Anda di halaman 1dari 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI FORMULA GEL SUNSCREEN EKSTRAK ETANOL


RIMPANG KUNIR PUTIH (Curcuma mangga Val.): TINJAUAN
TERHADAP SORBITOL DAN PROPILEN GLIKOL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Robertus Eka Kurniawan
NIM : 048114149

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI FORMULA GEL SUNSCREEN EKSTRAK ETANOL


RIMPANG KUNIR PUTIH (Curcuma mangga Val.): TINJAUAN
TERHADAP SORBITOL DAN PROPILEN GLIKOL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Robertus Eka Kurniawan
NIM : 048114149

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

OPTIMASI FORMULA GEL SUNSCREEN EKSTRAK ETANOL


RIMPANG KUNIR PUTIH (Curcuma mangga Val.): TINJAUAN
TERHADAP SORBITOL DAN PROPILEN GLIKOL

Yang diajukan oleh:

Robertus Eka Kurniawan

NIM : 048114149

telah disetujui oleh

Tanggal 11 Februari 2008

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Optimasi Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Etanol Rimpang Kunir

Putih (Curcuma mangga Val.) : Tinjauan Terhadap Sorbitol dan Propilen

Glikol. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm.).

Penulisan skripsi ini tidak pernah lepas dari bantuan, dorongan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan membantu

penulis sehingga skripsi ini akhirnya bisa terselesaikan.

3. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas waktu,

bantuan, masukan, dan saran yang telah diberikan.

4. CM. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt. selaku dosen penguji atas waktu,

bantuan, masukan, dan saran yang telah diberikan..

5. Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., Christine Patramurti, M.Si., Apt. yang

telah banyak membantu dan memberikan referensi.

6. Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. atas semangat dan dukungan yang telah

diberikan selama proses pembuatan skripsi.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanta, S.Si,. S.J atas semangat dan dukungannya

dalam doa yang diberikan selama proses pembuatan skripsi.

8. Curcuma mangga Val. team, Retri dan Wiwid, atas doa, perhatian,

dorongan, semangat, kepercayaan, dan kebersamaan selama

menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman UKF dolan-dolan yang selalu mengingatkan saya untuk

bertobat dan atas pertemanan kita.

10. Teman-teman KKN yang memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman kos yang selalu mendukung dalam doa.

12. Pak Musrifin, Mas Wagiran, Mas Heru, Mas Andri, Mas Agung, Mas

Iswandi, dan Mas Otto atas bantuan dan kerjasamanya.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, sumbangan pemikiran, saran, dan kritik sangat

diharapkan. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Februari 2008

Penulis

Robertus Eka Kurniawan

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Intisari

Penelitian tentang optimasi formula gel sunscreen ekstrak etanol rimpang


kunir putih (Curcuma mangga Val.) dengan sorbitol dan propilen glikol sebagai
humectant telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
profil campuran humectant yang optimum.
Penelitian ini termasuk dalam rancangan eksperimental murni. Tiap formula
diuji untuk mengetahui respon daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas.
Uji efektivitas ekstrak rimpang kunir putih terhadap radiasi sinar ultraviolet (UV)
dilakukan dengan uji SPF (Sun Protection Factor) secara in vitro menurut
metode Petro (1981). Analisis hasil menggunakan perhitungan simplex lattice
design, serta menggunakan analisis uji-F dengan taraf kepercayaan 95%.
Optimasi formula menghasilkan gel dengan daya sebar 3cm-5cm, viskositas
antara 350 – 440 dPa.s, dan pergeseran viskositas kurang dari 10%.Kemudian
dibuat contour plot superimposed untuk mengetahui profil campuran humectant
optimum serta prediksi formula optimum gel sunscreen pada komposisi
humectant yang diteliti.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kadar kurkuminoid ekstrak etanol
rimpang kunir putih yang diperoleh berdasarkan nilai SPF in vitro 15,18 adalah
0,688 mg%. Berdasarkan contour plot superimposed yang meliputi daya sebar dan
stabilitas (% pergeseran viskositas), komposisi propilen glikol:sorbitol dalam
setiap perbandingan menunjukkan respon yang optimum.

Kata kunci: ekstrak rimpang kunir putih, sunscreen, sorbitol, propilen glikol,
simplex lattice design

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstract

The research of optimization of sunscreen gel formula from Curcuma


mangga Val. rhizome extract, which combined with sorbitol and propylene glycol
as humectants, had been carried out. This study aimed to obtain the optimum
mixture profile of humectant.
This research was a pure experimental design. Each of formula was
evaluated to find out the response of spreadability, viscosity, and viscosity shift.
The efectivity evaluation of the curcuma mangga Val. extract the ultraviolet
radiance (UV) was done with an in vitro SPF (Sun Protection Factor) test based
on Petro (1981) method. The formula were optimized using simplex lattice design
and analysed stastically using F test analysis with 95% confident interval. The
citeria of the optimum formula were spreadability 3cm-5cm, viscosity between
350-440 dPa.s, and viscosity shift less than 10%.The contour plot superimposed
was then used to find out the mixture profile of optimum humectant composition
that was tested.
The result showed that curcuminoid concentration of curcuma rhizome
ethanolic extract which provided SPF of 15,18 was 0,688 mg%. Based on the
superimposed contour plot covering spreadabilty and stability of gel, the
composition of sorbitol:propilen glikol on every level showed optimum
responses.

Key words : (Curcuma mangga Val.) rhizome extract, sunscreen, sorbitol,


propylene glycol, simplex lattice design.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... viii

INTISARI .................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Keaslian Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Kunir Putih ........................................................................................... 7

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kurkuminoid ........................................................................................ 8

C. Ekstrak ................................................................................................. 9

D. Gel ....................................................................................................... 10

E. Humectant ........................................................................................... 11

F. Sinar UV ............................................................................................. 13

G. Sunscreen ........................................................................................... 14

H. Spektrofotometri UV-Vis .................................................................... 14

I. Simplex lattice design .......................................................................... 15

J. Keterangan Empiris.............................................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 18

A. Jenis Rancangan Penelitian ................................................................. 18

B. Variabel dalam Penelitian ................................................................... 18

C. Definisi Operasional ............................................................................ 19

D. Bahan dan Alat .................................................................................... 20

E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 20

1. Determinasi Tanaman .................................................................. 20

2 Pengumpulan dan Penyiapan Simplisia Rimpang Kunir Putih..... 20

2. Pembuatan Serbuk Rimpang Kunir Putih .................................... 21

3. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunir Putih ................................... 21

4. Pengukuran Nilai SPF secara in vitro dengan Metode Petro........ 21

5. Pembuatan Kurva Baku................................................................ 22

6. Optimasi Pembuatan Gel ............................................................. 24

F. Analisis Data dan Optimasi ................................................................. 25

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 27

A. Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang Kunir Putih (C. mangga Val.) ... 27

B. Pengukuran nilai SPF metode Petro...................................................... 30

C. Penentuan Kadar Kurkuminoid dalam Ekstrak Etanol Rimpang Kunir

Putih....................................................................................................... 32

D. Formulasi, Sifat Fisik, dan Stabilitas Gel ............................................ 35

E. Optimasi Formula................................................................................. 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 50

A. Kesimpulan ......................................................................................... 50

B. Saran .................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51

LAMPIRAN ................................................................................................ 55

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 82

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula Gel Sunscreen ekstrak Curcuma mangga berbasis

Carbopol® 940…………………………………………………. 24

Tabel II. Penentuan nilai SPF secara in vitro dengan metode Petro......... 31

Tabel III. Hasil pengukuran rata-rata dan SD untuk daya sebar, viskositas

dan viskositas setelah 1 bulan ...................................................... 37

Tabel IV. Nilai daya sebar berdasarkan percobaan....................................... 38

Tabel V. Respon daya sebar rata-rata (secara terukur) dan secara teoritis

(hasil perhitungan)........................................................................ 40

Tabel VI. Tabel analisis variansi untuk menguji semua variabel bebas

yang akan mempengaruhi persamaan regresi ............................. 40

Tabel VII. Nilai viskositas berdasarkan percobaan........................................ 41

Tabel VIII. Respon viskositas rata-rata (secara terukur) dan secara teoritis

(hasil perhitungan)........................................................................ 42

Tabel IX. Tabel analisis variansi untuk menguji semua variabel bebas

yang akan mempengaruhi persamaan regresi ............................. 43

Tabel X. Nilai pergeseran viskositas berdasarkan percobaan.................... 44

Tabel XI. Respon % pergeseran viskositas rata-rata (secara terukur) dan

secara teoritis (secara perhitungan) ............................................ 46

Tabel XII. Tabel analisis variansi untuk menguji semua variabel bebas

yang akan mempengaruhi persamaan regresi ............................. 46

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kurkuminoid ................................................................. 8

Gambar 2. Struktur Sorbitol .......................................................................... 12

Gambar 3. Struktur Propilen glikol ............................................................... 12

Gambar 4. Sistem solvent 2 komponen yang digunakan untuk

mengilustrasikan pendekatan optimasi simplex.......................... 16

Gambar 5. Scanning Panjang Gelombang baku kurkuminoid standar......... 32

Gambar 6. Persamaan kurva baku y = 1,4424x + 0,0282............................. 33

Gambar 7. Scanning Panjang Gelombang ekstrak etanol kunir putih........... 33

Gambar 8. Ikatan Terkonjugasi (Kromofor) dan Gugus Auksokrom pada

Struktur Kurkuminoid ................................................................. 34

Gambar 9. Kurva hubungan komposisi humectant dengan respon daya

sebar........................................................................................... 39

Gambar 10. Kurva hubungan komposisi humectant dengan respon

viskositas 41

Gambar 11. Kurva hubungan komposisi humectant dengan respon %

pergeseran viskositas................................................................... 45

Gambar 12. Kurva Contour plot superimposed............................................... 48

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil pembuatan kurva baku kurkuminoid.............................. 55

Lampiran 2. Penentuan nilai SPF secara in vitro dengan metode Petro....... 58

Lampiran 3. Penetapan kadar kurkuminoid ekstrak etanol rimpang kunir

putih......................................................................................... 59

Lampiran 4. Formula, uji sifat fisik, dan stabilitas....................................... 62

Lampiran 5. Uji F......................................................................................... 71

Lampiran 6. Uji Determinasi........................................................................ 76

Lampiran 7. Foto Tanaman dan Rimpang Kunir Putih (C. mangga)........... 78

Lampiran 8. Foto Serbuk dan Ekstrak Rimpang Kunir Putih (C. mangga) 79

Lampiran 9. Spektrofotometri UV-Vis GenesysTM 10 ................................. 80

Lampiran 10. Foto Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih…………. 80

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinar UV merupakan bagian radiasi elektromagnetik yang diemisikan

oleh sinar matahari. Sinar UV terdiri dari UV A, UV B, dan UV C. Sinar UV C

tidak sampai ke bumi karena seluruhnya diserap oleh atmosfer. Sinar UV B

sedikit yang sampai ke bumi karena sebagian diserap oleh atmosfer, sedangkan

UV A menembus atmosfer sehingga sinar UV A dan UV B dapat merugikan

apabila pemaparannya berlebih. Kurangnya pemaparan sinar UV dapat

menghambat produksi vitamin D. Vitamin D bermanfaat untuk melancarkan

aliran darah dengan cara menghambat proliferasi sel otot polos, menghindari

terjadinya arterosklerosis (Lucas, McMichael, Smith, dan Armstrong, 2006).

Selain keuntungan di atas, sinar UV juga dapat menimbulkan masalah

apabila pemaparannya terlalu berlebihan. Sinar UV yang berlebihan dapat

mengakibatkan sunburn yang menyebabkan eritema, hiperpigmentasi, penuaan

dini (skin aging), bahkan kanker kulit (Badmaev, Vladimir M.D., Prakash,

Lakshmi, Majeed, dan Muhammed, 2005 ; Jellinek, 1970). Dari beberapa alasan

di atas, maka dibutuhkan suatu sediaan yang mampu memberikan perlindungan

untuk kulit dari bahaya paparan sinar UV terutama terhadap paparan sinar UV A

dan UV B. Sunscreen merupakan salah satu bentuk sediaan yang ditujukan untuk

mengurangi dampak negatif dari paparan sinar UV.

Sunscreen adalah senyawa kimia yang mengabsorpsi dan atau

memantulkan radiasi sehingga melemahkan energi UV sebelum terpenetrasi ke

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam kulit (Stanfield, 2003). Masih banyaknya penggunaan sunscreen

menggunakan bahan aktif sintetik di pasaran dapat menyebabkan masalah.

Senyawa sintetik jika masuk ke dalam jaringan tubuh dapat menimbulkan reaksi

alergi pada kulit yang sensitif (Anonim, 2006). Maka dari itu, bahan alam dapat

menjadi solusi untuk mengganti bahan sintetik sebagai zat aktif dalam sediaan

sunscreen. Bahan alam lebih dipilih dibandingkan dengan senyawa sintetik dalam

formulasi suncreen karena sebagian besar bahan alam dapat memberikan toleransi

yang baik pada kulit dan mempunyai spektrum absorpsi yang luas. Selain itu,

dengan meningkatnya nilai SPF tidak meningkatkan efek samping seperti pada

penggunaan bahan sintetik (Fridd,1996).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2007), diketahui

bahwa ekstrak etanol rimpang kunir putih dapat memberikan serapan pada range

panjang gelombang UVA – UVB (290 – 400 nm). Ekstrak rimpang kunir putih

merupakan salah satu bahan alam yang diketahui mengandung kurkumin yang

mampu mengabsorpsi UVA dan UVB (Hutapea, 1993 ; Anonim, 2004). Mengacu

pada penelitian tersebut maka dapat ditetapkan nilai SPF secara in vitro dari

ekstrak etanol kunir putih dengan metode Petro dan dapat digunakan sebagai

alternatif dalam pembuatan sunscreen dengan bahan alam yang ada.

Produk sunscreen yang banyak beredar di pasaran berupa krim dan

lotion. Bentuk sediaan gel merupakan bentuk sediaan yang baru untuk produk

sunscreen. Gel lebih baik dibanding dengan krim atau lotion karena gel

memberikan rasa nyaman (rasa dingin), sedangkan sediaan krim merupakan

bentuk sediaan setengah padat yang berupa emulsi kental sehingga terkandung

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

minyak di dalamnya. Minyak yang terkandung dalam krim akan menimbulkan

rasa tidak nyaman saat pemakaian dan dapat masalah pada orang dengan produksi

kelenjar sebasea yang berlebihan karena dapat merangsang timbulnya jerawat.

Lotion memiliki viskositas yang lebih encer sehingga ketika diaplikasikan tidak

dapat bertahan lama pada kulit dan efek perlindungannya berkurang. Gel

didefinisikan sebagai suatu sistem semisolid yang terdiri dari suatu dispersi yang

tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar

dan saling diresapi cairan (Allen, Jr., 2002). Gel yang dibuat merupakan hidrogel

karena pembawa yang digunakan adalah air sehingga memberikan rasa nyaman

saat digunakan karena tidak menutup pori kulit dan kompatibilitasnya relatif baik

dengan jaringan biologis. Bentuk sediaan gel lebih mudah dalam pengaplikasian

dan meninggalkan suatu lapisan tipis transparan elastis dengan daya lekat tinggi,

tidak menyumbat pori kulit, tidak mempengaruhi respirasi kulit, dan dapat mudah

dicuci dengan air (Voigt, 1994; Zatz dan Kushla, 1996).

Penelitian ini menggunakan propilen glikol dan sorbitol sebagai

humectant dalam formula gel sunscreen. Humectant membantu menjaga

kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan stratum

corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit (Loden, 2001). Propilen

glikol dapat menurunkan viskositas, kelemahan ini dapat ditutupi oleh sorbitol

yang mampu mempertahankan viskositas karena kurang mampu untuk menarik

air. Maka dari itu, humectant yang digunakan perlu dioptimasi. Penelitian ini

menggunakan 2 humectant dengan berbagai tingkat konsentrasi untuk

mendapatkan profil campuran humectant yang optimal dan sediaan sunscreen

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang mampu mempertahankan efektifitas pemakaian dalam jangka waktu yang

cukup lama dan memenuhi parameter kualitas sifat fisik sediaan gel yang

meliputi daya sebar, viskositas, stabilitas fisik, maupun efektifitas.

B. Perumusan Masalah

1. Berapakah kadar kurkuminoid dalam ekstrak etanol rimpang kunir putih yang

sesuai dengan nilai SPF kurang lebih 15 secara in vitro yang diukur dengan

metode Petro (1981)?

2. Apakah dapat diperoleh profil campuran optimum yang memenuhi kriteria

sifat fisik dan stabilitas?

3. Berapa variasi sorbitol dan propilen glikol yang memenuhi uji sifat fisik dan

stabilitas?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

optimasi formula gel sunscreen ekstrak etanol rimpang kunir putih (Curcuma

mangga Val.): tinjauan terhadap sorbitol dan propilen glikol belum pernah

dilakukan.

Adapun penelitian lain yang berkaitan dengan penggunaan rimpang kunir

puith sebagai sunscreen antara lain:

1. Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih (Curcuma

mangga Val.) dengan Carbopol® 940 sebagai Gelling Agent dan Propilen

Glikol sebagai Humectant (Veasilia, 2007).

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih (Curcuma

mangga Val.) dengan Carbopol® 940 sebagai Gelling Agent dan Sorbitol

sebagai Humektan (Fitriana, 2007).

3. Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih (Curcuma

mangga Val.) dengan Carbopol® 940 sebagai Gelling Agent dan Humektan

Gliserol (Santoso, 2007).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan bentuk sediaan sunscreen yang

berasal dari bahan alam.

2. Manfaat Praktis

Mengetahui profil campuran yang optimal dari penggunaan humectant

dalam menentukan sifat fisik gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih.

E. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kadar kurkuminoid dalam ekstrak etanol rimpang kunir putih

yang sesuai dengan nilai SPF kurnag lebih 15 secara in vitro yang diukur

dengan metode Petro (1981).

2. Untuk memperoleh profil campuran optimum yang memenuhi kriteria sifat

fisis dan stabilitas.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Untuk mengetahui variasi sorbitol dan propilen glikol yang memenuhi uji sifat

fisik dan stabilitas.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kunir Putih

1. Nama daerah

Nama-nama lain Curcuma mangga Val. Berdasarkan daerahnya adalah

temu lalab dan temu pauh (Melayu), koneng joho, koneng lalab, dan koneng pare

(Sunda), kunir putih dan temu bayangan (Jawa), dan temu paoh (Madura)

(Juheini, Hanani, Siregar, dan Aini, 2002).

2. Morfologi

Umbi berbentuk seperti umbi jahe, berwarna kuning muda (krem), dalam

keadaan segar baunya seperti buah mangga kweni, bila telah diekstrak atau

dijadikan bubuk warnanya tetap kuning muda (krem) (Anonim, 2003).

Rimpangnya apabila dipatahkan beraroma seperti buah mangga (Juheini dkk,

2002).

3. Kandungan kimia

Rimpang kunir putih mengandung saponin, flavonoida (Hutapea, 1993),

alkaloid, steroid, terpen dan minyak atsiri, juga mengandung senyawa aktif

seskuiterpenalkohol yang terdiri dari zederon, zedoaron, furanodien, curzeron,

currenon, furanodienon, isofuranodienon, curdion, curcumenol, procurcumenol,

curcumol, curcumadiol, dehydrocurdion, dan curcumin (Anonim, 2004).

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kegunaan

Rimpang kunir putih berkhasiat sebagai anti kanker, penurun kadar

kolesterol darah, asam urat, dan pencegahan osteoporosis (Anonim, 2003).

Dalam kunir putih juga terdapat zat antioksidan yang mencegah kerusakan gen

dan zat kurkumin yang berfungsi sebagai antiinflamasi (Anonim, 2003).

B. Kurkuminoid

O O

R1 R2

HO OH

Keterangan :

R1 R2
Kurkumin OCH3 OCH3
Demetoksikurkumin OCH3 H
Bisdemetoksikurkumin H H

Gambar 1. Struktur Kurkuminoid (Milis dan Bone, 2000)

Kurkuminoid adalah komponen yang memberikan warna kuning yang

bersifat sebagai antioksidan dan berkhasiat antara lain sebagai hipokolesteromik,

kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik, dan

antiinflamasi. Kurkuminoid dapat memberikan perlindungan terhadap kulit dan

dapat digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan topikal. Efek farmakologi lain

yang dimiliki oleh kurkuminoid diantaranya adalah aktivitasnya sebagai

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

antikanker (kanker kolon, kanker payudara, dan kanker kulit), antitumor,

antiproliferative, dan antioksidan (Winarti dan Nurdjanah, 2005; Anonim, 2000).

Kurkumin adalah pigmen fenolik pokok yang diekstraksi dari turmeric,

dari serbuk rimpang Curcuma mangga Val. bersama dengan demetoksi kurkumin

dan bisdemetoksi kurkumin. Kurkumin sedikit demi sedikit larut dalam minyak

dan tidak larut dalam air. Larut dalam alkohol dan alkalis. Kurkumin relatif stabil

terhadap panas tetapi mempunyai kecenderungan dipengaruhi oleh cahaya (Fridd,

1996).

Kurkumin dapat mengabsorpsi sinar UV yang diantaranya memiliki

panjang gelombang antara 290 – 320 nm (UV B) karena adanya sistem

terkonjugasi dan gugus auksokrom. Selain itu, kurkumin juga dapat menghambat

aktivitas enzim tyrosinase, yaitu enzim yang berperan dalam pembentukan

pigmen kulit dan melanogenesis (Badmaev et al., 2005).

C. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari

langsung. Cairan penyari yang biasa digunakan adalah air, eter, atau cairan etanol-

air (Anonim, 1979). Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif,

kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral,

absorpsinya baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan

panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit, sedangkan kerugian etanol

adalah harganya yang mahal. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar,

dan klorofil (Anonim, 1986).

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus

dinding sel dan masuk ke rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan

larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel

dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa

tersebut berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar

sel dan di dalam sel (Anonim, 1986).

D. Gel

Gel didefinisikan sebagai suatu sistem semisolid yang terdiri dari suatu

dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul

organik yang besar dan saling diresapi cairan. Gel digolongkan berdasarkan 2

sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi pertama membagi gel menjadi inorganik dan

organik. Klasifikasi yang kedua membagi gel menjadi hidrogel dan organogel

(Allen, Jr., 2002). Hidrogel adalah material polimerik yang mampu mengembang

dalam air tanpa larut dan mampu mempertahankan air dalam strukturnya.

Hidrogel secara umum dapat digambarkan sebagai sistem 2 komponen, satu

komponen bersifat hidrofil, tidak larut, membentuk polimer tiga dimensi, dan

yang lain adalah air. Polimer yang digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat

dan secara bertahap melepaskan obat bebas (Zatz dan Kushla, 1996).

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Beberapa contoh gelling agent yang sering digunakan adalah akasia,

asam alginat, bentonite, dan carbomer. Karakteristik dari gelling agent akan

menentukan preparasi dan teknik yang digunakan (Allen Jr., 2002).

Carbopol® (carbomer) adalah polimer sintetik asam akrilat yang

memiliki berat molekul besar, berupa serbuk putih dan halus, memiliki bau yang

khas, mudah terion, sedikit asam, higroskopis, terdispersi dalam air

(menghasilkan pH 2,8 – 3,2) tetapi tidak larut dalam air dan sebagian besar

pelarut (Anonim, 2001; Zatz dan Kushla, 1996).

E. Humectant

Humectant merupakan senyawa higroskopis yang umumnya larut dalam

air, yang mempunyai tipe polyhydric alkohol (polyols) yang dapat mengambil air.

Beberapa contoh humectant yang sering digunakan adalah gliserol, sorbitol,

propilen glikol, urea, sodium laktat, dan butilen glikol (Loden, 2001). Humectant

membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada

lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit. Efikasi dari

humectant dapat ditentukan menggunakan pengukuran higroskopisitas (Loden,

2001).

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sorbitol

Gambar 2. Struktur sorbitol (Anonim, 1979)

Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau serpihan berwarna putih, bersifat

higroskopik, berasa manis, sangat mudah larut air, sukar larut dalam etanol, dalam

methanol dan dalam asam asetat (Anonim, 1995). Sorbitol dalam kefarmasian

digunakan dalam pembuatan tablet dan permen. Pada umumnya sorbitol

digunakan sebagai pemanis. Sorbitol sifatnya tidak iritatif pada kulit, dan tidak

toksik jika digunakan peroral sampai dosis 9 gram/hari dan dalam jumlah besar

(30gram/hari menghasilkan efek laksatif) (Loden, 2001). Sorbitol di bawah

kondisi 25ºC dengan kelembaban relatif 50%, memiliki higroskopisitas sebesar 1

mg H2O / 100 mg dan kapasitas menahan air sebesar 21 mg H2O / 100 mg

(Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, dan Scott, 2002).

Propilen glikol

OH
HO
Gambar 3. Struktur Propilen Glikol (Anonim, 1995)
Propilen glikol jernih, tak berwarna, kental dan berasa manis. Propilen

glikol stabil secara kimia saat dicampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen

glikol merupakan bahan yang berfungsi sebagai humectant, pelarut, plasticizer.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Propilen glikol digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 1 – 5 %, stabil

pada pH 3-6 dan dapat sebagai pengawet (Allen, Jr, 2002).

Propilen glikol merupakan bahan yang tidak berbahaya dan aman

digunakan pada produk kosmetik dengan konsentrasi lebih dari 50%. Propilen

glikol tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan pada membran mukosa,

subkutan atau injeksi intramuskular, dan telah dilaporkan tidak terjadi reaksi

hipersensitivitas pada 38% pemakai propilen glikol secara topikal (Loden, 2001).

F. Sinar UV

Sinar matahari terdiri dari tiga kategori yang dikelompokkan

berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu UV, sinar tampak, dan infra merah. UV

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu UV A (320 – 400 nm), UV B (290 – 320

nm), dan UV C (200 – 290 nm). Sinar UV C umumnya tidak mencapai

permukaan bumi karena memiliki panjang gelombang yang paling pendek

sehingga terserap seluruhnya di lapisan ozon. Sinar UV B memiliki panjang

gelombang yang lebih panjang daripada UV C sehingga masih dapat melewati

lapisan ozon sekitar 10%. Apabila lapisan ozon menipis, sinar UVB yang dapat

melewati lapisan ozon akan semakin banyak sehingga UVB yang mencapai

permukaan bumi akan meningkat jumlahnya. Sinar UVA memiliki panjang

gelombang yang paling panjang diantara sinar UV dekat lainnya sehingga sinar

ini hampir seluruhnya dapat melewati lapisan ozon. Dengan demikian sinar UV

yang paling banyak mencapai permukaan bumi adalah sinar UVA. (Anonim,

2005a ; Lucas et al., 2006).

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Sunscreen

Sunscreen adalah senyawa kimia yang mengabsorpsi dan atau

memantulkan sinar UV sebelum berhasil mencapai kulit. Biasanya sunscreen

merupakan kombinasi dari dua atau lebih zat aktif. (Stanfield, 2003).

Sunscreen bekerja dengan 2 cara:

1. Penghalang kimia mempunyai kemampuan untuk diabsorbsi oleh senyawa

kimia sehingga sinar matahari tidak dapat kontak dengan kulit melainkan akan

terbasorbsi oleh sunscreen.

2. Penghalang fisika menghalangi permukaan kulit dan tidak dapat diabsorbsi oleh

kulit. Sinar matahari akan dipantulkan kembali ke atmosfer (Anonim, 2005).

Tingkat perlindungan (efektivitas) produk sunscreen terhadap sinar UV

dilihat dari nilai SPF (Sun Protection Factors). SPF dapat mengindikasikan

lamanya seseorang yang menggunakan sunscreen dapat bertahan di bawah sinar

matahari tanpa menimbulkan eritema sebagai salah satu akibat dari sunburn

(Anonim, 2007).

H. Spektrofotometri UV–Vis

Spektrofotometri UV–Vis adalah tehnik analisis fisika-kimia yang

mengamati tentang interaksi atom atau molekul yang memakai sumber radiasi

elektromagnetik (REM) UV dekat (200 – 400 nm) dan sinar tampak (400 – 750

nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).

Molekul yang dapat memberikan absorbsi yang bermakna pada daerah

panjang gelombang 190-780 nm adalah molekul-molekul yang mempunyai

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kromofor dan auksokrom. Kromofor adalah gugus fungsi yang mempunyai

spektrum absorbsi karakteristik pada daerah ultraviolet atau sinar tampak.

(Silverstein, Bassler and Morril, 1991). Auksokrom adalah gugus fungsional

dengan elektron bebas yang tidak mengabsorbsi pada daerah UV dan jika terikat

pada kromofor akan mempengaruhi panjang gelombang dan intensitas

absorbsinya. Contoh dari gugus auksokrom adalah OH, NH2, CH3 (Silverstein et

al., 1991 ; Skoog, 1985).

I. Simplex Lattice Desain

Respon dan range optimal dari karakteristik formula kerap kali

didapatkan dari aplikasi simplex lattice design. Keuntungan dari model ini adalah

dapat diketahui dengan analisis variansi yaitu dengan membandingkan respon

hasil perhitungan dan percobaan (Bolton, 1990).

Pelaksanaan dari simplex lattice design terdiri dari penyiapan berbagai

macam formula yang mengandung kombinasi yang berbeda dari variabel bahan.

Kombinasi disiapkan dengan rumus seperti data eksperimental yang dapat

digunakan untuk memprediksi respon yang diinginkan dengan rumus atau cara

yang sederhana dan efisien.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4. Sistem solven 2 komponen yang digunakan untuk


mengilustrasikan pendekatan optimasi simplex (Bolton, 1990)

Dari gambar 4, tampak dua komponen sistem A dan B yang digunakan

untuk membantu menjelaskan beberapa konsep dari simplex lattice design. Satu

dapat dipertimbangkan komponen A dan B untuk kedua pelarut, yang terdiri dari

sistem pelarut dari produk obat. Kita mengharapkan campuran A dan B dalam

proporsi yang benar untuk optimasi kelarutan suatu obat. Sistem dapat juga

divisualisasikan sebagai dasar sistem simplex. Pembatasnya adalah konsentrasi

dari A dan B jika ditambahkan harus 100%. Pada percobaan ini respon yang

diamati pada tiga titik yaitu 100%A, 100%B, dan campuran 50-50 A dan B

sebagai dasar sistem simplex.

Dalam pendekatan simplex, kita menggunakan persamaan dengan bentuk :

Y = B1X1 + B2X2 + B12X1X2

Dimana Y adalah respon, X1 dan X2 adalah konsentrasi (proporsi) dari X1 dan X2

secara berturut-turut. Koefisien B1, B2 dan B12 dihitung berdasarkan percobaan.

Respon Y dapat diprediksi untuk semua kombinasi X1 dan X2, dimana X1 + X2 =

1.0 (100%).(Bolton, 1990).

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

J. Keterangan Empiris

Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula gel dengan bahan ekstrak

rimpang kunir putih yang menggunakan propilenglikol dan sorbitol sebagai

humectant dengan metode simplex lattice design, dimana propilen glikol dapat

menurunkan viskositas, kelemahan ini dapat ditutupi oleh sorbitol yang mampu

mempertahankan viskositas karena kurang mampu untuk menarik air. Maka dari

itu, humectant tersebut dikombinasi untuk mendapatkan sediaan gel dengan sifat

fisik dan stabilitas yang baik. Humectant yang bersifat higroskopis akan menahan

air pada sediaan gel untuk menghalangi penguapan. Sifat fisik dan stabilitas

formula dilihat dari formula yang memiliki viskositas tertentu, yaitu memiliki

konsistensi semipadat pada penyimpanan dan memiliki konsistensi cair sesaat

setelah diaplikasikan pada kulit, serta memiliki daya sebar yang baik, dalam arti

tanpa tekanan besar mampu menyebar secara merata sehingga menjamin

pemerataan dosis (efektif). Nilai SPF in vitro didapatkan melalui pengukuran

serapan ekstrak rimpang kunir putih menggunakan metode Petro (1981).

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan

simplex lattice design dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula sunscreen

ekstrak etanol rimpang kunir putih yang memenuhi syarat mutu, yaitu aman,

manjur, dan dapat diterima masyarakat.

B. Variabel dalam Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi sorbitol dan

propilenglikol.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas gel.

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama penyimpanan,

kondisi penyimpanan, wadah penyimpanan.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu

penyimpanan dan pembuatan, kelembaban ruangan.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak rimpang kunir putih adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil maserasi

rimpang kunir putih menggunakan pelarut etanol 96% v/v.

2. Maserasi adalah metode penyarian dengan merendam serbuk simplisia dalam

cairan penyari.

3. SPF ekstrak rimpang kunir putih menggambarkan kemampuan ekstrak sebagai

zat aktif sunscreen untuk melindungi kulit dari edema yang disebabkan oleh

radiasi UVB. Pada penelitian ditentukan nilai SPF secara in vitro berdasar

metode Petro (1981) dari sediaan gel sunscreen yaitu 15,18.

4. Humectant adalah bahan yang membantu mempertahankan kelembaban pada

permukaan kulit dengan cara menarik lembab dari lingkungan. Pada penelitian

ini digunakan propilen glikol dan sorbitol.

5. Sifat fisik adalah sifat gel yang dapat dilihat kenampakan fisiknya dan dapat

diukur secara kuantitatif meliputi daya sebar yang mempunyai range 3cm-

5cm, viskositas yang mempunyai range 350-440 dPa.s dan perubahan

viskositas selama penyimpanan ≤ 10%.

6. Profil campuran optimum adalah profil campuran humectant yang dapat

menghasilkan range optimum yang memenuhi kriteria sifat fisik dan stabilitas.

7. Contour plot adalah grafik yang merupakan hasil dari data daya sebar,

viskositas, dan perubahan viskositas selama penyimpanan gel.

8. Contour plot superimposed adalah range yang memuat semua arsiran dalam

contour plot yang memenuhi persamaan regresi dan diprediksi sebagai range

komposisi optimum gel.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak rimpang kunir

putih (Curcuma mangga Val.), etanol (kualitas p.a.), etanol (kualitas teknis),

sorbitol (kualitas farmasetis), propilen glikol ( kualitas farmasetis), Carbopol® 940

(kualitas farmasetis), aquadest, standar kurkuminoid E. Merck®, triethanolamine

(TEA).

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (PYREX-

GERMANY), pipet mikro, mesin penyerbuk, ayakan, shaker, mixer dengan

kecepatan tertentu, Viscotester seri VT 04 (RION-JAPAN), Spectrophotometer

UV–Vis GenesysTM 10 (THERMOSPECTRONIC-USA) (Laboratorium

Farmakologi UGM), oven, lemari pendingin (Refrigerator Toshiba), lampu UV.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian yaitu rimpang

kunir putih, dilakukan determinasi terlebih dahulu di Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

2. Pengumpulan dan penyiapan simplisia rimpang kunir putih

Rimpang kunir putih (Curcuma mangga Val.) diperoleh dari Merapi

Farma yang bertempat di Kaliurang. Lakukan sortasi basah pada rimpang.

Rimpang dikupas kulitnya lalu diiris tipis-tipis (± 3 mm). Pengeringan

dilakukan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam dan

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan oven dengan suhu 30-40 ºC sampai rimpang kering yang

ditandai dengan mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Setelah simplisia

kering, dilakukan sortasi kering.

3. Pembuatan serbuk rimpang kunir putih

Simplisia yang sudah kering diserbuk dengan mesin penyerbuk kemudian

diayak dengan derajat kehalusan (20/30) (Anonim, 1986).

4. Pembuatan ekstrak rimpang kunir putih

Dilakukan dengan cara maserasi. Sebanyak 20 gram serbuk rimpang kunir

putih ditambah 180 ml bagian etanol 96% v/v dicampur di dalam erlenmeyer

bertutup dan di letakkan di atas shaker dengan kecepatan 450 rpm. Didiamkan

selama 1 hari. Kemudian saring dengan kertas saring dengan bantuan vakum.

Diamkan selama 2 hari untuk mengendapkan pati yang ada lalu saring

kembali ekstrak. Kembalikan volume ekstrak menjadi 180 ml dengan

menambahkan etanol 96%. Hasil yang didapat adalah ekstrak etanol Curcuma

mangga Val.

5. Pengukuran nilai SPF secara in vitro dengan metode Petro

Penentuan efektifitas sediaan sunscreen dilakukan dengan menentukan

nilai SPF dengan metode spektrofotometri cara Petro (1981). Pipet 1mL;

1,25mL; 1,5mL; 1,75mL ekstrak etanol kunir putih lalu masukkan dalam labu

uku 10,0 ml. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi pada rentang

panjang gelombang 290 nm hingga panjang gelombang tertentu dimana

dihasilkan serapan minimal 0,05. Range di bawah kurva dihitung dengan

rumus:

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AUC =
………………………………………………(1)

Keterangan:

Ap-a = absorbansi pada panjang gelombang yang lebih kecil

Ap = absorbansi pada panjang gelombang yang lebih besar

λp – λp-a = range panjang gelombang

Kemudian dihitung nilai SPF dihitung dengan rumus sebagai berikut:

………………………………………………………(2)

Keterangan:

λp – λp-a = range panjang gelombang

Selanjutnya nilai log SPF diubah menjadi nilai SPF (Petro, 1981).

6. Pembuatan Kurva Baku

a. Pembuatan Larutan Baku Induk Kurkuminoid 50 mg%

Timbang Standar kurkuminoid E. Merck® secara seksama sebanyak

12,5mg. Kemudian larutkan dalam etanol 96% sampai volumenya tepat 25

ml.

b. Scanning serapan pada panjang gelombang UV

Kemudian dari larutan baku intermediet dibuat kadar 0,6 mg% untuk

scanning panjang gelombang maksimum. Ukur serapan pada panjang

gelombang 200nm-600nm. Tentukan panjang gelombang yang memberi

serapan maksimum.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Pembuatan kurva baku kurkuminoid

Dari larutan baku induk ambil sebanyak 0,04 ml; 0,08 ml; 0,12 ml; 0,20

ml; dan 0,24 ml, masukkan dalam labu ukur 10,0 ml. Kemudian encerkan

dengan etanol 96% sampai tanda sehingga diperoleh larutan baku dengan

konsentrasi 0,2 mg%; 0,4 mg%; 0,6 mg%; 0,8 mg%; 1,0 mg%; dan 1,2

mg%. Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum hasil

pengukuran. Lakukan replikasi 3 kali. Buatlah kurva hubungan antara

konsentrasi dengan absobansi, tentukan persamaan kurva bakunya.

d. Penetapan kadar kurkuminoid dalam ekstrak etanol kunir putih

Berdasarkan hasil pengukuran nilai SPF, didapatkan nilai SPF yang

diinginkan dengan jumlah ekstrak tertentu. Ekstrak tersebut kemudian

diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum dengan

spektrofotometer Vis. Nilai absorbansi yang didapat kemudian

dimasukkan ke dalam persamaan garis regresi linear kurva baku dan

dikalikan dengan faktor pengenceran sehingga diperoleh kadar

kurkuminoid dalam ekstrak 10 % v/v. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Optimasi pembuatan gel


Tabel I. Formula Gel Sunscreen ekstrak Curcuma mangga
berbasis Carbopol® 940

Formula (g) I II III IV V


Sorbitol 48 32 24 16 0
Propilen glikol 0 16 24 32 48
Carbopol 1 1 1 1 1
Aquadest 37,3 37,3 37,3 37,3 37,3
Trietanolamin 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
Ekstrak kunir
12,5 12,5 12,5 12,5 12,5
putih

Catatan: formula IV dan V digunakan untuk memvalidasi persamaan simplex

lattice design yang diperoleh

a. Cara pembuatan gel

Carbopol dimasukkan ke dalam air dan diaduk dengan kecepatan 400 rpm

selama 10 menit (campuran 1). Di tempat yang berbeda campur humectant yang

digunakan menggunakan mixer dengan kecepatan 200 rpm selama 5 menit

(campuran 2). Masukkan campuran 2 ke dalam campuran 1 sambil terus diaduk

sampai homogen dengan kecepatan 400 rpm selama 5 menit. Tambahkan ekstrak

etanol kunir putih dan terakhir tambahkan triethanolamin hingga sediaan

mempunyai pH netral.

b. Uji sifat fisik gel dan stabilitas gel

Uji sifat fisik dilakukan dengan uji daya sebar dan viskositas, sedangkan uji

stabilitas dilakukan dengan menguji viskositas gel setelah penyimpanan selama 1

bulan.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji daya sebar

Gel ditimbang seberat 0,5 g, diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di

atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan

pemberat 125 g, didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya

(dilakukan 2 hari setelah gel dibuat) (Garg, Alka, Aggrawal, Deeplika, Garg,

Sanjay, dan Singla, Anil K., 2002)

Uji viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04. Cara

pengujiannya yaitu gel dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada portable

viscotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk

viskositas. Pengukuran viskositas gel dilakukan 48 jam setelah formulasi.

Uji pergeeseran viskositas

Pergeseran viskositas gel ekstrak etanol rimpang kunir putih diketahui

dengan menghitung persentase perubahan viskositas gel setelah penyimpanan

selama 1 bulan. Viskositas gel setelah penyimpanan 1 bulan diukur menggunakan

alat Viscotester Rion seri VT 04. Cara pengujiannya yaitu gel dimasukkan dalam

wadah dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas gel setelah 1 bulan

diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas.

F. Analisis Data dan Optimasi

Analisis statistik menggunakan analisis uji-F dengan taraf kepercayaan

95% dengan metode simplex lattice design untuk melihat range optimum dalam

menentukan sifat fisik gel. Berdasarkan analisis statistik ini maka ditentukan

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat atau tidaknya persamaan digunakan untuk menentukan range optimum.

Hipotesis alternatif (H1) menyatakan bahwa persamaan regresi (dapat digunakan

untuk menentukan range optimum) sedangkan H0 merupakan negasi dari H1 yang

menyatakan persamaan tidak regresi. Selanjutnya dibuat contour plot dengan

menggunakan persamaan simplex lattice design dari masing-masing sifat fisik,

kemudian contour plot tersebut digabungkan menjadi contour plot superimposed

untuk mencari range komposisi optimum humectant.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang Kunir Putih

Pertama-tama pembuatan ekstrak etanol rimpang kunir putih dilakukan

dengan mengumpulkan rimpang kunir putih. Rimpang kunir putih didapatkan dari

Merapi Farma yang berada di Kaliurang, Yogyakarta. Determinasi tanaman

dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Tujuan determinasi adalah untuk memastikan kebenaran dari

tanaman yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi menunjukkan

bahwa morfologi kunir putih yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan

literatur yang digunakan untuk determinasi yaitu rimpang bercabang, bagian luar

berwarna kuning, dan dalamnya kuning muda, panjang daun 30 – 65 cm berwarna

hijau berbentuk bulat panjang membujur, artinya tanaman yang digunakan dalam

penelitian ini memang benar kunir putih (Curcuma mangga Val.).

Kemudian dilakukan sortasi basah dengan cara mencuci rimpang dengan

tujuan menghilangkan kotoran-kotoran yang masih menempel seperti tanah,

setelah bersih iris rimpang tipis-tipis (± 3 mm) untuk mempercepat pengeringan

rimpang. Pengeringan rimpang dilakukan di bawah sinar matahari dengan penutup

kain hitam untuk mencegah rusaknya zat aktif karena sinar matahari dan untuk

menyempurnakan pengeringan dilanjutkan dengan pengeringan dalam oven

dengan suhu tidak lebih dari 40 ºC. Rimpang dianggap kering apabila rimpang

tersebut sudah mudah dipatahkan (kaku). Sortasi kering juga dilakukan untuk

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menghilangkan kotoran yang masih mungkin menempel sebelum proses

penyerbukan rimpang. Penyerbukan dilakukan dengan tujuan memperkecil ukuran

partikel sehingga memperbesar range kontak serbuk dengan solven dan dapat

meningkatkan efektiftas ekstraksi.

Sebelum proses ekstraksi serbuk harus diayak dengan derajat kehalusan

(20/30) untuk mendapatkan ukuran serbuk yang sama sehingga dapat diasumsikan

jika ukuran serbuk sama maka luas permukaan serbuk dan kontak dengan pelarut

juga sama. Artinya semakin kecil ukuran serbuk maka semakin besar luas

permukaan serbuk sehingga semakin banyak jumlah zat yang akan terekstraksi.

Tetapi penyerbukan yang terlalu halus dapat menyebabkan sel yang pecah,

sehingga zat yang tidak diinginkan dapat tersari (Anonim, 1986). Pengambilan

ekstrak dilakukan dengan cara maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian yang

sederhana dan digunakan untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah

larut dalam cairan penyari (Anonim, 1986). Jadi dengan adanya perbedaan

konsentrasi maka akan terjadi difusi zat aktif dari simplisia ke cairan penyari.

Keuntungan dari maserasi adalah sederhana, mudah untuk dilakukan, dan tidak

membutuhkan panas. Selain itu, apabila proses maserasi dilakukan dengan

perbandingan yang sama dan proses yang sama pada waktu yang tidak sama

diharapkan proses maserasi akan memberikan hasil yang reprodusibel. Cara

ekstraksi dengan panas dihindari karena dalam kunir putih terdapat butir-butir

amilum. Butir-butir amilum akan mengalami swelling apabila dilakukan

pemanasan. Butir-butir amilum yang mengembang dapat menghalangi keluarnya

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

senyawa dalam serbuk ke cairan penyari. Perbandingan antara serbuk dengan

cairan penyari adalah 1 : 9 (10 gram serbuk : 90 mL etanol 96%).

Proses maserasi pada umumnya dilakukan selama 5 hari (Anonim,1986).

Tetapi berdasarkan orientasi yang dilakukan, pada penelitian ini maserasi hanya

dilakukan 24 jam dengan pengadukan. Maserasi hanya dilakukan selama 24 jam

karena cairan penyari yang digunakan telah jenuh setelah 24 jam sehingga jumlah

senyawa yang terekstraksi oleh cairan penyari tidak begitu banyak setelah waktu

24 jam. Kejenuhan dapat diketahui dengan melakukan penetapan kadar

kurkuminoid pada waktu maserasi 24 jam, 48 jam, 72 jam dan dengan

pengamatan warna dari hasil maserasi. Dari percobaan tersebut kadar

kurkuminoid pada waktu maserasi 24 jam, 48 jam, 72 jam tidak berbeda secara

signifikan sehingga waktu 24 jam atau yang lebih singkat dipilih sebagai waktu

yang optimal. Tujuan dari pengadukan adalah untuk menyempurnakan proses

difusi dengan membantu perpindahan zat aktif dari permukaan serbuk ke pelarut

sehingga zat aktif yang berada dalam serbuk dapat berpindah ke permukaan

serbuk dan proses difusi menjadi lebih optimal. Maserasi dilakukan dengan cairan

penyari yaitu etanol 96%. Etanol 96% dipilih karena lebih selektif, kapang dan

kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya

baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, panas yang

diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Selain itu, etanol 60% dapat melarutkan

kurkuminoid (Anonim, 1986).

Kemudian ekstrak didiamkan selama 2 hari untuk mengendapkan amilum

yang masih terdapat dalam ekstrak. Setelah itu, ekstrak disaring sehingga amilum

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang mengendap akan tertinggal pada kertas saring. Adanya amilum dalam

ekstrak dapat mengeruhkan ekstrak sehingga dapat menggangu serapan atau

absorbansi dari ekstrak. Ekstrak dikembalikan volumenya dengan etanol 96%

hingga sesuai dengan perbandingan awal untuk mempermudah perhitungan kadar

kurkuminoid dalam ekstrak. Dalam penelitian ini jumlah ekstrak yang didapatkan

adalah 180 mL.

B. Pengukuran Nilai SPF Metode Petro (1981)

Penentuan efektifitas dari sediaan sunscreen adalah dengan menghitung

nilai SPF (Sun Protection Factor). Salah satu metode untuk menentukan nilai SPF

adalah metode Petro (1981). SPF dapat mengindikasikan lamanya seseorang yang

menggunakan sunscreen dapat bertahan di bawah sinar matahari tanpa

menimbulkan eritema sebagai salah satu akibat dari sunburn (Anonim, 2007).

Prinsip metode Petro (1981) adalah menentukan nilai SPF dengan menghitung

luas daerah di bawah kurva (AUC) antara dua panjang gelombang yang berurutan.

Syarat penentuan nilai SPF dengan metode Petro adalah pada panjang

gelombang diatas 290 nm hingga mencapai absorbansi 0,05 pada panjang

gelombang tertentu. Nilai 0,05 merupakan absorptivitas molar (ε) atau serapan

minimum yang dapat dideteksi dari pelarut etanol (Petro, 1981). Maka, nilai 0,05

merupakan faktor koreksi serapan dari etanol sebagai pelarut yang dapat

mengganggu pengukuran range di bawah kurva. Nilai absorbansi tersebut yang

kemudian akan dikonversikan menjadi nilai SPF. Panjang gelombang yang

digunakan di atas 290 nm karena pada panjang gelombang di atas 290 nm

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan sinar UV A dan UV B yang mampu menembus atmosfer dan

berpotensi menyebabkan eritema ataupun edema. Dari hasil penelitian ini

didapatkan nilai SPF sebagai berikut:

Tabel II. Penentuan nilai SPF secara in vitro dengan metode Petro (1981)

Konsentrasi
AUC Log SPF SPF
(mg%)
0,547 219,1550 0,9962 9,90
Cuplikan
0,558 221,9950 1,0091 10,21
1
0,534 217,1025 0,9868 9,70
0,704 284,3575 1,2100 16,22
Cuplikan
0,672 266,7850 1,1599 14,45
2
0,687 269,6025 1,1722 14,86
0,831 319,7675 1,3324 21,50
Cuplikan
0,835 325,0675 1,3268 21,42
3
0,830 325,5050 1,3563 22,71
0,888 348,8125 1,4237 26,48
Cuplikan
0,903 350,8725 1,4321 27,04
4
0,957 370,835 1,4833 30,41

Dari data di atas dipilih cuplikan 2 dengan nilai SPF rata-rata 15,18.

Menurut FDA, produk sunscreen dengan nilai SPF 15,18 termasuk dalam kategori

perlindungan sedang. Penggunaan sunscreen dengan nilai SPF 15,18 pada daerah

tropis seperti Indonesia sudah cukup melindungi kulit dari paparan sinar matahari.

Nilai SPF ini sudah cukup untuk menyerap sinar UV, tidak terlalu tinggi dan tidak

terlalu rendah. Nilai SPF yang terlalu rendah menyebabkan perlindungan yang

tidak optimal dari paparan sinar UV, sedangkan nilai SPF yang terlalu tinggi

menyebabkan sinar UV tidak sampai ke kulit sehingga pembentukan melanin oleh

enzim tyrosinase terhambat. Melanin berfungsi sebagai pelindung alami kulit

antara lain melindungi DNA terhadap paparan UV dan melindungi kulit dari

radikal bebas (Anonim, 2005a). Apabila melanin diproduksi dalam jumlah

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berlebihan dapat terbentuk melanoma yang merupakan proses awal terbentuknya

sel kanker. Maka dari itu, dibutuhkan nilai SPF yang optimal.

C. Penentuan Kadar Kurkuminoid Ekstrak Etanol Rimpang

Kunir Putih

Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar kurkuminoid yang terdapat

dalam rimpang kunir putih. Dalam hal ini kadar kurkumin yang terhitung sebagai

kurkuminoid digunakan sebagai senyawa identitas ekstrak rimpang kunir putih.

Sebagai standar digunakan kurkuminoid dari E Merck®. Scanning panjang

gelombang maksimum dilakukan untuk mengetahui panjang gelombang

maksimum dari kurkuminoid. Scanning dilakukan dengan baku yang terlebih

dahulu dibuat larutan intermediet. Dari hasil scanning didapatkan panjang

gelombang maksimum dari kurkuminoid adalah 425 nm.

Gambar 5. Scanning panjang gelombang baku kurkuminoid

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembuatan kurva baku dilakukan pada 3 replikasi, dari penelitian ini

didapatkan persamaan kurva baku y = 1,4424x + 0,0282 dengan nilai r = 0,9994

lebih besar dari nilai r tabel pada taraf kepercayaan 99% (0,917) artinya terdapat

korelasi linear yang bermakna antara serapan dan konsentrasi sehingga dengan

meningkatnya konsentrasi, serapan juga akan meningkat.

KURVA BAKU

2
1.8
1.6
1.4
Absorbansi

1.2
1
Y = 1,4424X+0,0282
0.8
r = 0,9994
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (mg%)

Gambar 6. Gambar persamaan kurva baku baku y = 1,4424x + 0,0282

Gambar 7. Scanning panjang gelombang ekstrak etanol kunir putih

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa baku kurkuminoid dan ekstrak

etanol kunir putih sama-sama mempunyai serapan pada panjang gelombang UV.

Selain itu, baku kurkuminoid dan ekstrak etanol kunir putih juga memberikan

serapan pada panjang gelombang Vis. Kemampuan kurkuminoid untuk dapat

mengabsorpsi sinar UV-Vis karena adanya gugus kromofor dan gugus

auksokrom. Kromofor adalah gugus fungsi yang mempunyai spektrum absorbsi

karakteristik pada daerah ultraviolet atau sinar tampak. Gugus ini mengandung

ikatan kovalen tak jenuh (terkonjugasi), contohnya: ikatan C=C, C=O, N=O, N=N

(Silverstein, Bassler and Morril, 1991). Auksokrom adalah gugus fungsional

dengan elektron bebas yang jika terikat pada kromofor akan mempengaruhi

panjang gelombang dan intensitas absorbsinya (Silverstein

et.al.,1991;Skoog,1985).

Keterangan :

R1 R2
Kurkumin OCH3 OCH3
Demetoksikurkumin OCH3 H
Bisdemetoksikurkumin H H
gugus kromofor : ---
gugus auksokrom pada : --- kurkumin = OH, R1, dan R2
demetoksikurkumin = OH dan R1
bisdemetoksikurkumin = OH

Gambar 8. Ikatan terkonjugasi (kromofor) dan gugus auksokrom pada struktur


kurkuminoid

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian dilakukan pengukuran kadar kurkuminoid pada ekstrak etanol

kunir putih dengan mengukur serapan ekstrak etanol kunir putih pada panjang

gelombang maksimum. Kadar kurkuminoid ditetapkan berdasarkan pada nilai

SPF yang didapatkan yaitu 15,18. Kadar kurkuminoid yang didapatkan adalah

0,688 mg %.

D. Formulasi, Sifat Fisik, dan Stabilitas

Pada proses formulasi digunakan carbomer 940 sebagai gelling agent

dengan konsentrasi 1% untuk membentuk viskositas gel yang lebih tinggi dan

penampakan gel yang lebih jernih. Carbopol mempunyai sifat asam, maka dalam

formulasi ditambahkan basa berupa triethanolamin yang digunakan untuk

menetralkan sifat asam dari carbopol. Gel yang dihasilkan dari proses formulasi

mempunyai pH 6-7, memberikan rasa dingin, dan berwarna kuning.

Parameter untuk menentukan kualitas dari sediaan gel adalah sifat fisik

dan stabilitas dari gel tersebut. Sifat fisik dari sediaan gel dapat dilihat dari data

daya sebar dan viskositas yang didapatkan, sedangkan untuk stabilitas dapat

dilihat dari % pergeseran viskositas. Pengukuran daya sebar bertujuan untuk

mengetahui kemampuan suatu gel untuk menyebar pada permukaan kulit setelah

diaplikasikan. Percobaan ini dilakukan dengan meletakkan gel di atas kaca bulat

berskala kemudian ditutup dengan kaca bulat lainnya dan diberi beban sehingga

total massa beban penutup 125 gram. Satu menit kemudian, dilakukan pengukuran

diameter penyebaran gel. Nilai daya sebar yang direkomendasikan untuk sediaan

semistiff yaitu ≤ 5 cm (Garg et al., 2002). Yang diinginkan dalam penelitian ini

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah daya sebar dengan range 3cm-5cm karena persayaratan yang tertera untuk

sediaan semistiff yaitu ≤ 5 cm, dan bila suatu sediaan semisolid mempunyai nilai

daya sebar 0 cm maka sediaan tersebut akan sangat sulit ketika diaplikasikan pada

kulit. Maka dari itu, dipertimbangkan sediaan dengan daya sebar 3cm-5cm.

Pengukuran viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari

sediaan gel. Pengukuran dilakukan dengan alat Viscotester seri VT 04 (RION-

JAPAN) dan dilakukan 2 hari setelah pembuatan gel. Tujuan pengukuran 2 hari

setelah pembuatan gel adalah agar pengukuran viskositas tidak dipengaruhi oleh

proses pembuatan (pengadukan) sehingga matriks yang terbentuk sudah tertata

rapi dibanding dengan pengukuran viskositas langsung setelah pembuatan. Nilai

viskositas yang diinginkan dalam percobaan ini adalah 350dPa.s-440dPa.s.

Menurut literatur gel dengan carbomer 940 menghasilkan viskositas atau 400 –

600 dPa.s (Allen, Jr., 2002). Tetapi pada penelitian ini digunakan humectant yang

mempunyai kemampuan untuk mengambil uap air cukup baik dari lingkungan gel

maka gel yang dihasilkan mempunyai kecenderungan nilai viskositas yang lebih

rendah. Selain itu, adanya etanol dalam formula dapat menurunkan viskositas dari

sediaan yang dihasilkan. Pengukuran viskositas gel setelah 1 bulan bertujuan

untuk mengetahui kestabilan dari sediaan gel. Hasil pengukuran daya sebar,

viskositas awal, dan pergeseran viskositas:

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel III. Hasil pengukuran rata-rata dan SD untuk daya sebar, viskositas
awal, dan viskositas setelah 1 bulan.

Formula Daya Sebar (cm) Viskositas Awal Viskositas 1 bulan


(dPa.s) (%)
x SD x SD x SD
1 3,88 0,098 390,83 8,010 0,568 0,871
2 4,02 0,075 402,5 4,183 15,78 1,610
3 3,97 0,052 398,33 5,164 9,204 1,889
4 3,48 0,041 380 3,162 13,24 2,237
5 4,03 0,121 365 8,366 5,59 1,016

E. Optimasi Formula

Setelah didapatkan data sifat fisik dan viskositas dari pengukuran,

selanjutnya dilakukan optimasi formula berdasarkan contour plot dari persamaan

simplex lattice design. Optimasi ini dilakukan untuk percobaan daya sebar,

viskositas awal, dan pergeseran viskositas. Tujuan dari optimasi ini adalah untuk

mengetahui profil optimum dari penggunaan dua humectant yang berbeda yang

memenuhi syarat daya sebar, viskositas, dan % pergeseran viskositas yang baik.

Daya sebar yang optimum dapat menghasilkan sediaan yang mudah untuk

diaplikasikan dan lebih nyaman karena penyebaran pada kulit yang baik.

Viskositas yang optimum dapat membantu pengeluaran obat dari kemasan.

Persentase pergeseran viskositas yang optimum untuk mengetahui kestabilan gel

selama penyimpanan. Untuk mendapatkan komposisi optimum formula gel

sunscreen, contour plot masing-masing uji digabungkan dalam contour plot super

imposed.

Analisis yang dilakukan meliputi analisis simplex lattice design dan

analisis uji F dengan taraf kepercayaan 95%. Simplex lattice design dilakukan

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk mengetahui persamaan dari tiap percobaan sifat fisik dan stabilitas, dan uji

F dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan SLD tersebut regresi atau tidak.

Jika nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel persamaan dapat digunakan untuk

memprediksi nilai respon.

1. Daya Sebar

Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut:

Tabel IV. Nilai daya sebar berdasarkan percobaan

Formula Daya sebar (cm)


x ± sd
1 3,88 ± 0,098
2 4,02 ± 0,075
3 3,97 ± 0,052
4 3,48 ± 0,041
5 4,03 ± 0,121

Berdasarkan tabel IV dilakukan perhitungan SLD untuk daya sebar dan

didapatkan persamaan sebagai berikut : Y = 3,88.X1 + 3,48.X2 + 1,16.X1.X2.

Persamaan tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan uji F untuk mengetahui

apakah persamaan SLD tersebut regresi atau tidak.

Pada uji daya sebar untuk optimasi humectant digunakan kriteria kualitas

yaitu 3cm-5cm. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Semua range perbandingan humectant merupakan daerah yang masuk dalam

kriteria daya sebar 3cm-5cm.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 9. Kurva hubungan komposisi humectant dengan respon daya sebar

Kurva di atas (gambar 9) menggambarkan profil daya sebar pada berbagai

macam perbandingan komposisi sorbitol dan propilen glikol berdasarkan hasil

perhitungan dengan persamaan simplex lattice design. Di sekitar kurva juga

digambarkan titik-titik respon daya sebar sesuai dengan hasil percobaan.

Profil kurva adalah cembung artinya penggunaan sorbitol dan propilen

glikol pada konsentrasi perbandingan tertentu mampu meningkatkan respon daya

sebar. Untuk menguji apakah persamaan simplex lattice design yang telah

diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi respon daya sebar pada titik

tertentu di daerah optimal, maka dihitung dan dianalisis dengan analisis variansi

dengan taraf kepercayaan 95%. Tabel V menunjukkan respon daya sebar (yang

terukur) dan respon daya sebar yang secara teoritis dihitung berdasarkan

persamaan simplex lattice design.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V. Respon daya sebar rata-rata (yang terukur) dan secara teoritis
(hasil perhitungan)

Formula Hasil Hasil


pengukuran perhitungan
1 3,88 3,88
2 4,02 3,99
3 3,97 3,97
4 3,48 3,83
5 4,03 4,03

Keterangan:
Formula 1 = sorbitol 100% : propilen glikol 0%
Formula 2 = sorbitol 66,67% : propilen glikol 33,33%
Formula 3 = sorbitol 50% : propilen glikol 50%
Formula 4 = sorbitol 33,33% : propilen glikol 66,67%
Formula 5 = sorbitol 0% : propilen glikol 100%

Tabel VI. Tabel analisis variansi untuk menguji semua variabel bebas
yang akan mempengaruhi persamaan regresi
Jumlah Derajat Rata-rata
Kuadrat Bebas Kuadrat F
Regresi 1,0212 2 0,5106
35,127
Sisa 0,392467 27 0,014535815
Total 1,806134 29
F(2,27) untuk p = 0,05 yaitu 3,35 (tabel distribusi F)

Dari perhitungan analisis variansi dengan uji F, maka didapat bahwa F

hitung (35,127) lebih besar daripada F tabel (3,35) atau artinya H0 ditolak dan H1

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan simplex

lattice design yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan respon daya

sebar pada berbagai perbandingan komposisi.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Viskositas
Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut:
Tabel VII. Nilai viskositas berdasarkan percobaan

Formula Viskositas (dPa.s)


x ± sd
1 390,83 ± 8,010
2 402,5 ± 4,183
3 398,33 ± 5,164
4 380 ± 3,162
5 365 ± 8,366
Berdasarkan tabel VII dilakukan perhitungan dengan metode SLD dan

diperoleh persamaan untuk viskositas awal yaitu Y = 390,83.X1 + 365.X2 +

81,66.X1.X2. Persamaan tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji F untuk

mengetahui apakah persamaan SLD tersebut regresi atau tidak. Pada uji viskositas

untuk optimasi humectant digunakan kriteria kualitas yaitu 350-440 dPa.s. Hasil

yang diperoleh dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Semua range

perbandingan humectant merupakan daerah yang masuk dalam kriteria viskositas

350-440 dPa.s

Kurva Viskositas Awal

405
400
Viskositas (dPa.s)

395
390
385
380
375
370
365
360
0 33 50 67 100 sorbitol
100 67 50 33 0 propilen glikol
Komposisi humektan (%)

Gambar 10. Kurva hubungan komposisi humectant dengan respon viskositas

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kurva di atas (gambar 10) menggambarkan profil viskositas pada berbagai

macam perbandingan komposisi sorbitol dan propilen glikol berdasarkan hasil

perhitungan dengan persamaan simplex lattice design. Di sekitar kurva juga

digambarkan titik-titik respon daya sebar sesuai dengan hasil percobaan.

Tabel VIII. Respon viskositas rata-rata (yang terukur) dan secara teoritis
(hasil perhitungan)

Formula Hasil Hasil


pengukuran perhitungan
1 390,83 390,83
2 402,5 398,91
3 398,33 398,33
4 380 387,65
5 365 365

Keterangan:
Formula 1 = sorbitol 100% : propilen glikol 0%
Formula 2 = sorbitol 66,67% : propilen glikol 33,33%
Formula 3 = sorbitol 50% : propilen glikol 50%
Formula 4 = sorbitol 33,33% : propilen glikol 66,67%
Formula 5 = sorbitol 0% : propilen glikol 100%

Profil kurva adalah cembung artinya penggunaan sorbitol dan propilen

glikol pada konsentrasi perbandingan tertentu mampu meningkatkan respon

viskositas. Untuk menguji apakah persamaan simplex lattice design yang telah

diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi respon viskositas pada titik tertentu

di daerah optimal, maka dihitung dan dianalisis dengan analisis variansi dengan

taraf kepercayaan 95%. Tabel VIII menunjukkan respon viskositas (yang terukur)

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan respon viskositas yang secara teoritis dihitung berdasarkan persamaan simplex

lattice design.

Tabel IX. Tabel analisis variansi untuk menguji semua variabel bebas
yang akan mempengaruhi persamaan regresi

Jumlah Derajat Rata-rata


Kuadrat Bebas Kuadrat F
-
Regresi 6960.785 2 3480.3925 179.292826
Sisa -524.118 27 -19.41177778
Total 6436.667 29
F(2,27) untuk p = 0,05 yaitu 3,35 (tabel distribusi F)

Dari perhitungan analisis variansi dengan uji F, maka didapat bahwa F

hitung (-179,2928) lebih kecil daripada F tabel (3,35) atau artinya H0 diterima dan

H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan simplex

lattice design yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menentukan respon

viskositas pada berbagai perbandingan komposisi.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Persentase Pergeseran Viskositas

Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut:


Tabel X. Nilai % pergeseran viskositas berdasarkan percobaan
Formula Pergeseran viskositas (%)
x ± sd
1 0,568 ± 0,871
2 15,78 ± 1,610
3 9,204 ± 1,889
4 13,24 ± 2,237
5 5,59 ± 1,016

Untuk memperoleh data % pergeseran viskositas dilakukan pengukuran

viskositas setelah 1 bulan. Pengujian ini bertujuan mengetahui pergeseran

viskositas yang merupakan indikator stabilitas sediaan semisolid selama proses

penyimpanan. Berdasarkan tabel X dilakukan perhitungan menggunakan metode

Simpleks Lattice Design dan diperoleh persamaan untuk pergeseran viskositas

yaitu Y = 0,568.X1 + 5,175.X2 + 25,33.X1.X2. Kemudian persamaan tersebut

dianalisis menggunakan uji F untuk mengetahui apakah persamaan SLD tersebut

regresi atau tidak.

Pada uji % pergeseran viskositas untuk optimasi humectant digunakan

kriteria kualitas yaitu ≤ 10%. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar di

bawah ini. Semua range perbandingan humectant merupakan daerah yang masuk

dalam kriteria % pergeseran viskositas yaitu ≤ 10%.

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 11. Kurva hubungan komposisi humectant dengan % pergeseran


viskositas

Kurva di atas (gambar 11) menggambarkan profil % pergeseran viskositas

pada berbagai macam perbandingan komposisi sorbitol berdasarkan hasil

perhitungan dengan persamaan simplex lattice design. Di sekitar kurva juga

digambarkan titik-titik respon daya sebar sesuai dengan hasil percobaan.

Profil kurva adalah cembung yang artinya penggunaan sorbitol dan

propilen glikol pada konsentrasi perbandingan tertentu mampu meningkatkan %

pergeseran viskositas dan kestabilan dari sediaan akan berkurang. Untuk menguji

apakah persamaan simplex lattice design yang telah diperoleh dapat digunakan

dalam aplikasi komposisi yang lain pada percobaan, maka dihitung dan dianalisis

dengan analisis variansi dengan taraf kepercayaan 95%. Tabel XI menunjukkan

respon % pergeseran viskositas (yang terukur) dan respon % pergeseran viskositas

yang secara teoritis dihitung berdasarkan persamaan simplex lattice design.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XI. Respon % pergeseran viskositas rata-rata (yang terukur) dan


secara teoritis (hasil perhitungan)

Formula Hasil Hasil


pengukuran perhitungan
1 0,568 0,568
2 15,78 7,689
3 9,204 9,204
4 13,24 9,254
5 5,59 5,59

Keterangan:
Formula 1 = sorbitol 100% : propilen glikol 0%
Formula 2 = sorbitol 66,67% : propilen glikol 33,33%
Formula 3 = sorbitol 50% : propilen glikol 50%
Formula 4 = sorbitol 33,33% : propilen glikol 66,67%
Formula 5 = sorbitol 0% : propilen glikol 100%

Tabel XII. Tabel analisis variansi untuk menguji semua variabel bebas
yang akan mempengaruhi persamaan regresi

Rata-rata
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat F

Regresi 313.914 2 156.957 6.5234556

Sisa 649.631 27 24.0604

Total 963.545 29
F(2,27) untuk p = 0,05 yaitu 3,35 (tabel distribusi F)

Dari perhitungan analisis variansi dengan uji F, maka didapat bahwa F

hitung (6,523) lebih besar daripada F tabel (3,35) atau artinya H0 ditolak dan H1

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan simplex

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lattice design yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan respon %

pergeseran viskositas pada berbagai perbandingan komposisi.

Dari perhitungan diatas maka kita dapat menentukan range optimum untuk

kedua humectant yang digunakan. Range optimum didapatkan dengan

menggabungkan kurva yang berasal dari persamaan yang regresi, dalam penelitian

ini adalah kurva daya sebar dan kurva % pergeseran viskositas. Penggabungan

dari kedua kurva ini disebut contour plot super imposed. Dengan penggabungan

tersebut kita dapat melihat range optimum untuk kedua humectant yang kita

gunakan. Warna hijau merupakan daerah yang memenuhi kriteria daya sebar dan

% pergeseran viskositas yang telah ditentukan.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 12. Kurva contour plot super imposed

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa variasi sorbitol dan propilen

glikol yang optimal ditinjau dari uji sifat fisik (daya sebar) dan stabilitas

(pergeseran viskositas) meliputi seluruh komposisi perbandingan humectant.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar kurkuminaoid dalam ekstrak etanol kunir putih (Curcuma mangga Val.)

dengan nilai SPF secara in vitro 15,18 adalah 0,688 mg%.

2. Variasi sorbitol dan propilen glikol yang optimal ditinjau dari uji sifat fisik

(daya sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas) meliputi seluruh komposisi

perbandingan humectant.

3. Profil dari daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas adalah cembung.

B. Saran

1. Untuk mengetahui efektivitas sunscreen secara in vivo diperlukan pengujian

SPF gel ekstrak etanol kunir putih (Curcuma mangga Val.) secara in vivo

pada hewan uji sehingga dapat diketahui gambaran apabila sunscreen tersebut

akan diaplikasikan pada manusia.

2. Perlu diuji lebih lanjut dari penggunaan sorbitol dan propilen glikol dalam

menentukan respon optimum gel menggunakan metode Factorial Design

untuk mengetahui efek yang paling dominan mempengaruhi respon yaitu

sorbitol, propilen glikol, atau interaksi keduanya.

3. Perlu dilakukan subjective assessment terhadap beberapa koresponden untuk

menilai parameter organoleptis gel yang dihasilkan.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Allen Jr., Loyd V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, Second edition, 301-315, American Pharmaceutical
Association, USA.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 9, 567, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

----------, 1986, Sediaan Galenik, 3, 6-7, 19-21, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

----------, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV 567, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

----------, 2000, Curcuminoids-Pharmacological Efects. Curcuminoids [serial


Online], www.curcuminoids.com/Pharmacological.htm. Diakses pada
13 November 2007. 

----------, 2001, Final Report on the Safety Assessment of


Carbomers-934, -910P, -940, -941, and -962,
http://www.personalcare.noveon.com/Toxicology/finalsafety.pdf.
Diakses pada 19 November 2007.

----------, 2002, Sunscreen, AHSF Drug Information, American Society of Health-


System Pharmacist, inc.,Maryland.

----------, 2003, Kunir Putih, http://nusaindah.tripod.com/kunirputih.htm. Diakses


pada 20 Oktober 2007.

----------, 2004, Kunir Putih, www.geocities.com/jamusegar/kp.html. Diakses


pada 10 November 2007.

----------, 2005a, UVA – UVB Sun Rays, www.skin911.com/UV A - UV B Sun


Rays.htm. Diakses pada 13 November 2007.

----------, 2005b, Asia Pacific medicinal Plant Database,


http://219.93.41.233/wapi/mctweb.Dll/getobject?MID=MEDICINAL
PLANT&objld=49.Diakses pada tanggal 19 November 2007.

-----------, 2006, The Chemical Sunscreen Health Disaster,


http://www.skinbiology.com/toxicsunscreens.html. diakses pada 28
Oktober 2007.

----------, 2007, Sunscreen, http://en.wikipedia.org/wiki/Sun_protection_factor.


Diakses pada 23 Oktober 2007.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Badmaev, Vladimir M.D., Prakash, Lakshmi., dan Majeed, Muhammed, 2005,


Topical and Nutraceutical Skin Care Naturals,
www.personalcaremagazine.com. Diakses pada 13 November 2007.

Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Applications,


3th Ed.,553-555, Marcel Dekker Inc., New York.

Fitriana, E., 2007, Formulasi sediaan sunscreen ekstrak rimpang kunir putih
(Curcuma mangga Val.) dengan carbopol® 940 sebagai gelling agent
dan sorbitol sebagai humectant, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

Fridd, P., 1996, Natural Ingredients in Cosmetics-II, 6,156-157, Micelle Press,


Wayemouth, England.
Garg, Alka, Aggrawal, Deeplika, Garg, Sanjay, dan Singla, Anil K., 2002,
Spreading of Semisolid Formulations. Pharmaceutical Technology,
September 2002, 84-105.

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., dan Williamson, Elizabeth M., 2004,
Fundamentals of Pharmacognosy and Phytotherapy, 264, Elsevier
Science Limited, UK.

Hutapea, Johnny Ria DR., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II), 165,
Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Jellinek, J.S., 1970, Formulation and Function of Cosmetics, translated by


G.L.Fenton, 322-326, John Wiley & Sons Inc., USA.

Johnson, A.W., 2002, The Skin Moisturizer Marketplace, in Leyden, J.J.,


Rawlings, A.V., (Eds), Skin Moisturization, 25, Marcell Dekker Inc.,
New York.

Juheini, Hanani, E., Siregar, S., dan Aini, A.N., 2002, Efek Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Rimpang Temu Mangga (Curcuma mangga Val.), Seminar
Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXI, 64, Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya.

Loden, M., 2001, Hydrating Substance, in Barrel, Andre O.,Paye, Marc, dan
Maibach, Howard I., Handbook of Cosmetics Science and Technology,
355-356,Marcel Dekker Inc., New York.

Lucas, R., McMichael, T., Smith, W., & Armstrong, B., 2006, Solar Ultraviolet
Radiation: Global Burden of Disease From Solar Ultraviolet Radiation.
Environmental Burden of Disease [Serial Online], 4, 88, 148, 151 (No.
13): (258 screens), Available from URL: http// www.who.int.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Milis, S., dan Bone, K., 200, Principles and Practice of Phytotherapy Modern
Herbal Medicine, 570, Churchil Livingston, New York.

Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 19, 24-32, Airlangga
University Press, Surabaya.

Muller, Alban, 1996, Herbal Complexes with Proven Efficacy, in Fridd, Petrina,
(Ed), Natural Ingredients in Cosmetics-II, 156-158, Micelle Press,
Wayemouth, England.

Petro, A.J.,1981, Correlation of Spectrophotometric Data With Sunscreen


Protection Factors, International Journal of Cosmetic Science, 185-196.

Rawlings, Anthony V., Harding, Clive R., Watkinson, Allan, Chandar, Prem, dan
Scott, Ian R., 2002, Humectants, in Leyden, James J., dan Rawlings,
Anthony V., (Eds.), Skin Moisturization, 248-249, Marcel Dekker Inc.,
New York.

Santoso, R., 2007, Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih
(Curcuma Mangga Val.) Dengan Carbopol® 940 Sebagai Gelling Agent
dan Gliserol Sebagai Humectant, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Silverstein, R.M., Bassler, G. Clayton., & Morril, Terence C., 1991, Spectrometric
Identification of Organic Compounds, 5th Ed., 289-314, John Willey &
Sons, Inc., Singapore.

Skoog, D.A., 1985, Principles of Instrumental Analysis, 3th Ed., 160-214, CBS
College Publishing, Japan.

Stanfield, J.W., 2003, Sun Protectans: Enhancing Product Functionality with


Sunscreens, in Schueller, R., Romanowski, P., (Eds.), Multifunctional
Cosmetics, 145-148, Marcel Dekker Inc., New York.

Veasilia, T.I., 2007, Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih
(Curcuma mangga Val.) Dengan Carbopol® 940 Sebagai Gelling Agent
dan Propilen glikol Sebagai Humectant, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, 141, 343, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

Winarti, C., dan Nurdjanah, N., 2005, Peluang Tanaman Rempah dan Obat
Sebagai Sumber pangan Fungsional, Jurnal Litbang Pertanian, 49,
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3242051.pdf. Diakses pada
tanggal 15 Desember 2007.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Zats, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L.,
Schwatz, J.B., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System
Vol. 2, 2nd Ed., 413-414, Marcel Dekker Inc., New York.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil pembuatan kurva baku kurkuminoid

Hasil scanning panjang gelombang :


0,6 mg% = 425 nm

Kurva baku 1
Penimbangan
Kertas = 0,1438 gram
Kertas + zat = 0,1566 gram = 0,15736 gram
Kertas + sisa = 0,14497 gram
Zat = 0,01239 gram

Konsentrasi stok 1 = 0,01239 gram/25ml = 49,56 mg%


Konsentrasi seri baku 2
a. 49,56 mg%. 0,04 ml = C . 10 ml
C = 0,1982 mg%
b. 49,56 mg%. 0,08 ml = C . 10 ml
C = 0,3965 mg%
c. 49,56 mg%. 0,12 ml = C . 10 ml
C = 0,5947 mg%
d. 49,56 mg%. 0,16 ml = C . 10 ml
C = 0,7390 mg%
e. 49,56 mg%. 0,20 ml = C . 10 ml
C = 0,9912 mg%
f. 49,56 mg%. 0,24 ml = C . 10 ml
C = 1,1894 mg%

Pengukuran kurva baku 1

C (mg%) Absorbansi
0,1982 0,315
0,3965 0,604
0,5947 0,902
0,7390 1,148
0,9912 1,438
1,1894 1,767

A = 0,0282
B = 1,4424
r = 0,9994
y = 1,4424x + 0,0282

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kurva baku 2
Penimbangan
Kertas = 0,1441 gram
Kertas + zat = 0,1571 gram = 0,15732 gram
Kertas + sisa = 0,14535 gram
Zat = 0,01197 gram

Konsentrasi stok 2 = 0,01197 gram/25ml = 47,88 mg%


Konsentrasi seri baku 2
a. 47,88 mg%. 0,04 ml = C . 10 ml
C = 0,1919 mg%
b. 47,88 mg%. 0,08 ml = C . 10 ml
C = 0,3830 mg%
c. 47,88 mg%. 0,12 ml = C . 10 ml
C = 0,5746 mg%
d. 47,88 mg%. 0,16 ml = C . 10 ml
C = 0,7661 mg%
e. 47,88 mg%. 0,20 ml = C . 10 ml
C = 0,9576 mg%
f. 47,88 mg%. 0,24 ml = C . 10 ml
C = 1,1491 mg%

Pengukuran kurva baku 2

C (mg%) Absorbansi
0,1919 0,283
0,3830 0,591
0,5746 0,869
0,7661 1,087
0,9576 1,405
1,1491 1,645

A = 0,0330
B = 1,4127
r = 0,9990
y = 1,4127x + 0,0330

Kurva baku 3
Penimbangan
Kertas = 0,1392 gram
Kertas + zat = 0,1525 gram = 0,15254 gram
Kertas + sisa = 0,14104 gram
Zat = 0,01150 gram

Konsentrasi stok 3= 0,01150gram/25ml = 46,00 mg%


Konsentrasi seri baku 3

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. 46,00mg%. 0,04 ml = C . 10 ml
C = 0,1840 mg%
b. 46,00 mg%. 0,08 ml = C . 10 ml
C = 0,3680 mg%
c. 46,00 mg%. 0,12 ml = C . 10 ml
C = 0,5520 mg%
d. 46,00 mg%. 0,16 ml = C . 10 ml
C = 0,7360 mg%
e. 46,00 mg%. 0,20 ml = C . 10 ml
C = 0,9200 mg%
f. 46,00 mg%. 0,24 ml = C . 10 ml
C = 1,1040 mg%

Pengukuran kurva baku 3

C (mg%) Absorbansi
0,1840 0,248
0,3680 0,534
0,5520 0,791
0,7360 0,983
0,9200 1,258
1,1040 1,476

A = 0,0313
B = 1,3205
r = 0,9987
y = 1,3205x + 0,0313

Dari keempat replikasi diatas dipilih kurva baku y = 1,4424x + 0,0282 dengan

nilai r = 0,9994.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Penentuan nilai SPF secara in vitro dengan metode Petro (1981)

AUC =

Konsentrasi
kurkuminoid AUC Log SPF SPF
(mg%)
0,547 219,1550 0,9962 9,90
Cuplikan
0,558 221,9950 1,0091 10,21
1
0,534 217,1025 0,9868 9,70
0,704 284,3575 1,2100 16,22
Cuplikan
0,672 266,7850 1,1599 14,45
2
0,687 269,6025 1,1722 14,86
0,831 319,7675 1,3324 21,50
Cuplikan
0,835 325,0675 1,3268 21,42
3
0,830 325,5050 1,3563 22,71
0,888 348,8125 1,4237 26,48
Cuplikan
0,903 350,8725 1,4321 27,04
4
0,957 370,835 1,4833 30,41

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Penetapan kadar kurkuminoid dalam ekstrak etanol rimpang


kunir putih

¾ Cuplikan 1 (1 ml ekstrak ad 10 ml etanol p.a)


• Absorbansi = 0,817
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

0,817 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,547 mg%

• Absorbansi = 0,833
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

0,833 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,558 mg%

• Absorbansi = 0,799
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

0,799 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,534 mg%

¾ Cuplikan 2 (1,25 ml ekstrak ad 10 ml etanol p.a)


• Absorbansi = 1,043
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,043 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,704 mg%

• Absorbansi = 0,997
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

0,997 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,672 mg%

• Absorbansi = 1,019
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,019 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,687 mg%

¾ Cuplikan 3 (1,5 ml ekstrak ad 10 ml etanol p.a)


• Absorbansi = 1,227
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,227 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,831 mg%

• Absorbansi = 1,232
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,232 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,835 mg%

• Absorbansi = 1,225
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,225 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,830 mg%

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

¾ Cuplikan 4 (1,75 ml ekstrak ad 10 ml etanol p.a)


• Absorbansi = 1,309
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,309 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,888 mg%

• Absorbansi = 1,330
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,330 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,903 mg%

• Absorbansi = 1,408
Kadar dalam cuplikan ekstrak yaitu:

Y = 1,4424 X + 0,0282

1,408 = 1,4424 X + 0,0282

X = 0,957 mg%

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Formula, uji sifat fisik, dan stabilitas

Data penimbangan

Formula Formula Formula Formula Formula Formula


1 2 3 4 5
Carbopol® 940 (g) 1 1 1 1 1
Sorbitol (g) 48 32 24 16 0
Propilen glikol (g) 0 16 24 32 48
Ekstrak kunir putih (ml) 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5
Aquadest (ml) 37,3 37,3 37,3 37,3 37,3
TEA (ml) 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2

Berdasarkan cuplikan 2 jumlah ekstrak yang diambil adalah 1,25 mL dalam 10


mL. Karena formula yang akan dibuat mempunyai total 100 g, maka jumlah
ekstrak yang digunakan dalam formula dikalikan 10 yaitu 12,5 mL.

Formula Simplex Lattice Design

Formula Sorbitol (g) Propilenglikol (g)


1 48 0
2 32 16
3 24 24
4 16 32
5 0 48

Data Sifat Fisik dan Stabilitas

Data Daya Sebar

Formula Ulang Ulang Ulang Ulang Ulang Ulang Rata-rata


1(cm) 2(cm) 3(cm) 4(cm) 5(cm) 6(cm) (cm)
1 3,9 3,9 3,7 3,9 4,0 3,9 3,88
2 4,1 4,1 4,0 4,0 3,9 4,0 4,02
3 4,0 3,9 4,0 4,0 3,9 4,0 3,97
4 3,5 3,5 3,4 3,5 3,5 3,5 3,48
5 4,1 4,0 4,2 3,9 3,9 4,1 4,03

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perhitungan Persamaan Simplex Lattice Design


Y = b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2
X1 = Sorbitol
X2 = Propilen glikol

a. Formula 1 (100% X1)

3,88 = b1. 1 + 0 + 0

b1 = 3,88

b. Formula 5 (100% X2)

3,48 = 0 + b2. 1 + 0

b2 = 3,48

c. Formula 3 (50%X1 : 50%X2)

3,97= 3,88.0,5 + 3,48.0,5 + b12.0,5.0,5

b12 = 1,16

Jadi diperoleh persamaan Simplex Lattice Design untuk Daya Sebar, yaitu:

Y = b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2


Y = 3,88.X1 + 3,48.X2 + 1,16.X1.X2

d. Formula 2 ( 2/3X1 : 1/3X2 )


Y = 3,88.2/3 + 3,48.1/3 + 1,16.2/3.1/3
Y = 3,99
e. Formula 4 ( 1/3X1 : 2/3X2 )
Y = 3,88.1/3 + 3,48.2/3 + 1,16.1/3.2/3
Y = 3,83

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula Hasil pengukuran Hasil perhitungan


1 3,88 3,88
2 4,02 3,99
3 3,97 3,97
4 3,48 3,83
5 4,03 4,03

Data Viskositas Awal

Formula Ulang Ulang Ulang Ulang Ulang Ulang Rata-


1(dPa.s) 2(dPa.s) 3(dPa.s) 4(dPa.s) 5(dPa.s) 6(dPa.s) rata(dPa.s)
1 380 385 390 400 400 390 390,83
2 400 405 400 410 400 400 402,5
3 390 400 400 405 400 395 398,33
4 375 380 380 385 380 380 380
5 350 370 360 370 370 370 365

Perhitungan Persamaan Simplex Lattice Design


Y = b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2
X1 = Sorbitol
X2 = Propilen glikol
A. Formula 1 (100% X1)

390,83 = b1. 1 + 0 + 0

b1 = 390,83
B. Formula 5 (100% X2)

365 = 0 + b2. 1 + 0

b2 = 365

C. Formula 3 (50%X1 : 50%X2)

398,33= 390,83.0,5 + 365.0,5 + b12.0,5.0,5

b12 = 81,66

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jadi diperoleh persamaan Simplex Lattice Design untuk Viskositas Awal,


yaitu:

Y = b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2


Y = 390,83.X1 + 365.X2 + 81,66.X1.X2

D. Formula 2 ( 2/3X1 : 1/3X2 )


Y = 390,83.2/3 + 365.1/3 + 81,66.2/3.1/3
Y = 398,91
E. Formula 4 ( 1/3X1 : 2/3X2 )
Y = 390,83.1/3 + 365.2/3 + 81,66.2/3.1/3
Y = 387,65

Formula Hasil pengukuran Hasil perhitungan


1 390,83 390,83
2 430,83 398,91
3 398,33 398,33
4 402,5 387,65
5 365 365

Data Viskositas Setelah 1 bulan

Formula Rep Rep Rep Rep Rep Rep Rata-


1(dPa.s) 2(dPa.s) 3(dPa.s) 4(dPa.s) 5(dPa.s) 6(dPa.s) rata(dPa.s)
1 400 390 390 390 390 390 391,67
2 380 390 380 380 380 380 381,67
3 360 350 360 360 370 370 361,67
4 310 320 320 320 330 320 320
5 300 320 320 320 320 320 316,67

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viskositas akhir − rata − rata viskositas awal


% pergeseran viskositas = x100%
rata − rata viskositas awal

Formula 1

400 − 390,83
Replikasi 1 = x100%
390,83
Replikasi 1 = 2,346%

390 − 390,83
Replikasi 2 = x100%
390,83
Replikasi 2 = 0,2123%

390 − 390,83
Replikasi 3 = x100%
390,83
Replikasi 3 = 0,2123%

390 − 390,83
Replikasi 4 = x100%
390,83
Replikasi 4 = 0,2123%

390 − 390,83
Replikasi 5 = x100%
390,83
Replikasi 5 = 0,2123%

390 − 390,83
Replikasi 6 = x100%
390,83
Replikasi 6 = 0,2123%

3,4075
Rata rata formula 1 = = 0,568%
6

Formula 2

310 − 380
Replikasi 1 = × 100%
380
Replikasi 1 = 18,42%

320 − 380
Replikasi 2 = × 100%
380
Replikasi 2 = 15,78%

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320 − 380
Replikasi 3 = × 100%
380
Replikasi 3 = 15,78%

320 − 380
Replikasi 4 = × 100%
380
Replikasi 4 = 15,78%

330 − 380
Replikasi 5 = × 100%
380
Replikasi 5 = 13,15%

320 − 380
Replikasi 6 = × 100%
380
Replikasi 6 = 15,78%

94,69
Rata rata formula 4 = = 15,78%
6

Formula 3

360 − 398,33
Replikasi 1 = x100%
398,33
Replikasi 1 = 9,623%

350 − 398,33
Replikasi 2 = x100%
398,33
Replikasi 2 = 12,133%

360 − 398,33
Replikasi 3 = x100%
398,33
Replikasi 3 = 9,623%

360 − 398,33
Replikasi 4 = x100%
398,33
Replikasi 4 = 9,623%

370 − 398,33
Replikasi 5 = x100%
398,33
Replikasi 5 = 7,112%

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

370 − 398,33
Replikasi 6 = x100%
398,33
Replikasi 6 = 7,112%

55,2256
Rata rata formula 3 = = 9,204%
6

Formula 4

300 − 365
Replikasi 1 = × 100%
365
Replikasi 1 = 17,81%

320 − 365
Replikasi 2 = × 100%
365
Replikasi 2 = 12,33%

320 − 365
Replikasi 3 = × 100%
365
Replikasi 3 = 12,33%

320 − 365
Replikasi 4 = × 100%
365
Replikasi 4 = 12,33%

320 − 365
Replikasi 5 = × 100%
365
Replikasi 5 = 12,33%

320 − 365
Replikasi 6 = × 100%
365
Replikasi 6 = 12,33%

79,46
Rata rata formula 5 = = 13,24%
6

Formula 5

380 − 402,5
Replikasi 1 = × 100%
402,5
Replikasi 1 = 5,59%

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

390 − 402,5
Replikasi 2 = × 100%
402,5
Replikasi 2 = 3,10%

380 − 402,5
Replikasi 3 = × 100%
402,5
Replikasi 3 = 5,59%

380 − 402,5
Replikasi 4 = × 100%
402,5
Replikasi 4 = 5,59%

380 − 402,5
Replikasi 5 = × 100%
402,5
Replikasi 5 = 5,59%

380 − 402,5
Replikasi 6 = × 100%
402,5
Replikasi 6 = 5,59%

31,05%
Rata rata formula 2 = = 5,175%
6

Perhitungan Persamaan Simplex Lattice Design % pergeseran viskositas :


Y = b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2
X1 = Sorbitol
X2 = Propilen glikol

a. Formula 1 (100% X1)

0,568 = b1. 1 + 0 + 0

b1 = 0,568
b. Formula 5 (100% X2)

5,175 = 0 + b2. 1 + 0

b2 = 5,175

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Formula 3 (50%X1 : 50%X2)

9,204= 0,568.0,5 +5,175.0,5 + b12.0,5.0,5

b12 = 25,33

Jadi diperoleh persamaan Simplex Lattice Design untuk % pergeeseran


viskositas, yaitu:
Y = b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2
Y = 0,568.X1 + 5,175.X2 + 25,33.X1.X2

d. Formula 2 ( 2/3X1 : 1/3X2 )


Y = 0,568.2/3 + 5,175.1/3 + 25,33.2/3.1/3
Y = 7,689
e. Formula 4 ( 1/3X1 : 2/3X2 )
Y = 0,568.1/3 + 5,175.2/3 + 25,33.1/3.2/3
Y = 9,254

Tabel % pergeseran viskositas

Formula Hasil pengukuran Hasil perhitungan


1 0,568 0,568
2 15,78 7,689
3 9,204 9,204
4 13,24 9,254
5 5,59 5,59

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Uji F

1. Daya sebar

Jumlah kuadrat data daya sebar pengukuran

∑x2 - ((∑x)2
Pengamatan (x) x2 (∑x)2 (∑x)2 / 30 / 30)
3.9 15.21
3.9 15.21
3.7 13.69
3.9 15.21
4 16
3.9 15.21
3.5 12.25 13525.69 450.856333 1.413666667
3.5 12.25
3.4 11.56
3.5 12.25
3.5 12.25
3.5 12.25
4 16
3.9 15.21
4 16
4 16
3.9 15.21
4 16
4.1 16.81
4 16
4.2 17.64
3.9 15.21
3.9 15.21
4.1 16.81
4.1 16.81
4.1 16.81
4 16
4 16
3.9 15.21
4 16
2
∑ x =116.3 ∑x =452.27

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jumlah kuadrat data daya sebar perhitungan

Perhitungan ∑x2 - ((∑x)2 /


(x) x2 (∑x)2 (∑x)2 / 30 30)
3.88 15.0544
3.88 15.0544
3.88 15.0544
3.88 15.0544
3.88 15.0544
3.88 15.0544
3.48 12.1104 13202.01 440.067 1.0212
3.48 12.1104
3.48 12.1104
3.48 12.1104
3.48 12.1104
3.48 12.1104
3.97 15.7609
3.97 15.7609
3.97 15.7609
3.97 15.7609
3.97 15.7609
3.97 15.7609
3.99 15.9201
3.99 15.9201
3.99 15.9201
3.99 15.9201
3.99 15.9201
3.99 15.9201
3.83 14.6689
3.83 14.6689
3.83 14.6689
3.83 14.6689
3.83 14.6689
3.83 14.6689
2
∑x = 114.9 ∑x = 441.0882

Sisa jumlah kuadrat = jumlah kuadrat pengamatan - jumlah kuadrat perhitungan


Sisa jumlah kuadrat = 1.413667 - 1.0212 = 0.392467

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis variansi data daya sebar

Jumlah Derajat Rata-rata


Kuadrat Bebas Kuadrat F
Regresi 1,0212 2 0,5106 35,127
Sisa 0,392467 27 0,014535815
Total 1,806134 29
F(2,27) untuk p = 0,05 yaitu 3,35 (tabel distribusi F)

Fhitung > Ftabel maka persamaan dapat digunakan untuk menentukan range
optimum

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Viskositas Awal

Jumlah kuadrat data viskositas awal pengukuran

∑x2 - ((∑x)2 /
Pengamatan (x) x2 (∑x)2 (∑x)2 / 30 30)
380 144400
385 148225
390 152100
400 160000
400 160000 135024400 4500813.333 6436.666667
390 152100
350 122500
370 136900
360 129600
370 136900
370 136900
370 136900
390 152100
400 160000
400 160000
405 164025
400 160000
395 156025
400 160000
405 164025
400 160000
410 168100
400 160000
400 160000
375 140625
380 144400
380 144400
385 148225
380 144400
380 144400
∑x = 11620 ∑x2 =4507250

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jumlah kuadrat data viskositas awal perhitungan

∑x2 - ((∑x)2 /
2 2 2
Perhitungan (x) x (∑x) (∑x) / 30 30)
390.83 152748.0889
390.83 152748.0889
390.83 152748.0889
390.83 152748.0889
390.83 152748.0889 127696328.1 4256544.269 6960.78552
390.83 152748.0889
370.24 137077.6576
370.24 137077.6576
370.24 137077.6576
370.24 137077.6576
370.24 137077.6576
370.24 137077.6576
398.33 158666.7889
398.33 158666.7889
398.33 158666.7889
398.33 158666.7889
398.33 158666.7889
398.33 158666.7889
358.98 128866.6404
358.98 128866.6404
358.98 128866.6404
358.98 128866.6404
358.98 128866.6404
358.98 128866.6404
365 133225
365 133225
365 133225
365 133225
365 133225
365 133225
∑x2
∑x = 11300.28 =4263505.055

Sisa jumlah kuadrat = jumlah kuadrat pengamatan - jumlah kuadrat perhitungan


Sisa jumlah kuadrat = 6436.667 – 6960,785 = -524,118

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis variansi data viskositas awal

Jumlah Derajat Rata-rata


Kuadrat Bebas Kuadrat F
-
Regresi 6960.785 2 3480.3925 179.292826
Sisa -524.118 27 -19.41177778
Total 6436.667 29
F(2,27) untuk p = 0,05 yaitu 3,35 (tabel distribusi F)

Fhitung < Ftabel maka persamaan tidak dapat digunakan untuk menentukan range
optimum

3. Pergeseran viskositas

Sisa jumlah kuadrat = jumlah kuadrat pengamatan - jumlah kuadrat


perhitungan
Sisa jumlah kuadrat = 2507.272 - 2497.492 = 9.78

Analisis data variansi pergeseran viskositas


Rata-rata
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat F

Regresi 313.914 2 156.957 6.5234556

Sisa 649.631 27 24.0604

Total 963.545 29

F(2,27) untuk p = 0,05 yaitu 3,35 (tabel distribusi F)

Fhitung > Ftabel maka persamaan dapat digunakan untuk menentukan range
optimum

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Foto Tanaman dan Rimpang Kunir Putih (C. mangga)

Tanaman C. mangga

Rimpang C. mangga

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Foto Serbuk dan Ekstrak Rimpang Kunir Putih (C. mangga)

Serbuk rimpang C. mangga

Ekstrak rimpang C. mangga

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Spectrophotometer UV-Vis GenesysTM 10


(THERMOSPECTRONIC–USA)

Spectrophotometer UV-Vis GenesysTM 10 (THERMOSPECTRONIC–USA)

Lampiran 10. Foto Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih

Formula 1

Formula 2

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula 3

Formula 4

Formula 5

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Robertus Eka Kurniawan, akrab dipanggil Robert adalah


putra ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Andreas
Ratijo dan Monica Rujilah. Lahir di Lampung, 17 April
1986. Penulis “Optimasi Formula Gel Sunscreen Ekstrak
Etanol Rimpang Kunir Putih (Curcuma mangga Val.) :
Tinjauan Terhadap Sorbitol dan Propilen Glikol” ini
menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-kanak
Xaverius Kalirejo pada tahun 1990, kemudian dilanjutkan
pendidikan dasar di SD Xaverius Kalirejo pada tahun 1992.
Enam tahun kemudian, penulis melanjutkan sekolahnya di
SLTP Xaverius Kalirejo. Pendidikan SMU diselesaikan di SMU Xaverius
Pringsewu. Setelah lulus dari jenjang SMU, pada pertengahan 2004 penulis
melanjutkan pendidikan Strata 1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Selama kuliah, penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan yaitu Panitia
Dies Natalis X Fakultas Farmasi USD, Panitia Pengambilan Sumpah Janji
Apoteker Fakultas Farmasi USD, Panitia Pelepasan Wisuda Angkatan Fakultas
Farmasi USD, Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (PIMFI) 2005,
Titrasi (Tiga Hari Temu Akrab Farmasi). Selain itu, penulis juga pernah menjadi
penyaji dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XX di Universitas
Lampung. Penulis pernah menjadi asisten pendamping praktikum Mikrobiologi.

82

Anda mungkin juga menyukai