dan inovasi, menurut Rogers(1961)
pengertian dari difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan
penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi
menyangkut (which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its
ultimate users or adopters). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) difusi
adalah penyebaran atau perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide) dari satu pihak ke
pihak lainnya/penghamburan/pemencaran. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai
suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi sistem sosial.

Inovasi dapat diartikan sebagai gagasan, ide atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam bahasan ini inovasi dapat dikatakan
sebagai suatu hal yang baru atas dasar bagaimana pandangan orang mengatakan bawa ide
gagasan, atau tindakan itu merupakan hal yang baru. Dan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan,
metode, atau alat).

Dari kedua padanan kata di atas, maka Difusi Inovasi adalah suatu proses penyebar
serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke
kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial.

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat)
elemen pokok, yaitu:

1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam
hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang
menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi
untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

2
2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu
memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima.
Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak
yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan
efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah
sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling
tepat adalah saluran interpersonal.

3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan
itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam
(a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih
awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian
inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam
kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

2.2 Model Difusi Inovasi


Model proses Keputusan Inovasi Opsional, pandangan tradisional mengenai proses
keputusan inovasi, yang disebut “proses adopsi”, di kemukakan komisi ahli-ahli sosiologi
pedesaan pada tahun 1955. Proses itu terdiri dari 5 tahap :

1. Tahap Kesadaran, di mana seseorang mengetahui adanya ide-ide baru tetapi


kekurangan informasi mengetahui hal itu.
2. Tahap Menaruh Minat, di mana seseorang mulai menaruh minat terhadap inovasi
dan mecari informasi lebih banyak mengenai inovasi tersebut.
3. Tahap Penilaian, di mana seseorang mengadakan penilaian terhadap ide baru yang
dihubungkan dengan situasi dirinya sendiri saat ini dan masa mendatang dan
menentukan mencobanya atau tidak.
4. Tahap Pencobaan, di mana seseorang menerapkan ide-ide baru itu dalam skala kecil
untuk menentukan kegunaannya, apakah sesuai dengan situasi dirinya.
5. Tahap Penerimaan, (adopsi) di mana seseorang menggunakan ide baru itu secara
tetap dalam skala yang luas.

Konseptualisasi proses adopsi ini telah dipakai dan di uji oleh para peneliti difusi. Tetapi
akhir-akhir ini dikemukakan kritik terhadap model ini bahwa prosesnya terlalu
disederhanakan. Di antara banyak kekurangannya ialah :

1. Model itu menyatakan bahwa proses tersebut berakhir dengan keputusan untuk
mengadopsi, sedangkan kenyataanya mungkin saja hasil akhirnya adalah

3
penolakan. Karena itu diperlukan istilah yang lebih luas dari “proses adopsi”
sehingga dapat mencakup keputusan untuk menerima atau menolak.
2. Lima tahap itu tidak selalu terjadi pada hal-hal tertentu dan mungkin beberapa
diantaranya dilewatkan, misalnya tahap pencobaan. Penilaian biasanya terjadi
pada keseluruhan proses, tidak hanya pada salah satu tahap saja.
3. Proses itu jarang berakhir dengan adopsi. Biasanya proses itu masih berlanjut
dengan pencarian informasi untuk memperkuat atau mengukuhkan keputusan
yang telah dibuatnya. Atau mungkin seseorang berubah haluan dari menerima
menjadi menolak atau sebaliknya.

Salah satu kritik terhadap model proses adopsi menyimpulkan bahwa hanya dua tahap
saja yang penting yaitu pengenalan dan adopsi, dan tahap pengenalan selalu terjadi sebelum
adopsi Literatur difusi yang ada menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan yang dicapai
mengenai jumlah tahapan yang dilalui dalam proses itu walaupun para peneliti pada
umumnya mengetahui bahwa adopsi adalah hasil suatu urutan kejadian dan bukan tingkah
laku kebetulan dan terpisah-pisah.

Model proses keputusan inovasi yang terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Pengenalan, dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh


beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi.
2. Persuasi, dimana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak berkenan
terhadap inovasi.
3. Keputusan, dimana seseorang yang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada
pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi.
4. Konfirmasi, dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah
dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi seseorang merubah keputusannya jika ia
memperoleh informasi yang bertentangan.

Model Keputusan Inovasi Kolektif, suatu saat menyebarnya inovasi ke dalam suatu
system social melalui proses keputusan yang melibatkan seluruh anggota system, dilakukan
secara konsensus. Hal yang demikian sering kali terjadi dalam inovasi-invasi yang digunakan
secara kolektif oleh seluruh anggota system, misalnya pemberian fluorida untuk air minum
atu pembsmian hama disawah.

Proses keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang dibuat individu-individu
yang ada dalam system social melalui konsensus kami disebut proses keputusan inovasi
kolektif. Proses ini melibatkan banyak individu. Jika informasi mengenai ide baruitu harus
dikomunikasikan kepada banyak orang, maka kemungkinan terjadi distori pesan lebih besar,
lebih banyak terjadi perbedaan persepsi, dan besar kemungkinan, lebih lambat tercapai
konsensus. Setiap individu yang datang ke forum (untuk mengambil keputusan ) membawa
pendapat dan pikirannya sendiri, dan warna sikapnya terhadap inovasi dalam hal-hal tertentu

4
mungkin berbeda dengan teman-temannya. Karena itu dapat diduga pengambilan keputusan
inovasi kolektif ini prosesnya lebih panjang, lebih banyak memakan waktu.

Tahap-tahap dalam proses keputusan inovasi kolektif:

Keputusan inovasi kolektif jelas lebih rumit daripada keputusan opsional. Salah
satunya adalah karena proses keputusan kolektif itu terdiri dari keputusan sejumlah besar
individu. Untuk itu perlu memperkenalkan ide baru kedalam system social, mengadakan
penyesuaian usul baru dengan kondisi setempat, mengukuhkan ide baru itu, mencari
dukungan bagi inovasi itu dan sebagainya. Kegiatan yang macam-macam ini mungkin
dilakukan orag yang berlainan dalam kekolektifan. Dalam kasus keputusan opsional semua
tidakan ini, sejak pengenalan sampai pengambilan keputusan, terjadi dalam jiwa seseorang
dan berakhir dengan pengapsian inovasi oleh orang tersebut. Tahap-tahap tersebut
diantaranya:

a. Stimulasi minat, ke arah kebutuhan akan ide-ide baru.


b. Inisiasi, ide-ide baru dalam sistem sosial.
c. Legitimasi, ide-ide baru yang ditimbulkan oleh pemegang kekuasaan atau
legitimator.
d. Keputusan, untuk bertindak oleh anggota sistem social
e. Tindakan atau pelaksanaan ide baru

Pada prinsipnya ada kesamaan antara langkah-langkah dalam pembuatan keputusan


inovasi kolektif dengan tahap-tahap keputusan inovasi opsional. Tetapi ada perbedaan
penting, yakni bahwa dalam proses keputusan kolektif unit pengambil keputusan dalam
sistem sosial sedangkan dalam keputusan opsional unit pengambil keputusan adalah individu.

2.3 Contoh Perencanan Program Penyuluhan Perikanan

RENCANA PENYULUHAN

(Extension Plan)

Jenis kegiatan : Kunjungan Kelompok

Hari/Tgl kegiatan : Senin/12 Mei 2019

5
Sasaran : Kelompok Budidaya Rumput Laut “Sarembangin
Bahari”

Lokasi : Rumah ketua kelompok, Desa Kiantar Kec. maritim

Alokasi waktu : 2x45 menit

Materi : Program Pengembangan Budidaya Rumput Laut


DKKP KSB

TA. 2019 di kec. maritim

Masalah yang dihadapi : Kelompok belum mengetahui program


pengembangan rumput

laut dari DKPP KSB TA. 2019

Kegiatan pada saat pertemuan :

1. Penyuluh bertatap muka dan dialog.


2. Penyuluh menyampaikan informasi dari DKPP
KSB tentang kegiatan pengembangan rumput laut di
Kec.maritim TA 2019.
3. Penyuluh menjelaskan tentang kegiatan
pengembangan rumput laut melalui program
bantuan para-para (penjemuran rumput laut)
4. Penyuluh menjelaskan tentang persyaratan yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan bantuan, yaitu
dengan mengajukan proposal para-para.
5. Penyuluh mendampingi kelompok dalam menyusun
proposal.
6. Penyuluh menutup pertemuan dengan kesimpulan.

Harapan dari kegiatan ini : Informasi yang disampaikan bisa dipahami oleh
kelompok

Indikator hasil kegiatan :

1. Peserta pertemuan mengerti tentang informasi yang


disampaikan penyuluh
2. Peserta pertemuan mengerti cara menyusun proposal
para-para rumput laut.

Sumber informasi : Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan KSB

Alat bantu : Kamera dan Hp

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Difusi Inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang baru
dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari
suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikut,
dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem
sosial.

Model difusi inovasi terdiri dari 2 yaiitu, Model proses Keputusan Inovasi Opsional,
pandangan tradisional mengenai proses keputusan inovasi, yang disebut “proses adopsi”.
Dan Model Keputusan Inovasi Kolektif, suatu saat menyebarnya inovasi ke dalam suatu
system social melalui proses keputusan yang melibatkan seluruh anggota system,
dilakukan secara konsensus.

Contoh perencanan program penyuluhan perikan harus dibuat dengn asistematis dan
jelas apa-apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat penyuluhan dilakukan, dan
topik-topik yang akan di bahas tidak boleh lari dari apa yang akan di suluhkan.

7
DAFTAR PUSTAKA
(https://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/) dicari pada hari rabu
tanggal 5 desember pukul 15:00

(https://kbbi.web.id) /) dicari pada hari rabu tanggal 5 desember pukul 15:10

(https://pakarkomunikasi.com/teori-difusi-inovasi) dicari pada hari rabu tanggal 5 desember


pukul 15:10

Anda mungkin juga menyukai