Anda di halaman 1dari 10

MATERI V

TRANSFORMATOR

Pengertian Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain tanpa mengubah nilai daya,
tidak mengubah frekuensi rangkaian selama operasi, Transformator hanya meningkatkan atau
mengecilkan nilai tegangan AC atau Arus AC, tidak dapat meningkatkan atau menurunkan
nilai tegangan DC atau Arus DC dan tidak dapat beroperasi pada Tegangan DC.
Transformator memindahkan dan mengubah energi listrik melalui sepasang magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang melewatkan listrik dengan cara induksi
timbal balik.

Sejumlah pembangkit listrik harus didirikan agar memiliki daya yang cukup. Transformator
membantu dengan memperkuat output Transformator (meningkatkan atau menurunkan level
tegangan atau arus).

Ketika jumlah belitan kumparan sekunder lebih besar dari kumparan primer, transformator
seperti itu dikenal sebagai step up Transformator. Demikian juga ketika jumlah belitan
kumparan dari kumparan primer lebih besar dari pada transformator sekunder, transformator
seperti itu dikenal sebagai step down Transformator.

Komponen Transformator
1. Kumparan Trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi dengan
bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi maupun
kumparan lain. Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo
sebagai media pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan
arus yang ada pada sisi sekunder.
2. Inti Besi
Dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk
mempermudah jalannya fluks yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi
besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.

3. Minyak Trafo
Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo mempunyai sifat media
pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada
power transformator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti
besi transformator direndam dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan
sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
a. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat
mengendap dengan cepat.
c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
e. Tidak merusak bahan isolasi padat
f. Sifat kimia yang stabil
4. Bushing

Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan


jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai
konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga
berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan
tangki trafo.

5. Tangki dan Konservator (Khusus untuk Tansformator Basah)

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di
dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-
sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki,
sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan
efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.

Prinsip Kerja Transformator


Transformator adalah perangkat statis (dan tidak mengandung bagian yang berputar,
karenanya tidak ada kerugian gesekan), yang mengubah daya listrik dari satu rangkaian ke
rangkaian lain tanpa mengubah frekuensinya. Transformator Step up (atau Step down) nilai
Tegangan dan Arus AC.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip saling induksi dua kumparan atau induksi
Elektromagnetik Hukum Faraday. Ketika arus dalam kumparan primer diubah, fluks yang
dihubungkan ke kumparan sekunder juga berubah. Akibatnya Gaya Gerak Listrik diinduksi
dalam kumparan sekunder karena hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik.
Transformator didasarkan pada dua prinsip: pertama, bahwa arus listrik dapat menghasilkan
medan magnet (elektromagnetisme), dan kedua bahwa medan magnet yang berubah di dalam
kumparan kawat menginduksi tegangan melintasi ujung kumparan (induksi elektromagnetik).
Mengubah arus di kumparan primer mengubah fluks magnet yang dikembangkan. Fluks
magnet yang berubah menginduksi tegangan pada kumparan sekunder.

Berikut ini adalah beberapa jenis Trafo berdasarkan masing-masing pengklasifikasiannya.

1. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan


Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan trafo yang
paling umum dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada dasarnya tergantung
pada rasio jumlah gulungan di kumparan Primer dengan jumlah kumparan
Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini diantaranya adalah Trafo
Step Up dan Trafo Step Down.

a. Trafo Step Up
Seperti namanya, Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf
atau level tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan Sekunder
sebagai tegangan Output yang lebih tinggi dapat ditingkatkan dengan cara
memperbanyak jumlah lilitan di kumparan sekundernya daripada jumlah lilitan di
kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, Trafo jenis ini digunakan sebagai
penghubung trafo generator ke grid.

Vp/Vs = Np/Ns

b. Trafo Step Down


Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf level
tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada Trafo Step Down
ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak jika dibandingkan
dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di jaringan Distribusi,
transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan untuk mengubah tegangan
grid yang tinggi menjadi tegangan rendah yang bisa digunakan untuk peralatan rumah
tangga atau motor industri.

Vs/Vp = Ns/Np
2. Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti (core) yang Digunakan
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan lilitan
sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air Core)
dan Trafo berinti Besi (Iron Core).

a. Trafo berinti Udara (Air Core Transformator)


Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder dililitkan
pada inti berbahan non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang berongga.
Bahan non-magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa bahan kertas ataupun
karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks antara gulungan primer dan gulungan
sekunder adalah melalui udara. Tingkat kopling atau induktansi mutual diantara
lilitan-lilitan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi.
Kerugian Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya terjadi pada trafo inti besi
dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti udara ini.
Trafo inti udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

b. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformator)


Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti
lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini
dikarenakan bahan besi mengandung sifat magnetik dan juga konduktif sehingga
mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan
serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Trafo yang berinti besi
biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.
3. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Pengaturan Lilitannya
Trafo Otomatis (Auto Transformator)
Auto Transformator atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik yang hanya memiliki
satu kumparan dimana kumparan primer dan kumparan sekundernya digabung dalam
1 rangkaian yang terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat
berbeda dengan Trafo standar pada umumnya yang terdiri dari dua kumparan atau
gulungan yang ditempatkan pada dua sisi berbeda yaitu kumparan Primer dan
kumparan sekunder.
Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang
berfungsi untuk menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran 100V-
110V-120V dan kisaran 220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.

4. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya


Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan kebutuhannya.
Trafo jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo distribusi, trafo
pengukuran dan trafo proteksi

a. Trafo Daya (Power Transformator)


Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan untuk
aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering
digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya
memiliki tingkat insulasi yang tinggi.

b. Trafo Distribusi (Distribution Transformator)


Trafo Distribusi atau Distribution Transformator digunakan untuk mendistribusikan
energi listrik dari pembangkit listrik ke daerah perumahan ataupun lokasi industri.
Pada dasarnya, Trafo Distribusi ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan
rendah yang kurang dari 33 kilo Volt untuk keperluan rumah tangga ataupun industri
yang berada dalam kisaran tegangan 220V hingga 440V.

c. Trafo Pengukuran (Measurement Transformator)


Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Measurement
Transformator atau Instrument Transformator ini digunakan untuk mengukur
kuantitas tegangan, arus listrik dan daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo
tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.
d. Trafo Proteksi (Protection Transformator)
Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik. Perbedaan utama
antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana trafo
proteksi harus lebih akurat jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.

5. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Tempat Penggunaanya


Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya terdiri dari trafo
indoor (dalam ruangan) trafo outdoor (luar ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang
harus diletakan di dalam ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang
digunakan pada industri-industri sedangkan trafo outdoor adalah trafo yang dapat
ditempatkan diluar ruangan seperti trafo distribusi yang ditempatkan di gardu induk
dan lain-lainnya.

Pendingin Transformator
Pendingin alam
1. Air Natural Cooling ( AN) yaitu pendingin dengan tidak menggunakan
apapun bantuan kecuali udara biasa.
2. Oil-Immersed Natural Cooling ( ON ) yaitu trafo di masukan ke dalam minyak
trafo.
3. Oil-Immersed Air Forced Oil Circulation ( OFN ) yaitu trafo di masukkan ke
dalam minyak trafo yang di alirkan.

Pendingin buatan ( udara )


1. Oil-Immersed Forced Oil Circulation With Air Blash Cooling (OFB ) yaitu trafo di
masukkan ke dalam minyak trafo yang di alirkan di tambah dengan udara yang di
hembuskan.
2. Oil-Immersed Air Blash Cooling ( OB ) yaitu trafo di masukkan ke dalam
minyak trafo di tambah dengan udara yang di hembuskan.
Air Blash Cooling ( OB ) yaitu pendingin dengan udara yang di hembuskan.

Pendingin buatan
1. Oil-Immersed water cooling ( OW ) yaitu trafo di masukkan ke dalam minyak
dan pendingin di bantu dengan air.
2. Oil-Immersed forced oil circulation with water cooling ( OFW ) yaitu trafo di
masukkan ke dalam minyak trafo yang di alirkan di tambah dengan bantuan air
sebagai pendingin.
Kerugian Daya atau Kehilangan Daya pada Trafo (Tranformator)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Kerugian atau kehilangan daya pada Trafo ini
disebabkan oleh dua faktor utama yaitu Faktor Core Loss (Inti Besi) dan Faktor
Copper Loss (Kumparan). Kerugian Daya atau Kehilangan Daya pada Trafo ini sering
disebut juga dengan Rugi Daya atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Power
Loss.

Core Losses atau Iron Losses

Core Losses atau Iron Losses adalah kehilangan daya pada Tranformator yang
dikarenakan oleh Inti Besi Transformator itu sendiri. Terdapat dua faktor yang
menyebabkan terjadinya Core Loss yaitu kerugian arus Eddy (Eddy Current) dan
kerugian histeresis (Hysteresis loss). Kedua Kerugian ini pada dasarnya tergantung
pada sifat magnetik bahan yang digunakan untuk konstruksi inti transformator (trafo).

 Kerugian Arus Eddy (Eddy Current Loss) – pada Transformator atau Trafo, arus
listrik AC yang dipasok ke kumparan primer akan membentuk fluks medan magnet
yang bergantian. Apabila fluks medan magnet tersebut terhubung ke kumparan
sekunder maka akan menyebabkan induksi gaya gerak listrik atau biasanya dikenal
dengan induksi GGL. Tetapi terdapat pula beberapa bagian fluks magnet yang
menginduksi ke bagian konduktor lainnya yaitu ke Inti besinya Trafo (Tranformer
Core) tersebut yang kemudian akan menyebabkan sirkulasi arus kecil didalamnya.
Arus tersebut disebut dengan Arus Eddy (Eddy Current). Karena Arus Eddy inilah
beberapa energi akan terdisipasi dalam bentuk panas.

Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya
untuk memecah induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan
induksi arus Eddy di dalam inti besi tunggal dengan inti besi berlapis dapat dilihat
pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 5 Inti besi utuh dan inti besi berlapis


 Kerugian Histerisis (Hysterisit Losses) – Kerugian histerisis disebabkan oleh
gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti besi. Gesekan
molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan
kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah
bentuk menjadi energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga
pada trafo – trafo transmisi daya listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media
pendingin. Umumnya digunakan minyak khusus untuk mendinginkan trafo ini.

Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu. Menurunnya
frekuensi arus listrik dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi histerisis dan
menurunkan kapasitas (VA) trafo.

Rugi-rugi tembaga / Copper Losses

Rugi – rugi yang ketiga adalah rugi-rugi tembaga (copper losses). Rugi-rugi tembaga
terjadi di kedua kumparan. Kumparan primer atau sekunder dibuat dari gulungan
kawat tembaga yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut enamel. Umumnya
kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup panjang. Gulungan kawat yang
panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat trafo dialiri arus
listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah kecil arus listrik
menjadi panas yaitu sebesar (i2R). Semakin besar harga R maka semakin besar pula
energi panas yang timbul di dalam kumparan. Mutu kawat yang bagus dengan nilai
hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi – rugi tembaga.

Sebuah trafo yang ideal diasumsikan:

1. Tidak terjadi rugi-rugi hysterisis.

2. Tidak terjadi induksi arus Eddy.

3. Hambatan dalam kumparan = 0, akibatnya tidak ada rugi-rugi tembaga


Efisiensi Trafo (Transformator)

Efisiensi Trafo dapat didefinisikan sebagai Perbandingan antara daya listrik keluaran
(Pout) dengan daya listrik masukan (Pin). Efisiensi Trafo dapat dirumuskan dengan
Rumus berikut ini :

ɳ = (Pout / Pin) x 100%

Dimana :

ɳ = Efisiensi Trafo
Pout : Daya listrik Keluaran (Output) atau Daya pada Kumparan Sekunder
Pin : Daya listrik Masukan (Input) atau Daya pada Kumparan Primer

Rumus-rumus turunan untuk Efisiensi Trafo lainnya :

ɳ = (Vs x Is / Vp x Ip) x 100%

atau

ɳ = (Pout / (Pout + Copper loss + Core loss) x 100%

atau

ɳ = (Pin – Losses) / (Pin) x 100%

atau

ɳ = (Ns x Is / Np x Ip) x 100%

Dimana :

ɳ : Efisiensi Trafo
Vs : Tegangan Sekunder
Vp : Tegangan Primer
Is : Arus Sekunder
Ip : Arus Primer
Ns : Lilitan sekunder
Np : Lilitan primer

Anda mungkin juga menyukai