PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sehat maupun yang sakit, yang mengalami gangguan fisik, psikis dan agar
berasal dari sel-sel otak atau struktur disekelilingnya. Tumor otak terletak
itu sendiri.
2010, meningkat 10 % dari tahun 2009. Untuk itu penulis tertarik ingin
1
penyebab, klasifikasi, patofisiologi, dan penatalaksanan supaya orang-
orang lebih tau dan waspada terhadap penyakit Space Occupying Lession.
itu dapat ditangani dengan baik dan diberi asuhan keperawatan. Maka dari
Kariadi Semarang “.
2
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Occupying Lession.
2. Tujuan khusus
Lession .
Occupying Lession.
Occupying Lession .
Occupying Lession.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Karya tulis ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu :
3
Bab II : Konsep Dasar yang menguraikan tentang pengertian,
evaluasi.
Bab IV : Pembahasan
Daftar pustaka
Lampiran
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. DEFINISI
dan maligna. Tumor otak dapat terjadi pada beberapa struktur area otak
dan pada semua kelompk umur. Tumor otak dinamakan sesuai dengan
Tumor otak jarang bermtastasi keluar dari dari sistem syaraf pusat
keotak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah, ( Reeves C,J. 2001.
B. ETIOLOGI
merupakan salah satu dari factor penyebab timbulnya tumor otak. Trauma,
5
tumor otak tetapi bahan industri tertentu seperti nitrosourea adalah
krasinogen yang paten. Limfoma lebih sering terdapat pada mereka yang
C. KLASIFIKASI
Kategori T :
Kategori N :
6
Kategori M :
lainnya.
7
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Lobus frontalis
3. Lobus parasentalis
4. Lobus oksipintalis
5. Lobus temporalis
wajah.
6. Lobus parietalis
gangguan penglihatan.
7. Ceribulum
sendi.
8
c) Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah bila
batuk membungkuk.
d) Kejang.
f) Perubahan kepribadian.
g) Gangguan memory.
E. PATOFISIOLOGI
apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi / inovasi langsung pada
9
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro
kejaringan otak.
karena tumor akan mengambilkan ruang yang relatif dari ruang tengkorak
yang kaku.
berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna
10
Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi
11
F. PATHWAY
Idiopatik
Tumor otak
12
G. KOMPLIKASI
1. Edema serebral.
3. Herniasi otak.
4. Hidrosefalus.
5. Kejang.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgent tengkorak
2. Angiograf serebral.
3. EEG.
4. CT. Scan.
5. MRI.
1. Terapi radiasi.
2. Kemoterapi.
4. Laser karbondioksida.
13
6. Implantasi radioisotop.
7. Ganti balut.
J. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik
berdesis.
14
K. FOKUS INTERVENSI
Tindakan :
Pantau AGD.
Kolaborasi O2.
merintih kesakitan.
Tindakan :
15
Lakukan massage.
penglihatan, pendengaran.
Tindakan :
konsentrasi.
Tindakan :
16
Pastikan keluarga untuk membandingkan kepribadian
diungkapkan klien.
17
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
keterangan :
: Pasien. : Pria.
: Meninggal.
18
Dari anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti klien,
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
12 November 2010.
3. KEBIASAAN SEHARI-HARI
19
Kadang-kadang juga makan makanan ringan ( kerupuk, snack ), kue
dan buah sebagai makanan tambahan. Klien minum 6-8 gelas perhari
selalu dimakan walaupun sedikit tapi sering. Klien juga makan buah-
buahan dan roti sebagai cemilan. Klien minum hanya pada saat makan /
sesekali miring kekiri dan kekanan. Makan, minum, BAB dan BAK
konsistensi lunak, BAK 6-7 kali sehari warna seperti teh dan bau khas.
Selama sakit BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak dan BAK 3-5
20
Pola kebersihan diri, sebelum sakit klien mandi 2-3 kali
anak.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
d) Kepala
e) Mata
f) Hidung
21
g) Telinga
i) Leher
j) Dada
Jantung
Paru
k) Abdomen
l) Ekstrimitas
22
Atas : tidak terdapat lesi, edema, terpasang infus
disebelah kiri
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Laboratorium
Hematologi
Hematologi Paket
23
Tanggal 22 januari 2011.
Kimia Klinik
Ureum 19 mg / dl 15 – 39
b) CT-Scan
Hasil
Gryi tumpul dan sulic tampak dangkal ; batas white matter dan
24
Canalis opticus dextra lebih besar dibandingkan senistra ; OD
tampak exopthalmus.
Kesan :
kesinistra.
Oedem cerebri.
Expothalamus OD.
6. THERAPI
B. ANALISA DATA
tekan.
dialami.
kompesmentis.
P : benjolan dikepala.
Q : seperti ditekan-tekan.
25
R : dikepala atas kanan.
S : 5-6.
terasa lemah.
kemerah-merahan, lemah.
meninggal.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
intrakranial.
26
D. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal Hasil
melakukan nyeri.
27
cidera Anjurkan klien untuk
tidak beraktivitas.
gejala. perawatan.
Klien merasa
nyaman.
Keluarga mampu
melakukan
perawatan mandiri
E. IMPLEMENTASI
Tanggal
28
saat bergerak, yang
memperparah nyeri
ditekan-tekan, tampak
6.
baring.
analgetik,
29
predinison.
ditempat tidur.
gejala.
dengan jawaban.
O: keluarga selalu
30
memotivasi klien untuk
istrahat.
F. EVALUASI
Tanggal
P : benjolan dikepala.
Q : seperti ditekan-tekan.
S : 3-4.
31
Kolaborasi pemberian obat
klien.
dan kejadian.
perawat ruangan :
perhataian.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan evaluasi selama 3 hari penulis tidak mengalami kendala berarti, sehingga
kesamaan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada kasus SOL ( Space
Occupying Lession ) yang diderita oleh Ny. D pada bab ini penulis akan
intrakranial.
detik sampai kurang dari 6 bulan, ( Linda Jual Carpenito, 2000 : 225 ).
33
Penulis memprioritaskan masalah nyeri sebagai prioritas pertama
karena dengan meningkatnya nyeri yang hebat dan tak tertangani maka
skala nyeri 5-6, terdapat benjolan sebesar buah jeruk, warna sama dengan
sekitar. Akibat yang terjadi bila masalah tersebut tidak teratasi maka nyeri
pernafasan.
dengan kaji skala nyeri, observasi tanda-tanda vital, berikan posisi nyaman,
34
kurangnya kesadaran tentang bahaya, atau lanjut usia, ( Linda Jual
geraknya terasa lemah dan penglihatannya menurun, bola mata klien juga
terlihat kemerahan.
tingkat kesadaran klien, orientasikan klien pada tempat, waktu, orang, dan
35
Penulis prioritaskan diagnosa cemas sebagai prioritas ke tiga,
informasi tentang tindakan yang telah dilakukan oleh individu tersebut. Data
36
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
struktur area otak dan pada semua kelompk umur. Tumor otak
2. Tanda dan gejala dari SOL itu sendiri yaitu gangguan kepribadian
37
6. Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien, penulis
B. SARAN
Indonesia Sehat.
keluarga.
38
a. Untuk mewujudkan Indonesia pandai maka sebagai senior
4. Institusi Pendidikan
profesi lain.
5. Bagi keluarga
39