Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan sel-sel dalam tubuh
berubah dan menyebar tak terkendali. Sebagian besar jenis sel kanker akhirnya
membentuk benjolan atau massa yang disebut tumor, dan dinamai setelah bagian
tubuh di mana tumor berasal. Sebagian besar kanker payudara dimulai baik di
jaringan payudara yang terdiri dari kelenjar untuk produksi susu, yang disebut
lobulus, atau di saluran yang menghubungkan lobulus ke puting. Sisa payudara
terdiri dari jaringan lemak, ikat, dan limfatik (Society, 2017).

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang sangat ditakuti oleh kaum
wanita, setelah kanker serviks. Kanker payudara pada umumnya menyerang kaum
wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-laki,
walaupun kemungkinannya 1:1000. Kanker payudara ini adalah salah satu jenis
kanker yang juga menjadi etiologi kematian terbesar pada kaum wanita di dunia,
termasuk juga di Indonesia sendiri (Dr.H. Masriadi, 2016).

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang


perempuan. Diperkirakan jumlah kasus baru tidak kurang dari 1.050.346 per
tahun. Dari jumlah itu, 580.000 kasus terjadi di Negara maju, sisanya di Negara
berkembang. Berdasarkan estimasi International Agency fir Reseach on Cancer,
pada tahun 2020 akan ada 1,15 juta kasus baru kanker payudara dengan 411.000
kematian. Sebanyak 70% kasus baru dan 55% kematian diprediksi terjadi di
Negara berkembang (Dr. dr. Imam Rasjidi, 2010).

Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru
dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1
dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga
menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada
pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian
tertinggi di Indonesia untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara
yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per
100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000
penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk (Depkes, 2019).

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia


menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013
menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi
adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat
2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk. Untuk
pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker
terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara pemerintah telah melakukan
berbagai upaya antara lain deteksi dini kanker payudara dengan menggunakan
metode Pemeriksaan Payudara Klinis SADARI (Depkes, 2019).

Kanker payudara dapat ditemukan secara dini yaitu dengan cara


pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan SADARI merupakan
suatu cara yang efektif untuk mendeteksi dini mungkin adanya benjolan yang ada
di payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan
payudara dan sangat mudah untuk dilakukan oleh setiap wanita. Deteksi dini
dapat menekankan angka kematian sebesar 25-30%. Pemeriksaan SADARI
sangat penting dianjurkan kepada masyarakat khususnya wanita karena hampir
86% benjolan di payudara ditemukan oleh pemeriksa sendiri (Pramitasari, 2014).

Berdasarkan penelitian (Friska Wulandari, 2017), tingkat pengetahuan


tentang sadari mahasiswi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan Provinsi Jawa
Barat dalam kategori tidak baik yaitu 91 orang. Sikap terhadap sadari dalam
kategori negatif yaitu 98 orang. Perilaku sadari dalam perilaku tidak melakukan
yaitu 107 orang.

Penelitian dari 50 siswi menunjukkan mayoritas siswi berpengetahuan


kurang sebanyak 31 (62%) responden, berperilaku negatif sebanyak 32 (64%)
responden dan yang tidak melakukan SADARI sebanyak 41orang (82%).
Berdasarkan analisa uji chi square terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
SADARI dengan p value 0,007 dan terdapat hubungan antara sikap dengan
SADARI dengan pvalue 0,001 (Angrainy, 2017).

Penelitian dari 64 responden menunjukkan bahwa terdapat responden


dengan pengetahuan tentang kanker payudara tinggi yakni sejumlah 37 orang
(57,8%),berpengetahuan rendah sejumlah 27 orang (42,2%), sedangkan
responden dengan cara sadari yang baik sejumlah 33 orang (51,6%) dan yang
melakukan cara sadari dengan tidak baik sebanyak 31 orang (48,4%) (Abdullah,
2013).

Secara nasional menurut RISKESDAS 2013 prevalensi penyakit kanker


pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau
diperkirakan sekitar 347.792 orang. Dari seluruh provinsi di Indonesia, prevalensi
penyakit kanker di Provinsi Banten menempati urutan ke 22 yaitu sebanyak 1,0%
atau sekitar 11.523 orang. Menurut data medical record di RS. Dharmais Jakarta
dari 10 jenis kanker terbanyak kanker payudara menduduki urutan pertama dalam
10 tahun terakhir sampai dengan tahun 2016. Bahkan terjadi peningkatan jumlah
kasus setiap tahunnya, proporsi kanker payudara sekitar 40% dari seluruh kasus
kanker di Rumah sakit tersebut (kementriankesehatan, 2015)
Berdasarkan fenomena kasus penderita kanker payudara yang ada di atas
maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang
Sadari Dalam Mendeteksi Dini Kanker Payudara (SADARI) Pada Remaja.

B. Rumusan Masalah
Pencegahan kanker payudara dapat menurunkan angka kematian pada wanita,
sehingga perlu peningkatan pengetahuan terhadap pencegahan kanker payudara,
pengetahuan ini dapat diperoleh melalui pendidikan kesehatan. Salah satunya
dengan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini
kanker payudara berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Sadari Dalam
Mendeteksi Dini Kanker Payudara (SADARI) Pada Remaja.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Sadari Dalam Mendeteksi
Dini Kanker Payudara (SADARI) Pada Remaja.

2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengetahuan remaja putri tentang SADARI deteksi dini
kanker payudara sebelum dilakukan penyuluhan tentang SADARI
2) Mengetahui pengetahuan remaja putri tentang SADARI payudara setelah
dilakukan penyuluhan tentang SADARI
3) Mengetahui hubungan penyuluhan terhadap pengetahuan remaja putri
tentang SADARI

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dengan
memperbanyak membaca referensi tentang kanker payudara dan dapat di
jadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.

2. Manfaat bagi siswi


a. Menambah pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dan
memberikan informasi tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
b. Sebagai bahan atau masukan untuk di jadikan pertimbangan dalam memilih
cara tindakan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).

3. Manfaat bagi pelayanan kesehatan


Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi kepada pelayanan
kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang pemeriksaan SADARI.

4. Manfaat bagi peneliti


Mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan remaja putrid tentang SADARI
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)


1. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur
20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya
kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan,
apakah ada benjolah, perubahan warna kulit, puttting berisik dan pengeluaran
cairan atau nanah dan darah (Olfah, 2013).
American Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20 tahun,
kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai usia 40
tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun
sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi
keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).

2. Manfaat SADARI
Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat
mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari
deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada
wanita penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan
ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan Universitas Sumatera Utara
dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah,
dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara
(Nisman, 2011).

3. Tujuan SADARI
Tujuan SADARI sangat perlu dilakukan dengan bertujuan mengurangi
kejadian kanker payudara sebagai berikut:
1) SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker
payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini
akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
2) Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan
pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

4. Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)


Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara
sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu
setelah selesai haid. Jika siklus haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan
periksa payudara sendiri pada waktu yang sama setiap bulannya dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita
yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih
dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payuadara
sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah
hari pertama haid di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun kurang atau
lebih.

1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan
cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya
perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau
kerutan dari kulit.

2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.


Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris
atau tidak). Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu,
serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi
kedua lengan lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran
payudara normal. jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian,
perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah
tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara
berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting
yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik ke
dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.

3. Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala.


Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap
otot atau fascia dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali
amati perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna,
tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit
menjadi kasar.

4. Berdiri tegak didepan cermin


Dengan tangan disamping kanan dan kiri, Miringkan badan ke kanan dan
kiri untuk melihat perubahan pada payudara

5. Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang


Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla. Lalu
perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi demikian,
bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang mencurigakan
perubahan atau kelainan atau puting.

6. Persiapan Melakukan SADARI


Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang
telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan
diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan
tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari
Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara
Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90
derajat.

7. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip


Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang
selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara
kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk
mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk
merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line
dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra
line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah
mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
8. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.
Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan
tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. Tekanan
payudara memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang
dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada bagian puting susu.

9. Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara


Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk
melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

10. Memeriksa Ketiak


Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke
samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.

5. Cara Melakukan SADARI


1. Semasa Mandi
Angkat sebelah tangan dengan menggunakan satu jari, gerakkan
secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara,
gunakan tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan
kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila terdapat
gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.

2. Berdiri di hadapan cermin


Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar
tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda,
tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan
menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala
perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula
jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan
perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan
keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandungi
darah.

3. Berbaring
Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di
bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan
jari Anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan
kecil, bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari
digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk
memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama
pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri
dan tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Coba rasakan sama ada
terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang atas tulang
selangka.

B. Kanker payudara
1. Pengertian kanker payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang
sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan
bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan, kanker payudara (Carcinoma
Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma.
Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar membuat air susu), saluran
kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara (Olfah, 2013).

Berdasarkan sifat serangannya menjadi dua yaitu:


1) Kanker payudara invansif
Pada kanker payudara invansif, sel kanker merusak saluran serta dinding
kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif di sekitarnya.
Kanker dapat bersifat invansif/menyerang tanpa selalu menyebar
(metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

2) Kanker payudara Non-invansif


Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta
jaringan konektif di sekitarnya. DCIS Ductal Carcinoma In Situ
merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi
sedangkan LICS/Lobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi justru
lebih di waspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker
payudara.

2. Gejala kanker payudara


Gejala umum yang menjadi keluhan terdiri dari keluhan benjolan atau massa
di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari putting sus, timbulnya kelainan kulit
(dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’orange), pembesaran kelenjar getah
bening atau tanta metastasi jauh. Berdasarkan fasenya gejala kanker payudara
terdiri dari:
1) Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala).
Gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada
payudara. Kebanyakan sekitar 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Pada
saat stadium dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan.

2) Fase lanjut
a. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
b. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
c. Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh
walau diobati.
d. Putting susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari
putting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau
tidak menyusui.
e. Putting susu tertarik ke dalam.
f. Kulit payudara mengrut seperti kulit jeruk (peud d’orange).

3) Metastase luas, berupa:


a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
b. Hasil rongent thorax abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
c. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan
penyebaran ke tulang.
d. Fungsi hati abnormal.
3. Faktor penyebab kanker payudara
1) Umur
Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia 50 tahun
ke atas. Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya
usia. Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55
tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara mencapai
puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.

2) Usia saat menstruasi pertama (menarche)


Seorang wanita mengalami menstruasi di usia dini sebelum 12
tahun wanita, akan memiliki peningkatan risiko kanker payudara, karena
semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka semakin panjang
pula jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur berbahaya yang
menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen, ataupun radiasi.

3) Penyakit fibrokistik
Wanita yang adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara, hiperplasis dan papiloma
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hyperplasia
atipik risiko meningkat 5 kali.

4) Riwayat keluarga dengan kanker payudara


Jika ibu, saudara perempuan, adik, kakak memiliki riwayat kanker
payudara (terutama sebelum usia 40 tahun), risiko terkena kanker
payudara lebih tinggi. Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu
anggota keluarga inti yang terkena kanker payudara dan semakin muda
ada anggota keluarga yang terkena kanker payudara maka akan semakin
besar penyakit tersebut bersifat keturunan.

5) Riwayat kanker payudara


Seorang wanita yang pernah memiliki kanker salah satu
payudaranya, akan berisiko lebih tinggi untuk payudara lain juga akan
terkena.

6) Usia saat melahirkan anak pertama


Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar risiko untuk
terkena kanker payudara. Usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah
melahirkan anak risiko terkena kanker payudara juga akan meningkat.

7) Obesitas
Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan
berisiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan
dengan wanita berat badan normal.

C. Pendidikan kesehatan
1. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalu mata dan
telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan membentuk tindakan
seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2012).

2. Tingkat pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan tercakup dalam enam tingkat yaitu :

a. Tahu (know)
Mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya yang termasuk
kedalam pengetahuan pengetahuan .tingkat pengetahuan ini adalah mengingat
kembali (recall) dari bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang sudah
diterima, tingkatan pengetahuan ini adalah tingkatan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan suatu objek
secara benar yang telah diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.Orang yang telah paham dan mempelajari objek dapat dengan jelas,
menyebutkan contoh, menympulkan, dan meramalkan objek tersebut.

c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari sebelumnya pada suatu kondisi atau kondisi real
(sebenarnya).

d. Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai kemmapuan menjabarkan suatu objek atau materi
kedalam sebuah komponen-komponen tetapi masih ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusunformulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatuobyek
tertentu.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut (Budiman dan Ryanto, 2013). Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantanya yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap, menegmbangkan
kepribadian, dan tata laku seseorang atau kelompok untuk mendewasakan
manusia melalui upaya pelajaran dan pelatihan. Pendidikan sangat erat kaitannya
dengan pengetahuan karena dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.

b. Informasi
Informasi adalah suatu yang dapat diketahui, yang adapat kita simpan,
manipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasiitu untuk
tujuan tertentu.

c. Social, budaya dan ekonomi


Social dan budaya adalah kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik
atau buruk. Status ekonomi dapat memepengaruhi pengetahuan seseorang karena
dengan status ekonomi akan menentukan ttersedianya suatu fasilitas.

d. Lingkungan
Lingkunganberpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karna dengan
lingkungan terjadi intreaksi timbal balik yang adapat direspon oleh seseorang
tersebut.

e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu umtuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali yang diperoleh dalam
memcahkan masalah yang dihadapi sebelumnya.

f. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karena usia
mempengaruhi data tangkap dan pola pikir seseorang. Usia madya seseorang akan
berperan aktif untuk mecari, mempelajari, menagkap informasi dan bersiap
dengan pengetahuan yang didapat untuk menyesuaikan diri pada masa yang akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai